Professional Documents
Culture Documents
1102012259
SK 3 ANAK YANG LAMBAN
LI.1 Memahami dan Menjelaskan Retardasi Mental
LO.1.1 Definisi
The american Association Deficiency (AAMD) dan Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders edisi keempat (DSM-IV) mendefinisikan retardasi mental sebagai fungsi intelektual
keseluruhan yang secara bermakna di bawah rata-rata yang menyebabkan atau berhubungan
dengan gangguan pada perilaku adaktif dan bermanifestasi selama periode perkembangan yaitu
sebelum usia 18 tahun. (Kaplan, 2008)
LO.1.2 Epidemiologi
Prevalensi retardasi mental sekitar 1% dalam satu populasi. Di indonesia 1-3% penduduknya
menderita kelainan ini. Insidennya sulit di ketahui karena retardasi mental kadang-kadang tidak
dikenali sampai anak-anak usia pertengahan dimana retardasinya masih dalam taraf ringan.
Insiden tertinggi pada masa sekolah dengan puncak umur 10 sampai 14 tahun. Retardasi mental
mengenai 1,5 kali lebih banyak pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Pada lanjut usia,
prevalensi lebih sedikit, karena pada retardasi mental yang berat atau sangat berat memiliki
angka mortalitas yang tinggi disebabkan dari penyulit gangguan fisik yang menyertai.
LO.1.3 Klasifikasi dan Etiologi
Adanya disfungsi otak merupakan dasar dari retardasi mental. Penyebab dari retardasi mental
sangat kompleks dan multifaktorial. Walaupun begitu terdapat beberapa faktor yang potensial
berperanan dalam terjadinya retardasi mental seperti yang dinyatakan oleh Taft LT (1983) dan
Shonkoff JP (1992) dibawah ini.
Faktor-faktor yang potensial sebagai penyebab retardasi mental
1. Non- organik
Kemiskinan dan keluarga yang tidak harmonis
Faktor sosiokultural
Interaksi anak-pengasuh yang tidak baik
Penelantaran anak
2. Organik
2.1.Faktor prakonsepsi
Abnormalitas single gene (penyakit-penyakit metabolik, kelainan
neurocutaneos,dll)
Kelainan kromosom (X-linked, translokasi, fragile-X) sindrom polygenic
familial
2.2.Faktor pranatal
Ganguan pertumbuhan otak trimester I
Kelainan kromosom (trisomi, mosaik,dll)
dalam keadaan cocok dapat mencari nafkah - tetapi tak dapat bersaing dengan orang lain dan
tak dapat mengurus pekerjaannya dengan bijaksana, sehingga bila ada penghematan tenaga
kerja, penderita diberhentikan lebih dahulu.
tidak dapat dididik di sekolah biasa tetapi harus di lembaga istimewa atau Sekolah Luar
Biasa.
pada saat menginjak Taman Kanak-kanak belum tampak kekurangannya, sesudah menginjak
Sekolah Dasar tampak kurang kepandaiannya, sehingga sukar untuk naik kelas (kelas I SD 3 tahun).
tak dapat berfikir secara abstrak, hanya hal-hal konkrit yang dapat difahami.
kurang dapat membedakan hal-hal yang penting dan remeh atau hal-hal yang baik dan
buruk, sehingga mudah tersangkut perkara kriminil. Oleh karena itu perlu pengawasan orang
tua dalam melakukan aktivitasnya.
koordinasi motorik tidak mengalami gangguan.
kelainan kongenital biasanya tidak didapatkan.
perkembangan fisik biasanya normal tetapi perkembangan bicara biasanya masih terlambat
(biasanya bicara kurang sempurna dan perbendaharaan kata-kata kurang).
LO.1.4 Patogenesis
Retardasi Mental termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif yang muncul pada masa
kanak-kanak (sebelum usia 18 tahun) yang ditandai dengan fungsi kecerdasan di bawah normal
(IQ 70-75 atau kurang) dan disertai keterbatasan-keterbatasan sedikitnya dua area fungsi adaptif
yaitu berbicara dan berbahasa, ketrampilan merawat diri, ketrampilan sosial, penggunaan sarana
prasarana komunitas, bekerja.
Pada Retardasi Mental terjadi kerusakan muskuloskeletal. Kerusakan neurologis meliputi
kerusakan otak, kelainan kongenital dan mikrosefal. Sedangkan kerusakan muskuloskeletal
meliputi anomali ekstremitas konganital, masukan kalori/nutrisi tidak mencukupi, distorsi
muskular. Kerusakan neurologis dan kerusakan muskuloskeletal akan menyebabkan terjadinya
kurang kesadaran tentang bahaya dan kerusakan fungsi motorik dari otot sehingga akan muncul
berbagai masalah dalam keperawatan. ( Depkes, 2005)
LO.1.5 Manifestasi Klinis
Kisaran IQ
Kemampuan Usia
Prasekolah
(sejak lahir - 5 thn)
*Bisa membangun
kemampuan sosial &
komunikasi.
*Koordinasi otot
sedikit terganggu.
*Sering tidak
terdiagnosis.
Ringan
52-68
Moderat
36 51
*Bisa berbicara,
belajar,berkomunikasi.
*Kesadaran sosial
kurang.
*Koordinasi otot
cukup.
Berat
20 35
*Bisa mengucapkan
beberapa kata.
*Mampu menolong diri
sendiri.
*Tidak memiliki
kemampuan
ekspresif/hanya sedikit.
*Koordinasi otot jelek
Sangat berat
19 / kurang
*Sangat terbelakang
*Koordinasi ototnya
sedikit sekali.
*Memerlukan
Kemampuan Usia
Sekolah
(6-20 thn)
*Bisa mempelajari
pelajaran kelas 6
pada akhir usia
belasan tahun
*Bisa dibimbing ke
arah pergaulan
sosial.
*Bisa dididik.
*Bisa mempelajari
kemampuan sosial
& pekerjaan.
*Bisa bepergian
sendiri di tempat
yg dikenalnya
dengan baik.
*Bisa
berbicara/belajar
berkomunikasi
*Bisa mempelajari
kebiasaan hidup
sehat yg sederhana.
Kemampuan
Dewasa
(21 thn keatas)
*Bisa kerja &
bersosialisasi,
tetapi ketika
mengalami stres
memerlukan
bantuan.
*Memiliki
koordinasi otot
*Tidak dapat
berjalan/berbicara
*Memiliki
beberapa
koordinasi otot
& berbicara.
*Bisa memenuhi
kebutuhan
sendiri.
*Memerlukan
pengawasan &
bimbingan
ketika stres.
*Bisa merawat
diri sendiri
dibawah
pengawasan.
perawatan khusus.
*Bisa merawat
diri tapi terbatas.
*Perlu
perawatan
khusus
(Kaplan, 2008)
Komunikasi
Perawatan diri
Kehidupan rumah
Kemampuan social
Pengarahan diri
Fungsi akademis
Rekreasi
Kerja
Setelah diagnosis psikometri retardasi mental dikonfirmasikan, diperlukan evaluasi medis yang
menyuluruh untuk melengkapi proses penilaian.
Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit paling sering didapatkan dari orangtua atau pengasuh, dengan perhatian khusus
pada kehamilan ibu, persalinan dan kelahiran, adanya riwayat keluarga retardasi mental, hubungan darah
pada orangtua, dan gangguan herediter. Sebagai bagian riwayat penyakit, klinisi menilai latar belakang
sosiokultural pasien, iklim emosional dirumah dan fungsi intelektual pasien.
