You are on page 1of 34

Makalah Teknologi Hasil Pertanian

DESTILASI

Disusun oleh :
Nama : Risha Muliana
NIM

: 1305102010036

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KULA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2014/2015
1

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb.,
Alhamdulillahirobbilalamin segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan
anugerah dan kemudahan penulis untuk menyelesaikan makalah ini dengan maksimal.
Makalah ini berjudul Destilasi yang merupakan tugas tambahan Laboratorium Teknologi
Hasil Pertanian. Makalah ini berisikan tentang sejarah, definisi, pembagian, macam-macam,
dan aplikasi destilasi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan masih terdapat
kesalahan di dalamnya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan
penulis terima demi penyempurnaannya. Semoga makalah ini dapat

bermanfaat dan

diaplikasikan bagi penulis secara khusus dan pembaca secara umum.


Wassalamualaikum wr wb.

Banda Aceh, 20 Desember 2014

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................................

Daftar Isi .............................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................

1.1. Latar Belakang ............................................................................................................

1.2. Tujuan..........................................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN....................................................................................................

2.1. Sejarah Destilasi..........................................................................................................

2.2. Definisi Destilasi.........................................................................................................

2.3. Pembagian Destilasi....................................................................................................

2.4. Macam-macam Destilasi.............................................................................................

10

2.5. Aplikasi Destilasi.........................................................................................................

11

BAB 3 PENUTUP..............................................................................................................

12

3.1 Kesimpulan...................................................................................................................

13

3.2 Saran.............................................................................................................................

14

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................

15

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Destilasi merupakan suatu proses pemisahan dua atau lebih komponen zat cair
berdasarkan

pada

titik

didih.

Secara

sederhana

destilasi

dilakukan

dengan

memanaskan/menguapkan zat cair lalu uap tersebut didinginkan kembali supaya jadi cair
dengan bantuan kondensor. Destilasi digunakan untuk memurnikan zat cair, yang didasarkan
atas perbedaan titik didih cairan. Pada proses ini cairan berubah menjadi uap. Uap ini adalah
zat murni. Kemudian uap ini didinginkan pada pendingin ini, uap mengembun manjadi cairan
murni yang disebut destilat. Destilat dapat digunakan untuk memperoleh pelarut murni dari
larutan yang mengandung zat terlarut misalnya destilasi air laut menjadi air murni .
Destilasi adalah suatu proses pemurnian yang didahului dengan penguapan senyawa cair
dengan cara memanaskannya, kemudian mengembunkan uap yang terbentuk. Prinsip dasar dari
destilasi adalah perbedaan titik didih dari zat-zat cairdalam campuran zat cair tersebut
sehingga zat (senyawa) yang memiliki titik didih terendah akan menguap lebih dahulu,
kemudian apabila didinginkan akan mengembun dan menetes sebagai zat murni (destilat).
Destilasi digunakan untuk memurnikan zat cair, yang didasarkan atas perbedaan titik didih
cairan. Pada proses ini cairan berubah menjadi uap. Uap ini adalah zat murni. Kemudian uap
ini didinginkan pada pendinginan ini, uap mengembun manjadi cairan murni yang disebut
destilat.
1.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui sejarah dan definisi dari destilasi.
2. Mengetahui pembagian dan macam-macam destilasi.
3. Mengetahui prinsip dan tujuan dari masing-masing destilasi.
4. Mengetahui produk yang dihasilkan serta alat yang digunakan pada masing-masing
destilasi.
5. Memahami treatment dan proses destilasi.
6. Menghetahui aplikasi masing-masing destilasi pada skala laboratorium dan skala
industri.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Destilasi
4

Distilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad pertama masehi
yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya permintaan akan spritus.
Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan rangkaian alat untuk distilasi dan
Zosimus dari Alexandria-lah yang telah berhasil menggambarkan secara akurat tentang
proses distilasi pada sekitar abad ke-4.
Bentuk modern distilasi pertama kali ditemukan oleh ahli-ahli kimia Islam pada masa
kekhalifahan Abbasiah, terutama oleh Al-Razi pada pemisahan alkohol menjadi senyawa
yang relatif murni melalui alat alembik, bahkan desain ini menjadi semacam inspirasi yang
memungkinkan rancangan distilasi skala mikro, The Hickman Stillhead dapat terwujud.
Tulisan oleh Jabir Ibnu Hayyan (721-815) yang lebih dikenal dengan Ibnu Jabir menyebutkan
tentang uap anggur yang dapat terbakar, ia juga telah menemukan banyak peralatan dan
proses kimia yang bahkan masih banyak dipakai sampai saat kini. Kemudian teknik
penyulingan diuraikan dengan jelas oleh Al-Kindi (801-873).
2.2. Definisi Destilasi
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau didefinisikan juga
teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke
dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan
proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan
menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan
Hukum Dalton.
Destilasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk memisahkan dan memurnikan
cairan. Destilasi terdiri dari pemanasan cairan sampai pada titik didihnya, penghantaran uap
pada alat pendingin dimana terjadi kondensasi dan mengambil zat yang telah terkondensasi.
Destilasi juga merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut
didinginkan kembali menjadi cairan. Unit operasi destilasi merupakan metode yang
digunakan

untuk memisahkan

komponen-komponennya

yang

terdapat

dalam salah

satularutan atau campuran dan bergantung pada distribusi komponen-komponen tersebut


antara fasa uap dan fasa air. Syarat utama dalam operasi pemisahan komponen-komponen
dengan cara destilasi adalah komposisi uap harus berbeda dengan komposisi cairan dengan
5

terjadi keseimbangan larutan-larutan, dengan komponen-komponennya cukup dapat


menguap.
Bila zat non volatil dilarutkan ke dalam suatu zat cair tersebut akan turun. Hukum
raoult menyataka bahwa tekanan masing-masing komponen berbanding langsung dengan
fraksi molnya.
Apabila yang didinginkan adalah bagian campuran yang tidak teruapkan dan bukan
destilatnya, maka proses tersebut biasanya dinamakan pengentalan dengan evaporasi. Dalam
hal ini sering kali bukan pemisahan yang sempurna yang dikehendaki, melainkan
peningkatan konsentrasi bahan-bahan yang terlarut dengan cara menguapkan sebagian dari
pelarut. Sering kali destilasi digunakan semata-mata sebagai tahap awal dari suatu proses
rektifikasi. Dalam hal ini campuran dipisahkan menjadi dua, yaitu bagian yang mudah menguap dan
bagian yang sukar menguap. Kemudian masing-masing bagian diolah lebih lanjut dengan cara
rektifikasi. Uap yang dikeluarkan dari campuran disebut sebagai uap bebas, kondensat yang
jatuh sebagai destilat dari bagian cairan yang tidak menguap sebagai residu. Biasanya destilat
digunakan untuk menarik senyawa organic yang titik didihnya dibawah 250 0C,
pendestilasian senyawa-senyawa yang titik didihnya tinggi dikuatirkan akan rusak oleh
pemanasan sehingga tidak cocok untuk ditarik dengan teknik destilasi.
Destilasi merupakan cara yang penting untuk melakukan pemisahan campuran atau
senyawa dalam skala besar. Dari pencampuran air dan penerimaan uap dalamsebuah
pemisahan campuran, molekul dalam gerakan tetap dan cenderung lepas dari permukaan fase
uap. Dalam temperatur yang tepat, pelarian fenomena akan dilanjutkan ke kotak campuran
yang dibatasi dengan uap basah. Destilasi ini dikatakan normal karena tekanan campuran
yang telah dipisahkan, tekanannya sama dengan tekanan udara luar yang besarnya adalah satu
atm. Destilasi normal digunakan untuk memisahkan campuran volatil dari bahan yang tidak
volatil. Itu dibuat dari cairan yang mendidih dan uap yang disimpan di dalam sebuah
penerima hasil destilasi yang telah siap dilanjutkan dalam kotak pemisah.
Pengaruh dari penambahan kolom fraksinasi akan mempersingkat beberapa pekerjaan
pemisah dari distilasi biasa hanya menjadi satu pekerjaan. Proses distilasi berlangsung
dimana uap cairan akan menjadi cairan di dalam kondensor pendingin. Cairan yang menjadi
uap merupakan senyawa murni yang terpisah dari campurannya dan dari zat pengkotamin

