You are on page 1of 9

DEKSAMETASON

DEXAMETHASONE

1. IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA


1.1. Golongan
Glukokortikoid (6)
1.2. Sinonim/Nama Dagang (5)
Prednisolon

F;

9-Fluoro-16-methyl-11,17,21-trihydroxy-1,4-

pregnadiene-3,20-dione(11,

16)-9-Fluoro-11,17,21-trihydroxy-16-

methylpregna-1,4-diene-3,20-dione; 9-Fluoro-16-methylprednisolone.
1.3. Nomor Identifikasi
1.3.1. Nomor CAS

: 50 02 2 (3, 4, 5)

1.3.2. Nomor EC

: 200 003 9 (4, 5)

1.3.3. Nomor RTECS

: TU3980000 (2, 3)

1.3.4. Nomor UN

: Tidak tersedia data

2. PENGGUNAAN (1, 6)
Antiinflamasi steroid; antiemetik; antineoplastik, hormonal; glukokortikoid sintetik;
glukokortikoid topikal.

3. BAHAYA TERHADAP KESEHATAN


3.1. Organ Sasaran (2, 3)
Sistem reproduksi, kelenjar pituitari/hipofisis
3.2. Rute Paparan (3)
3.2.1. Paparan Jangka Pendek
3.2.1.1. Terhirup
Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan
3.2.1.2. Kontak dengan Kulit
Dapat menyebabkan iritasi pada kulit

3.2.1.3. Kontak dengan Mata


Dapat menyebabkan iritasi pada mata
3.2.1.4. Tertelan
Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan
3.2.2. Paparan Jangka panjang
3.2.2.1. Terhirup
Tidak tersedia data
3.2.2.2. Kontak dengan Kulit
Tidak tersedia data
3.2.2.3. Kontak dengan Mata
Tidak tersedia data
3.2.2.4. Tertelan (6)
Dapat menyebabkan sejumlah efek dikarenakan inhibisi
sekresi

kortikosteroid

secara

fisiologis,

menurunkan

pembentukan tulang, meningkatkan glukoneogenesis, dan


perubahan pada serum elektrolit.

4. TOKSIKOLOGI
4.1. Toksisitas
4.1.1. Data pada Hewan (2, 4, 5, 6)
Toksisitas akut: LD50 oral-tikus > 3000 mg/kg. LD50 subkutan-kelinci
7,2

mg/kg

BB;

LD50

subkutan-tikus

14

mg/kg

BB;

LD50

intraperitonial-tikus 54 mg/kg BB; LD50 intraperitonial-mencit 410


mg/kg BB.
4.1.2. Data pada Manusia (6)
Efek akut:
Penggunaan jangka pendek bahan ini, meski dalam dosis yang besar,
tidak memberikan efek toksik yang bersifat akut. Hanya ada beberapa
perubahan pada dermatologi dan sensori yang perlu diwaspadai.
Toksisitas Akut (Deksametason natrium fosfat):
TD intravena-pria 0,357 mg/kg (efek pada saluran pencernaan); TD
intravena-wanita 320 mg/kg (efek pada saluran pencernaan); TD
intravena-anak-anak 1 mg/kg (efek pada saluran pencernaan); TD

intravena-bayi 1,3 mg/kg selama lebih dari 3 hari (efek pada susunan
saraf pusat).
Toksisitas Kronik:
Pada penggunaan jangka panjang, khususnya pada dosis tinggi,
supresi aksis kelenjar hipotalamus-adenokortikal (hypothalamuspituitary-adenocortical axis) dapat mengarah pada ketergantungan
psikologis dan gejala penarikan yang muncul selama pengobatan
dihentikan atau selama stress psikologis terjadi.
4.2. Data Karsinogenik

(1)

Bahan ini tidak dilapokan berpotensi karsinogenik untuk penggunaan pada


manusia.
4.3. Data Tumoregenik

(4)

Tidak tersedia data.


4.4. Data Teratogenik

(4)

Tidak tersedia data.


4.5. Data Mutagenik

(4)

Tidak tersedia data.

5. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KORBAN KERACUNAN


5.1. Terhirup (3)
Jauhkan korban dari tempat paparan dan segera pindahkan ke daerah yang
berudara segar. Berikan pernapasan buatan jika dibutuhkan. Jika korban
kesulitan bernapas, berikan oksigen. Segera bawa ke rumah sakit atau
fasilitas kesehatan terdekat.
5.2. Kontak dengan Kulit (3)
Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi.
Cuci kulit, kuku, dan rambut menggunakan sabun dan air yang banyak
sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal, sekurangnya
selama 15-20 menit. Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas
kesehatan terdekat

5.3. Kontak dengan Mata (3)


Segera cuci mata dengan air yang banyak, sekurangnya selama 15-20
menit dengan sesekali membuka kelopak mata bagian atas dan bawah
sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa
ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
5.4. Tertelan (3)
Jangan berikan apapun melalui mulut pada korban yang tidak sadarkan diri.
Jangan

lakukan

induksi

muntah.