Wawancara Psikiatrik
Dua faktor memiliki kepentingan yang sangat tinggi jika mewawancarai pasien, sikap
pewawancara dan cara berkomunikasi dengan pasien. Pewawancara tidak boleh diatur oleh usia mental
pasien, seakan akan tidak dapat sepenuhnya mengkarakterisasi orang. Orang dewasa yang mengalami
retardasi ringan dengan usia mental 10 bukan merupakan seorang anak dengan usia 10 tahun. Jika
diperlakukan seakan akan mereka adalah seorang anak , beberapa orang merasa terhina, marah dan
tidak mau bekerja sama . sebaliknya orang yang pasif dan tergantung mungkin mempertahankan peranan
anak yang mereka kira diharapkan dari mereka. Pada kedua kasus tidak ada data diagnostik sah yang
diperoleh.
Kemampuan verbal pasien, termasuk bahasa reseptif dan ekspresif harus dinilai sesegera mungkin
dengan mengobservasi komunikasi verbal dan nonverbal antara pengasuh dan pasien dan dari riwayat
penyakit. Jika psien menggunakan bahasa isyarat, pengasuh harus tetap tinggal selama wawancara selama
penterjemah.
Orang teretardasi memiliki pengalaman kegagalan seumur hidup dalam berbagai bidang dan
mereka mungkin memiliki kecemasan sebelum menjumpai pewawancara. Pewawancadan pengasuh harus
berusaha untuk memberikan pasien tersebut suatu penjelasan yang jelas suportif dan konkret tentang
proses diagnostic. Dukungan dan pujian harus diberikan dalam bahasa yang sesuai dengan usia dan
pengertian paisen.
Pada umumnya, pemeriksaan psikiatrik pasien yang teretrardasiharus mengungkapakan
bagaimana paisen mengatasi stadium perkembangan.
Pemeriksaan Fisik
Berbagai bagian tubuh mungkin memiliki karakterikstik tertentu yang sering ditemukan pada
orang retardasi mental dan memiliki penyebab prenatal. Sebagai contoh, konfigurasi dan ukuran kepala
meberikan petunjuk terhadap berbagai kondisi seperti mikrosefali, hidrosefalus dan sindrom down. Wajah
pasien mungkin memiliki beberapa stigmata retardasi mental yang sangat mempermudah diagnosis.
Rambut :
Keriting ganda
2.
Mata
Mikroftalmia
Hipertelorisme
Hipotelorisme
Bintik-bintik brushfield
Nismagmus
3.
Telinga
4.
Hidung
5.
Wajah
6.
Mulut
7.
Kepala
Mikrokranium
Makrokranium
8.
Tangan
Klinodaktili
Kelainan kuku
9.
Kaki
Garis kulit mengarah dari sudut jari kaki pertama dan kedua, terlihat dalam kelainan
dermatoglifik
Genitalia
Mikropenis
Testis besar
11.
Kulit
Bintik-bintik caf-au-lait
Nervus depigmentasi
12.
Gigi
Kelainan odontogenesis
Pemeriksaan Neurologis
Gangguan sensorik sering terjadi pada orang retardasi mental. Sampai 10% mengalami gangguan
pendengaran pada suatu tingkat yang 4x lebih tinggi dibandingkan populasi normal. Gangguan kejang
terjadi pada kira-kira 10% dari semua orang retardasi mental dan pada sepertiga orang dengan retardasi
mental berat.
Jika ditemukan abnormalitas neurologis, insidensi dan keparahannya biasanya meningkat dalam
proporsi dengan derajat retardasi. Tetapi banyak anak teretardasi parah tidak memiliki kelainan
neurologis. Sebaliknya kira-kira 25% dari semua anak dengan palsi serebral memiliki kecerdasan normal.
Gangguan dalam bidang motorik dimanifestasikan oleh kelainan pada tonus otot (spastisitas atau
hipotonia), hiperefleksia, dan gerakan involunter. Derajan kecacatan yang lebih kecil ditemukan dalam
kelambanan dan koordinasi yang buruk.
Pemeriksaan sinar X tengkorak biasanya dilakukan secara betahap tetapi pemeriksaan iluminasi
hanya pada kondisi relative jarang, seperti kraniosinostosi, hidrosefalus dan gangguan lain yang
menyebabkan klasifikasi intracranial. Pemeriksaan tomografi computer (CT) dan pencitraan resonansi
magnetic (MRI) telah menjadi alat yang penting untuk mengetahui patologi ssp yang berhubungan
dengan retardasi mental. Sebuah EEG (elektroensefalogram) sebaiknya diinterpretasikan dengan berhatihati pada kasus retardasi mental. Kekecualian adalah paisen dengan hipsaritmia dan kejang grand mal,
dimana EEG mungkin menegakkan diagnosis dan meyarankan terapi.
Tes Laboraturium
2.
Gangguan perkembangan spesifik (kelambatan satu aspek perkembangan): gangguan
perkembangan bicara, aleksia, agrafia, afasia
3.
Gangguan perkembangan pervasif (penyimpangan perkembangan): autisme infantil, skizofrenia
yang timbul pada masa anak.
4.
Penyakit fisik yang kronisKesulitan belajar (diagnosis banding untuk retardasi mental yang
ringan)
(Depkes, 2009)
Pemeriksaan Penunjang
1. BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry) merupakan cara pengukuran evoked
potensial (aktivitas listrik yang dihasilkan saraf VIII, pusat-pusat neural dan traktus di dalam
batang otak) sebagai respon terhadap stimulus auditorik.
Gangguan neurologis sering terjadi pada retardasi mental seperti gangguan kejang terjadi
pada 10 % dari semua orang retardasi mental. Gangguan pada motorik dimanifestasikan oleh
kelainan pada tonus (spastisitas atau hipotonia), refleks (hiperrefleksia), dan gerakan involunter
(koreoatetosis). Derajat kecacatan yang lbih kecil ditemukan dalam kelambanan dan koordinasi
yang buruk.
Gangguan sensorik dapat berupa gangguan pendengaran yang ringan. Gangguan visual dapat
terentang dari kebutaan sampai gangguan konsep ruang, pengenalan rancangan, dan konsep citra
tubuh. Dilakukan pemeriksaan sinar-x tengkorak, pemeriksaan tomografi computer (CT) dan
Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk menghubungkan patologi sistem saraf pusat dengan
retardasi mental, pembesaran kepala, dicurigai adanya kelainan otak yang luas, dicurigai adanya
tumor intra kranial, kejang local.
Elektroensefalogram (EEG) digunakan untuk menentukan adanya gejala kejang yang
dicurigai, kesulitan mengerti bahasa yang berat. (Kaplan, 2008)
2. Pemeriksaan audiometric
Pemeriksaan audiometri diindikasikan untuk anak-anak yang sangat kecil dan untuk anak-anak
yang ketajaman pendengarannya tampak terganggu. Ada 4 kategori pengukuran dengan
audiometri :
*Audiometri tingkah laku, merupakan pemeriksaan pada anak yang dilakukan dengan melihat
respon dari anak jika diberi stimulus bunyi. Respon yang diberikan dapat berupa menoleh ke
arah sumber bunyi atau mencari sumber bunyi. Pemeriksaan dilakukan di ruangan yang tenang
atau kedap suara dan menggunakan mainan yang berfrekuensi tinggi. Penilaian dilakukan
terhadap respon yang diperlihatkan anak.
*Audiometri bermain, merupakan pemeriksaan pada anak yang dilakukan sambil bermain,
misalnya anak diajarkan untuk meletakkan suatu objek pada tempat tertentu bila dia mendengar
bunyi.
*Audiometri bicara. Pada tes ini dipakai kata-kata yang sudah disusun dalam silabus dalam
daftar yang disebut : phonetically balance word LBT (PB List). Anak diminta untuk mengulangi
kata-kata yang didengar melalui kaset tape recorder. Pada tes ini dilihat apakah anak dapat
membedakan bunyi s, r, n, c, h, ch. Guna pemeriksaan ini adalah untuk menilai kemampuan anak
dalam pembicaraan seharihari dan untuk menilai pemberian alat bantu dengar (hearing aid).
d. Audiometri objektif, biasanya memerlukan teknologi khusus. (Toback, 2003)
3. CT scan kepala untuk mengetahui struktur jaringan otak, sehingga didapatkan gambaran area
otak yang abnormal.
