You are on page 1of 5

Nama : Bima saputra

Nim : D1A013102
Jurusan : Pertanian/Agroekoteknologi
Kelas : H
Tugas ke 3
PENGEMASAN TANAMAN HOLTIKULTURA
SAYURAN BAYAM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Bayam sebagai sayuran merupakan salah satu komoditas yang ringkih (perishable) sehingga
diperlukan penanganan pasca panen yang memadai agar dapat dipertahankan mutunya, ditingkatkan
daya simpan dan daya gunanya. Pemanenan sayur merupakan kegiatan pasca panen untuk
mengumpulkan sayur secepat mungkin dari lahan pertanaman pada tingkat ketuaan yang tepat
dengan tingkat kerusakan dan kehilangan serta beaya minimum. Pada umumnya hasil panen petani
sayuran di Indonesia belum seluruhnya ditangani secara serius dan modern. Produk pasca panen
sayuran dari petani sebagian besar kira-kira 70-90% dipasarkan di pasar tradisionil terdekat dan
hanya sebagian kecil yang dipasarkan di super market. Cara pengelolaan pasca panennya juga
masih tradisionil yaitu tidak melalui seleksi, grading/sortasi, dan tingkat sanitasinya kurang dijamin
kebersihannya. Sistem kemasannya pun juga tidak pernah diperhatikan untuk ditingkatkan agar
supaya menjadi lebih menarik. Pengemasan merupakan salah satu kegiatan penanganan pasca panen
yang sering menimbulkan kerusakan mekanis seperti memar, layu, lecet, luka dan lain sebagainya.
Pengemasan merupakan tahap lanjut penangan segar sayur setelah melewati tahap pembersihan
kotoran yang menempel atau bahkan lapisan lilin, debu dan pencucian, sortasi atau pemilahan serta
pengukuran (standardisasi mutu/grading). Untuk mengurangi kerusakan pasca panen diperlukan
penanganan yaitu pengemasan dan penyimpanan yang disesuaikan pada suhu ruangan atau suhu
cold storage agar supaya sayuran atau buah-buahan tetap segar dan awet. (Hall, 1978).
Oleh karena itu pada pengkajian kali ini akan dibahas mengenai teknik pengemasan bayam dan
preferensi konsumen terhadap produk sayuran bayam.
1).
2).
3).
4).
5).

1.2 Tujuan
Mengetahui lebih dalam tentang bayam serta klasifikasinya
Mengetahui ciri-ciri dan umur panen bayam
Memahami tata cara pemanenan sayuran bayam
Memahami hal-hal yang dilakukan setelah panen atau pascapanen bayam
Memahami cara pengemasan bayam ke konsumen
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian bayam


Bayam merupakan tanaman sayuran yang dikenal dengan nama ilmiah Amaranthus spp. Kata
"amaranth" dalam bahasa Yunani berarti "everlasting" (abadi). Tanaman bayam berasal dari daerah
Amerika tropik. Tanaman bayam semula dikenal sebagai tumbuhan hias. Dalam perkembangan
selanjutnya. Tanaman bayam dipromosikan sebagai bahan pangan sumber protein, terutama untuk
negara-negara berkembang. Diduga tanaman bayam masuk ke Indonesia pada abad XIX ketika lalu
lintas perdagangan orang luar negeri masuk ke wilayah Indonesia.
Bayam termasuk tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2
secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi yang tinggi pada beragam ekosistem. Bayam memiliki

