You are on page 1of 5

INFEKSI NON SPESIFIK

A. DEFINISI
Infeksi merupakan proses invasi mikroorganisme dan berproliferasi di dalam
tubuh sehingga menyebabkan sakit (Potter & Perry, 2005). Infeksi nonspesifik
adalah infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang tidak spesifik, berbagai
macam mikroorganisme.
Salah satu Infeksi contoh infeksi non spesifik terjadi di dalam rongga mulut &
sulit diatasi adalah infeksi odontogenik. Infeksi ini berasal dari gigi dan
disebabkan oleh flora normal dalam mulut. Flora normal tersebut terdiri dari
beberapa macam bakteri, oleh karena itu itu infeksi odontogenik di golongkan
sebagai infeksi non spesifik. Karies, penyakit periodontal, pulpitis merupakan
ineksi awal yang dapat menyebar hingga prosesus alveolaris dan jaringan wajah
yag lebih dalam, rongga mulut, kepala bahkan leher. Ketika infeksi terjadi, maka
dapat menyebar lewat tulang hingga jaringan lunak di atasnya. Untuk itu
diperlukan pengetahuan mengenai jalur penyebaran infeksi dari gig hingga
jaringan sekitarnya untuk menentukan rencana perawatan yang tepat.
B. ETIOLOGI
Bakteri yang menyebabkan infeksi odontogenik biasanya merupakan flora normal
mulut yang bisa ditemukan di permukaan mukosa, sulkus gingiva. Bakteri-bateri
tersebut utamanya adalah bakteri aerob cocci gram positif, anaerob batang gram
negatif. Bakteri-bakteri tersebut menyebabkan enyakit umum seperti karies gigi,
gingivitis dan periodontitis. Ketika bakteri tersebut mendapatkan akses menuju
jaringan yang lebi dalam lewat pulpa nekrotik atau lewat poket periodontal yng
dalam, maka akan menyebabkan infeksi odontogenik. Selama infeksi berlanjut
lebih dalam, flora-flora yang berbeda dari flora awal penyebab infeksi tersebut
mendapatkan kondisi yang lebih baik untuk pertumbuhan mereka.
Berbagai studi mikrobiologi telah dilakukan untuk mempelajari mikrobiologi dari
infeksi & beberapa faktor penting telah ditemukan. Pertama, hampir semua infeksi
odontogenik disebabkan oleh multipel bakteri. Oleh karena itu penting bagi klinisi
untuk memahami variasi bateri yang biasa menyebabkan infeksi. faktor terpenting
kedua ialah, toleransi oksigen yang dimiliki bakteri yang menyebakan infeksi
odontogenik. Karena daam mulut bakterinya ialah kombinasi bakteri aerob dan

anaerob , maka kebanyakan infeksi odontogenik disebabkan oleh kombinasi


bakteri aerob dan anaerob
Penyebab Infeksi Odontogenik
Bakteri Aerob

6%

Kelompok

Predominan

(65%

kasus)

Streptococcus milleri
Terdiri dari :

Bakteri Anaerob

44%

S. anginosus

S. intermedius

- S. constellatus
Gram negative anaerob coccus (65% kasus) :
-

Streptococcus

Peptostreptococcus

Gram negative anaerob batang :

Gabungan Bakteri 50%


Aerob

dan

Anaerob

C. PATOGENESIS

Prevotella

Porphyromonas spp.

Kelompok bakteri
aerob masuk ke
dalam jaringan

Bakteri anaerob
mensintesis
kolagenase,
menyebabkan
nekrosis
liquefaction

Kolagen jaringan
rusak, leukosit
masuk

Kelompok bakteri
aerob mensintesa
hyalurodinase

Bakteri anaerob
berkembang

Terbentuk
mikroabses -->
abses

Hyalurodinase
menyebar,
menginisiasi
terbentuknya
selulitis

By-product dari
metabolisme
kelompok bakteri
aerob menurunkan pH,
menurunkan kadar O2,
dan memberikan
nutrisi yang diperlukan
bakteri anaerob

