Professional Documents
Culture Documents
MODUL II
MANAJEMEN DAN PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN
DI UNIT RUANG RAWAT RUMAH SAKIT
(TM: 11 JPL; P: 9 JPL; PL: - JPL)
I. DESKRIPSI MODUL
Modul II ini terdiri dari 2 (dua) bagian. Modul pertama yaitu manajemen
pelayanan keperawatan yang menguraikan tentang fungsi-fungsi
manajemen dalam asuhan keperawatan, supervisi klinik, audit
keperawatan serta manajemen unit ruang rawat. Modul kedua
menguraikan tentang pengelolaan asuhan keperawatan di unit ruang
rawat mencakup: sistem klasifikasi pasien, kebutuhan perawat dan sistem
penjadwalan, metode pemberian asuhan keperawatan, kebutuhan saranaprasarana serta keterampilan spesifik dalam pemberian asuhan
keperawatan.
Modul ini bermanfaat dalam memberikan kompetensi bagi perawat
manajer unit ruang rawat tentang pengelolaan sumber-sumber untuk
terlaksananya asuhan keperawatan secara efektif dan efisien.
Pengalaman belajar meliputi: ceramah,
penugasan dan praktik lapangan.
diskusi,
kerja
kelompok,
II. KOMPETENSI
1. Mengaplikasikan konsep manajemen dalam pelayanan dan asuhan
keperawatan.
2. Melakukan supervisi dalam mengarahkan asuhan keperawatan
3. Melaksanakan audit keperawatan dalam menjamin mutu pelayanan
dan asuhan keperawatan
4. Mengidentifikasi klasifikasi pasien pada unit ruang rawat
5. Menetapkan kebutuhan tenaga sesuai dengan klasifikasi klien
6. Mampu menetapkan metode pemberian asuhan keperawatan
7. Mampu mengidentifikasi kebutuhan logistik keperawatan
8. Mampu mengelola proses keperawatan dan dokumentasi
9. Mengaplikasikan ketrampilan spesifik manajemen asuhan keperawatan
Komunikasi yang efektif, Delegasi, Koordinasi, Konsultasi, Coaching,
Advokasi, Kolaborasi.
III. Tujuan
Tujuan Pembelajaran Umum:
Mampu mengelola dan memberikan asuhan keperawatan pada unit ruang
rawat
31
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
32
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
33
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
34
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
V. METODA
1. Ceramah, tanya, jawab
2. Studi kasus
3. Diskusi
4. Role play
5. Praktika dengan pendekatan pemecahan masalah
6. Praktik terintegrasi dengan kompetensi lainnya.
35
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
VI. MEDIA
1. Kasus serta situasi dan kondisi unit ruang rawat di RS
2. AVA
3. Flipchart/whiteboard
VII. EVALUASI
1. Tes tertulis
2. Tes lisan
3. Observasi
VIII. REFERENSI
Schober Madren and McKay Nancy :Collaborative Practice in the 21
st Century. International Council of Nurses.
Baggs, J & Schmitt, M. (1981). Collaboration between Nurses and
Physicians. Image : Journal of Nursing Scholarship. Vol 20 (3)
Berger, KJ & William, M.B. (1992). Fundamental of Nursing :
collaborating for optimal health. Connecticut : Appleton & Lange
Congeniality. (1999). Communication, collegiality and collaboration
can improve relationship between MDs, RNs and patients. Nurse
Week.
Depkes RI, Pusdiklat, 2002, Metode pembelajaran, Modul 2:
Syaefudin, Jakarta.
Lunandi, LG, 1990, Pendidikan Orang Dewasa, PT, Gramedia,
Jakarta
Scwanburg, Managament and Leadership in Nursing, Philadelphia.
Watts, Nancy T., 1990, Hand of Clinical Teaching, Churchil
Livingstone. New York
WHO-DEPKES-UGM, 2001, 2003, Paketan Mentri SPMKK, Jakarta.
Yeung Rob, 2001, Coaching People (pelatihan karyawan), PT. Elex
Media Komputindo, Jakarta.
Depkes RI, Pusat Promosi Kesehatan, 2003, Media Promosi
Kesehatan indonesia, Juli 2001, Jakarta.
IX.
LAMPIRAN
1. Lembar Bacaan
2. Penugasan berupa kasus-kasus
36
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
LEMBAR BACAAN
37
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
PENGANTAR
Manajemen adalah merupakan proses kerjasama melalui orang lain
untuk mencapai tujuan. Manajemen keperawatan adalah proses
kerjasama melalui personel perawat untuk menyediakan asuhan, terapi
dan kenyamanan bagi sekelompok pasen. Tugas perawat manajer
mencakup
perencanaan,
pengorganisasian,
pengarahan,
dan
pengawasan terhadap ketersediaan financial, material dan sumber daya
manusia sehingga asuhan sekelompok pasen menjadi efektif dan
efisien. Proses manajemen keperawatan secara parallel memfasilitasi
terlaksananya asuhan keperawatan dengan pendekatan proses
keperawatan. Bagaimana gambaran tentang manajemen unit ruang
rawat akan diuraikan berikut ini, mencakup: fungsi manajemen
mendukung proses keperawatan, manajemen unit ruang rawat, peran
pemimpin dan manajer, serta tugas manajer di unit ruang rawat.
II.
38
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
III.
39
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
1.
Tahap proses
keperawatan
Pengkajiaian
Pengumpulan data
1.Formulir
2.Juknis/juklak
3.Supervisi Kelengkapan
& ketepatan
2.
Diagnosis
Perencanaan
1.SAK
2.Menyediakan
Form
Check List Diagnosis &
Rencana tindakan
3. Supervisi
No
Fungsi manajemen
Pengorganisasian
3.
Perencanaan
Pengorganisasian
Ketenagaan
4.
Implementasi
Ketenagaan
Pengarahan
5.
Evaluasi
Pengawasan
Aktifitas manajer
1.Form SOAP
2.Supervisi SOAP
interaksi
pre
40
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
Catatan:
Manajer selalu melihat apakah seluruh perawat mempunyai
kemampuan dalam melakukan proses keperawatan
Manajer selalu meningkatkan pengetahuan & skill perawat dalam
melakukan asuhan keperawatan (contoh: presentasi kasus,
morning klinik, ronde keperawatan, mengikuti seminar & workshop,
pendidikan berkelanjutan)
IV.
41
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
42
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
43
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
Peran Kepemimpinan :
1. Evaluasi secara periodik efektifitas dari struktur organisasi pada unit
ruang rawat dalam rangka pemberian asuhan keperawatan.
2. Menentukan sumber-sumber adekuat sebelum membuat perubahan
dalam pengorganisasian asuhan pasen.
