Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep penilaian
pembelajaran
pada
dewasa
ini
menunjukkan
Suharsimi
Arikunto
dalam
bukunya
Dasar-Dasar
Evaluasi
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian reliabilitas?
2. Apa saja tipe-tipe reliabilitas?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi reliabilitas tes hasil belajar?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Menjelaskan pengertian reliabilitas
2. Mengemukan tipe-tipe reliabilitas
3. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi reliabilitas tes hasil belajar
D. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah:
1. Menambah wawasan pembaca mengenai reliabilitas tes
2. Menjadi bahan pertimbangan bagi guru dalam pembuatan soal yang akan
datang sehingga dapat menyempurnakan atau memperbaiki kualitas soal
yang kurang baik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Validitas
Kata reliabillitas dalam bahasa Indonesia di ambil dari reliability dalam
bahasa Inggris, berasal dari kata reliable yang artinya dapat dipercaya.
reliabilitas merupakan kata benda, sedangkan reliable merupakan kata sifat
atau keadaan.
Reliabilitas
merupakan
penerjemahan
dari
kata
reliability
yang
mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas
tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable).Walaupun reliabilitas
mempunyai berbagai arti seperti kepercayaan, keterandalan, keajegan,
Makalah Evaluasi Pendidikan | Nur Ulil Amri
kestabilan dan konsistensi, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep
reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya.
Pengertian reliabilitas menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
1. Menurut Sugiono (2005) bahwa reliabilitas adalah serangkaian pengukuran
atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang
dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Reabilitas tes
adalah tingkat keajegan (konsitensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes
dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah
walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda.
2. Menurut Sukadji (2000), reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat
tes mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas dinyatakan
dalam bentuk angka, biasanya sebagai koefisien. Koefisien tinggi berarti
reliabilitas tinggi.
3. Menurut Nursalam (2003), reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran
atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati
berkali kali dalam waktu yang berlainan. Alat dan cara mengukur atau
mengamati sama sama memegang peranan penting dalam waktu yang
bersamaan.
4. Menurut Sukardi (2008: 43) reliabilitas adalah karakter lain dari evaluasi.
Reliabilitas juga dapat diartikan sama dengan konsistensi atau keajegan.
Suatu instrument evaluasi dikatakan mempunyai nilai reliabilitas tinggi,
apabila tes yang dibuat mempunyai hasil konsisten dalam mengukur yang
hendak diukur.
5. Menurut Sukardi (2008), ada beberapa tipe reliabilitas yang digunakan
dalam kegiatan evaluasi dan masing-masing reliabilitas mempunyai
konsistensi yang berbeda-beda. Beberap tipe reliabilitas di antaranya: tesretes, ekivalen, dan belah dua yang ditentukan melalui korelasi.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa reliabilitas tes
merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengetahui konsistensi
pengukuran tes yang hasilnya menunjukan keajegan. Seorang dikatakan dapat
dipercaya apabila orang tersebut berbicara ajeg, tidak berubah-ubah
pembicaraannya dari waktu ke waktu. Dalam sebuah tes pentingnya diamati
keajegan dan kepastian tes tersebut dilihat dari hasil tes yang didapat.
Makalah Evaluasi Pendidikan | Nur Ulil Amri
B. Tipe-Tipe Reliabilitas
Berbagai tipe tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
1. Reliabilitas dengan Tes-Retes
Reliabilitas tes-retes tidak lain adalah derajat yang menunjukkan
konsistensi hasil sebuah tes dari waktu ke waktu. Tes-Retes menunjukkan
variasi skor yang diperoleh dari penyelenggaraan satu tes evaluasi yang
dilaksanakan dua kali atau lebih, sebagai akibat kesalahan pengukuran.
Dengan kata lain, kita tertarik dalam mencari kejelasan bahwa skor siswa
mencapai suatu tes pada waktu tertentu adalah sama hasilnya, ketika siswa
itu dites lagi dengan tes yang sama. Dengan melakukan tes-retes tersebut.
Seorang guru akan mengetahui seberapa jauh konsistensi suatu tes
mengukur apa yang ingin diukur (Sukardi, 2008).
Sedangkan Arikunto (1997: 88) berpendapat bahwa metode tes ulang
(tes-retes) dilakukan untuk menghindari dua penyusunan dua seri tes. Dalam
menggunakan teknik atau metode ini pengetes hanya memiliki satu seri tes
tapi dicobakan dua kali. Oleh karena tesnya satu dan dicobakan dua kali,
maka metode ini dapat disebut juga dengan single-test-double-trial-method.
Reliabilitas tes retes dapat dilakukan dengan cara seperti berikut:
a. Selenggarakan tes pada suatu kelompok yang tepat sesuai dengan rencana.
b. Setelah selang waktu tertentu, misalnya satu minggu atau dua minggu,
lakukan kembali tes yang sama dengan kelompok yang sama tersebut.
c. Korelasikan kedua hasil tes tersebut.