4. Timpanometri, digunakan untuk mengukur kelenturan membrana timpani dan system
osikular. Selain tes audiometri, bisa juga digunakan tes intelegensi. Paling dikenal yaitu skala
Wechsler, yang menyajikan 3 skor intelegen, yaitu IQ verbal, IQ performance, dan IQ gabungan.
*Skala intelegensi Wechsler untuk anak II: penyelesaian susunan gambar. Tes ini terdiri dari satu
set gambar-gambar objek yang umum, seperti gambar pemandangan. Salah satu bagian yang
penting dihilangkan dan anak diminta untuk mengidentifikasi. Respon dinilai sebagai benar atau
salah.
*Skala intelegensi Wechsler untuk anakIII: mendesain balok. Anak diberikan pola bangunan dua
dimensi dan kemudian diminta untuk membuat replikanya menggunakan kubus dua warna.
Respon dinilai sebagai benar atau salah. (Depkes, 2005)
5. Tes Laboratorium
Pada tes laboratorium retardasi mental yang digunakan adalah pemeriksaan urin dan darah
untuk mencari gangguan 13actor13ti. Kelainan enzim pada gangguan kromosom, terutama
sindrom down.
Amniosentesis yaitu pengambilan cairan 13actor13t dari ruang amnion secara transabdominal antara usia kehamilan 14 dan 16 minggu, digunakan untuk kelainan kromosom bayi
terutama sindrom Down. Sel cairan amnion, yang terbanyak berasal dari janin, dibiakkan untuk
pemeriksaan sitogenetik dan biokimiawi. Amniosentesis dianjurkan untuk semua wanita hamil di
atas usia 35 tahun.
Pengambilan sampel vili korionik (CVS;chorionic villi sampling) adalah tehnik skrining
yang baru untuk menentukan kelainan janin. Cara ini dilakukakn pada usia kehamilan 8 dan 10
minggu, yang 6 minggu lebih awal dibandingkan amniosentesis. Hasilnya tersedia dalam waktu
yang singkat (beberapa jam/hari), jika kehamilan abnormal, keputusan untuk mengakhiri
kehamilan dapat dilakukakan dalam trimester pertama. (Soetjiningsih, 1995)
6.Pemeriksaan Psikologis
Dilakukan oleh ahli psikologi yang berpengalaman. Tes Gesell, Bayley, dan Cattell adalah tes
yang sering digunakan untuk bayi. Tes Bender Gestalt dan Benton Visual Retention test juga
digunakan untuk anak retardasi mental. Disamping itu, pemeriksaan psikologi harus menilai
kemampuan 13actor13tic, motorik, 13actor13tic, dan kognitif. Informasi tentang 13actor
motivasional, emosional, dan interpersonal juga penting.
Diagnosis banding retardasi mental
*Attention Deficit Hyoperactivity Disorder (ADHD)
Kelainan perkembangan yang diturunkan secara genetik akibat adanya gangguan pada gen
transporter dopamin dan gen reseptor dopamin D4. Gangguan tersebut terjadi pada sistem
dopaminergik dan nor-adrenergik yang menyebabkan adanya disfungsi pre-frontal dan sirkuit
fronto-striatal.
Manifestasi Klinis:
Anak dengan ADHD dapat memperlihatkan gejala inatensi, hiperaktifitas dan implusivitas.
Inatensi dapat berupa keluhan susah konsentrasi, mudah sekali teralih perhatiannya, sering lupa
akan barang-barang pribadinya dan bahkan lupa pada tugas-tugas yang harus dikerjakannya. Bila
sedang berjalan anak sering menabrak benda-benda di sekitarnya sehingga seringkali, dengan
perilakunya yang seperti itu, akan menyebabkan barang-barang yang berada di dekat anak
berjatuhan.
Hal tersebut penting karena sebagian besar penderita ADHD memiliki IQ normal, bahkan
diantaranya ada yang diatas rerata. Dampak bagi individu ADHD itu sendiri yaitu adanya
gangguan emosi, rasa rendah diri, dan pada saat dewasa akan tampak memiliki kepribadian yang
sulit.
(Depkes, 2009)
LO.1.7 Tatalaksana
Tujuan pengobatan yang utama adalah mengembangkan potensi anak semaksimal mungkin,
sedini mungkin diberikan pendidikan dan pelatihan khusus, yang meliputi pendidikan dan
pelatihan kemampuan sosial untuk membantu anak berfungsi senormal mungkin.
Pendekatan perilaku sangat penting dalam memahami dan bekerja sama dengan anak retardasi
mental.
*Perlu melibatkan psikolog untuk menilai perkembangan mental anak terutama kemampuan
kognitifnya, dokter anak untuk memeriksa perkembangan fisiknya, menganalisis penyebab dan
mengobati penyakit atau kelainan yang mungkin ada. Juga kehadiran dari pekerja sosial kadang
diperlukan untuk menilai situasi keluarganya. Atas dasar itu maka dibuatlah strategi terapi.
*Psikiater bila anak menunjukkan kelainan tingkah laku atau bila orang tuanya membutuhkan
dukungan terapi keluarga. Ahli rehabilitasi medis bila diperlukan untuk merangsang
perkembangan motorik dan sensoriknya. Ahli terapi wicara untuk memperbaiki gangguan
bicaranya atau untuk merangsang perkembangan bicaranya. Serta diperlukan guru pendidikan
luar biasa untuk anak-anak yang retardasi mental ini.
*Pada orang tuanya perlu diberikan penerangan yang jelas mengenai keadaan anaknya dan apa
yang dapat diharapkan dari terapi yang diberikan. Kadang-kadang diperlukan waktu yang lama
untuk meyakinkan orang tua mengenai keadaan anaknya maka perlu konsultasi pula dengan
psikolog atau psikiater. Disamping itu diperlukan kerja sama yang baik antara guru dan
orangtuanya, agar tidak terjadi kesimpang siuran dalam strategi penanganan anak disekolah dan
dirumah. Anggota keluarga lainnya juga harus diberi pengertian agar anak tidak diejek atau
dikucilkan. Disamping itu, masyarakat perlu diberikan penerangan tentang retardasi mental
agar mereka dapat menerima anak tersebut dengan wajar.
*Anak dengan retardasi mental memerlukan pendidikan khusus yang sesuaikan dengan taraf IQnya. Mereka digolongkan yang mampu didik untuk golongan retardasi mental ringan dan yang
mampu latih untuk anak dengan retardasi mental sedang. Sekolah khusus untuk anak retardasi
mental ini adalah SLB-C. Di sekolah ini diajarkan juga keterampilan-keterampilan dengan
harapan mereka dapat mandiri di kemudian hari. Di ajarkan pula tentang baik-buruknya suatu
tindakan tertentu sehingga mereka diharapkan tidak memerlukan tindakan yang tidak terpuji,
seperti mencuri, merampas, kejahatan seksual dan lain-lain.
*Semua anak retardasi mental memerlukan perawatan seperti pemeriksaan kesehatan yang rutin,
imunisasi dan monitoring terhadap tumbuh kembangnya. Anak-anak ini juga disertai dengan
kelainan fisik yang memerlukan penangan khusus. Misalnya pada anak yang mengalami infeksi
prenatal dengan cytomegalovirus akan mengalami gangguan pendengaran yang progresif
walaupun lambat, demikian pula anak dengan sindrom Down dapat timbul gejala hipotiroid.
Masalah nutrisi juga perlu mendapat perhatian.