3. Menilai elemen manusia dalam merancang ulang kerja dan dukungan
personil selama penyesuaian perubahan.(mengevaluasi SDM
keperawatan untuk merencanakan kebutuhan tenaga dalam
pemberian asuhan keperawatan profesional)
4. Membangun kerja kelompok dengan semangat tim (kerja tim)
5. Mengkaji filosofi unit untuk meyakinkan apakah masih sesuai dengan
perubahan dalam sistem pemberian asuhan keperawatan.
6. Mempergunakan penelitian ilmiah untuk mendukung perubahan
dalam model SP2KP.
7. Meyakinkan apakah model pemberian asuhan keperawatan
merupakan praktik keperawatan professional.
44
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
V.
KASUS
Tentunya saudara sudah memiliki pengalaman mengelola unit ruang
rawat di RS tempat saudara bekerja, jawablah pertanyaan dibawah ini
dan tulislah pada kertas yang telah disediakan:
1. Apakah saudara mengelola unit ruang rawat sesuai dengan visi, misi
serta sasaran RS ? jika ya , tuliskan visi, misi dan sasaran tersebut.
Jika tidak sebutkan alasannya.
2. Uraikan bagaimana implementasi pengelolaan unit ruang rawat yang
pernah menjadi tanggung jawab saudara.
3. Uraikan kendala kendala utama yang saudara hadapi selama
saudara mengelola unit ruang rawat berdasarkan fungsi 2
manajemen.
4. Menurut saudara komponen manajemen apa yang prioritas perlu
dilakukan perubahan sehingga asuhan keperawatan di unit rawat
menjadi lebih efektif dan efisien.
5. Tuliskan tugas saudara sehari hari sebagai manajer unit ruang rawat
atau ketua tim asuhan pasen.
VI.
PENUTUP
Modul manajemen dan pemberian asuhan keperawatan ini memberikan
pengantar pemahaman tentang manajemen pelayanan keperawatan,
manajemen unit ruang rawat dan perawat manajer unit ruang rawat.
Bagaimana pengelolaan unit ruang rawat tsb secara operasional akan
dibahas pada modul 2 B.
45
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
I. PENDAHULUAN
Penggunaan proses keperawatan mempunyai dampak bagi pasien,
perawat, dan profesi keperwatan. Klien mendapat keuntungan karena
dengan menggunakan proses keperawatan menjamin kwalitan asuhan
yang diberikan kepada individu serta melibatkan partisipasi pasien pada
setiap fase proses keperwatan. Keuntungan bagi perawat meningkatkan
kepuasan kerja dan menumbuhkan sikap professional. Bagi profesi
keperawatan, penggunaan proses keperawatan mendefinisikan ruang
lingkup praktek keperawatan dan berkontribusi pada otonomi dari suatu
profesi.
A. Pengertian, proses keperawatan adalah: metode rasional yang
sistimatis untuk merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan.
Hal ini mempunyai tujuan mengidentifikasi status kesehatan klien,
masalah kesehatan baik actual maupun potensial, menyusun rencana
untuk memenuhi kebutuhan yang telah diidentifikasi, dan memberikan
intervensi keperawatan yang spesifik sesuai dengan kebutuhan.
B. Proses keperawatan merupakan siklus, dimana komponenkomponennya mengikuti sekuen yang logik, tetapi lebih dari satu
komponen pada satu waktu. Diakhir satu siklus asuhan akan
dihentikan jika tujuan telah tercapai atau siklus akan dimulai kembali
degan pengkajian ulang.
C. Proses keperawatan merupakan metoda yang sistimatis diorganisir
untuk memberikan asuhan keperawatan individu yang berfokus pada
respon manusia yang unik pada seseorang atau kelompok terhadap
gangguan kesehatan baik actual maupun potensial.
Proses keperawatan merupakan proses sistematis dari perencanaan,
pemberian asuhan dan evaluasi asuhan yang sifatnya individual kepada
pasien dalam keadaan sehat maupun sakit berdasarkan metode
pemecahan masalah ilmiah yang merupakan fondasi dari praktek
keperawatan.
Proses keperawatan merupakan siklus dimana setiap fase merupakan
landasan untuk setiap fase berikutnya. Setiap fase tergantung pada
keakuratan fase sebelumnya. Sebagai contoh, diagnosa keperawatan
yang tepat tidakdapat diidentifikasi tanpa data pengkajian yang tepat.
46
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
47
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
48
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
49
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
50
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
3. Tahap perencanaan :
- Menyusun rencana asuhan keperawatan sesuai dengan
diagnosa keperawatan.
- Mempergunakan tehnik-tehnik komunikasi untuk membangun
kerjasama dalam perencanaan keperawatan
- Menulis intervensi keperawatan.
- Membagi tugas pada anggota tim atau perawat pelaksana
sesuai kewenangannya.
- Mendokumentasikan
rencana
pada
format
rencana
keperawatan.
4. Tahap implementasi :
- Mengorganisir dan mengelola asuhan pasien dengan
mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan.
- Melaksanakan intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Sesuai dengan SOP di unit ruang rawat.
b. Memperhatikan keselamatan pasien.
c. Mempersiapkan pasien dengan mempertimbangkan hakhaknya
d. Menerapkan prinsip moral-etik sesuai kondisi pasien.
e. Memberikan dukungan dan perlindungan terhadap pasien.
f. Melakukan pengkajian lanjutan selama implementasi.
- melakukan penilaian hasil dan setiap intervensi keperawatan.
- Mengkomunikasikan intervensi keperawatan.
- Mendokumentasikan implementasi pada format catatan
keperawatan.
5. Tahap evaluasi :
- Melakukan penilaian dengan membandingkan hasil dengan
tujuan yang diharapkan.
- Mengambil keputusan apakan tujuan tercapai atau tidak.
- Melakukan umpan balik, dan rencana tindak lanjut.
- Mengkomunikasikan hasil kepada pasien sesuai ketantuan.
- Mendokumentasikan hasil penilaian pada format catatan
perkembangan.
51
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
52
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
PENDAHULUAN
Supervisi dan evaluasi merupakan bagian yang penting dalam
manajemen serta keseluruhan tanggung jawab seorang pemimpin. Hal
ini juga berlaku dalam manajemen keperawatan dan untuk itu
dibutuhkan kemampuan manajemen dari seorang perawat profesional
atau manajer keperawatan dalam hal supervisi atau evaluasi.
Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing (pengarahan) dalam
fungsi manajemen yang berperan untuk mempertahankan agar segala
kegiatan yang telah di program dapat dilaksanakan dengan baik dan
lancar. Supervisi secara langsung memungkinkan manajer keperawatan
mengurangi berbagai hambatan/ permasalahan dalam melaksanakan
asuhan keperawatan diruangan dengan mencoba memandang secara
menyeluruh faktor-faktor yang mempengaruhi dan bersama staf
keperawatan mencari jalan pemecahannya.
II.
KONSEP DASAR
1. Definisi Supervisi
Supervisi adalah suatu proses kemudahan mendapatkan sumbersumber yang diperlukan untuk penyelesaian tugas-tugasnya.