atau penyetor. Jika semua cairan sudah terpisah makaterdapat residu yang bersifat padatan.
Hasil distilasi disebut distilat.
Distilasi tergantung pada temperatur zatnya, beberapa molekul zat cair memiliki energi
yang cukup untuk diubah dan membuat suatu tekanan uap. Kecendrungan untuk penguapan
menjadi lebih besar karena energi kinetik yang ditambah dari kenaikan temperatur. Ketika
suatu cairan dipanaskan sampai tekanan uapnya sama dengan atmosfer lingkungan cairan
yang mendidih, maka hal ini disebut titik didih. Besarnya perbedaan titik didih beberapa
senyawa berbanding lurus dengan tingkat kemudahan pemisahannya. Semakin besar
perbedaan titik didih akan semakin mudah pula pemisahan senyawa tersebut. Dan sebaliknya,
apabila perbedaan titik didih kecil makaakan semakin sulit pula pemisahan senyawa tersebut.
Proses destilasi bisa dikerjakan dalam satu langkah menggunakan sebuah
kolomfractionating antara botol destilasi dan alat kondensor. Salah satu tipe dari kolom
adalah pipa vertilkal panjang yang sederhana dengan gelas embun atau material lembam
lainnya. Sebuah tipe fractionating setelah mendestilasi sebuah cairan bisa dilanjutkan.
Kondensasi dan penguapan diulangi beberapa kali sebelum air bereaksi dikondensor atau alat
pendingin, akibatnya komponen terpisah dalam jumlah yangbesar dari larutannya. Proses ini
disebut destilasi fraksinasi.
Untuk menggambarkan perbedaan ciri khas di antara sebuah zat dan sebuah larutan
dilakukan dengan menguji dua cairan homogen sehingga berubah sifatnya menjadi gas oleh
pemanasan dan kemudian didinginkan. Proses inilah yang disebut destilasi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu proses distilasi :


1.

Termometer, Termometer tidak boleh dimasukan sampai mendekati/mengenai


larutan, tetapi hanya diatas permukaan.

2.

Disetiap terjadinya kenaikan suhu uap, lakukan penggantian wadah penampung


distilat.
7

2.3. Pembagian Destilasi


1.

Distilasi berdasarkan prosesnya terbagi menjadi dua, yaitu :


a. Distilasi kontinyu
b. Distilasi batch

2.

Berdasarkan basis tekanan operasinya terbagi menjadi tiga, yaitu :


a. Distilasi atmosferis
b. Distilasi vakum
c. Distilasi tekanan

3.

Berdasarkan komponen penyusunnya terbagi menjadi dua, yaitu :


a. Destilasi system biner
b. Destilasi system multi komponen

4.

Berdasarkan system operasinya terbagi menjadi dua, yaitu :


a. Single-stage Distillation
b. Multi stage Distillation

2.4. Macam-macam Destilasi


1. Destilasi sederhana ( biasa )
2. Destilasi bertingkat ( fraksionasi )
3. Destilasi azeotrop
4. Destilasi vakum ( tekanan rendah )
5. Destilasi refluks ( destruksi )
6. Destilasi uap
7. Destilasi Kering

2.4.1. Destilasi Sederhana ( Biasa )


Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk
memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh.
Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa
murni. Senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap saat mencapai titik didih
masing-masing.