siklus hidup yang relatif singkat, umur panen tanaman ini 3-4 minggu. Sistem perakarannya adalah akar
tunggang dengan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang menyebar ke semua arah.
Umumnya perbanyakan tanaman bayam dilakukan secara generatif yaitu melalui biji (Hadisoeganda,
1996).
Bayam merupakan jenis sayuran daun dari keluarga amaranthaceae yang memiliki sekitar 60 genera,
dan terbagi ke dalam 800 spesies bayam (Grubben, 1976). Klasifikasi ilmiah tanaman bayam adalah
sebagai berikut.
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermathopyta
Class : Angiospermae
Subclass : Dicotyledone
Ordo : Caryophyllales
Famili : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Species : Amaranthus spp.
Bayam dapat tumbuh di dataran tinggi dan dataran rendah. Bayam dapat tumbuh optimal pada pH netral
(6-7). Ketinggian tempat yang optimum untuk pertumbuhan bayam yaitu kurang dari 1 400 m dpl.
Kondisi iklim yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayam adalah curah hujan yang mencapai lebihdari
1 500 mm/tahun, cahaya matahari penuh, suhu udara berkisar 17-28C, serta kelembaban udara 50-60%
(Lestari, 2009).
Kandungan gizi yang terdapat pada 100 g bayam adalah 36 kalori; 3.5 g protein; 6.5 g karbohidrat; 0.5 g
lemak; 267 mg kalsium; 67 mg fosfor; 3.9 mg zat besi; 6.090 SI vitamin A; 0.08 vitamin B 1; 80 mg
vitamin C; dan 86.9 g air. Menurut Hadisoeganda (1996) kandungan terpenting yang terdapat pada
bayam adalah kalsium dan zat besi yang dapat mengatasi anemia (kekurangan darah).
Bayam dapat dimanfaatkan sebagai olahan pangan, obat, serta bahan kecantikan. Beberapa khasiat
bayam yaitu sumber vitamin dan tonikum akibat kekurangan gizi, anemia, maupun sakit lever;
mengatasi kekurangan vitamin A, B, C, kalsium, dan zat besi; bayam segar yang dicampur madu dapat
mengobati bronkhitis, asma, dan tuberkulosis; sari daun bayam segar dapat memperlambat penuaan
dini; sari daun bayam segar yang dioleskan pada kulit kepala dan rambut dapat merangsang
pertumbuhan rambut yang sehat (Rukmana, 2005).

2.2 Ciri-ciri dan umur panen bayam


Panen bayam
Menurut Sutiyoso (2004) sayuran daun dapat dipanen bila telah mencapai bobot maksimal. Bila
tanaman sudah menampakkan inisiasi pembungaan maka panen dianggap telah terlambat.
Pemanenan dapat dilakukan dengan mencabut tanaman beserta akar agar daya tahan sayuran lebih
lama saat dipasarkan.
1. Ciri dan Umur Panen
Bayam cabut biasanya dipanen dengan kriteria tingginya sudahmencapai kira-kira 20 cm, yaitu
pada umur antara 3 sampai 4minggu setelah tanaman tumbuh. Tanaman inti dapat di cabutdengan
akarnya atau dengan cara memotong bagian pangkal rata-rata2 cm di atas permukaan tanah.
sedangkan untuk bayam petikbiasanya mulai dapat di panen pada umur antara satu sampaisetengah
bulan dengan interval pemetikan seminggu sekali.Tanaman bayam yang terpelihara dengan baik
dapat berproduksimencapai 5 samapai 10 ton/ha.Responden petani biasanya langsung menjual
bayam yangdipetik langsung di dekat sawahnya, karena pembeli langsung datangke petani bayam
tersebut.
Ciri-ciri bayam cabut siap panen adalah umur tanaman antara 25-35 hari setelah tanam. Tinggi
tanaman antara 15-20 cm dan belum berbunga. Waktu panen yang paling baik adalah pagi atau sore
hari, saat suhu udara tidak terlalu tinggi.
2. Periode Panen
Panen pertama dilakukan mulai umur 25-30 hari setelah tanam, kemudian panen berikutnya
adalah 3-5 hari sekali. Tanaman yang sudah berumur 35 hari harus dipanen seluruhnya, karena bila
melampaui umur tersebut kualitasnya menurun atau rendah; daun-daunnya menjadi kasar dan