(Swanburg, 1999).
Korn (1987) mengatakan bahwa supervisi adalah merencanakan,
mengarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong,
memperbaiki, mempercayai dan mengevaluasi secara terus menerus
dengan sabar, adil, serta bijaksana sehingga setiap perawat dapat
memberikan asuhan keperawatan dengan baik, trampil, aman, cepat
dan tepat secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan
keterbatasan dari perawat
Supervisi dapat diartikan sebagai suatu aktivitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para tenaga keperawatan dan staf
lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Pada
prinsipnya dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan bukan
sebagai pelaksana pasif, melainkan diperlukan sebagai partner kerja
yang memiliki ide-ide, pendapat, pengalaman yang perlu didengar,
dihargai, diikutsertakan dalam usaha perbaikan proses keperawatan.
2. Tujuan Supervisi
a. mengorientasi staf dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
b. melatih staf dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
c. memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar
menyadari dan mengerti terhadap peran, fungsi sebagai staf dan
pelaksana asuhan keperawatan
53
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
54
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
55
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
56
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
57
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
58
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
c. Kepala Seksi
Bebrapa UPF digabung dalam satu pengawasan kepala seksi
(Kasie). Kepala seksi mengawasi pengawas UPF dalam
melaksanakan tugasnya secara langsung dan seluruh perawat
secara tidak langsung.
d. Kepala Bidang
Kepala bidang bertanggung jawab untuk supervisi kepala seksi
secara langsung dan semua perawat tidak langsung. Jadi
supervisi
berkaitan
dengan
struktur
organisasi
yang
menggambarkan garis tanggung jawab, siapa yang menjadi
supervisor dan siapayang disupervisi.
59
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
5)
6)
7)
8)
b. Tidak Langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan.
Supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi dilapangan,
sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta dan dapat dilakukan
secara tertulis
60
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
III.
IV.
PENUTUP
Supervisi keperawatan diperlukan untuk mencapai tujuan pelayanan
keperawatan di rumah sakit, supervisi bukan berarti menghukum tetapi
memberikan pengarahan dan petunjuk agar perawat dapat
menyelesaikan tugasnya secara efektif dan efisien.
Supervisor perlu membuat rencana supervisi dengan dilengkapi standar
acuanagar dapat dianalisa untuk tindak lanjut perbaikan atau
pemeliharaan perilaku dari staf keperawatan. Supervisor diharapkan
mempunyai hubungan interpersonal yang memuaskan dengan staf agar
61
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
62
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
INSTRUMEN SUPERVISI
ASUHAN KEPERAWATAN LANGSUNG
RS BHAKTI YUDHA
Nama Perawat
Ruangan
:.................................
:.................................
NO
A.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
B
7.
8.
9.
10.
11.
PENGKAJIAN
Membuat kontrak denganklien
Melakukan pengkajian
Merumuskan masalah
Merumuskan diagnosa keperawatan
Merumuskan diagnosa prioritas keperawatan
Mendokumentasikan hasil pengkajian
RENCANA TINDAKAN
Memberikan pendidikan kesehatan
Menciptakan lingkungan terapeutik
Melakukan tindakan mandiri keperawatan
Melakukan tindakan kolaborasi
Mendokumentasikan
rencana
tindakan
keperawatan
PELAKSANAAN
Melakukan hubungan terapeutik (sikap &
teknik komunikasi)
Memberikan tindakan keperawatan
Melibatkan peran serta klien (sesuai
rencana)
Mendokumentasikan tindakan keperawatan
EVALUASI
Menilai kemampuan/ respon klien yang
dicapai
Membuat kontrak yang akan datang
Merencanakan tindak lanjut
Membuatmodifikasi tindakan
Mendokumentasikan evaluasi keperawatan
TOTAL SCORE
C
12.
13.
14.
15.
D
16.
17.
18.
19.
20.
PELAKSANAAN
YA
TIDAK
Aspek Positif
:.....................................
Aspek Negatif
:.....................................
Kesimpulan hasil
Tanggapan yg disupervisi
Pengarahan langsung
Saran/ tindak lanjut
63
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
AUDIT KEPERAWATAN
I. PENDAHULUAN
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang menyeluruh dalam tatanan pelayanan di rumah sakit.
Pelayanan keperawatan diberikan sesuai dengan dasar-dasar ilmu yang
menunjang dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien namun
dalam penerapannya masih banyak kendala kendala serta hambatan
yang dapat mempengaruhi standar keperawatan. Untuk meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit
perlu mengevaluasi
kelayakan terhadap asuhan yang diberikan kepada pasien yaitu dengan
audit keperawatan
apakah telah sesuai dengan standar dan kriteria
asuhan keperawatan.
64
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
65
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
b. Audit Proses
1. Merupakan
penilaian
terhadap
pelaksanaan
keperawatan apakah sudah sesuia dengan standar
2. Proses audit menggunakan pendekata retrospektif
cara mengukur kualitas asuhan keperawatan
asuhan
dengan
c. Audit Hasil
Audit hasil dapat dilakukan secara concurrent atau restrospektif
yang berdasar pada konsep 14 pola palayanan . Sehingga asuhan
Keperawatan akan memberikan dampak terhadap :
1. Kebutuhan pasien terpenuhi
2. Pasien memiliki pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan
3. Pasien memiliki ketrampilan dan kemampuan
4. Pasien memiliki motivasi.
66
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
INSTRUMEN EVALUASI
DOKUMENTASI KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1.Data demografi
i.
j.
Pemeriksaan Penunjang.
67
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
68
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
69
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
70
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
2)
3)
4)
71
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
72
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
A.
PENGERTIAN
Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta
proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan,
penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan
material/alat-alat sehingga manajemen logistik mampu menjawab tujuan
dan banagaimana cara mencapai tujuan dengan ketersediaan bahan
logistik setiap saat bila dibutuhkan dan dipergunakan secara efisien dan
efektif (Subagya, 1994).
Manajemen Logistik merupakan kegiatan-kegiatan manajemen yang
bertujuan untuk mencapai daya guna (efisiensi) yang optimal didalam
memanfaatkan barang dan jasa. Manajemen logistik modern dapat
didefinisikan sebagai proses pengelolaan yang strategis terhadap
pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang jadi
dari para suplier, diantara fasiliats-fasilitas perusahaan dan kepada para
langganan. Ciri-ciri utama logistik adalah integrasi berbagai dimensi dan
tuntutan terhadap pemindahan (movement) dan penyimpanan (storage)
yang strategis.
B.
TUJUAN LOGISTIK
Adalah menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam material
dalam jumlah yang tepat pada waktu dibutuhkan dan dengan total biaya
yang terendah (manajemen bangsal keperawatan, 2004).