Destilasi

sederhana

merupakan

jenis

destilasi

yang

paling

sederhana. Destilasi sederhana adalah salah satu cara pemurnian zat cair yangtercemar
oleh zat padat/zat cair lain dengan perbedaan titik didih cukup besar, sehingga zat
pencemar/pengotor akan tertinggal sebagai residu. Destilasi ini digunakan untuk
memisahkan

campuran

cair-cair,

misalnya

air-alkohol,

air-aseton,

dll.

Alat yang digunakan dalam proses destilasi ini antara lain, labu destilasi, penangas,
termometer, pendingin/kondensor, konektor/klem, statif, adaptor, penampung,
pembakar, kaki tiga dan kasa.
Seperti terlihat pada gambar berikut :

Gambar 1. Perangkat Destilasi Sederhana


Prinsip

dasar

destilasi

sederhana

adalah

pemisahan

suatu

campuran

berdasarkan perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat
volatil. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih
rendahakan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan
kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Destilasi ini
dilakukanpadatekanan atmosfer. Aplikasi destilasi sederhana digunakan untuk memisah
kan campuran air dan alkohol.

Gambar 2. Alat Destilasi Sederhana


Gambar di atas merupakan alat destilasi atau destilator. Yang terdiri dari
thermometer, labu didih, steel head, pemanas, kondensor, dan labu penampung destilat.
Thermometer biasanya digunakan untuk mengukur suhu uap zat cair yang didestilasi
selama proses destilasi berlangsung. Seringnya termometer yang digunakan
harusmengikuti syarat seperti:
1.

Berskala suhu tinggi yang di atas titik didih zat cair yang akan didestilasi.

2.

Ditempatkan pada labu destilasi atau steel head dengan ujung atas reservoir HE
sejajar dengan pipa penyalur uap ke kondensor. Labu didih berfungsi sebagai
tempatsuatu campuran zat cair yang akan didestilasi .
Steel head berfungsi sebagai penyalur uap atau gas yang akan masuk ke alat pendingin

( kondensor ) dan biasanya labu destilasi dengan leher yang berfungsi sebagai steel
head. Kondensor memiliki 2 celah, yaitu celah masuk dan celah keluar yang berfungsi
untuk aliran uap hasil reaksi dan untuk aliran air keran. Pendingin yang digunakan
biasanya adalah air yang dialirkan dari dasar pipa, tujuannya adalah agar bagian dari
dalam pipa lebih lama mengalami kontak dengan air sehingga pendinginan lebih
sempurna dan hasil yang diperoleh lebih sempurna. Penampung destilat bisa berupa
erlenmeyer,

labu,

ataupun

tabung

reaksi

tergantung

pemakaiannya.

Pemanasnya juga dapat menggunakan penangas, ataupun mantel listrik yang biasanya s
udah terpasang pada destilator.
Pemisahan senyawa dengan destilasi bergantung pada perbedaan tekanan
uapsenyawa dalam campuran. Tekanan uap campuran diukur sebagai kecenderungan
molekul dalam permukaan cairan untuk berubah menjadi uap. Jika suhu
10

