Professional Documents
Culture Documents
Kelompok IV:
Intan Permata Sari
Savira Rahmadian
Yunri Cahyati
Dosen Pembimbing:
Roziana, SST, M. Gz
Fitriani, SKM, MKM
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penyelenggaraan Makanan
Penyelenggaraan berasal dari kata dasar selengara yang artinya
menyelenggarakan,
memelihara,
mengurus,
merawat.
Jika
dan
mengusahakan
dikaitkan
dengan
sesuatu,
makanan,
seperti:
maka
institusi
sebaiknya
direncanakan
setahun
sebelumnya.
Perencanaan menu
Perencanan menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu yang
akan diolah untuk memenuhi selera konsumen pasien dan kebutuhan zat
gizi yang memenuhi prinsip gizi seimbang. Merencanakan menu untuk
suatu pelayanan makanan kepada orang banyak adalah suatu pekerjaan
yang tidak mudah, karena setiap orang mempunyai kebiasaan dan
kesukaan makan yang saling berbeda. Oleh karena itu, susunan menu
harus disesuaikan kebiasaan makan dan selera umum (Ratna, 2009).
Menurut Depkes, 1991, Perencanaan menu akan baik hasilnya bila
disusun oleh sekelompok orang (panitia kerja) yang terdiri dari orangorang yang banyak kaitannya dalam penyelenggaraan makanan (dalam
Salmawati, 2006). Dalam perencanaan menu ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain :
1. Kebutuhan gizi individu maupun kelompok populasi
2. Kebiasaan makan dan preferensinya terhadap makanan
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
PGRS
(2013),
adapun
langkah-langkah
dalam
perencanaan menu:
1. Bentuk tim kerja
2. Menetapkan macam menu: Menu standr, menu pilihan dan
kombinasi keduanya
3. Menetapkan siklus menu, biasanya dapat dibuat siklus 5 hari, 7
hari, 10 hari atau 15 hari.
4. Menetapkan pola menu
5. Mentapkan besar porsi
6. Mengumpulkan macam hidangan untuk: pagi, siang dan malam
serta selingan.
7. Merancang format menu.
Format menu adalah susunan hidangan sesuai dengan pola
menu yang telah ditetapkan.
8. Melakukan penilaian menu dan merevisi menu.
9. Melakukan tes awal menu.
2.3.3
adalah
kegiatan
2.3.5
pengiriman
bahan
makanan
ikut
mengakui
adanya
g. Kunci gudang harus disimpan oleh satu orang yang telah diberi
kewenangan menyimpanya.
h. Bahan makanan harus ditempatkan secara teratur dan sistematis menurut
jenis golongan dan frekuensi pemakaian. Sebaiknya bahan makanan
tersebut diletakan dalam rak baja. Jarak rak dengan dinding 15-30 cm
dari lantai. Bahan makanan serealia, tepung-tepungan, rempah-rempah
harus dimasukan ke dalam kontainer plastik dan tertutup rapat dilengkapi
dengan identias bahan makanan lengkap. Bahan makanan yang tumpah
atau tumpukan sampah harus segera dibersihkan.
i. Pembersihan dan penyemprotan gudang hendaknya dilakukan secara
teratur setiap hari.
j. Bahan makanan seperti beras dan gula hendaknya disusun secara
bergantian dan diletakan di atas papan. Hindari kontak langsung dengan
lantai dan dinding.
k. Letak meja kerja petugas unit peneriman harus dekat dengan pintu.
l. Fasiltas lain yang harus ada yaitu kereta dorong untuk mengecek,
membawa persedian bahan makanan. Fasilas bek cuci tangan sebaiknya
ada.
Syarat penyimpanan bahan makanan segar
Bahan makanan segar mudah sekali rusak baik oleh sinar maupun suhu. Bahan
makanan segar harus disimpan dalam tempat yang dingin yaitu lemari es atau
pendingin. Ada beberapa syarat ruang penyimpanan dingin, antara lain:
1) Pengecekan terhadap suhu harus dilakukan sedangkan pembersihan lemari es
sebaiknya dilakukan setiap hari.
2) Pencairan es pada refrigerator harus segera setelah terjadi pengerasan.
Sebaiknya dalam memilh refrigerator yang otomatis dapat mencairkan es
kembali.
3) Semua bahan makanan yang disimpan harus dibersihkan dan dibungkus
dalam kontainser plastik atau kertas timah.
4) Tidak menempatkan bahan makanan yang berbau keras dengan makanan
yang tidak berbau dalam satu tempat. Suhu penyimpanan yang baik
(b) Potong sesuai keinginan kemudian bungkus untuk disimpan berikan label
nama.
(c) Daging gilng yang sudah disimpan sebaiknya jangan dismpan kembali
(d) Daging asap hendaknya dibungkus dalam plastik dan disimpan dalam
refrigerator
4. Penyimpanan ikan dan siput
a. Cuci ikan dan potong sesuai keinginan bungkus dan berikan label
sebelum disimpan.
b. Ikan asin sebaiknya disimpan dalam suhu ruang dan hindari dari
seranga dan binatang pengerat.
c. Ikan asap disimpan dalam refrigerator.
d. Kerang-kerangan sebainya direbus terlebih dahulu sebelum disimpan.
e. Udang dapat disimpan dalam bentuk segar atau sudah direbus.