Tujuan manajemen logistik mencakup :
1. Tujuan operasional
Agar tersedia barang dan bahan-bahan dalam jumlah yang tepat
dengan mutu yang memadai.
2. Tujuan keuangan
Difokuskan pada upaya agar operasional kegiatan dapat terlaksana
dengan biaya yang serendah-rendahnya.
3. Tujuan pengamatan
Agar persediaan materi tidak terganggu oleh kerusakan,
pemborosan, penggunaan tanpa hak, pencurian dan penyusutan
yang tidak wajar.
73
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
C.
MANAJEMEN LOGISTIK
Kegiatan manajemen logistik meliputi berbagai fungsi: perencanaan,
penganggaran, pengadaan, penyimpanan dan penyaluran,
pemeliharaan dan pengendalian.
a. Fungsi Perencanaan
Perencanaan merupakan proses menetapkan sasaran, pedoman dan
dasar ukuran untuk penyelenggaraan pengelolaan dan perlengkapan
bidang logistik.
Fungsi perencanaan terdiri dari:
1. Menghindari kekosongan peralatan
2. Menghindari pengumpulan peralatan
3. Menentukan anggaran.
4. Menyediakan jumlah dan jenis peralatan sesuai kebutuhan
Kegiatan perencanaan mencakup:
1. Penentuan barang yang diperlukan
- Jenis barang yang diperlukan
- Kenapa barang diperlukan
- Kapan diperlukan
- Biaya
- Cara pengadaan
- Siapa yang menggunakan
2. Perhitungan perkiraan kebutuhan dan rencana pengadaan.
Kegiatan perhitungan dapat dilakukan dengan mengetahui data
tentang:
- stok awal dan sisa stok
- penerimaan dan pengelompokkan
- pemakaian rata-rata per bulan
- stok kosong
- stok pengaman
b. Penganggaran
Pengukuran penyelenggaraan bidang logistik dan merumuskan
perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala standar sesuai
dengan standar yang berlaku.
c. Pengadaan
Merupakan proses pemenuhan kebutuhan barang atau jasa dengan
kualitas yang terbaik dan harga yang minimal
Kegiatan pengadaan meliputi:
1. Pengadaan rutin, dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun
dan disepakati oleh GFK
74
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
75
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
f. Penghapusan
Merupakan kegiatan penelitian dan pelaksanaan penghapusan
barang dari pertanggung jawaban yang berlaku, sehingga barang
tersebut dihapuskan dari tata usaha material
g. Pengendalian
Merupakan tindakan yang memastikan pelaksanaan sesuai dengan
rencana yang ditentukan dengan menggunakan umpan balik untuk
meyakinkan bahwa tujuan tercapai.
D.
PERALATAN KEPERAWATAN
Peralatan keperawatan meliputi :
1. Alat tenun
Dalam pengadaan alat tenun harus mempertimbangkan aspek:
a. Menyerap keringat
b. Mudah dibersihkan
c. Ukuran memenuhi standarisasi yang ditetapkan
d. Pemilihan warna memperhatikan aspek psikologis pasien
e. Tidak berfungsi sebagai mediator kuman
f. Tidak menyebabkan iritasi/perlukaan kulit
2. Alat kesehatan untuk pelayanan keperawatan
Dalam pengadaan alat kesehatan diperhatikan aspek:
a. Mudah dibersihkan
b. Tidak mudah berkarat
c. Ukuran stadnar secara umum (dewasa, anak, bayi)
d. Aman penggunaan baik bagi petugas dan klien
e. Tidak berfungsi sebagai mediator kuman
f. Untuk alat-aat kesehatan tertentu memenuhi persyaratan
ergonomi
g. Tersedianya suku cadang terhadap kesinambungan alat
h. Tersedianya manual penggunaan alat dan prosedur.
i. Alat rumah tangga.
j. Alat pencatatan dan pelaporan
76
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
E.
77
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
Contoh:
Standar peralatan keperawatan dan kebidanan
Alat tenun dan kebidanan diruang rawat inap dengan kapasitas 30
pasien pada ruangan
No
Nama barang
Tensi meter
2/ruangan
Stetoskop
2/ruangan
Timbangan BB/TB
1/ruangan
Irigator Set
2/ruangan
Sterilisator
1/ruangan
2/ruangan(bedah 3/R,P.Dlm 6 / R
Slim Zulger
2/ruangan
VC set
2/ruangan
Gunting Verban
2/ruangan
10
2/ruangan
11
2/ruangan
12
2/ruangan
78
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
I.
PENGERTIAN
Proses keperawatan adalah : metode rasional yang sistimatis untuk
merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan. Hal ini
mempunyai tujuan mengidentifikasi status kesehatan klien, masalah
kesehatan baik actual maupun potensial, menyusun rencana untuk
memenuhi kebutuhan yang telah diidentifikasi, dan memberikan
intervensi keperawatan yang spesifik sesuai dengan kebutuhan.
Proses keperawatan merupakan siklus, dimana komponen 2 nya
mengikuti sekuen yang logic, tetapi lebih dari satu komponen pada satu
waktu. Diakhir satu siklus asuhan akan dihentikan jika tujuan telah
tercapai atau siklus akan dimulai kembali degan pengkajian ulang.
Proses keperawatan merupakan metoda yang sistimatis diorganisir
untuk memberikan asuahn keperawatan individu yang berfokus pada
respon manusia yang unik pada seseorang atau kelompok terhadap
gangguan kesehatan baik actual maupun potensial.
II.
79
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
III.
80
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
81
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
IV.
V.
82
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
1. Tahap pengkajian :
- Melakukan pengumpulan data.
- Mengumpulkan informasi berdasarkan teori dan pola
pertimbangan yang diyakini.
- Validasi data yang dikumpulkan oleh perawat/tenaga kesehatan
lain.
- Memastikan data fokus yang menggambarkan masalah pasien.
- Mendokumentasikan dan cek hasil pengkajian pada format
pengkajian data dasar dan data fokus.
2. Tahap diagnosa keperawatan :
- Analisa, interpretasi dan sintesa data fokus yang telah
dikumpulkan.
- Mengambil keputusan klinik.
- Merumuskan diagnosa keperawatan sesuai kondisi pasien.
- Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada format daftar
masalah.
3. Tahap perencanaan :
- Menyusun rencana asuhan keperawatan sesuai dengan
diagnosa keperawatan.
- Mempergunakan tehnik-tehnik komunikasi untuk membangun
kerjasama dalam perencanaan keperawatan
- Menulis intervensi keperawatan.
- Membagi tugas pada anggota tim atau perawat pelaksana
sesuai kewenangannya.
- Mendokumentasikan
rencana
pada
format
rencana
keperawatan.
4. Tahap implementasi :
- Mengorganisir dan mengelola asuhan pasien dengan
mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan.