dinaikkan,tekanan uap cairan akan naik sampai tekanan uap cairan sama dengan
tekanan uapatmosfer. Pada keadaan itu cairan akan mendidih. Suhu pada saat tekanan
uap cairan sama dengan tekanan uap atmosfer disebut titik didih. Cairan yang
mempunyai tekanan uap yang lebih tinggi pada suhu kamar akan mempunyai titik didih
lebih rendah dari pada cairan yang tekanan uapnya rendah pada suhu kamar.
Jika campuran berair didihkan, komposisi uap di atas cairan tidak sama
dengankomposisi pada cairan. Uap akan kaya dengan senyawa yang lebih volatile
ataukomponen dengan titik didih lebih rendah. Jika uap di atas cairan terkumpul
dandinginkan, uap akan terembunkan dan komposisinya sama dengan komposisi
senyawayang terdapat pada uap yaitu dengan senyawa yang mempunyai titik didih
lebih rendah. Jika suhu relative tetap, maka destilat yang terkumpul akan mengandung
senyawa murni dari salah satu komponen dalam campuran.
Dalam diskusi yang lalu disinggung mengenai bagaimana aplikasi dari destilasi
sederhana ini. pada bab sebelumnya dibahas bahwa aplikasi destilasi secara umum
yaitu pada pengolahan minyak mentah, namun itu dengan destilasi vakum atau
fraksional. Destilasi sederhana digunakan untuk pemurnian senyawa yang biasanya
telahdiekstraksi. Misalnya ekstraksi padat-cair dan.pada sintesis kloroform. Pada
dasarnya prinsip atau metode pemisahannya sama. Sintesis koroform tanpa ekstraksi,
denganmereaksikan kaporit dan aseton yang akan menghasilkan kloroform.
Mula

mula kaporit

dihaluskan

menggunakan

lumpang

porselen

denganpenambahan akuades sedikit demi sedikit. Hal ini bertujuan untuk memperluas
permukaan kaporit sehingga mudah bereaksi. Setelah halus kaporit dituangkan ke
dalam labu destilasi. Kemudian dimasukkan aquades ke dalam penampung destilasi.
Aquades berfungsi untuk mengurangi penguapan destilat. Selanjutnya aseton dituang
ke dalamcorong pisah dan diencerkan dengan aquades yang berfungsi sebagai media
reaksi.Selanjutnya aseton diteteskan ke dalam labu destilasi yang berisi kaporit.
Dilanjutkan dengan pemanasan pada suhu 60 C. Campuran yang menguap
mengandung kloroform dan air. Uap ini mengalir melewati tabung kondensor dan
mengembun. Embun ini mencair dan mengalir ke dalam penampung destilat yang telah
berisi aquades. Destilat didinginkan di dalam baskom berisi es untuk mengurangi
penguapan klorofom.Klorofom yang masih mengandung air dipisahkan dengan
penambahan NaOH dalam corong pisah sehingga terbentuk lapisan dimana klorofom
lapisan

bawah

karena
11

masa jenisnya lebih kecil. Kloroform selanjutnya diteteskan kedalam CaCl anhidrat unt
uk mengikat air pada kloroform dan disaring.
Pada diskusi juga ditanyakan mengapa hasil klorofom yang diperoleh sangat
sedikit. Alasan pertama, pada dasarnya koloroform merupakan senyawa yang volatile
dengan titik didih yang rendah yaitu 60 C oleh karenanya pemanasan harus konstandan
dijaga. Bila melewati titik didihnya maka klorofom akan habis menguap danterlarut ke
dalam larutannya. Yang kedua adalah pada proses pemisahan pada corong pisah dimana
klorofom belum semuanya turun ke bawah sehingga ketika dipisahkanpun hasilnya
sedikit.
Ditanyakan pula pada diskusi tersebut mengenai perubahan fase tampak.Maksud
dari fase tampak ialah perubahan fase senyawa itu jelas. Yaitu kloroform atau senyawa
lain yang kita inginkan dalam suatu campuran dalam fase cair itu menguap sehingga
senyawa tersebut dalam fase gas kemudian terkondensasi menjadi embun lalu menetes
menjadi air ( fase cair kembali ).
a.

Pembuatan Alat Destilasi Sederhana


Alat destilasi ini sangat mudah untuk dibuat karena desainnya sangat
sederhanadan tidak terlalu rumit. Akan tetapi, dengan alat yang sederhana ini
dapat membantu kita dalam menjelaskan konsep destilasi secara efektif.
Ketelitian sangat dituntut dalam pembuatan alat destilasi sederhana ini. Berikut
ini langkah-langkah pembuatan alat destilasi sederhana dari :
1. Dari Barang Bekas :
Persiapkan alat alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan alat
destilasi sederhana seperti selang ukuran 2 m, bohlam atau botol bekas
minyak wangi,botol bekas air mineral ukuran 600 ml atau 1500 ml, karet
dari sandal bekas, 2 papan yang berukuran 50x40 cm dan ukuran 50x20
cm, botol kaca, sumbu kompor, cat kayu (bila perlu), spirtus, paku,
gergaji, palu, kawat, malam, karet bekas ban sepeda, dan penghalus
kayu.
Potonglah selang menjadi tiga bagian dengan ukuran 30 cm, 90 cm, dan
80 cm.

