You are on page 1of 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI
Apraksia

berasal dari kata Yunani praksis yang diartikan sebagai

tindakan. Dimana apraksia sering digolongkan sebagai jenis gangguan artikulasi


dan sebagai salah satu dari dysarthria pusat. Sekarang, apraksia digolongan
menjadi bagian dari defisit perencanaan / pemrograman motorik, yang mungkin
terjadi tanpa adanya gangguan sensorik / motorik atau dari suatu kelumpuhan
(Walsh & amp; Darby, 1999). 1

Apraksia (dyspraxia jika dianggap ringan) dianggap sebagai neurological


disorder dicirikan hilangnya kemampuan untuk melaksanakan gerakan-gerakan
yang terampil dan sikap, walaupun memiliki keinginan dan kemampuan fisik untuk
melakukan gerakan tersebut (NINDS, 2005). 2
Ada beberapa jenis apraksia, yang mungkin terjadi sendiri maupun
bersama-sama. Apraksia secara umum dapat dilihat sebagai gangguan motorik
untuk melaksanakan tujuan gerakan oleh seorang individu yang memiliki
keterampilan motorik primer normal (strengh, refleks, koordinasi) dan sikap
normal yang sewajarnya dapat dilakukan (Hecan & amp; Albert, 1986:90). 3
Teori neurologis klasik mengenai dasar apraksia berasal dari teori
Liepmann-Geschwind apraxia, yang awalnya dikembangkan oleh Liepmann dan
kemudian didukung oleh Geschwind pada tahun 1974. sebelumnya penelitian
Liepmann, gangguan ini diyakini merupakan sebuah bagian dari Agnosia (Walsh
& amp; Darby, 1999:97). 1
PATOFISIOLOGI
a. Ideomotor Apraksia
Merupakan tipe apraksia yang paling sering dijumpai dan lebih jelas
dimengerti gangguannya. Liepmamn-geschwind membuat model sebagai berikut :3

Ini adalah gangguan gerakan volunter di mana seseorang tidak dapat


mengkonversi ide ke dalam tindakan. Pasien dengan apraksia sulit untuk
melaksanakan suruhan verbal, namun mereka masih dapat melakukan tindakan ini
secara otomatis, misalnya menggunakan gunting.1 Dasarnya adalah diperlukan
pemahaman dan pelaksanaan perintah motorik. Perintah melalui suara (auditorik)
pertama kali diterima dan diproses dikorteks auditorik primer lalu diteruskan ke
area wernicke untuk decoding / merupakan konsep dan dipahami. Kemudian
melalui facikulus arkuatus disampaikan ke korteks premotor hemisfer kiri. Dari
sini apabila perintah perlu respon verbal akan diteruskan ke area brocas untuk
pengulangan (repetisi), kemudian ke korteks motorik primer (girus presentalis) kiri
untuk memerintah otot bicara (respon verbal). Apabila ditemukan respons motorik

maka dari premotor korteks diteruskan ke korteks motorik primer (girus


presentalis) kiri untuk respon motorik ektremitas kanan. Apabila diperlukan respon
ekremitas kiri maka dari korteks premotor kiri tersebut diteruskan ke hemisfer
kanan melalui korpus kalosum menuju ke korteks promoter kanan dan berakhir
pada korteks motor premier (girus presentalis kanan) kanan untuk respon motorik
ektremitas kiri. Maka dapat dimengerti bahwa ideomotor apraksia dapat terjadi
pada kerusakan (patogenesis fungsi kognitif) :3
1. area Wernickes
2. fasikulus arkuatus
3. area promoter kiri
4. bagian anterior korpus kalosum
b. Idesional Apraksia
Ideosional apraksia adalah hilangnya kemampuan untuk melakukan urutan
rangkaian aktivitas motorik. Apabila masing-masing aktivitas sebelumnya
dilakukan secara terpisah akan dapat dikerjakan dengan tepat.4 Ini oleh karena
aktivitas serial / berurutan lebih kompleks daripada aktivitas single / tunggal.
Idesional apraksia sering sulit dibedakan dengan ideomotor apraksia derajat sedang

atau pada penderita gangguan memori. Tidak terdapat lokasi spesifik pada daerah
kortikal yang berkaitan dengan idesional apraksia.4
c. Limb-Kinetik Apraksia
limb-kinetik apraksia adalah kelainan gerakan terampil, diyakini karena
hilangnya pola kinestetik memori yang diperlukan untuk melakukan gerakangerakan terampil.4 Gangguan ini dikategorikan sebagai gangguan gerakan volunter
di mana pasien tidak dapat menggunakan objek untuk tujuan yang semestinya.
Namun, pasien masih tahu untuk apa objek tersebut digunakan. Biasanya bentuk
apraksia ditemukan untuk mempengaruhi gerakan ekstremitas atas, seperti
menekan tombol, memasukkan surat dalam amplop dan lainnya.1 Limb-kinetik
apraksia biasanya hasil dari lesi precentral gyrus dan berlawanan dengan sisi yang
terkena dari tubuh.5
Ciri model apraksia Liepmann-Geschwind dan tiga bentuk utama dalam
apraksia yang terjadi, didukung dengan adanya dominasi hemisfer kiri untuk motor
gerakan kedua dari sisi tubuh kiri dan kanan sehinga menegaskan bahwa gerak
motorik dikendalikan oleh lobus parietalis kiri. Satu bukti penting yang
mendukung penelitian Liepmann tentang supremasi hemisfer kiri menguasai gerak
motorik.3, 5

You might also like