You are on page 1of 3

Alat yang digunakan dalam praktikum ini meliputi blender, kain saring, kompor,

timbangan, talenan, pisau, kertas saring, kertas lakmus (pH), wadah plastik, sendok
makan, pengaduk, panci, gelas ukur, labu Erlenmeyer, breaker glass, wadah
inkubasi nata, oven, cawan petri, tabung reaksi, filler, pipet ukur, batang drugalsky,
sumber api, spirtus, wrapper, kertas label, dan mikroskop.
Bahan yang digunakan diantaranya meliputi media NA, buah nanas, sukrosa, asam
cuka, urea, starter nata, akuades, air, larutan H2SO4 , larutan NaOH, larutan KSO4,
alkohol, 95%, dan alkohol 70%.

1. Buah nanas matang dikupas dengan menggunakan pisau, setelah bersih dari
kulitnya, kemudian nanas dipotong kecil menggunakan talenan.
2. Nanas yang telah dipotong kecil, dimasukkan ke dalam blender dan diblender
sampai halus.
3. Nanas yang telah diblender halus disaring.
4. Selanjutnya perlakuan pada media sari nanas, yaitu media sari nanas yang
telah diblender, ditambahkan dengan air dengan perbandingan sari nanas :
air, yaitu (1:2) 250 mL : 500 mL.
5. Media sari nanas sebanyak 750 mL dipanaskan dan ditambahkan sukrosa,
dengan variasi penambahan sukrosa sebanyak 6%, 8%, dan 10%.
6. Media sari nanas didinginkan, setelah dingin ditambahkan urea sebanyak
0,5%, serta 1% asam cuka, selanjutnya diaduk sampai homogen.
7. Diukur pH sari nanas, diupayakan pH antara 4-6.
8. Sebanyak 750 mL media sari nanas dituangkan pada media steril , lalu
ditambahkan 10% starter nata Acetobacter xylinum.
9. Media sari nanas ditutup dengan kertas koran steril.
10.Diinkubasi selama 11-15 hari pada suhu ruang.
Pengamatan makromorfologi Acetobacter xylinum
1. Cairan nata de pina diambil 1 ml dan dilarutkan ke dalam 9 ml akuades
steril, kemudian dilakukan pengenceran bertingkat sampai 10 -4.
2. Pengenceran terakhir diplatting duplo pada media NA padat. Setelah itu,
diinkubasi pada suhu ruang selama 2 x 24 jam.
3. Pengamatan makromorfologi dilakukan dengan mengamati warna, bentuk,
ukuran, margin, permukaan koloni yang tumbuh. Pengamatan dilakukan
dengan bantuan mikroskop dan didokumentasikan.
Uji Organoleptik Produk
1. Produk nata yang telah diperoleh dicuci dengan air hangat sebanyak 2
kali, lalu didokumentasikan.
2. Produk nata yang telah dicuci selanjutnya diuji organoleptik dengan uji
tekstur, uji warna, uji rasa dan uji aroma.
3. Tingkat kesukaan diukur dengan skala hedonik, sebagai berikut :
Sangat suka : 4
Suka
:3
Tidak suka : 2
Sangat tidak suka : 1

Analisis kadar serat


1. Nata ditimbang sebanyak 2 g, lalu dimasukkan ke dalam labu
Erlenmeyer dan ditambahkan 200 ml H2SO4 (0,255 N) mendidih dan
ditutup dengan kain pendingin.
2. Suspense disaring dengan kertas saring, residu yang tertinggal
dalm labu Erlenmeyer dicuci dengan akuades mendidih.
3. Residu dalam kertas saring dimasukkan lagi ke dalam labu
Erlenmeyer dengan bantuan spatula dan dicuci dengan NaOH
mendidih.
4. Residu disaring dengan kertas saring yang telah diketahui berat
konstannya sambil dicuci dengan KsO4 10%, residu dicuci dengan
akuades mendidih dan 15 ml alcohol 95%.
5. Kertas saring dikeringkan di oven. Kemudian, residu ditimbang ,,
berat residu sama dengan berat serat kasar.
6. Hasil nata yang terbaik merupakan nata yang memilki nata yang
memilki serat kasar sesuai standar Nasional Indonesia (SNI),
maksimal dengan kadar serat 4,5 %.
Identifikasi bahaya produk
Karakteristik
Ukuran
Bentuk
Warna
Elevasi
Margin
Penampakan permukaan

Media NA
kecil
Bulat
Putih keruh
Raised
raised
mengkilap

You might also like