tanaman telah berbunga


2.3 Tata cara pemanenan sayuran bayam
Menurut Utama (2005) faktor yang berpengaruh langsung terhadap mutu sayuran yang akan dijual
adalah waktu panen dan metode pemanenan yang digunakan. Waktu terbaik untuk panen adalah
pagi atau sore hari saat suhu lingkungan rendah karena sayuran daun sensitif terhadap pemanenan
selama periode panas.
Tenaga pemanen yang umum digunakan di Indonesia yaitu tenaga manusia. Keuntungan
pemanenan dengan tenaga manusia adalah dapat dilakukan petik pilih dan berkurangnya kerusakan
fisik karena pemanenan dilakukan secara hati-hati. Kelemahan pemanenan dengan tenaga manusia
adalah waktu yang diperlukan lebih lama sehingga memerlukan biaya yang lebih tinggi (Utama,
2005).
Cara Panen pada umumnya dilakukan dengan dua cara yaitu
1). Sekali panen yaitu memanen seluruh bagian tanaman untuk bayam cabut
2). Beberapa kali panen yaitu dengan memetik daun dan batang muda dengan interval
2-3kali/minggu untuk bayam petik
Namun petani lebih banyak menanam dan memanen bayam cabut yang cara panennya adalah
dengan mencabut seluruh bagian tanaman dengan memilih tanaman yang sudah optimal. Tanaman
yang masih kecil diberi kesempatan untuk tumbuh membesar, sehingga panen bayam identik
dengan penjarangan.
2.4 Pasca panen bayam
Menurut Satari (1983) pasca panen merupakan kegiatan perlakuan dan pengolahan langsung produk
pertanian pangan tanpa mengubah struktur asli produk tersebut. Tahap penanganan pasca panen
bayam meliputi di antaranya sebagai berikut :
1).Pengumpulan
Pengumpulan dilakukan setelah panen dengan cara metakkan di suatu tempat yang teduh agar tidak
terkena sinar matahari langsung, karena dapat membuat daun layu.
2). Pencucian
dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada produk. Menurut Peleg (1985)
pencucian ada dua macam yaitu pencucian basah dan pencucian kering. Pencucian basah dilakukan
dengan Pencucian pada air yang mengalir dan bersih, atau air yang disemprotkan melalui selang
maupun pancuran, perendaman, penghilangan kotoran, dan pestisida dengan air. Pencucian kering
dilakukan dengan cara membersihkan permukaan kulit komoditas dari kotoran tetapi tidak dapat
membersihkan residu bahan kimia dan kotoran yang tersembunyi.
3).Penyortiran(sorting) dan Pengkelasan(grading)
Penyortiran dilakukan dengan memisahkan bayam yang busuk dan rusak dengan bayam yang baik
dan segar. Disamping itu juga penggolongan terhadap bayam yang daunnya besar dan yang daunnya
kecil. Setelah itu diikat besar - besar maupun langsung degan ukuran ibu jari. Penyortiran (sorting)
juga dilakukan untuk memisahkan sayuran yang mutunya rendah (ukuran terlalu kecil, kematangan
tidak sesuai, lecet, memar, dan busuk). Pengkelasan (grading) merupakan operasi pemisahan
sayuran berdasarkan kelas mutu, dapat berdasarkan ukuran volume maupun ukuran panjang serta
tingkat kematangan atau warna (Muchtadi dan Anjarsari, 1995).

3)Penyimpanan
Penyimpanan untuk menjaga kesegaran bayam dapat diperpanjang dari 12 jam tempat terbuka (suhu
kamar) menjadi 12 - 14 hari dengan perlakuan suhu dingin mendekati 0 derajat C, misalnya dengan
remukan es.
4) Pengemasan
Pengemasan (pewadahan) dalam telombong atau dedaunan yang digulungkan menyelimuti seluruh
bagian bayam, sehingga terhindar dari pengaruh langsung sinar matahari. Pengemasan yang baik
dapat mencegah kehilangan hasil, memelihara mutu, mengurangi kerusakan mekanis, meningkatkan
estetika, serta dapat mengawetkan bahan. Menurut Broto (1993) kemasan yang ideal adalah kemasan
yang mudah diangkut, aman, ekonomis, mudah untuk menghitung jumlahnya, dan dapat menjamin
kebersihan produk.
Untuk pengemasan akan di bahas lebih lanjut di pembahasan berikutnya.

5) Pengangkutan
Menurut Pantastico (1986) tujuan akhir dari sistem pengangkutan adalah menyajikan produk segar
dari kebun kepada konsumen. Pengangkutan di daerah tropik sering mengalami kerugian yang besar
pada beberapa titik distribusi seperti kerusakan komoditas, penanganan kasar, keterlambatan yang
tidak sesuai aturan, pemuatan, dan pembongkaran yang kurang hati-hati. Pengangkutan ke pasar
biasa dilakukan dengan cara dipikul maupun angkutan lainnya, seperti mobil atau gerobak.
6) Pemasaran
Kegiatan produksi sayuran komersial yang segar dan bermutu tinggi dengan harga yang layak dan
keuntungan yang memadai memerlukan penanganan yang baik mulai dari perencanaan tanam
hingga pemasarannya ke konsumen. Beberapa jenis pasar yang digunakan untuk menyalurkan
produk sayuran yaitu pasar umum, pasar induk, pasar swalayan, pasar khusus (hotel, rumah sakit,
restoran, industri, usaha katering), pasar ekspor, dan koperasi (Rahardi et al., 2001).
7) Penanganan Lain.
Bayam dapat diolah menjadi berbagai jenis masakan. Sewaktu memasak bayam ialah tidak boleh
terlalu lama. Bayam cukup hanya direbus selama 5 menit. Memasak bayam terlalu lama akan
menyebabkan daun-daunnya menjadi hancur (lonyoh), rasanya tidak enak, dan kandungan vitamin
C nya menghilang (menguap)
2.5 Tata cara pengemasan bayam
Bayam yang telah di panen dan telah melewati serangkaian proses sebelum di pasarkan kepada
konsumen akan di kemas terlebih dahulu ,seperti yang telah di jelaskan di atas pengemsan bayam di
antaranya di lakukan dengan Pengemasan (pewadahan) dalam telombong atau dedaunan yang
digulungkan menyelimuti seluruh bagian bayam, sehingga terhindar dari pengaruh langsung sinar
matahari. Pengemasan yang baik dapat mencegah kehilangan hasil, memelihara mutu, mengurangi
kerusakan mekanis, meningkatkan estetika, serta dapat mengawetkan bahan.
Secara khusus untuk
1) Pasar taradisional bayam dikemas dengan cara di ikat atau di satukan untuk beberapa tangkai atau
batang bayam, setelah di ikat bayam di masukkan ke dalam kotak yang di alasi dengan dedaunan seperti
daun pisang atau bisa juga tanpa mengunakan kotak atau daun cukup dengan di lilitkan atau di
gulungkan di sekitar bayam tersebut untuk melindungi bayam dari sinar matahari dan juga melindungi
dari benturan selama proses distribusi, dengan cara ini hanya di gunakan untuk mendistribusikan bayam
ke kota-kota yang tidak terlalu jauh dari tempat bayam di panen