(Depkes, 2009)
Berikut ini adalah obat-obat yang dapat digunakan :
*Obat-obat psikotropika (tioridazin, Mellaril untuk remaja dengan perilaku yang membahayakan
diri sendiri.
Retardasi mental yang diketahui penyakit dasarnya, biasanya prognosisnya lebih baik. Tetapi
pada umumnya sukar untuk menemukan penyakit dasarnya. Anak dengan retardasi mental ringan
dengan kesehatan yang baik tanpa penyakit kardiorespirasi, pada umumnya umur harapan
hidupnya sama dengan orang yang normal. Tetapi sebaliknya pada retardasi mental yang berat
dengan masalah kesehatan dan gizi, sering meninggal pada usia muda.
LO.1.9 Pencegahan
Pencegahan primer
Pencegahan primer merupakan tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan atau menurunkan
kondisi yang menyebabkan perkembangan gangguan yang disertai dengan retardasi mental.
Tindakan tersebut termasuk (1) pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat umum tentang retardasi mental, (2) usaha terus menerus dari profesional bidang
kesehatan untuk menjaga dan memperbaharui kebijaksanaan kesehatan masyarakat (3) aturan
yang memberikan pelayanan kesehatan maternal dan anak yang optimal 4) eradikasi gangguan
yang diketahui disertai dengan kerusakan system saraf pusat. Konseling keluarga dan genetik
membantu menurunkan insidensi retardasi mental dalam keluarga dengan riwayat gangguan
genetik retardasi mental. (Kaplan, 2008)
Pencegahan sekunder
Meliputi diagnosa dan pengobatan dini peradangan otak, perdarahan subdural, kraniostenosis
(sutura tengkorak menutup terlalu cepat, dapat dibuka dengan kraniotomi; pada mikrosefali yang
kogenital, operasi tidak menolong). Penyakit metabolik dan endokrin yang menurun seperti
Phenil Keton Uria (PKU), hipertiroidisme bisa diobati secara efektif pada stadium dini.
Pencegahan tersier
Meliputi pendidikan pasien atau latihan khusus, disalurkan ke Sekolah Luar Biasa (SLB) yang
sesuai. Bagi yang gelisah, hiperaktif atau destruktif dapat diberi: Methylphenidate diberi pagi
hari dengan dosis tergantung berat badan dan dimulai dengan dosis yang rendah sampai
mencapai dosis maksimum 20mg/hari (1x per hari). Bila ada gejala kejang, diberi obat anti
kejang. Konseling untuk orang tua. (Soetjiningsih, 1995)
Konseling kepada orang tua dilakukan secara fleksibel dan pragmatis dengan tujuan antara lain
membantu mereka dalam mengatasi frustrasi oleh karena mempunyai anak dengan retardasi
mental. Orang tua sering menghendaki anak diberi obat, oleh karena itu dapat diberi penerangan
bahwa sampai sekarang belum ada obat yang dapat membuat anak menjadi pandai, hanya ada
obat yang dapat membantu pertukaran zat (metabolisme) sel-sel otak.
Konsultasi 16ias16ic akan memberikan pengetahuan dan pengertian kepada orang tua dari anak
retardasi mental mengenai penyebab terjadinya retardasi mental. Vaksinasi MMR secara
dramatis telah menurunkan angka kejadian rubella sebagai salah satu penyebab retardasi mental.
Setiap wanita hamil yang berumur >35 tahun dianjurkan untuk menjalankan amniosentesis dan
pemeriksaan vili korion, karena mereka memiliki risiko melahirkan bayi yang menderita
Sindrom Down. USG juga dapat membantu menemukan adanya kelainan otak. Untuk
mendeteksi Sindrom Down dan spina bifida juga 16ias dilakukan pengukuran kadar alfa-protein
serum.
Adapun tindakan lain yang bisa dilakukan adalah :
*Meningkatkan perkembangan otak yang sehat dan penyediaan pengasuhan dan lingkungan yang
merangsang pertumbuhan.
*Harus memfokuskan pada kesehatan biologis dan pengalaman kehidupan awal anak yang hidup
dalam kemiskinan dalam hal ini: perawatan prenatal, pengawasan kesehatan reguler, pelayanan
dukungan keluarga.
(Depkes, 1995)
LI.2 Memahami dan Menjelaskan Gizi pada Anak dan Remaja
a.
b.
c.
d.
b. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan,
termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik karena
penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam
bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat
perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya
memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak digunakan karena hanya
memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat
menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu (Depkes, 2007).
c. Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan kurus
kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu
terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa
balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U (tinggi badan menurut umur), atau
juga indeks BB/TB (Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan karena perubahan
tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada
umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan akibat
tidak sehat yang menahun ( Depkes, 2009).
Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan status
kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan Indeks BB/U,
TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi
pertumbuhan dan komposisi tubuh (Soekirman, 2000).
Prinsip Gizi Pada Remaja Dan Dewasa
Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam proses
pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini terjadi kematangan seksual dan
tercapainya bentuk dewasa karena pematangan fungsi endokrin. Pada saat proses pematangan
fisik, juga terjadi perubahan komposisi tubuh. Periode Adolesensia ditandai dengan pertumbuhan
yang cepat (Growth Spurt) baik tinggi badannnya maupun berat badannya. Pada periode growth
spurt, kebutuhan zat gizi tinggi karena berhubungan dengan besarnya tubuh.
Growth Spurt :
- Anak perempuan : antara 10 dan 12 tahun
- Anak laki-laki : umur 12 sampai 14 tahun.
Permulaan growth spurt pada anak tidak selalu pada umur yang sama melainkan tergantung
individualnya. Pertumbuhan yang cepat biasanya diiringi oleh pertumbuhan aktivitas fisik
sehingga kebutuhan zat gizi akan naik pula. Penelitian membuktikan bahwa apabila manusia
sudah mencapai usia lebih dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah
terhenti. Ini berarti, makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi untuk
mempertahankan keadaan gizi yang sudah didapat atau membuat gizinya menjadi lebih baik.
Dengan demikian, kebutuhan akan unsur-unsur gizi dalam masa dewasa sudah agak konstan,
kecuali jika terjadi kelainan-kelainan pada tubuhnya, seperti sakit dan sebagainya. Sehingga
mengharuskan mendapatkan kebutuhan zat gizi yang lebih dari biasanya. (Phyllis, 2000)
2.2 Jenis gizi anak dan remaja
Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kecukupan gizi sangat
diperlukan oleh setiap individu, sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, hingga
usia lanjut. Zat besi merupakan salah satu komponen gizi mikro yang memiliki peranan penting
dalam proses tumbuh kembang khususnya pada anak. (Soekirman, 2000)
Fungsi zat-zat gizi
Jenis-jenis zat gizi penunjang perkembangan otak dan kecerdasan anak adalah:
*Karbohidrat, dalam bentuk gula sederhana dan gula kompleks, dibutuhkan sebagai sumber
energi untuk membentuk sel-sel otak baru.
*Protein, baik hewani maupun nabati, terdiri daru 25 jenis asam amino yang berperan penting
bagi terbentuknya neutrotransmitter, yaitu senyawa pengantar pesan dari sel otak satu ke sel otak
yang lain.
*Lemak, terutama dalam bentuk asam lemak, sebagai bahan baku pembentuk sel-sel otak baru.
Sebanyak 60% dari otak terbentuk dari lemak. Jenis asam lemak yang paling utama adalah asam
lemak tidak jenuh rantai panjang, contohnya omega-3, EPA, dan DHA. Asam lemak omega-3 ini
paling banyak ditemukan dalam ikan laut, seperti ikan kod.
*Vitamin dan mineral, sangat dibutuhkan untuk membantu fungsi kerja otak, menunjang kerja
sistem imun dan sistem saraf pusat.
