Professional Documents
Culture Documents
2, (2013) 96-101
96
97
Sehingga kebanyakan investor menunda melakukan
transaksi pembelian saham. Fenomena Monday effect ini
juga dapat dijelaskan dari sisi psikologis investor yang
cenderung tidak menyukai hari Senin sebagai awal hari
kerja, sehingga mereka merasa kurang semangat dan
pesimis saat bertransaksi di bursa. Diindikasikan para
investor institusional melakukan aktivitas perdagangan
lebih sedikit pada hari ini, sementara investor individual
melakukan aktivitas perdagangan lebih banyak tetapi
dengan order penjualan lebih mendominasi aktivitas
perdagangan mereka. Akibatnya kegiatan di bursa juga
akan terpengaruh oleh kondisi ini, harga saham akan jatuh
berkenaan dengan peningkatan supply(Rita M. R., 2009).
Rendahnya return pada hari Senin jugadapat diakibatkan
karena
perusahaan-perusahaanemiten
biasanya
menundapengumuman berita buruk (bad news)sampai
dengan hari Jumat dan di responoleh pasar pada hari Senin
(Luhgiatno, 2011).Umumnya perusahaan yang ingin
menyampaikan informasi buruk akan menunggu waktu
yang tepat yakni akhir pekan. Tujuannya agar para investor
memiliki waktu luang selama hari libur bursa untuk
mengevaluasi kembali kinerja emiten terhadap informasi
tersebut sehingga pasar tidak menjadi terlalu panik saat
merespon informasi tersebut (Supriyono & Wibowo
2008).Terdapat juga sebuah fenomena bahwaMonday effect
terjadi terkonsentrasi pada dua minggu terakhir setiap
bulannya (minggu keempat dan kelima) yang disebut juga
dengan week-four effect. Menurut Sun dan Tong hal ini
terjadi karena alasan likuiditas yaitu terdapat banyak
pengeluaran pada akhir bulan sehingga para investor
mengurangi
perdagangan
dalam
pasar
modal
(Budileksmana, 2005). Pada hari Senin, tekanan jual dari
investor individu akan lebih tinggi jika didahului oleh
kejadian hari Jumat yang memiliki return negatif (bad
Friday). Abraham dan Ikenberry (1994) menemukan bahwa
keseluruhan rata-rata returnSenin adalah negatif, hal ini
merupakan konsekuensi dari informasi yangdiumumkan
pada sesi perdagangan sebelumnya. Hasil ini menunjukkan
adanya korelasi antara return hari Jumat dan rata-rata
return pada hari Senin(Rita M. R., 2009).
Untuk mendapatkan hasil empirik dari penelitian ini,
hipotesa yang ada perlu ditetapkan dan diuji. Hipotesa
penelitian ini disusun berdasarkan rumusan masalah yang
ada, sehingga dapat ditarik hipotesa dalam penelitian ini,
yaitu:
a. Hari Senin berpengaruh terhadap return saham di Bursa
Efek Indonesia dan merupakan return yang terendah
dalam bandingannya dengan return hari-hari yanglain
b. Return yang terendah pada hari Senin di Bursa Efek
Indonesia terkonsentrasi pada Senin dua minggu
terakhir setiap bulannya
c. Return pada hari Senin di Bursa Efek Indonesia
dipengaruhi oleh terjadinya return pada hari Jumat pada
minggu sebelumnya
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, digunakan data numerik sehingga
dapat digolongkan sebagai penelitian yang bersifat
kuantitatif(Ghozali, 2011).
98
Hipotesis 2: Return yang terendah pada hari Senin di
Bursa Efek Indonesia terkonsentrasi pada Senin dua
minggu terakhir setiap bulannya.
Dimana :
Rt : Return harian indeks saham pada hari Senin ke-t.
SEN1 : Variabel dummy, yang diberikan nilai 1 apabila
hari Senin ke-t jatuh pada minggu ke-1 dan
diberikan nilai 0 apabila jatuh pada bukan
minggu ke-1.
SEN2 : Variabel dummy, yang diberikan nilai 1 apabila
hari Senin ke-t jatuh pada minggu ke-2 dan
diberikan nilai 0 apabila jatuh pada bukan
minggu ke-2.
SEN3, SEN4, SEN5 : Seperti di atas.
Hipotesa:
Ho:
H1:
: Konstanta
: Koefisien regresi
: Return pada hari Senin pada minggu t.
: Return pada hari Jumat yang mendahului hari
Senin pada minggu t.
: Error
Hipotesa:
Dimana :
Rt:
Return harian indeks saham pada hari t yang
dihitung dengan persamaan (3.3).
SEN : Variabel dummy, yang diberikan nilai 1 apabila
hari t jatuh pada hari Senin dan diberikan nilai 0
apabila jatuh pada hari selain Senin.
SEL : Variabel dummy, yang diberikan nilai 1 apabila
hari t jatuh pada hari Selasa dan diberikan nilai 0
apabila jatuh pada hari selain Selasa.
RAB, KAM, JUM : Variabel dummyRabu, Kamis dan
Jumatseperti halnya di atas.
Hipotesa:
Sn=Sl =Rb=Km=Jm
H1: tidak semua i sama
Dimana i adalah rata-rata return hari ke i (Senin, Selasa,
H o:
Ho:
H 1:
a2= 0
a2 0
Observasi
294
296
302
Min
Maks
Mean
-0.10028
-0.07698
-0.10375
0.07640
0.06437
0.07921
-0.00065
0.00044
0.00207
Standar
Deviasi
0.01838
0.01484
0.01672
292
280
-0.08880
-0.06905
0.05409
0.07057
99
0.00051
0.00119
0.01533
0.01414
Gambar
4.2
menunjukkan
bahwa
pada
dua
mingguterakhir, rata-rata return hari Senin mengalami
penurunan.Penurunan terjadi cukup besar pada Senin
minggu terakhir.
100
(sebelumnya). Pendeteksian ada atau tidaknya autokorelasi
dilakukan dengan Run Test. Jika nilai signifikansi Run
Testyang dihasilkan regresi > 0,05, maka disimpulkan tidak
terdapat autokorelasi pada model regresi(Ghozali, 2009).
Berikut adalah nilai Durbin Watson yang dihasilkan dari
model regresi 1, 2 dan 3:
Tabel 4.7. Uji Autokorelasi
Model Regresi Nilai Signifikansi Run Test
1
0.105
2
0.640
3
0.951
Ket.
tidak signifikan
tidak signifikan
signifikan
tidak signifikan
tidak signifikan
Ket.
tidak signifikan
tidak signifikan
tidak signifikan
tidak signifikan
tidak signifikan
101
Ket.
signifikan