12

Potonglah botol bekas air mineral menjadi dua bagian. Bagian yang atas
kita lubangi tutupnya sampai diameternya sama dengan diameter selang.
Begitu juga bagian bawah kita buat dua lubang sejajar seukuran diameter
selang.
Buatlah lingkaran dari sandal bekas sampai diameternya sama dengan
diameter potongan bagian bawah botol bekas air mineral. Kemudian
buatlah dua lubang pada karet sandal seukuran diameter selang.
Buanglah penutup bagian atas bohlam atau minyak wangi sehingga
selang dapatdimasukkan.
Rangkailah alat tersebut berdasarkan ketentuan dibawah ini :
a) Susunlah kedua papan yang telah dipersiapkan sehingga membentuk
sudut siku-siku, papan yang berukuran lebih kecil diletakkan di
bagian bawah.
b) Pasanglah sandal yang sudah dilubangi pada botol air mineral bagian
bawah dari potongan tadi, sehingga tertutup rapat. Masukkan selang
yang berukuran30 cm ke lubang 1 dan sambungkan dengan corong potongan
botol bekas air mineral bagian atas. Masukkan pula selang yang berukuran 90 cm
ke lubang 3 yang digunakan sebagai saluran pembuangan. Masukkan selang yang
berukuran 80 cm ke dalam bohlam atau botol minyak wangi bekas,
kemudian sambungkan ke lubang 4 sehingga menembus lubang 2,
yang nantinya digunakan sebagai saluran pengembunan.
c) Rekatkan potongan botol bekas air mineral bagian bawah tepat di
tengah papan yang berukuran 50x40 cm dengan menggunakan karet ban
bekas,sedangkan potongan botol bekas air mineral bagian atas di
rekatkan di pojok kiri atas.
d) Letakkan wadah untuk menampung hasil proses destilasi tepat di
bawah selang pengembunan, dan wadah penampung air tepat di
bawah selang saluran pembuangan air.
e) Perhatikan gambar di bawah ini yang menjelaskan proses pembuatan
alatdestilasi beserta aplikasinya.

13

Gambar 3. Proses Pembuatan dan Aplikasi Alat Destilasi Sederhana


b.

Proses yang terjadi pada Destilasi Sederhana


Pada destilasi sederhana, yang paling sering dilakukan adalah operasi tak
kontinu. Dalam hal ini campuran yang akan dipisahkan dimasukkan kedalam alat
penguap dan dididihkan. Pendidihan terus dilangsungkan hingga sejumlah
tertentu komponen yang mudah menguap terpisahkan. Proses pendidihan erat
hubungannyadengan kehadiran udara permukaan. Pendidihan akan terjadi
pada suhu dimana tekanan uap dari larutan sama dengan tekanan udara
di permukaan cairan.
Secara umum proses yang terjadi pada destilasi sederhana atau biasa yaitu :

Penguapan komponen yang mudah menguap dari campuran dalam alat penguap.

Pengeluaran uap yang terbentuk melalui sebuah pipa uap yang lebar dan
kosongtanpa perpindahan panas dan pemindahan massa yang disengaja atau
dipaksakanyang dapat menyebabkan kondensat mengalir kembali ke lat
penguap.
Jika perlu, tetes-tetes cairan yang sukar menguap yang ikut terbawa dalam uap
dipisahkan dengan bantuan siklon dan disalurkan kembali kedalam alat
penguap.