- Melaksanakan intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Sesuai dengan SOP di unit ruang rawat.
b. Memperhatikan keselamatan pasien.
c. Mempersiapkan pasien dengan mempertimbangkan hakhaknya
d. Menerapkan prinsip moral-etik sesuai kondisi pasien.
e. Memberikan dukungan dan perlindungan terhadap pasien.
f. Melakukan pengkajian lanjutan selama implementasi.
- melakukan penilaian hasil dan setiap intervensi keperawatan.
- Mengkomunikasikan intervensi keperawatan.
- Mendokumentasikan implementasi pada format catatan
keperawatan.
83
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
5. Tahap evaluasi :
- Melakukan penilaian dengan membandingkan hasil dengan
tujuan yang diharapkan.
- Mengambil keputusan apakan tujuan tercapai atau tidak.
- Melakukan umpan balik, dan rencana tindak lanjut.
- Mengkomunikasikan hasil kepada pasien sesuai ketantuan.
- Mendokumentasikan hasil penilaian pada format catatan
perkembangan.
84
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
85
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
86
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
87
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
88
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
89
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
III. ADVOKASI
Pengertian Advokasi
1. Advokasi adalah usaha untuk mendapatkan atau menciptakan
perhatian terhadap suatu masalah atau isu yang penting dan
mengarah pada para pembuat keputusan untuk langsung membuat
penyelesaian.
2. Advokasi adalah dukungan terhadap suatu permasalahan dan
mengajak lainnya ikut mendukungnya.
3. Advokasi adalah upaya terencana untuk mendapatkan dukungan dan
keputusan dari para pembuat keputusan untuk penyelesaian suatu
masalah.
4. Adovokasi adalah penyampai informasi yang berupa ide, gagasan dan
konsep terhadap pihak pihak terkait (stakeholder) sehingga mereka
mau dan mampu berkontribusi dalam persiapan, pelaksanaan dan
evaluasi kegiatan atau program.
5. Adovokasi adalah usaha mempengaruhi kebijakan public melalui
bermacam macam bentuk komunikasi persuasive (Jonh Hopkins
University 1999)
90
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
91
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
Strategi Advokasi:
A. Analisis Stakeholder
Analisis stakeholder diperlukan karna sangat penting peranannya dalam
pengembangan rencana advokasi selanjutnya. Dalam analisis tersebut
setiap potential-stakeholder perlu dijajaki seberapa besar perananya
dalam isu yang akan diadvokasi.
Contoh analisis stakeholder;
1. Untuk pengambil keputusan
Hal yang perlu didefinisikan adalah:
a) Siapa (jabatan/posisi, jumlah dan jenis klamin), sosial budaya
b) Pengetahuan tentang masalah atau isu (topik) advokasi
c) Saluran untuk mencapai pengambilan keputusan
d) Keahlian keahlian khusus misalnya; pembicara atau negosiator
dll
e) Seberapa jauh pengaruhnya terhadap isu (topik) adviokasi
f)
Apakah mendukung atau menentang masalah/isu(topik0
advokasi dan alasannya
92
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
93
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
94
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
95
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
2. Petisi
Merupakan pernyataan tetulis dan resma untuk menyampaikan
isu masalah yang sedang hangat diperbincangkan.
Mewakili statu pandangan kolektif dan tidak hanya individu atau
kelompok tertentu.
Merupakan pernyataan yang singkat dan jelas atas
isu/permasalahan pokok, dan tindakan apa yang perlu dilakukan
diikuti dengan nama dan alamat dari sejumlah besar individu
yang mendukung petisi tersebut.
3. Negosiasi
Negosiasi akan menolong untuk menciptakan solusi yang saling
menguntungkan dalam situasi konflik.
Negosiasi merupakan teknik advokasi yang dimaksudkan untuk
menghasilkan kesepakatan. Dalam hal ini pihak yang bernegosiasi
menyadari bahwa masing masing pihak mempunyai kepentingan
yang sama yang perlu diamankan, sekaligus kepentingan yang
berbeda/bertentangan
yang
perlu
dipertautkan.
Negosiasi
memerlukan kemampuan untuk melakukan tawar menawar dengan
alternatif yang cukup terbuka.
Beberapa kiat untuk mengatasi konflik dalam bernegosiasi:
Jangan bereaksi
Dengarkan dan nyatakan
Rekam dan susun apa yang mereka katakan dalam alur pikir
kearah pemecahan maslah
96
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
MENGAMATI
MENYAMPAIKAN
Atentif/penuh
Perhatian
Mau menerima
Membantu
Waspada
Aktif
Respek
Secara panuh
Bijaksana
SungguhSungguh
Objektif
Menggunakan
Kata-kata sederhana
Tidak mengancam
Berbicara dengan
Sistematis
Menghindari katakata sulit
Akurat & lengkap
97
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
98
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
99
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
E. Langkah-langkah Advokasi
1. Definisi Isu Strategis
2. Menentukan tujuan
3. Mengembangkan pesan advokasi
4. Penggalangan Sumber Daya termasuk Dana
5. Menggembangkan rencana kerja
100
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
NILAI (P)
1
2
3
101
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
Command Attention
Kembangkan suatu isu/ide yang merefleksikan desain suatu pesan.
Bila terlalu banyak ide akan membingungkan penentu kebijakan
sehingga mudah mudah untuk dilupakan
Create Trust
Pesan advokasi harus dapat dipercaya dengan menyajikan data dan
fakta yang akurat.
Communicate a Benefit
Tindakan yang dilakukan harus memberi keuntungan sebagai
penentu kebijakan termotivasi untuk menerapkan kebijakan
Kawasan tanpa Rokok yang dikeluarkan pimpinan Perusahaan
merupakan suatu tindakan nyata untuk menerapkan Kawasan Tanpa
Rokok bagi karyawan di tempat kerja.
Pengemasan Pesan
Presentasi adalah kunci untuk menyampaikan pesan
Sebuah prestasi yang berhasil adalah prestasi yang menarik,
didukung oleh fakta yang sahih dan tayangan/tampilan yang
menarik
Pengemasan mencakup cetakan, materi audio visual
Dukungan kemasan dengan ilustrasi sederhana, grafik dan photo.
102
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
IV. KOMUNIKASI
1. Pengertian
Komunikasi interpersonal adalah Proses penyampaikan informasi dari
komunikator (sender) kepada komonikan (reciever) dengan harapan
bahwa informasi yang disampaikan dapat dimengerti oleh oleh
(komunikan) penerima informasi
Komunikasi organisasional adalah proses formal mempergunakan chanel/
jalan untuk menerima atau menyampaikan informasi. Kepemimpinan
manajemen dicapai melalui komunikasi efektif (Douglass, 1992). Dalam
manajemen asuhan komunikasi pada semua tingkatan adalah penting.
Jalur komunikasi merupakan penghubung vital dalam fungsi manajen dan
tidak dapat ditinggalkan (Steven, 1983).