2) Super market ,untuk di distribusikan ke super market bayam terlebih dahulu di sortir atau di pilih
dengan kualitas yang terbaik ,untuk mengupayakan agar bayam tetap segar hingga ke tangan konsumen
biasanya bayam si simpan di tempat yang dingin, sejuk dan terhindar dari sinar matahari langsung.
Berbeda dengan cara pengemasan di pasar tradisional untuk pengemasan di super market bayam di
kemas atau di bungkus dengan kantung plastik dan di beri label, serta telah di timbang sebelumnya agar
berat pada setiap paket bayam sama ,untuk pendistribusian ke supermarket bayam yang telah di kemas
di masukkan ke kotak steroform dengan suhu yang di atur dalam pengantaranya.
3) Makanan jadi, selain di distribusikan secara langsung dalam keadaan segar saat ini telah banyak
pihak yang terlebih dahulu mengolah bayam menjadi makanan jadi di antaranya ,mengolahnya menjadi
keripik bayam yang mulai di gemari oleh konsumen. untuk pengemasan keripik yang telah di olah ini
bayam di masukkan ke kantung-kantung kecil plastik dan di beri label, lalu di distribusikan dalam
bentuk kering yang siap di konsumsi langsung

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Bayam merupakan jenis sayuran hijau yang banyak manfaatnya bagi kesehatan. Karna didalam zat
hijau daun terdapat karaton yang merupakan provitamin A yang akan di ubah dalam tubuh menjadi
vitamin A. Bayam biasanya dipanen dengan kriteria tingginya sudahmencapai kira-kira 20 cm,
yaitu pada umur antara 3 sampai 4minggu setelah tanaman tumbuh.
Panen bayam dilakukan dengan dua cara yaitu
Cara Panen pada umumnya dilakukan dengan dua cara yaitu
1). Sekali panen yaitu memanen seluruh bagian tanaman untuk bayam cabut
2). Beberapa kali panen yaitu dengan memetik daun dan batang muda dengan interval
2-3kali/minggu untuk bayam petik
Dalam pemasaran bayam dilakukan dengan beberapa cara sesuai dengan target pemasaran dan
tempat pemasarannya serta faktor, permintaan dan keinginan konsumen juga berpengaruh besar.
DAFTAR PUSTAKA
http://hortikultura.litbang.deptan.go.id/index.php?
bawaan=teknologi/isi_teknologi&id_menu=4&id_submenu=19&id=35
http://gizibayam.blogspot.com/2013/06/budidaya-tanaman-bayam-di-lubuk-basung.html
http://cybex.deptan.go.id/lokalita/budidaya-sayur-organik-kabupaten-sumba-barat
http://koperasitanituwed.blogspot.com/2011/12/budidaya-tanaman-bayam.html
http://books.google.co.id/books?
id=r1lOabBrLywC&pg=PA27&lpg=PA27&dq=pasca+panen+bayam&source=bl&ots=EF1t5
RBkM2&sig=5ZTlPEyKKDK9sQSmudVMPRbTGg&hl=id&sa=X&ei=L3WhUsHaL4bjrAeVnIDAAw&redir_esc=y#v=o
nepage&q&f=true
http://id.wikipedia.org/wiki/Bayam

You might also like