Vitamin A meningkatkan daya tahan tubuh.
Vitamin D menjaga kesehatan tulang dan gigi.
DHA 224 mg/5 ml membantu perkembangan sel-sel otak.
Kecerdasan, keterampilan, dan perkembangan mental balita tidak lepas dari pertumbuhan dan
perkembangan sel-sel otak. Agar otak anak berkembang optimal, harus memenuhi aneka zat gizi
yang diperlukan. Apalagi, ilmu pengetahuan mengajarkan bahwa otak terus tumbuh hingga anak
berusia dua tahun. Artinya, pada masa emas itulah, balita harus mengonsumsi makanan bergizi
lengkap dan seimbang, terutama untuk perkembangan otaknya.
Aneka zat gizi yang berperan penting bagi perkembangan otak, diantaranya adalah kelompok
asam lemak tak jenuh, kalori dan protein, zat besi, kelompok vitamin B, dan seng (Zn).
1. Asam lemak tak jenuh
Asam lemak tak jenuh sangat dominan dalam susunan sel-sel saraf di otak anak. Bahkan
diketahui bahwa 60% otak manusia terdiri dari aneka jenis lemak itu. Yang termasuk asam
lemak tak jenuh itu adalah:
*DHA (asam dokosaheksaenoat) atau omega-3. Berperan besar dalam perkembangan sel saraf,
otak, dan penglihatan. Kekurangan omega-3 dapat mengganggu perkembangan sistem saraf.
Akibatnya, terjadi gangguan pada sistem daya tahan tubuh, daya ingat, mental, dan penglihatan.
*AA (asam arakidonat) atau omega-6. Asam lemak ini berfungsi membantu pembentukan
senyawa yang bersifat seperti hormon, yaitu sebagai pengantar perintah dari satu sel saraf ke sel
saraf lainnya dalam tubuh, termasuk ke otak.
Kedua asam lemak ini terdapat dalam ASI. Setelah mendapat asupan makanan, asam lemak ini
bisa diperoleh dari ikan tenggiri atau tuna, bayam, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari.
(Moersintowati, 2008)
2. Kalori dan protein
Kekurangan kalori dan protein dapat menyebabkan otak anak tidak tumbuh optimal dan akan
mengakibatkan gangguan motorik dan kecerdasan. Kalori dibutuhkan dalam proses metabolisme
otak, sementara protein berperan dalam pembentukan sel-sel saraf baru, termasuk otak. Sumbersumber kedua zat gizi ini adalah daging sapi, ayam, ikan, telur, susu dan produk olahannya,
minyak ikan, tempe, tahu, dan kedelai.
3. Zat besi
Zat besi berperan besar dalam pembentukan sel-sel baru, termasuk otak, di mana mengangkut
dan mendistribusikan O2 paru-paru ke seluruh tubuh. Serta berperan dalam pembentukan eritrosit
di dalam sumsum tulang belakang. Sistem imun yang berfungsi dengan baik adalah tanda
cukupnya zat besi dalam tubuh. Sumber-sumbernya adalah hati, daging merah, ikan, telur,
serealia, dan sayuran berwarna hijau tua.
4. Kelompok vitamin B
Berbagai jenis vitamin B sangat besar peranannya dalam perkembangan otak anak, yaitu B1, B3,
B6, dan B12.
Vitamin B1 melindungi sel-sel saraf dalam jaringan sel pusat, B3 menjaga keseimbangan kerja
sel-sel saraf, B6 berperan dalam proses pembentukan eritrosit, serta membantu tubuh dalam
proses penyerapan karbohidrat, protein, dan lemak; B12 berperan dalam membentuk senyawa
kimia yang mendukung pertumbuhan dan fungsi sel saraf dan pertumbuhan tulang belakang,
serta mencegah kerusakan saraf dan meningkatkan daya ingat. Bersama zat besi, vitamin B12 jga
membantu pembentukan eritrosit. Sumber vitamin B adalah serealia, kacang-kacangan, bijibijian, ikan, ayam, daging tanpa lemak, produk olahan susu, dan sayuran berwarna hijau.
5. Seng (Zn)
Seng berfungsi membantu otak dalam mengantar informasi genetik dalam sel. Selain itu, seng
juga bertugas membantu proses pembentukan sel-sel tubuh, termasuk otak. Kekurangan seng
dapat berpengaruh terhadap perkembangan kecedasan anak dan gangguan fungsi otak. Seng
banyak terdapat dalam daging, hati, ayam, seafood, susu, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
(Hurlock, 2007)
Jenis Nutrisi
Air
Protein
Karbohidrat
Lemak
Fungsi
Pelarut untuk pertukaran seluler
Transportasi nutrien dan produk buangan tubuh
Mengatur suhu tubuh
Menyediakan asam amino untuk pertumbuhan
dan perbaikan jaringan
Menjaga keseimbangan osmotik
Membentuk hemoglobin, nukleoprotein,
glikoprotein, lipoprotein, enzim, dan antibodi
Sebagai sumber energi
Membentuk glikogen dan lemak
Membantu pembentukan asam amino
Sebagai sumber cadangan energi
Melindungi pembuluh darah, saraf, dan organorgan tubuh
Melindungi tubuh dari perubahan suhu luar
Membantu penyerapan vitamin A, D, E, dan K
Memperlambat proses pengosongan lambung
Sumber
Air, makanan
Susu, padi-padian,
buah, sirup, tepung,
sayuran
Susu, mentega, telur,
daging, ikan, minyak
sayur
(Nelson, 1999)
Jenis Vitamin
Vitamin A
Vitamin B
Thiamine
Riboflavin
Niasin
Asam
Pantothenat
Piridoksin
Asam Folat
Kobalamin
Vitamin C
Vitamin D
Vitamin E
Vitamin K
Fungsi
Penglihatan
Perkembangan dan pemeliharaan jaringan epitel
Diferensiasi sel-sel epitel
Sumber
Susu, telur, buah,
sayur, cod & halibut
liver oil
Padi-padian, ragi,
jeroan
Susu, telur, daging,
kacang-kacangan
Minyak biji-bijian,
buah, sayur, lemak
Sayuran hijau, sereal,
susu, telur
(Nelson, 1999)
Jenis Mineral
Kalsium
Klorida
Khromium
Kobalt
Tembaga
Fluorin
Iodium
Besi
Magnesium
Mangan
Molibdenum
Fosfor
Kalium
Selenium
Sulfur
Natrium
Seng
Fungsi
Membentuk struktur tulang dan gigi
Membantu proses kontraksi otot dan kerja
jantung
Membantu koagulasi darah
Membantu keseimbangan asam basa
Membentuk HCl lambung
Pengaturan glikemia dan metabolisme insulin
Merupakan komponen pembentuk molekul
vitamin B12 dan eritropoietin
Penting untuk produksi sel darah merah,
transferin, dan hemoglobin
Membantu penyerapan besi
Membentuk struktur gigi dan tulang
Merupakan komponen pembentuk hormon T3
dan T4
Membentuk struktur hemoglobin, enzim
oksidatif, sitokrom C, dan katalase
Membentuk struktur tulang dan gigi
Iritabilitas otot dan saraf
Kation intraseluler
Berperan dalam aktivasi enzim
Metabolisme karbohidrat
Komponen enzim santin oksidase
Mobilisasi feritin dalam hati
Membantu pembentukan tulang dan gigi
Struktur nukleus dan sitoplasma sel
Berperan dalam kontraksi otot
Hantaran impuls saraf
Keseimbangan cairan dalam tubuh
Kofaktor glutation peroksidase
Unsur pokok protein seluler
Berperan dalam pembentukan melanin
Berperan dalam menjaga tekanan osmotik
Menjaga keseimbangan asam basa
Unsur pokok enzim
Sumber
Susu, sayur hijau,
salmon, kerang
Garam, daging, susu,
telur
Ragi
Tersebar luas
Hati, tiram, daging,
ikan, butir padi,
kacang
Air, makanan laut
Garam, makanan laut
Hati, daging, kuning
telur, sayuran hijau
Biji-bijian, kacang,
daging, susu
Sayuran hijau, bijibijian
Sayuran
Susu, kuning telur,
kacang-kacangan
Tersebar luas
Sayuran, daging
Makanan berprotein
Garam, susu, telur
Daging, susu, kacang
(Nelson, 1999)
Dari berbagai kajian ilmiah menunjukkan bahwa kekurangan zat besi dapat menimbulkan
gangguan pertumbuhan serta sel otak. Kekurangan kadar Hb dalam darah dapat menimbulkan
gejala lesu, lemah, letih, lalai dan cepat capai. Akibatnya dapat menurunkan prestasi belajar,
olahraga dan produktifitas kerja serta menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi.
