Professional Documents
Culture Documents
Ax : Bercak keputihan dgn rasa baal (anastesia), pembesaran saraf dan abnormalitas saraf
perifer, lesi kulit (makula hipopigmentasi), tanya pekerjaan pasien, riwayat keluarga pasien,
Dx :
Inspeksi. Pasien diminta memejamkan mata, menggerakkan mulut, bersiul dan tertawa
untuk mengetahui fungsi saraf wajah. Semua kelainan kulit diseluruh tubuh diperhatikan.
Seperti adanya makula, nodul, jaringan parut kulit yang keriput penebalan kulit dan
kehilangan rambut tubuh (alopesia dan madarosis)
Pemeriksaan sensibilitas pada lesi kulit dengan menggunakan kapas (rasa raba). Jarum
pentul yang tajam dan tumpul (rasa nyeri), serta air panas dan air dingin dalam tabung
reaksi (rasa suhu).
Pemeriksaan saraf tepi dan fungsinya dilakukan pada : n. auricularis magnus, n. ulnarus,
n. radiasi, n. medianus, n. peroneus dan n. tibialis posterior. Hasil pemeriksaan yang perlu
dicatat adalah pembesaran, konsistensi, penebalan dan adanya nyeri tekanan.
Pemeriksaan fungsi saraf otonom, yaitu pemeriksaan ada tidaknya kekeringan pada lesi
akibat tidak berfungsinya kelenjar keringat dengan menggunakan pensil tinta (uji
Gunawan).
Diagnosis klinis menurut WHO (1995)
Kelainan kulit dan hasil
pemeriksaan bakteriologis
1. Lesi kulit (makula datar, papul
yang meninggi, nodus)
1. Kerusakan saraf (menyebabkan
hilangnya senses/ kelemahan otot
yang dipersarafi oleh saraf yang
terkena)
PB
MB
- 1-5 lesi
- Hipopigmentasi/eritema
- Distribusi tidak simetris
- > 5 lesi
- Distribusi lebih simetris
-Hilangnyasensasi kurang
jelas
- Banyak cabang saraf
positif. Menurut WHO (1995) pengobatan MB dberkan untuk dua belas dosis yang
diselesaikan dalam 12-18 bulan dan pasien langsung dinyatakan RFT.