103
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
2. Tujuan
Contoh tujuan secara umum Komunikasi dalam tatanan keperawatan
Tujuan
Inform (Informasi)
Entertain (Hiburan)
Inquare (permintaan)
Persuade
(meyakinkan)
Command
(Komando)
Contoh
Rapat berikutnya akan diadakan pada hari
Rabu jam 14.00
Mari kita adakan pesta (perayaan) untuk
menyambut perawata baru
Karena ada yang sakit, saya minta anda
untuk melanjutkan dinas sore
Anda akan setuju bahwa alat monitor ini
sudah sangat kuno.
Ambil trolly emerjensi !, Bapak . B di kamar
702 sedang gawat
3. Jenis komunikasi
1) Komunikasi verbal adalah komunikasi yang mempergunakan
lambang bahasa dalam penyampaian pesan kepada penerima
2) Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang mempergunakan
lambang bukan bahasa dan dapat berwujud gambar, intonasi,
penampilan personal.
4. Tahap-tahap komunikasi
a. Tahap interaksi bidang kepribadian umum ( public areas )
b. Tahap pertukaran eksplorasi ( exploratory exchange ) mencakup
pengembangan kepribadian umum ( Publik )
c. Tahap interaksi sosial efektif komunikasi berfokus pada saling
belajar satu sama lain.
d. Tahap hubungan stabil keterbukaan umum pribadi dalam semua
tingkat.
5. Bagaimana menjadi komunikator yang baik
1) Beberapa dasar untuk menjadi pendengar yang baik :
- Sediakan waktu untuk mendengar
- Gunakan kontak mata
- Bertanya segabai klarifikasi
2) Belajar untuk konsentrasi
- Ketika bicara jangan menginterupsi pembicaraan, tetapi
dengarkan apa yang dikatakannya bukan bagaimana dia
mengatakannya.
- Anda perlu menangkap isi dari pesan dan jangan langsung
menyimpulakan.
6. Dimensi dalam komunikasi keperawatan
7. Konsep-konsep kunci dalam komunikasi
Komunikasi efektif perlu menjadi pendengar yang baik
Pendengar aktif dapat meliputi 4 tahapan : mendengar, berpikir,
merespon dan memahami.
Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan
Ditjen Bina Pelayanan Medik, Kementerian Kesehatan RI
104
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
8. Diskusi kasus
Gunakan 4 langkah dasar menjadi pendengar aktif untuk bermain peran
dengan partner dengan mengikuti situsi berikut ini : Dokumentasikan
setiap tahap. Respon dari pengirim pesan (pasien) sampai pesan tersebut
jelas dan anda berdua setuju bahwa anda telah mengajarkan 4 tahap
dalam mendengar.
a) Ibu A bingung tentang diagnosa medisnya takut bertanya, Dia
mencoba menemukan seorang perawat untuk menceriterakan apa
yang dia alami. Anda sebagai perawat yang bertugas hari ini apa
yang anda lakukan.
b) Ny W. Dirawat di rumah sakit selama 1 minggu, dengan proses
penyembuhan dari trauma, Suaminya komplain tentang perawatan
terhadap istrinya dan dia mengatakan pada perawat Istri saya
jangan dimandikan, dia sedang mengalamai nyeri. Kerjakan sesuatu.!
Bagaimana pendekatan anda terhadap Mr. Y untuk mendengarkan
keluhannya.
c) Anda sebagai perawat Tn C perlu menjelaskan secara detail tentang
pengobatan dan rencana penyuluhan sehubungan dengan
perawatan luka. Apakah ini merupakan pesan mudah ataupun
komplek. Apakah rencana ini perlu dsampaikan lebih dari satu jalan?
Dokumentasikan dan diskusikan cara-cara untuk mengklarifikasi
pesan terhadap Mr. Y.
105
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
terjadi antara staf perawat dan asisten perawat di unit kerja. Proses delegasi
sangat berarti dalam profesi staf keperawatan.
Delegasi adalah suatu pelimpahan tanggung jawab untuk melakukan suatu
tugas dari seseorang keorang lain yang dianggap mampu melaksanakannya.
1.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Contoh pendelegasian:
Dari kepala ruangan kepada ketua Tim:
1. Menyusun daftar dinas staf pelaksana
2. Menentukan tingkat ketergantungan pasien
3. Melakukan audit proses keperawatan
4. Memantau mutu pelayanan keperawtan (BOR,ALOS,TOI)
5. Memantau mutu asuhan keperawtan khusus: angka kejadian infeksi
luka infuse, infeksi luka operasi, kejadian dekubitus, pasien jatuh,
kenyamanan dankepuasan, injuri akibat restrain,dll)
Dari ketua tim kepada perawat pelaksana:
1. Memimpin pre dan post conferensi
2. Pengisian pendokumentasian asuhan keperawatan
3. Presentasi kasus
4. Mengkoordinir asuhankeperawatan dalam tim yang menjadi tanggung
jawabnya
Dari perawat pelaksana kepada perawat pelaksana:
Mendelegasikan asuhan keperawatan pasien yang dikelola
Prinsip-prinsip dasar delegasi dalam pelayanan dan asuhan
keperawatan
a. Delegator seseorang yang memberikan delegasi
b. Delegasi seseorang yang menerima pendelegasian
c. Pertanggungjawaban Pemberi delegasi bertanggung jawab terhadap
tanggung tanggap yang diberikan untuk mencapaui tujuan
d. Otoritas harus diberikan pada penerima delegasi agar tujuan tercapai
Accontable Penerima delegasi harus memegang tanggung gugat
terhadap tujuan dan yang akan dicapai
106
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
107
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
bertanggung
jawab
108
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
109
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
Keperawatan Tim
Kepala Perawat - Ners
Pasien
Pasien
c. Metoda Primer
Metode keperawatan primer merupakan suatu metoda pemberian
asuhan keperawatan, dimana seorang perawat register bertanggung
jawab dan bertanggung gugat untuk memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien dalam 24 jam.
Dalam metoda keperawatan primer ini terdapat hubungan yang dekat
dan berkesinambungan antara klien dan seorang perawat tertentu
yang bertanggung jawab dalam perencanaan, implementasi, evaluasi
dan koordinasi asuhan keperawatan klien sejak masuk unit
perawatan sampai keluar dari unit perawatan.
Metode keperawatan primer dikenal dengan ciri yaitu, akuntabilitas,
otonomi, otoritas, advokasi, ketegasan, dan 5 K yaitu, kontinuitas,
komunikasi, kolaborasi, koordinasi dan komitmen. Pada metode
keperawatan primer terdapat kontinuitas keperawatan dan bersifat
konfrehensif serta dapat dipertanggungjawabkan. Setiap PP
biasanya merawat 4-6 klien dan bertanggung jawab selama 24jam
selama klien tersebut dirawat di rumah sakit atau disuatu unit.