(Moersintowati, 2008)
2.3 Kebutuhan gizi anak remaja
Masa remaja menurut WHO adalah antara 10 24 tahun, sedangkan menurut Monks (1992) masa
remaja berlangsung pada umur 12-21 tahun dengan pembagian masa remaja awal (12-15 tahun),
masa remaja pertengahan (15-18 tahun) dan masa remaja akhir (18-21 tahun).
Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi remaja adalah aktivitas fisik.
Remaja yang aktif dan banyak melakukan olahraga memerlukan asupan energi yang lebih besar
dibandingkan yang kurang aktif.
Angka kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja dan dewasa muda perempuan 2000-2200
kkal, sedangkan untuk laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap hari. AKG energi ini dianjurkan
sekitar 60% berasal dari sumber karbohidrat. Makanan sumber karbohidrat adalah: beras, terigu
dan hasil olahannya (mie, spagetti, macaroni), umbi-umbian (ubi jalar, singkong), jagung, gula,
dan lain-lain.
*Protein
Kebutuhan protein meningkat pada masa remaja, karena proses pertumbuhan yang sedang terjadi
dengan cepat. Pada awal masa remaja, kebutuhan protein remaja perempuan lebih tinggi
dibandingkan laki-laki, karena memasuki masa pertumbuhan yang lebih cepat.
Pada akhir masa remaja, kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan karena
perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein bagi remaja 1,5-2,0gr/kgBB/hari. AKG protein
remaja dan dewasa muda adalah 48-62 gr per hari untuk perempuan dan 55-66 gr per hari untuk
laki-laki.
*Kalsium
Kebutuhan kalsium pada masa remaja relatif tinggi karena akselerasi muscular, skeletal/kerangka
dan perkembangan endokrin lebih besar dibandingkan masa anak dan dewasa. Lebih dari 20%
pertumbuhan tinggi badan dan sekitar 50% massa tulang dewasa dicapai pada masa remaja.
AKG kalsium untuk remaja dan dewasa muda adalah 600-700 mg per hari untuk perempuan dan
500-700 mg untuk laki-laki. Sumber kalsium yang paling baik adalah susu dan hasil olahannya.
Sumber kalsium lainnya ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan lain-lain.
*Zat Besi
Kebutuhan zat besi pada remaja meningkat karena terjadinya pertumbuhan cepat. Kebutuhan
besi pada remaja laki-laki meningkat karena ekspansi volume darah dan peningkatan konsentrasi
haemoglobin (Hb). Setelah dewasa, kebutuhan besi menurun.
Pada perempuan, kebutuhan yang tinggi akan besi terutama disebabkan kehilangan zat besi
selama menstruasi. Hal ini mengakibatkan perempuan lebih rawan terhadap anemia besi
dibandingkan laki-laki.
Perempuan dengan konsumsi besi yang kurang atau dengan kehilangan besi yang meningkat,
akan mengalami anemia defisiensi besi.
*Seng (Zink)
Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja, terutama untuk remaja
laki-laki. AKG seng adalah 15 mg per hari untuk remaja dan dewasa muda perempuan serta lakilaki.
*Vitamin
Kebutuhan vitamin juga meningkat selama masa remaja karena pertumbuhan dan perkembangan
cepat yang terjadi. Karena kebutuhan energi meningkat, maka kebutuhan beberapa vitamin pun
meningkat, antara lain yang berperan dalam metabolisme karbohidrat menjadi energi seperti
vitamin B1, B2 dan Niacin. Untuk sintesa DNA dan RNA diperlukan vitamin B6, asam folat dan
vitamin B12, sedangkan untuk pertumbuhan tulang diperlukan vitamin D yang cukup. Dan
vitamin A, C dan E untuk pembentukan dan penggantian sel.
Kebutuhan Gizi Bayi
*Kalori
100-120 per kilogram berat badan. Bila berat badan bayi 8 kilogram maka kebutuhannya: 8 x
100 /120 = 800/960 kkal.
*Protein
1,5-2 gram per kilogram berat badan. Bila berat badan bayi 8 kilogram maka kebutuhannya 8 x
1,5/2 = 12/16 : 4 = 3/4 gram.
*Karbohidrat
50-60 persen dari total kebutuhan kalori sehari. Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka
50%-nya = 400 : 4 = 100 gram.
*Lemak
20 persen dari total kalori. Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka 20%-nya = 160 : 40 = 40
gram.
(Soekirman, 2000)
Kebutuhan gizi pada balita :
Beda orang dewasa dengan balita
*Gula & Garam
Jika anak sudah berusia di atas 1 tahun, batasi penggunaannya. Konsumsi garam untuk balita
tidak lebih dari 1/6 jumlah maksimum orang dewasa sehari atau kurang dari 1 gram. Porsi makan
anak juga berbeda dengan orang dewasa. Anak membutuhkan makanan sumber energi yang
lengkap gizi dalam jumlah lebih kecil namun sering.
*Kebutuhan Energi & Nutrisi
Bahan makanan sumber energi seperti karbohidrat, protein, lemak serta vitamin, mineral dan
serat wajib dikonsumsi anak setiap hari.
*Susu Pertumbuhan
Susu sebagai salah satu sumber kalsium, juga penting dikonsumsi balita. Sedikitnya balita butuh
350 ml/12 oz per hari.
*Asupan makanan sehari untuk anak harus mengandung 10-15% kalori, 20-35% lemak, dan
sisanya karbohidrat. Setiap kg berat badan anak memerlukan asupan energi sebanyak 100 kkal.
*Asupan lemak juga perlu ditingkatkan karena struktur utama pembentuk otak adalah lemak.
Lemak tersebut dapat diperoleh antara lain dari minyak dan margarin.
(Moersintowati, 2008)
Status gizi adalah keadaan kesehatan tubuh seseorang yang diakibatkan oleh konsumsi,
penyerapan dan penggunaan zat gizi makanan. Status ini merupakan tanda-tanda atau
penampilan seseorang akibat keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran zat gizi yang
berasal dari pangan yang dikonsumsi (Sunarti, 2004).
Menurut Supariasa, dkk (2001) menyatakan bahwa status gizi yaitu ekspresi dari keadaan
keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk
variabel tertentu.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
1. Penyebab Langsung
Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang. Timbulnya gizi kurang
tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang
mendapat cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi
kurang.
2. Penyebab tidak Langsung
Ada 3 penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu :
*Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga diharapkan mampu untuk
memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik
jumlah maupun mutu gizinya.
*Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan mayarakat diharapkan dapat
menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan
baik baik fisik, mental dan sosial.
*Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistem pelayanan kesehatan yang ada
diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang
terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan.
