Professional Documents
Culture Documents
Kriteria penilaian
1. Adzan dalam keadaan suci
2. Adzan dalam keadaan berdiri
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa salamdalam hadits yang diriwayatkan oleh
Ibnu Umar : berdiri wahai bilal! Serulah manusia untuk melakukukan solat!
3. Adzan menghadap kiblat
4. Memasukkan jari ke dalam telinga
Ini adalah perbuatan yang biasa dilakukan oleh sahabat Bilal ketika adzan. [14]
5. Menyambung tiap dua-dua takbir
Maksudnya adalah menyambungkan kalimat Allahu akbar-allahu akbar, tidak dijeda antara
keduanya. [15]
6. Menolehkan kepala ke kanan ketika mengucapakan hayya alas shalahdan menolehkan
kepala ke kiri ketika mengucapakan hayya alal falah.
7. Tidak ada lahn dalam pengucapan lafadz adzan yang merubah makna
Maksudnya adalah hendaknya adzan terbebas dari kesalahan-kesalahan pengucapan yang hal
tersebut bisa merubah makna adzan. Lafadz-lafadz adzan harus diucapkan dengan jelas dan
benar.
8. Lafadz-lafaznya diucapkan sesuai urutan
Hendaknya lafadz-lafadz adzan diucapkan sesuai urutan sebagaimana dijelaskan dalam haditshadits yang sahih. Adapun bagaimana urutannya akan dibahas di bawah.
9. Lafadz-lafadznya diucapkan bersambung
Maksudnya adalah hendaknya antara lafazh adzan yang satu dengan yang lain diucapkan secara
bersambung tanpa dipisah oleh sebuah perkataan atau pun perbuatan di luar adzan. Akan tetapi
diperbolehkan berkata atau berbuat sesuatu yang sifatnya ringan seperti bersin.
SHALAT JENAZAH
1. Imam berdiri sejajar dengan kepala mayit lelaki dan bila mayitnya wanita, imam berdiri di bagian
tengahnya. Makmum berdiri di belakang imam. Disunnahkan untuk berdiri tiga shaf (barisan) atau
lebih. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
Barangsiapa yang menyalatkan jenazah dengan tiga shaf, maka sesungguhnya dia diampuni. [HR
At Tirmidzi]
2. Kemudian bertakbir yang pertama, membaca Al Fatihah setelah ta'awwudz, tidak membaca do'a
iftitah sebelum Al Fatihah. Kemudian takbir yang kedua, membaca shalawat kepada Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagaimana dalam tasyahhud. Setelah takbir yang ketiga, membaca
do'a untuk mayit. Sebaik-baik do'a adalah sebagai berikut:
Wahai, Allah! Ampunilah orang yang hidup di antara kami dan orang yang mati, yang hadir dan
yang tidak hadir, (juga) anak kecil dan orang dewasa, lelaki dan wanita kami. [HR At Tirmidzi]
Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu meriwayatkan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan
beliau menambahkan:
Wahai, Allah! Orang yang Engkau hidupkan di antara kami, maka hidupkanlah dia di atas
keimanan. Dan orang yang Engkau wafatkan di antara kami, maka wafatkanlah ia di atas
keimanan. Wahai, Allah! Janganlah Engkau halangi kami dari pahalanya, dan janganlah Engkau
sesatkan kami sesudahnya. [HR Abu Dawud].
Wahai, Allah! Berilah ampunan baginya dan rahmatilah dia. Selamatkanlah dan maafkanlah ia.
Berilah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya, mandikanlah ia dengan air, es dan
salju. Bersihkanlah dia dari kesalahan sebagaimana Engkau bersihkan baju yang putih dari kotoran.
Gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya, keluarga yang lebih baik dari
keluarganya semula, isteri yang lebih baik dari isterinya semula. Masukkanlah ia ke dalam surga,
lindungilah dari adzab kubur dan adzab neraka. [HR Muslim dari 'Auf bin Malik]
Apabila mayitnya seorang wanita, maka diganti dengan dhamir muannats.
( ....)
3. Kemudian takbir yang keempat dan berhenti sejenak. Kemudian salam ke arah kanan sekali salam.
Syaikh Ibnu Utsaimin menegaskan: "Pendapat yang benar, ialah tidak masalah (jika) salam dua
kali, karena hal ini telah tertera di sebagian hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam." [Lihat Asy
Syarhul Mumti' (5/424)]
Di antara dalil yang menunjukkan salam dua kali dalam shalat jenazah, yaitu hadits Ibnu Mas'ud.
,
(Ada) tiga kebiasaan (yang pernah) dikerjakan Rasulullah n , namun kebanyakan orang
meninggalkannya. Salah satunya, (yaitu) salam dalam shalat jenazah seperti salam di dalam shalat.
(HR Al Baihaqi). Maksudnya, dua kali salam seperti yang telah kita ketahui.
Syaikh Al Albani menyatakan, diperbolehkan hanya dengan satu kali salam yang pertama saja,
karena hadits Abu Hurairah:
Sesungguhnya Rasulullah dahulu shalat jenazah; Beliau bertakbir empat kali dan salam satu kali.
(HR Ad Daraquthni dan Al Hakim). Al Baihaqi meriwayatkan dari jalan Abul 'Anbas dari
bapaknya dari Abu Hurairah.(Ahkamul Janaiz, 128).
Dan disunnahkan untuk sirri (pelan) saat mengucapkan salam pada shalat jenazah.
d.Disunnahkan mengangkat tangan pada setiap kali takbir.
Terdapat hadits yang shahih dari Ibnu Umar secara mauquf, bahwasanya beliau Radhiyallahu
anhuma mengerjakannya. Hadits ini memiliki hukum marfu', karena hal seperti ini tidak mungkin
dikerjakan oleh seorang sahabat dengan hasil ijtihadnya.
Ibnu Hajar berkata: "Terdapat riwayat shahih dari Ibnu Abbas, bahwasanya beliau mengangkat
tangannya pada seluruh takbir jenazah." [Diriwayatkan oleh Sa'id, di dalam At Talkhishul Habir
(2/147)].