Tugas dan tanggung jawab kepala perawat
110
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
111
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
d. Metoda Moduler
Metoda keperawatan modul merupakan metoda modifikasi
keperawatan tim - primer, yang dicoba untuk meningkatkan efektifitas
konsep keperawatan tim melalui penugasan modular. Sistem ini
dipimpin oleh perawat register (Ners).
dan anggota memberikan asuhan keperawatan dibawah pengarahan
dari pimpinan Modulnya. Idealnya 2 3 perawat memberikan asuhan
keperawatan terhadap 8 12 pasien. Aktifitas tim sebagai suatu
kesatuan mempunyai pandangan yang holistik terhadap etiap
kebutuhan pasien, asuhan diberikan semenjak pasien masuk rumah
sakit sampai pasien pulang. Keuntungan pada metoda modular mutu
pelayanan keperawatan meningkat karena pasien mendapat
pelayanan keperawatan secara komprehensif sesuai dengan
kebutuhan perawatan pasien. Tidak banyak tenaga perawat Register
(Ners) yang dimanfaatkan sehingga biaya menjadi lebih efektif.
Tugas dan tanggung jawab kepala perawat
1). Memfasilitasi pelaksanaan pemberian asuhan keperawatam
pasien.
2). Memberikan motivasi pada staf perawat.
3). Melatih perawat untuk bekerjasama dalam pemberian
asuhan
Tugas dan tanggung jawab ketua tim moduler.
1).Memimpin, mendukung dan menginstruksikan perawat non
profesional untuk malaksanakan tindakan keperawatan
2). Memberikan asuhan keperawatan pasien meliputi :
Mengkaji, merencanakan, melaksanakan dan menilai hasil
asuhan keperawatan.
4). Memberi bimbingan dan instruksi kepada perawat partner
kerjanya.
Tugas dan Tanggung jawab anggota tim
1). Memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan yang
ditugaskan ketua tim.
2).
Keuntungan
1). Tim mendukung pengembangan dan produktifitas kelompok.
3). Asuhan keperawatan diberikan secara komprehensif.
4). Membaiknya kontinyuitas dan koordinasi asuhan.
5). Meningkatnya kepuasan pasien.
6). Biaya efektif
113
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
Kerugian.
1). Sedikit perawat register yang digunakan untuk mengatasi
kondisi pasien yang tidak diharapkan
2). Diperlukan pengalaman dan ketrampilan ketua tim.
3). Diperlukan campuran ketrampilan yang tepat.
114
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
Manajemen Kasus I
Administrator Keperawatan
Manajer kasus
Peny.Dalam
Manajer kasus
Pediatrik
Manajer Kasus
OB
115
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
Manajemen Kasus II
Administrator Keperawatan
Manajer kasus
Resiko tinggi
Ps. Cardiac arrest
Manajer kasus
Resiko tinggi
Ps. Pediatrik
Manajer kasus
Resiko tinggi
Ps. OB
f. Partnership model
Model ini kombinasi antara perawat primer dengan perawat vokasi
(LPN/LVN) atau perawat pembantu (asisten nurse) untuk bekerja
bersama secara konsisten.
Keuntungan
1. Biaya lebih efektif dari keperawatan primer.
2. Perawat primer dapat mendorong peningkatan dan melatih
partnernya.
Kerugian
1. Kemungkinan perawat primer mengalami kesulitan dalam
mendelegasikan pada partnernya.
2. Partnership yang konsisten sulit dipertahankan karena jadwal
yang bervariasi.
g. Pasien fokus dari pelayanan.
Merupakan perkembangan model terbaru dari pelayanan. Model ini
lebih berfokus pada pasien dan penerapan tergantung pada fasilitas.
Tim yang cross-functional dari perawat profesional dan asisten
bekerja sebagai unit based team.
Keuntungan
1. Pasien hanya kontak dengan petugas.
2. Perawat hanya bekerja di unit sehingga bisa menggunakan lebih
banyak waktu untuk memberikan pelayanan keperawatan
langsung.
3. Tim di supervisi oleh perawat profesional.
4. Perawat profesional bertanggung jawab dan gugat untuk pelayanan
secara luas dan berfungsi lebih tinggi.
Kerugian
1. Perubahan struktur organisasi yang besar.
2. Unit/deparatemen
lain
harus
mengakui
kepemimpinan
keperawatan.
3. Kepala ruangan harus mensupervisi berbagai macam pegawai.
116
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
Pasien
117
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
PENGELOLAAN STAF
I. PENDAHULUAN
Dewasa ini pertumbuhan institusi pelayanan kesehatan di Indonesia
sangat tinggi, baik rumah sakit yang dibangun melalui Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) dan
mengakibatkan tingginya kompetitif antar rumah sakit.
Rumah sakit sebagai suatu organisasi mempunyai misi memberikan
pelayanan kesehatan bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dan pelayanan
keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan
mempunyai peran penting dalam menentukan mutu pelayanan kesehatan
di rumah sakit, oleh karena itu untuk mencapai hal tersebut dan dalam
rangka menghadapi era kompetitif ini diperlukan proses manajerial yang
efektif berkaitan dengan sumberdaya yang terlibat dalam pemberian
pelayanan kesehatan, khususnya keperawatan.
Tenaga keperawatan merupakan tenaga kesehatan dalam jumlah terbesar
yang memiliki latar belakang pendidikan dan tingkat kompetensi
bervariasi. Hal ini menuntut kemampuan manajerial dan kepemimpinan
dari seorang manajer keperawatan untuk mengelola tenaga keparawatan,
sehingga pelayanan dan asuhan keperawatan yang diberikan
komprehensif dan professional.
Tujuan pengelolaan tenaga keperawatan agar tersedia jumlah staf sesuai
dengan kebutuhan pasien, sehingga pemberian asuhan keperawatan
menjadi lebih efisien dan efektif.
Penempatan sumber daya keperawatan disesuaikan dengan kompetensi
yang dibutuhkan dalam unit perawatan dan keseimbangan antara jumlah
staf keperawatan dengan tingkat ketergantungan klien merupakan salah
satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
II.
118
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
119
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
4. Beban kerja ( jumlah hari kerja perawatan, jumlah jam kerja perawat,
jumlah dan klasifikasi klien dan jumlah jam perawatan). Kelebihan
beban kerja atau kekurangan beban kerja dapat mempengaruhi mutu
asuhan yang diberikan. Beban kerja berlebihan membuat perawat
kelelahan, mudah sakit meyebabkan menurunnya produktifitas dan
kinerja.
5. Kualifikasi tenaga keperawatan sesuai persyaratan
Setiap unit pelayanan keperawatan berbeda membutuhkan kualifikasi
tenaga perawat yang berbeda pula. Unit pelayanan keperawatan
khusus (ICU, ICCU, Kanker, Anak , dll) membutuhkan tenaga perawat
yang memiliki sertifikat/kualfikasi khusus. Perawat yang bertugas di
ICU dimana pasien yang dirawat mempunyai masalah keperawatan
kompleks
(gangguan
hemodinamik
atau
pernapasan,
dll),
dipersyaratkan memiliki kompetensi khusus.