Penilaian Status Gizi Anak Sekolah Dasar
1. Penilaian Status Gizi Secara Antropometri
Supariasa, dkk (2002), mendefenisikan antropometri adalah ukuran tubuh. Jika dilihat dari
tujuannya antropometri dapat dibagi menjadi dua yaitu :
*Untuk ukuran massa jaringan : Pengukuran berat badan, tebal lemak dibawah kulit, lingkar
lengan atas. Ukuran massa jaringan ini sifanya sensitif, cepat berubah, mudah turun naik dan
menggambarkan keadaan sekarang.
*Untuk ukuran linier : pengukuran tinggi badan, lingkar kepala dan lingkar dada. Ukuran linier
sifatnya spesifik, perubahan relatif lambat, ukuranya tetap atau naik, dapat menggambarkan
riwayat masa lalu.
Parameter dan indeks antropometri yang umum digunakan untuk menilai status gizi anak adalah
indikator Berat Badan Menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U), Indeks
Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) (Depkes RI, 2006).
a. Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U)
Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang memberikan gambaran tentang
massa tubuh (otot dan lemak), karena massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan yang
mendadak misalnya karena penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunya makanan
yang dikonsumsi maka berat badan merupakan ukuran antropometri yang sangat labil.
Berdasarkan sifat-sifat ini, maka indeks berat badan menurut umur (BB/U) digunakan sebagai
salah satu indikator status gizi. Oleh karena sifat berat badan yang stabil maka indeks BB/U lebih
menggambarkan status gizi seseorang pada saat kini (current nutritional status).
Penggunaan indeks BB/U sebagai indikator status gizi memiliki kelebihan dan kekurangan
yang perlu mendapat perhatian.
Kelebihan indeks BB/U yaitu :
*Dapat lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum.
*Sensitif untuk melihat perubahan status gizi jangka pendek.
*Dapat mendeteksi kegemukan (Over weight).
Kelemahan dari indek BB/U adalah :
*Dapat mengakibatkan interpretasi status gizi yang keliru bila terdapat udema.
*Memerlukan data umur yang akurat.
*Sering terjadi kesalahan pengukuran misalnya pengaruh pakaian, atau gerakan anak pada saat
penimbangan.
*Secara operasional sering mengalami hambatan karena masalah sosial budaya setempat. Dalam
hal ini masih ada orang tua yang tidak mau menimbangkan anaknya karena seperti barang
dagangan (Supariasa, 2002).
b. Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)
Tinggi badan merupakan ukuran antropometri yang menggambarkan pertumbuhan skeletal.
Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan baru akan tampak pada saat yang cukup lama.
Kelemahan penggunaan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) yaitu :
*Tidak dapat memberi gambaran keadaan pertumbuhan secara jelas.
*Dari segi operasional, sering dialami kesulitan dalam pengukuran terutama bila anak
mengalami keadaan takut dan tegang (Jahari, 2002).
c. Indeks Massa Tubuh Menurut (IMT/U)
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menetapkan pelaksanaan perbaikan gizi adalah
dengan menentukan atau melihat. Komposisi tubuh mencakup komponen lemak tubuh (fat mass)
dan bukan lemak tubuh (non-fat mass) (Riyadi, 2004).
Pengukuran status gizi anak sekolah dapat dilakukan dengan indeks antropometri dan
menggunakan Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U) anak sekolah.
Rumus IMT :
IMT = BB (kg) : (TB (m) x TB (m))
(Soekirman, 2000)
Indeks BB/U
a. Normal : -2 SD s/d 2
SD
b. Kurang : -3 SD s/d < -2
SD
c. Sangat Kurang : < -3 SD
Indeks TB/U
a. Normal : -2 SD s/d 2
SD
b. Pendek : -3 SD s/d < -2
SD
c. Sangat pendek : < -3 SD
Indeks IMT/U
a. Sangat gemuk : > 3 SD
b. Gemuk : > 2 SD s/d 3 SD
c. Normal : -2 SD s/d 2
SD
d. Kurus : -3 SD s/d < -2 SD
e. Sangat kurus : < -3 SD
AKG Remaja
Uraian
Energi (kcal)
Protein (g)
Kalsium (mg)
Besi (mg)
Vit. A (RE)
Vit. E (mg)
Vit B1 (mg)
Vit C (mg)
Folat (mg)
13- 15 th
2100
62
700
19
500
8
1,0
60
130
Perempuan
16 19 th
20 - 45 th
2000
2200
51
48
600
600
25
26
500
500
8
8
1,0
1,0
60
60
150
150
Laki laki
13 - 15 th 16 - 19 th 20 - 45 th
2400
2500
2800
64
66
55
700
600
500
17
23
13
600
700
700
10
10
10
1,0
1,0
1,2
60
60
60
125
165
170
(Hurlock, 2007) Hurlock, E.B. (2007). Perkembangan Anak. Jilid 1. Jakarta. Gramedia.
Umur 0 3 bulan
Umur 3 6 bulan
Umur 6 9 bulan
Umur 9 12 bulan
Umur 12 18 bulan
Umur 18 24 bulan
Umur 24 36 bulan
LI.4 Memahami dan Menjelaskan Kewajiban Orangtua terhadap Anak menurut Islam
Menurut ajaran Islam, anak adalah amanah Allah dan tidak bisa dianggap sebagai harta benda
yang bisa diperlakukan sekehendak hati oleh orang tua. Sebagai amanah anak harus dijaga sebaik
mungkin oleh yang memegangnya, yaitu orang tua. Anak adalah manusia yang memiliki nilai
kemanusiaan yang tidak bisa dihilangkan dengan alasan apa pun.
1. Anak mempunyai hak untuk hidup.
Allah berfirman:
Janganlah kamu membunuh anak anakmu karena takut miskin. Kami akan memberikan
rizqi kepadamu dan kepada mereka. ( QS. Al-Anam: 151)
Dari ayat tersebut sangat jelas bahwa orang tua mempunyai kewajiban agar anak tetap bisa
hidup betapapun susahnya kondisi ekonomi orang tua. Ayat itu juga memberi jaminan kepada
kita bahwa Allah saw pasti akan memberikan rizqi baik kepada orang tua maupun sang anak,
asalkan berusaha.
2. Menyusui
Wajib atas seorang ibu menyusui anaknya yang masih kecil, sebagaimana firman Allah
(QS AI Baqarah: 233)
}322{
Artinya: Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama 2 tahun penuh, yaitu bagi yang
ingin menyempurnakan penyusuan.
Bayi yang memperoleh ASI akan mempunyai daya kekebalan tubuh yang lebih baik. Seorang
ibu diwajibkan untuk menyusui anaknya sampai 2 tahun penuh, kecuali ada alasan yang dapat
diterima oleh hukum Islam. Menyusui anak sampai dua tahun ini akan menumbuhkan
pengaruh positif terhadap sang anak baik secara fisik maupun secara jiwani.
3. Memberi Nama yang Baik
Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda, Sesungguhnya kewajiban orang tua dalam
memenuhi hak anak itu ada tiga, yakni: pertama, memberi nama yang baik ketika lahir.
Kedua, mendidiknya dengan al-Quran dan ketiga, mengawinkan ketika menginjak
dewasa.
Berkenaan dengan nama-nama yang bagus untuk anak, Rasulullah saw bersabda,
Sesungguhnya kamu sekalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kamu
sekalian, maka perbaguslah nama kalian. (HR.Abu Dawud)
Islam mengajarkan bahwa nama bagi seorang anak adalah sebuah doa. Dengan memberi nama
yang baik, diharapkan anak kita berperilaku baik sesuai dengan namanya.
1. Mengaqiqahkan Anak
Menurut keterangan A. Hasaan aqiqah adalah; menyembelih kambing untuk (bayi) yang baru
lahir, dicukur dan diberi nama anak itu, pada hari ketujuhnya.