5. Penyimpanan telur dan susu
a. Telur dapat disimpan dalam temperatur uang + 7 hari.
b. Kuning telur dan putih telur harus disimpan di refrigerator paling atas
dengan dibungkus dalam container tertutup.
c. Susu bubuk harus disimpan dalam tempat kering dan dingin.
d. Keju sebelum disimpan harus dibungkus rapat-rapat.
6. Penyimpanan buah-buahan dan sayuran
a. Buah dan sayur harus dibersihkan dari bagian yang busuk dan cuci
terlebih dahulu sebelum disimpan.
b. Sayuran harus diblansing sebelum disimpan.
c. Daun-daunan yang berakar sebaiknya disimpan dalam temperatur suhu
ruang.
7. Penyimpanan bahan pokok
a. Beras harus disimpan dalam karung-karung ditempatkan besilang diatas
papan untuk mencegah kontak dengan lantai secara langsung dan udara.
b. Gula harus disimpan dalam container tertutup rapat dan terbuat bukan
dari logam.
c. Tepung-tepungan harus disimpan dalam ruangan yang berventilasi baik,
karena suhu ruangan, kelembaban dan lama penyimpanan akan
mempengaruhi mutu tepung. Disamping itu perlu diperhatikan juga
tepung dapat cepat menyerap bau.
8. Penyimpanan lemak dan minyak
Ketengikan sering terjadi karena adanya oksidasi dan penyerapan bau.
Lemak dan minyak harus disimpan dalam tempat yang tertutup untuk
mencegah kegiatan bakteri pembusuk (Mukrie, 1990).
b. Penyaluran Bahan Makanan
Penyaluran bahan makanan adalah tatacara mendistribusikan bahan
makanan berdasarkan pemintaan harian. Tujuan daripada penyaluran
bagianbagian
yang
tidak
dimakan,
memotong,
1)
untuk berbagai hidangan dalam jumlah yang sesuai dengan menu yang
berlaku, standar porsi dan jumlah konsumen
Tersedianya racikan bumbu sesuai dengan standar bumbu atau standar
2)
Persiapan
yang
biasa
dilakukan
adalah:
memotong,mengiris,
yang tepat.
Rasa : Selain bumbu-bumbu, maka yang perlu dikontrol adalah
penggunaan
gula
dan garam.
Dimana
setiap
orang/
koki
bahan terhadap
mikroorganisme
pembusuk,
maka
menjadi
cairan
sedikit
dan
ditutup
b. Menumis,
yaitu
tehnik
memasak
dengan
sedikit
minyak
goreng, mentega, dan margarin. Bahan maknan dan bumbubumbu diaduk sampai tingkat kematangan yang diinginkan.
Masakan yang telah melalui proses ini hasilnya akan lebih harum
dan sedap. Dalam prosesnya menumis tidak memakan waktu
lama karena pada umumnya bahan makanan yang ditumis adalah
bahan makanan yagn cepat matang, seperti sayuran dan daging sapi
has dalam yang diiris tipis-tipis.
c. Memanggang dan membakar, memanggang adalah memasak
bahan makanan dalam oven hingga tingkat kematangan yang
diinginkan. Proses memanggang biasanya membutuhkan waktu
lama karena masakan dimasak dengan menggunakan api yang
kecil. Sedangkan membakar adalah memasak bahan makanan
langsung di atas bara api hingga matang. Bara yang paling
sering digunakan untuk ,membakar adalah arang dari batok kelapa.
d. Merebus adalah tehnik memasak bahan makanan dalam air
mendidih hingga matang. Agar gizi yang terkandung dalam
bahan makanan tidak banyak hilang sewaktu direbus, didihkan
airnya terlebih, lalu masukkan bahan makanan.
e. Mengukus, tehnik memasak bahan makanan dengan uap air yang
berasal dari air mendidih.
Proses
ini
biasanya
berlangsung
makanan.
Tersedianya standar porsi.
Tersedianya peralatan makanan.
Tersedia sarana pendistribusian makanan.
Tersedia tenaga pramusaji.
Adanya jadwal pendistribusian makanan di dapur utama
Di rumah sakit ada 3 sistem penyaluran makanan yang biasa
3.
penyajian
makanan,
baik
dalam
berbagai
hidangan penutup.
macam
lauk-pauk,
sayur-mayur, dan
memilih
selama triwulan/tahunan.
Perhitungan harga rata-rata pemakaian bahan makanan perorang
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1991. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta : Ditjen
Pelayanan Medik
Depkes RI. 2003. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta
Moehyi, S. 1992. Ilmu Gizi. Jakarta : Bharata.
Moehyi, S.1992. Penyelenggaraan Makanan Institusi. Mac. Millan Publishing.
New York