You are on page 1of 3

TUGAS

ALAT BERAT

ARYANI TYAS N
2012/SV/332085/00801

JURUSAN TEKNIK SIPIL SEKOLAH VOKASI


UNIVERSITAS GADJAH MADA
2014

KLASIFIKASI ALAT BERAT


1. Klasifikasi Fungsional (berdasar fungsi)
A. Alat Pengolah Lahan
Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan asli yang harus
dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada lahan masih terdapat semak
atau pepohonan maka pembukaan lahan dapat dilakukan dengan menggunakan dozer.
Sedangkan untuk pembentukan permukaan supaya rata selain dozer dapat digunakan
juga motor grader.

A.Tentang Power Shovel


Power Shovel merupakan alat berat gali dan muat tambang yang sering digunakana berupa skop mekanasi yang
amat besar. Alat ini digerakkan oleh mesin uap, mesin bensin, mesin diesel,atau dapat juga motor listrik. Ukuran
alat ini ditentukan oleh besarnya sekop yang dapat digerakkan, baik dalam arah horizontal maupun vertikal. Ukuran
skop Power Shovel kecil berkisar sampai 2 yard3 (1 yard = 3 ft = 90 cm) atau sekitar 0,36 m3 sampai 1,56 m3;
ukuran sedang berkisar 2 sampai 8 yard3 ( 1,56-18,2 m3), dan ukuran besar 8 35 yard3 (18,2 25,5 m3).

Dengan memberikan shovel attachment pada excavator, maka didapatkan alat yang disebut dengan power shovel.
Alat ini baik untuk pekerjaan menggali tanah tanpa bantuan alat lain, dan sekaligus memuatkan ke dalam truk atau
alat angkut lainnya. Alat ini juga dapat untuk membuat timbunan bahan persediaan (stock pilling).
Pada umumnya power shovel ini dipasang di atas crawler mounted, karena diperoleh keuntungan yang besar
antara lain stabilitas dan kemampuan floatingnya. Power shovel di lapangan digunakan terutama untuk menggali
tebing yang letaknya lebih tinggi dari tempat kedudukan alat. Macam shovel dibedakan dalam dua hal, ialah shovel
dengan kendali kabel (cable controlled), dan shovel dengan kendali hidrolis (hydraulic controlled).

B. Cara Kerja Power Shovel


Pada dasarnya gerakan-gerakan selama bekerja dengan shovel ialah:
1.Maju untuk menggerakkan dipper menusuk tebing.
2.Mengangkat dipper/bucket untuk mengisi.
3.Mundur untuk melepaskan dari tanah/tebing.
4.Swing (memutar) untuk membuang (dump).
5.Berpindah jika sudah jauh dan tebing galian, dan
6.Menaikkan/menurunkan sudut boom jika diperlukan
Sudut yang dibuat antara boom dengan bidang datar menyudut sebesar 45o, pekerjaan yang dilakukan dapat
sebagai alat gali (utamanya) maupun utamanya alat muat. Yaitu dengan cara dipper (mangkuk) dikerukkan dari
bawah menengadah keatas pada kaki jenjang (power shovelnya sebagai alat gali -- excavator); atau pada kaki
timbunan hasil bongkaran (hasil peledakan) utamanya sebagai alat muat.
Setelah dipper (mangkuk) penuh; kemudian superstructure (kabin beserta boom) berputar menghadap posisi
truck untuk menumpahkan isi dipper keatas/kedalam bak truck, dengan membuka dasar dipper dengan cara
menarik latch (grendel) sehingga isi dipper tertumpah.

Bila power shovel sebagai alat gali maka berat counter weightnya lebih besar dibanding, apabila power shovel
sebagai alat muat, pada ukuran dipper yang sama.
Cara penempatan Power Shovel di tempat kerja ada bermacam-macam, tergantung dari kondisi topografi lapangan
dan tujuan pekerjaan tersebut, antara lain :
- Jika tempat kerja telah tersedia, misalnya pada daerah kerja yang sudah merupakan lereng bukit, maka tidak
perlu lagi dibuatkan jalan masuk dan tempat kerja awal.
- Bila tempat yang akan digali masih merupakan daerah yang datar, maka perlu dibuat dulu sebuah jalan masuk
dan tempat kerja awal yang berbentuk lereng landai. Pembuatantersebut dapat dilakukan nmenggunakan alat itu
sendiri, atau menggunakan Buldoser; kemudian kalau udah di tempat kerjanya, harus diletakkan sedemikian rupa
sehingga gerakannya efisien dan cukup tempat untuk alat-alat angkut yang mendekat ke situ.

Pada umumnya semakin keras jenis material yang digali semakin kecil ukuran skop yang harud dipakai, tetapi gigigigi pada skop tersebut harus terbuat dari baja mangan (manganese steel) Fe2MgO3, cara penggaliannya
tergantung pada cara menggerakkan lengan sekop tersebut. Produktivitas Power Shovel tergantung dari:
a.Keadaan material (keras, lunak)
b.Kondisi lapangan, misalnya tinggi lereng yang digali.
c.Efisiensi alat muat dan alat angkut, serta keserasian ukuran ke dua alat
tersebut.
d.Pengalaman operator yang menanganinya.
C. Penggunaan Power Shovel
1. Sebagai Alat Gali
Penggunaan power shovel sebagai alat gali adalah :
i. Membuat tanggul (embankment digging)
ii. Menggali secara datar (digging on horizontal plane)
iii. Membuat lereng (dressing slopes)
iv. Menggali ke arah daerah yang lebih rendah (digging below grade)
v. Membuat parit (digging shallow trench)
2. Sebagai Alat Muat
Penggunaan power shovel sebagai alat muat adalah :
i. Memuat ke alat angkut (loading haul units)
ii. Membuang material ke samping (side casting)
iii. Menimbun ke atas tumpukan material (dumping onto spoil banks)
iv. Menimbun ke dalam hopper (dumping into hoppers)

You might also like