: 2 jam / 24 jam
point,
berdasarkan
indikator
kritikal
120
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
NO
I
Standar
score
2
4
Pengkajian
a. Tanda vital ( T,N,P,S ) tiap 4 jam
2
2
3
3
Pengobatan.
a.
b.
Aktifitas/ mobilisasi
3
4
3
2
4
III
IV
Pengkajian
a.
b.
b.
Pengobatan.
a.
b.
2
2
3
3
3
4
121
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
122
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
Swansburg
Rawat Inap : Jumlah TT 40, BOR 80%
Total care 30% : 12 ps x 6,5 jam =
Partial care 50% : 20 ps x 5 jam
=
Self care 20 % : 8 ps x 2,5 jam
=
Total
= 198 jam
( 32 )
78 jam.
100 jam.
20 jam
7,28 orang.
orang
25, 52 orang
16% perawat pembantu ( NA )
Perawat cuti/ sakit/ libur : 20%
123
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
Minimal care
Parsial
Total
Intensive care
Pagi
Sore
Mlm
Pagi
Sore
Mlm
Pagi
Sore
Mlm
Pagi
Sore
Mlm
0,27
0,18
0,94
0,45
0,30
0,16
0,63
0,42
0,22
0,81
0,54
0,28
0,54
0,36
0,19
0,90
0,60
0,32
1,26
0,84
0,44
1,62
1,08
0,56
1,08
0,72
0,38
1,80
1,20
0,64
2,52
1,68
0,88
2,24
2,16
1,12
1,62
1,08
0,56
2,70
1,80
0,96
3,78
2,52
1,32
3,86
3,34
1,68
2,16
1,44
0,75
3,60
2,40
1,28
5,04
3,36
1,76
5,48
4,32
2,24
12
3,24
2,16
1,13
5,40
3,60
1,92
7,29
5,04
2,64
9,72
6,48
3,36
16
4,32
2,88
1,5
7,20
4,80
2,56
9,81
6,72
3,52
12,96
8,64
4,48
18
4,86
3,24
1,7
8,1
5,40
2,88
11,07
7,56
3,96
14,58
9,72
5,04
20
5,4
3,6
1,9
3,2
12,6
8,4
4,40
16,2
10,8
5,6
II. PENJADWALAN
Proses dimana ada personal staf keperawatan yang adekwat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan unit se hari hari dan mencapai tujuan
organisasi.
Manajer keperawatan mempunyai tanggung jawab untuk merencanakan dan
mengelola sumber daya keperawatan dari hari kehari. staf
Keharusan jadwal kerja sore, malam , week end dan hari libur sering
menimbulkan frustasi perawat (Capuano,Fox dan Green, 1992 dalam
management decision making for nurse, 1998) oleh karena itu pengaturan
penjadwalan menjadi factor besar dalam mengembangkan ketidak puasan
kerja atau meningkatkan kepuasaan kerja dan mengadakan retensi staf.
Upaya yang dapat memberikan kepuasan pada staf adalah mengembangkan
persepsi diantara staf bahwa mereka dapat mengontrol penjadwalan, memilih
shif dan ikut terlibat dalam kebijakan staf.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penjadwalan
124
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
Keuntungan
PERMASALAHAN STAF
Berbagai permasalahan staf yang sering terjadi adalah :
1. Absensi / mangkir
Banyak hal yang membuat staf absen dari jadwal smestinya
a.
b.
c.
d.
e.
Mengatasinya:
125
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
Cara mengatasi :
Perbaikan uraian kerja, perubahan sistem rekruitmen, penempatan yg
tepat, program orientasi dan penjadwalan.
3. Burn Out ( kejenuhan )
a. Terjadi karena individu merasa tidak mampu mengatasi
masalah atau tidak produktif
b. Tidak yakin terhadap peran dan tanggungjawabnya.
c. Merasa kurang diperhatikan.
d. Tidak tahu berbuat apa setelah berupaya semaksimal
mungkin.
Mengatasi burn out:
Mobilisasi karier.
Cross training.
Mobilisasi dinas.
PENGEMBANGAN STAF
Tujuan unit keperawatan adalah memberikan pelayanan dan asuhan
keperawatan bermutu kepada masyarakat, dan tingkat pengetahuan dan
kemampuan dari perawat berhubungan langsung dengan jumlah staf yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu pengembangan
dan pendidikan staf merupakann fungsi penting bagi manajer keperawatan.
Pelatihan yang baik dan tepat dapat mengurangi kebutuhan staf, sehingga
biaya pengembangan staf untuk meningkatkan produktifitas menjadi efektif.
Pengembangan ini diarahkan sesuai dengan perkembangan ilmu dan
teknologi keperawatan dengan mempertimbangkan kebutuhan dari institusi
rumah sakit. Kegiatan pengembangan dapat berupa :
126
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
127
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
128
Modul II
Manajemen & Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat RS
PENUGASAN
PERAN KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPERAWATAN
Kasus
Unit pelayanan keperawatan di RS Ekapaksi, merupakan unit pelayanan
perawatan bedah. Jumlah kapasitas 40 TT dengan BOR 70 % . Kualifikasi
pasien terdiri dari total care 30%, partial care 30% dan self care 40%. Jumlah
perawat 22 orang ( S1 2orang dan 12 D3 keperawatan, SPK 8 SPK). Ketika
dokter mengadakan visit sore hari, mengeluh bahwa perawat tidak
menemaninya visit dengan alasan sibuk. Keluhan pelayanan juga datang dari
keluarga pasien bahwa perawat yang bertugas susah dicari untuk diminta
bantuannya. Ketika hal ini di konfirmasi kepada kepala ruang rawat,
dilaporkan bahwa perawat yang bertugas hanya 2 orang, karena dari 20
perawat, 2 tugas belajar ke D3 keperawatan dan 1 rang cuti melahirkan, 2
orang tidak efektif karena sering tidak masuk kerja dengan berbagai alasan.
Tugas:
1. Membaca kasus diatas, apa sebenarnya masalah utama yang dihadapi
oleh kepala ruang rawat , jelaskan !
2. Manajer keperawatan meminta kepala unit keperawatan untuk
merencanakan tentang jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk memberi
pelayanan keperawatan sesuai dengan tingkat kebutuhan pasien,
tolong saudara bantu kepala unit untuk merencanakan kebutuhan
tenaga perawat di unitnya.
3. Menurut saudara metoda penugasan apa yang sebaiknya diterapkan
oleh kepala unit keperawatan, jelaskan dasar pertimbangannya.!
4. Bagaimana sebaiknya tindakan yang kepala unit lakukan untuk
mengatasi masalah staf yang sering tidak masuk (absen), uraikan !
129