Jika

korban

sadar,

cuci

mulut

menggunakan air. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan


terdekat.

6. PENATALAKSANAAN PADA KORBAN KERACUNAN


6.1. Resusitasi dan Stabilisasi (7)
a. Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas untuk
menjamin pertukaran udara.
b. Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi
dengan cara memberikan pernapasan buatan untuk menjamin cukupnya
kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi
darah.
6.2. Dekontaminasi
6.2.1.

Dekontaminasi Mata (7)


-

Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah


dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.

Secara perlahan, bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci


dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9%
diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu
liter untuk setiap mata.

Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.

Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.

Jangan biarkan pasien menggosok matanya.

Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke


rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke
dokter mata.

6.2.2.

Dekontaminasi Kulit (termasuk rambut dan kuku) (7)


-

Bawa segera pasien ke pancuran terdekat.

Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang
dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit.

Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain
atau kertas secara lembut. Jangan digosok.

Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau


muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.

Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan


menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hatihati jangan sampai terhirup.

6.2.3.

Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.

Dekontaminasi Gastrointestinal (1,6)


Dekontaminasi gastrointestinal tidak diperlukan. Di rumah sakit,
dekontaminasi

gastrointestinal

umumnya

tidak

dibutuhkan.

Toksisitas sistemik yang signifikan tidak terjadi pada kasus tertelan


akut.
6.3. Antidotum (1)
Tidak ada antidotum spesifik.

7. SIFAT FISIKA KIMIA


7.1. Nama Bahan
Deksametason
7.2. Deskripsi (3)
Serbuk atau kristal padat berwarna putih hingga kuning pucat, tidak berbau;
berat molekul 392,46; titik leleh 255-261oC; kelarutan dalam air 10
mg/100mL (25oC).
7.3. Tingkat Bahaya, Frasa Risiko dan Frasa Keamanan
7.3.1. Peringkat NFPA (Skala 0-4) (4)
Kesehatan 2

= tingkat keparahan tinggi

Kebakaran 0

= tidak mudah terbakar

Reaktifitas 0

= tidak reaktif

7.3.2. Klasifikasi EC (Frasa Risiko dan Frasa Kemanan)


R 40

(2, 3, 4, 5)