Jika hasil koefisien menunjukkan tinggi, berarti reliabilias tes adalah
bagus. Sebaliknya, jika korelasi rendah, berarti tes tersebut mempunyai
konsistensi rendah (Sukardi, 2008).
Contoh:
Tes Pertama
Tes Kedua
Siswa
A
Skor
15
Ranking
3
Skor
20
Ranking
3
20
25
15
18
23
E
12
4
18
4
Walaupun tampak skornya naik, akan tetapi kenaikannya dialami oleh
semua siswa. Metode ini juga disebut self-correlation method (korelasi diri
sendiri) karena mengkorelasikan hasil dari tes yang sama.
2. Reliabilitas Dengan Bentuk Ekivalensi
Sesuai dengan namanya yaitu ekivalen, maka tes evaluasi yang hendak
diukur reliabilitasnya dibuat identik dengan tes acuan. Setiap tampilannya,
kecuali substansi item yang ada, dapat berbeda. Kedua tes tersebut
sebaliknya mempunyai karakter yang sama. Karakteristik yang dimaksud
misalnya mengukur variabel yang sama, mempunyai jumlah item sama,
struktur sama, mempunyai tingkat kesulitan dan mempunyai petunjuk, cara
penskoran, dan interpretasi yang sama (Sukardi 2008).
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Arikunto (1997: 87) bahwa
tes paralel atau equivalent adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan
tujuan, tingkat kesukaran dan susunan, tetapi butir-butirnya berbeda. Dalam
istilah bahasa Inggris disebut Alternate-forms method (parallel forms).
Tes reliabilitas secara ekivalen dapat dilaksanakan dengan mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Tentukan sasaran yang hendak dites
b. Lakukan tes yang dimaksud kepada subjek sasaran tersebut.
c. Administrasinya hasilnya secara baik.
d. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, lakukan pengetesan yang kedua
kalinya pada kelompok tersebut
e. Korelasikan kedua hasil skor tersebut (Sukardi, 2008).
Perlu diketahui juga bahwa tes ekivalensi mempunyai kelemahan yaitu
bahwa membuat dua buah tes yang secara esensial ekivalen adalah sulit.
Akibatnya akan selalu terjadi kesalahan pengukuran (Sukardi, 2008).
Pernyataan lain juga disampaikan oleh Arikunto (1997: 88) kelemahan dari
metode ini adalah pengetes pekerjaannya berat karena harus menyusun dua
seri tes. Lagi pula harus tersedia waktu yang lama untuk mencobakan dua
kali tes.
3. Reliabilitas dengan Bentuk Belah Dua
Menurut Sukardi (2008: 47), reliabilitas belah dua ini termasuk
reliabilitas yang mengukur konsistensi internal. Yang dimaksud konsistensi
Makalah Evaluasi Pendidikan | Nur Ulil Amri
internal adalah salah satu tipe reliabilitas yang didasarkan pada keajegan
dalam setiap item tes evaluasi. Relibilitas belah dua ini pelaksanaanya hanya
satu kali.
Cara melakukan reliabilitas belah dua pada dasarnya dapat dilakukan
dengan urutan sebagai berikut:
a. Lakukan pengetesan item-item yang telah dibuat kepada subjek sasaran.
b. Bagi tes yang ada menjadi dua atas dasar dua item, yang paling umum
dengan membagi item dengan nomor ganjil dengan item dengan nomor
genap pada kelompok tersebut.
c. Hitung skor subjek pada kedua belah kelompok penerima item genap dan
item ganjil.
d. Korelasikan kedua skor tersebut, menggunakan formula korelasi yang
relevan dengan teknik pengukuran (Sukardi, 2008).
Berikut ini adalah rumus-rumus untuk uji reliabilitas instrument:
1. Rumus Spearman Brown:
2rb
r i=
1+rb
ri = reliabilitas insternal seluruh instrumen
rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua
2. Rumus KR. 20 (Kuder Richardson)
s2t piqi
k
Ri =
(k1)
s 2t
K M
M
1
k
R i=
( k1)
siswa
dalam
mengerjakan soal
3.
Kesulitan tes
Tes normatif yang terlalu mudah atau terlalu sulit untuk siswa, cenderung
menghasilkan skor reliabilitas rendah.
4.
Objektifitas
Tes objektif merupakan tes yang mampu mengurangi subjektivitas
penskoran, artinya: setiap orang yang menskor hassil tes akan menemukan
skor yang sama pada siswa yang sama. Untuk meningkatkan objektivitas,
proses pensekoran harus dilakuakan seobjektif mungkin dan mengurangi
pengaruh guru dalam menskor hasil ujian siswa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Panjang tes
Penyebaran skor
Kesulitan tes
Objektifitas
B. Saran
Dalam pembuatan soal, guru harus memperhatikan kevalidan suatu tes
sehingga dapat menyempurnakan atau memperbaiki kualitas soal yang kurang
baik. Dengan begitu, tes sebagai evaluasi pendidikan dapat berfungsi dengan
baik sebagai media untuk mengukur kemampuan peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
10