4 Tahap Infeksi Odontogenik

Karakteristik

Hari ke 0 3

Hari ke 3 5

Hari ke 5 7

Inoculation stage

Cellulitis stage

Abscess stage

Resolution stage

(edema)
Durasi

0 3 hari

1 5 hari

4 10 hari

Nyeri

Ringan, menyebar

Menyebar

Terlokalisir

Ukuran

Bervariasi

Besar

Lebih kecil

abses mengalami

Normal

Merah

Mengkilap pada

drainase (baik

bagian tengah

secara spontan

Jellylike

Boardlike

Lunak pada

ataupun surgical).

bagian tengah

Kemudian sistem

Tidak ada

Tidak ada

Ada

imun akan

Warna

Konsistensi

Pus
Bakteri

Aerob

Aerob dan
Anaerob

menghancurkan
Anaerob

infeksi

D. PENJALARAN

Rendah

Lebih tinggi

sisa bakteri dan


terjadilah proses

Tingkat
keparahan

Terjadi setelah

Berkurang

healing dan repair.

Sumber infeksi odontogenik :


a. Periodontal
Bakteri berasal dari pocket periodontal yang menjadi gerbang masuknya
bakteri ke jaringan lunak di bawahnya.
b. Periapikal
Dibanding dengan periodontal, periapikal lebih sering menjadi sumber infeksi
odontogenik. Infeksi yang bemula dari karies, berujung ke nekrosis pulpa yang
memberikan jalan untuk bakteri menginvasi jaringan periapikal. Infeksi
menjalar ke seluruh arah, namun paling cepat menjalar pada area yang lebih
tidak resisten. Infeksi menjalar hingga tulang kanselus, kemudian mencapai
lempeng kortikal, lempeng kortikal terkikis, dan masuk ke jaringan lunak.
Perawatannya tidak cukup hanya memberikan antibiotic, namun harus
dilakukan PSA atau ekstraksi. Apabila hanya diberikan antibiotic tanpa
dilakukan tindakan, maka infeksi akan muncul lagi. Lokasi penyebaran infeksi
ditentukan oleh dua faktor utama
1. Ketebalan tulang yang melapisi apeks gigi
2. Hubungan perforasi tulang terhadap perlekatan otot maksila dan
mandibula

Gambar 1.
Infeksi akan memasuki jaringan lunak dengan mengikis tulang (lempeng kortikal)
yang tertipis. Gambar 1A. Bagian tulang di labial lebih tipis daripada tulang di
palatal, sehingga infeksi perfor melalui tulang di labial. Gambar 1B. Sebaliknya.

Gambar 2.
Titik perforasi infeksi pada tulang juga dipengaruhi oleh letak perlekatan otot
pada tulang tersebut. Gambar 2A. Apabila apeks akar lebih rendah daripada
perlekatan otot, abses akan terbentuk di vestibulum. Gambar 2B. Apabila apeks
akar terletak lebih tinggi daripada perlekatan otot, maka akan terbentuk abses
pada area fasial.
E. PERBEDAAN PENJALARAN INFEKSI ODONTOGENIK PADA ANAK
ANAK DAN ORANG DEWASA
Perbedaan penjalaran infeksi odontogenik pada anak - anak dan orang dewasa
menurut Sicher :
a. Bisa menjalar ke area wide marrow (sum sum)
b. Dapat memberi efek kepada benih gigi permanen, yaitu :
-

Terjadinya diskolorasi enamel menjadi warna coklat akibat infeksi kronis


(Turners hypoplasia)

Menimbulkan kerusakan pada benih gigi

c. Dapat menjalar ke area pusat tumbuh rahang (condyle), sehingga


menyebabkan kecacatan bentuk
d. Dapat menyebabkan terbentuknya selulitis dan abses, sehingga perlu
dilakukan insisi dan drainase

Referensi:
Ellis, Edward, James R Hupp, and Myron R Tucker. Contemporary Oral And
Maxillofacial Surgery. 5th ed. China: Mosby Elsevier.

You might also like