= Bukti yang terbatas mengenai efek karsinogenik

R 43

= Dapat menyebabkan alergi jika kontak dengan


kulit

R 62

= Mungkin berisiko merusak/mengganggu fertilitas

R 63

= Mungkin berisiko membahayakan janin

R 36/37/38

= Mengiritasi mata, sistem pernapasan dan kulit

R 42/43

= Dapat menyebabkan sensitisasi bila terhirup dan


kontak dengan kulit

S 22

= Jangan menghirup debu

S 26

= Jika kontak dengan mata, bilas segera dengan


air dan hubungi dokter

S 45

= Jika terjadi kecelakaan atau jika anda merasa


tidak

sehat,

menghubungi

jika

memungkinkan

dokter

segera

(perlihatkan

label

kemasan)
S 36/37

= Kenakan pakaian dan sarung tangan pelindung


yang cocok

7.3.3. Klasifikasi GHS (2, 4, 5)


Pernyataan Bahaya
H 303

= Berbahaya jika tertelan

H 315

= Menyebabkan iritasi pada kulit

H 317

= Dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit

H 319

= Menyebabkan iritasi mata yang serius

H 334

= Dapat menyebabkan alergi atau gejala asma


atau kesulitan bernapas jika terhirup

H 335

= Dapat menyebabkan iritasi pada saluran


pernapasan

H 351

= Diduga menyebabkan kanker

H 361

= Diduga dapat membahayakan kesuburan atau


Janin

Pernyataan Kehati-hatian
P 201

= Memerlukan instruksi khusus sebelum


digunakan

P 202

= Jangan ditangani hingga semua persiapan

keselamatan telah dibaca dan dimengerti


P 281

= Gunakan peralatan pelindung pribadi sesuai


kebutuhan

P 264

= Cuci tangan setelah menangani bahan

P 261

= Hindari menghirup debu bahan

P 272

= Pakaian kerja yang terkontaminasi tidak


diperbolehkan berada di ruangan

P 312

= Hubungi Sentra Informasi Keracunan atau


dokter/tenaga medis, jika merasa tidak sehat

P 280

= Gunakan sarung tangan pelindung

P 308 + P 313

= Jika terpapar: Segera hubungi bantuan medis

P 302 + P 352

= Jika terkena kulit: Cuci tangan dengan sabun


dan air

P 332 + P 313

= Jika iritasi kulit terjadi, segera hubungi bantuan


medis

P 362

= Lepaskan pakaian yang terkontaminasi dan cuci


pakaian sebelum digunakan kembali

P 337 + P 313

= Jika iritasi mata menetap, segera hubungi


bantuan medis

P 304 + P 341

= Jika terhirup: Jika sulit bernapas, pindahkan


korban

ke

tempat

berudara

bersih

dan

istirahatkan pada posisi yang nyaman untuk


bernapas
P 333 + P 313

= Jika terjadi iritasi kulit atau kemerahan pada


kulit, segera hubungi bantuan medis

P 363

= Cuci pakaian yang terkontaminasi sebelum


digunakan kembali

P 305 + P 351 + P 338

= Jika terkena mata: Bilas dengan hati-hati

menggunakan

air

selama

beberapa

menit.

Lepaskan lensa kontak. Lanjutkan membilas


P 342 + P311

= Jika timbul gejala gangguan pernapasan:


Hubungi

Sentra

Informasi

Keracunan

dokter/tenaga medis
P 309 + P 311

= Hubungi Sentra Informasi Keracunan atau

atau

dokter/tenaga medis jika terpapar bahan atau


merasa tidak sehat
P 304 + P 340

= Jika terhirup: Pindahkan korban ke tempat


berudara bersih dan istirahatkan pada posisi
yang nyaman untuk bernapas

8. STABILISASI DAN REAKTIVITAS


8.1.

Reaktivitas (2, 4)
Stabil jika disimpan sesuai dengan kondisi yang disarankan

8.2.

Kondisi yang Harus Di Hindari (3, 5)


Hindari terkena cahaya, generator debu, dan panas berlebih

8.3.

Bahan Tak Tercampurkan (2, 3, 4, 5)


Oksidator kuat

8.4.

Dekomposisi (2, 3, 4)
Karbon monoksida, karbon dioksida, hidrogen florida

8.5.

Polimerisasi (2, 3)
Tidak terpolimerisasi

9. BATAS PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI


9.1.

Ventilasi (2)
Gunakan proses terlampir, ventilasi pembuangan lokal, atau sistem
pembuangan lain, untuk mengendalikan konsentrasi bahan di udara
berada di bawah ambang batas.

9.2.

Perlindungan Mata (3)


Gunakan kacamata pelindung yang memadai atau kacamata pelindung
bahan kimia.

9.3.

Pakaian (5)
Gunakan pakaian pelindung dari bahan kimia yang lengkap. Tipe
peralatan pelindung harus dipilih sesuai dengan konsentrasi dan jumlah
bahan pada tempat kerja.

9.4.

Sarung Tangan (2)


Gunakan sarung tangan pelindung tahan bahan kimia.

9.5.

Respirator (4)
Respirator pelindung tidak diperlukan. Jika pelindung diperlukan, gunakan
kombinasi multifungsi (USA) atau tipe ABEK (EN 14387) respirator kartrid.
Gunakan respirator dan komponen yang sudah teruji dan disetujui sesuai
dengan standar peraturan yang berlaku seperti NIOSH (USA) atau CEN
(EU).

10. DAFTAR PUSTAKA


1. http://toxnet.nlm.nih.gov/cgi-bin/sis/search/f?./temp/~E0dMJA:1

(diunduh

Oktober 2013)
2. https://www.caymanchem.com/msdss/11015m.pdf (diunduh Oktober 2013)
3. http://www.chemblink.com/MSDS/MSDSFiles/50-022_Acros%20Organics.pdf (diunduh Oktober 2013)
4. http://www.chemblink.com/MSDS/MSDSFiles/50-02-2_BioVision.pdf
(diunduh Oktober 2013)
5. http://www.sigmaaldrich.com/MSDS/MSDS/DisplayMSDSPage.do?country=
GB&language=en&productNumber=D4902&brand=SIGMA&PageToGoToUR
L=http%3A%2F%2Fwww.sigmaaldrich.com%2Fcatalog%2Fproduct%2Fsigm
a%2Fd4902%3Flang%3Den (diunduh Oktober 2013)
6. http://www.toxinz.com/Spec/1948712 (diunduh Oktober 2013)
7. Sentra Informasi Keracunan (SIKer) dan tim. Pedoman Penatalaksanaan
Keracunan untuk Rumah Sakit. 2001

You might also like