Rasulullah s.a.w. bersabda; Tiap-tiap seorang anak tergadai dengan aqiqahnya. Disembelih
(aqiqah) itu buat dia pada hari yang ketujuhnya dan di cukur serta diberi nama dia.
(Diriwayatkan oleh Ahmad dan Imam yang empat dan dishahihkan oleh At Tirmidzy, hadits
dari Samurah ).
2. Mendidik anak
Mendidik anak dengan baik merupakan salah satu sifat seorang ibu muslimah. Dia senantiasa
mendidik anak-anaknya dengan akhlak yang baik, yaitu akhlak Muhammad dan para sahabatnya
yang mulia. Mendidik anak bukanlah (sekedar) kemurahan hati seorang ibu kepada anakanaknya, akan tetapi merupakan kewajiban dan fitrah yang diberikan Allah kepada seorang ibu.
Mendidik anak pun tidak terbatas dalam satu perkara saja tanpa perkara lainnya, seperti
mencucikan pakaiannya atau membersihkan badannya saja. Bahkan mendidik anak itu mencakup
perkara yang luas, mengingat anak merupakan generasi penerus yang akan menggantikan kita
yang diharapkan menjadi generasi tangguh yang akan memenuhi bumi ini dengan kekuatan,
hikmah, ilmu, kemuliaan dan kejayaan.
Seorang anak terlahir di atas fitrah, sebagaimana sabda Rasulullah maka sesuatu yang sedikit
saja akan berpengaruh padanya. Dan wanita muslimah adalah orang yang bersegera
menanamkan agama yang mudah ini, serta menanamkan kecintaan tehadap agama ini kepada
anak-anaknya.
3. Memberi makan dan keperluan lainnya
Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara maruf.
Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu
menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warisan pun
berkewajiban demikian. Rasulullah s.a.w. bersabda;
Cukup berdosa orang yang menyia-nyiakan (tanggung jawab) memberi makan keluarganya. (
HR Abu Daud)
4. Memberi rizqi yang thayyib
Rasulullah s.a.w. bersabda; Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah mengajarinya tulis
baca, mengajarinya berenang dan memanah, tidak memberinya rizqi kecuali rizqi yang baik.
HR Al Hakim.
5. Mendidik anak tentang agama
Barang siapa mempunyai dua anak perempuan dan dia asuh dengan baik maka mereka akan
menyebabkannya masuk surga. ( HR Al Bukhary ).
Mengenai kekhassan kaum wanita, antara lain Rasulullah s.a.w. bersabda; Wanita itu bagaikan
tulang rusuk. Apabila anda biarkan begitu saja, dia akan tetap bengkok. Namun apabila anda
luruskan sekaligus, dia akan patah.
Rasulullah s.a.w. bersabda; Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah mengajarinya tulis
baca, mengajarinya berenang dan memanah, tidak memberinya rizqi kecuali rizqi yang baik.
HR Al Hakim.
14. Memberikan perawatan dan pendidikan kesehatan
Rasulullah s.a.w. bersabda; Jagalah kebersihan dengan segala usaha yang mampu kamu
lakukan. Sesungguhnya Allah SAW menegakkan Islam diatas prinsip kebersihan. Dan tak akan
masuk sorga kecuali orang yang memelihara kebersihan. ( HR At Thabarany ).
15. Memberikan pengajaran ketrampilan
Rasulullah s.a.w. bersabda; Sebaik baik makanan adalah hasil usaha tangannya sendiri.
Dalam sabdanya yang lain beliau mengatakan; Mengapa tidak kau ajarkan padanya (anak itu)
menenun sebagaimana dia telah diajarkan tulis baca? (HR An- Nasai).
16. Memberikan kepada anak tempat yang baik dalam hati orang tua
Hilangkanlah rasa benci pada anak apa pun yang mereka lakukan, doakan dia selalu, agar
menjadi anak yang sholeh, santunilah dengan lemah lembut, sabarlah menghadapi perilakunya
yang tidak baik, hadapi segalanya dengan penuh kearifan, jangan mudah membentak apalagi
memukul tanpa alasan, tempatkan dia dengan ikhlas pada hati, belailah dengan penuh kasih
sayang nasehati dengan santun.
Seorang datang kepada Nabi s.a.w. dan bertanya; Ya Rasulullah, apakah hak anakku ini?
Nabi s.a.w. menjawab; Kau memberinya nama yang baik, memberi adab yang baik dan
memberinya kedudukan yang baik (dalam hatimu). ( HR At Tuusy )
17. Memberi kasih sayang
Kecintaan orang tua kepada anak tidak cukup dengan hanya memberinya materi baik berupa
pakaian, makanan atau mainan dan sebagainya. Tapi yang lebih dari pada itu adalah adanya
perhatian dan rasa kasih sayang yang tulus dari kedua orang tua.
Rasulullah s.a.w. bersabda; Bukanlah dari golongan kami yang tidak menyayangi yang lebih
muda dan (bukan dari golongan kami) orang yang tidak menghormati yang lebih tua.(HR At
Tirmidzi).
18. Menikahkannya
Bila anak telah memasuki usia siap nikah, maka nikahkanlah. Jangan biarkan mereka terus
tersesat dalam belantara kemaksiatan. Doakan dan dorong mereka untuk hidup berkeluarga, tak
perlu menunggu memasuki usia senja.
Bila muncul rasa khawatir tidak mendapat rezeki dan menanggung beban berat kelurga,
Allah berjanji akan menutupinya seiring dengan usaha dan kerja keras yang dilakukannya,
sebagaimana firman-Nya, Kawinkanlah anak-anak kamu (yang belum kawin) dan orangorang yang sudah waktunya kawin dari hamba-hambamu yang laki-laki ataupun yang
perempuan. Jika mereka itu orang-orang yang tidak mampu, maka Allah akan memberikan
kekayaan kepada mereka dari anugerah-Nya. (QS. An-Nur:32)
19. Mengarahkan anak
Orang tua wajib mengarahkan anak-anak, serta menekankan mereka untuk memilih kawan,
teman duduk maupun teman dekat yang baik. Hendaknya orang tua menjelaskan kepada anak
tentang manfaat di dunia dan di akhirat apabila duduk dan bergaul dengan orang-orang sholeh,
dan bahaya duduk dengan orang-orang yang suka melakukan kejelekan ataupun teman yang
jelek.
Sudah menjadi kewajiban orang tua untuk mencari tahu setiap keadaan anak, menanyakan
tentang teman-temannya. Betapa banyak terjadi seorang anak yang jelek mengajak temantemannya untuk berbuat kemungkaran dan kerusakan, serta menghiasi perbuatan jelek dan dosa
di hadapan teman-temannya.
Bila suatu ketika orang tua mendapati anaknya berbuat kejelekan dan kerusakan, tidak
mengapa orang tua berusaha mencari tahu tentang keadaan anaknya. Walaupun dengan hal itu
mereka terpaksa melakukan salah satu bentuk perbuatan tajassus (mata-mata). Ini tentu saja
dengan tujuan mencegah kejelekan dan kerusakan yang terjadi, karena sesungguhnya Allah k
tidak menyukai kerusakan.
Inilah kiranya sebuah kewajiban yang tak boleh dilupakan oleh setiap orang tua. Hendaknya
orang tua mengingat sebuah ucapan yang dituturkan oleh Amr bin Qais Al-Mala`I:
Sesungguhnya pemuda itu sedang tumbuh. Maka apabila dia lebih mengutamakan untuk duduk
bersama orang-orang yang berilmu, hampir-hampir bisa dikata dia akan selamat. Namun bila
dia cenderung pada selain mereka, hampir-hampir dia rusak binasa. (Dinukil dari Lammud
Durril Mantsur minal Qaulil Ma`tsur, bab Hukmus Salaf alal Mar`i bi Qarinihi wa Mamsyahu).
(Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, 2000)