Kondensasi uap dalam sebuah kondensor.

Pendingin lanjut dari destilat panas dalam sebuah alat pendingin.

Penampungan destilat dalam sebuah bejana.

Pengeluaran residu dari alat penguap.

Pendinginan lanjut dari residu yang dikeluarkan Penampungan residu dalam


sebuah bejana.
14

c.

Aplikasi Destilasi Sederhana


Salah satu penerapan terpenting dari metode destilasi adalah pemisahan
minyakmentah menjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus seperti untuk
transportasi,pembangkit listrik,

pemanas dan

lainnya. Udara

didestilasi

menjadi komponen-komponen seperti oksigen untuk penggunaan medis dan


helium untuk pengisi balon.Destilasi juga telah digunakan sejak lama untuk
pemekatan alkohol dengan penerapan panas terhadap larutan hasil fermentasi
untuk menghasilkan minuman suling ( Darmaji, 2002).
2.4.2. Destilasi Bertingkat ( Fraksionasi )
Untuk memisahkan dua jenis cairan yang sama-sama mudah menguap
dapatdilakukan dengan destilasi bertingkat.Destilasi bertingkat sebenarnya adalah suatu
prosesdestilasi berulang.Proses berulang ini terjadi pada kolom fraksional.Kolom
fraksionalterdiri atas beberapa plat dimana pada setiap plat terjadi pengembunan.Uap
yang naik plat yang lebih tinggi lebih banyak mengandung cairan yang lebih atsiri
(mudahmenguap) sedangkan cairan yang yang kurang atsiri lebih banyak dalam
kondensat.
Contoh destilasi bertingkat adalah pemisahan campuran alkohol-air (lihat gambar
dibawah),titik didih alkohol adalah 78*C dan titik didih air adalah 100*C.Campuran
tersebut dicampurkan dalam labu didih.Pada suhu sekitar 78*C alkohol mulai
mendidihtetapi sebagian air juga ikut menguap.Oleh karena alkohol lebih mudah
menguap,kadaralkohol dalam uap lebih tinggi daripada kadar alkohol dalam campuran
semula.Ketikamencapai kolom fraksionasi,uap mengembun dan memanaskan kolom
tersebut.Setelahsuhu kolom mencapai 78*C,alkohol tak lagi mengembun sehingga uap
yang mengandunglebih banyak alkohol naik ke kolom di atasnya,sedangkan sebagian
air turun ke dalamlabu didih.Proses seperti itu berulang beberapa kali (bergantung pada
banyaknya platdalam kolom),sehingga akhirnya diperoleh alkohol yang lebih
murni.Contoh lain dariDestilasi bertingkat adalah pemurnian minyak bumi,yaitu
memisahkan gas,bensin,minyak tanah, dan sebagainya dari minyak mentah.

15

Gambar 1. Destilasi Bertingkat


Destilasi bertingkat atau destilasi terfraksi yaitu proses yang komponenkomponennya

secara

bertingkat

diuapkan

dan

diembunkan.

Penyulingan

Terfraksi berbeda dari destilasi biasa, karena ada kolom fraksinasi di mana ada proses
refluks.
Refluks proses penyulingan dilakukan untuk pemisahan campuran etanol-air
dapatterjadi dengan baik. Fungsi kolom fraksinasi sehingga kontak antara
cairan dengan uap sedikit lebih lama. Sehingga komponen yang lebih ringan dengan
titik didih yang lebih rendah bendungan akan terus menguap ke kondensor. Lebih
komponen Sedangkan destilat akan kembali menjadi labu. Destilasi ini biasanya
digunakan untuk memisahkan campuran zat cair yang mempunyai perbedaan titik
didih tidak

berbeda banyak. Destilasi jenis ini dapat digunakan untuk memisahkan zat

yang mempunyai rentang perbedaan titik didih hingga di bawah 30oC (Gusti, 2013).

16

Gambar 2. Sistem Destilasi Bertingkat


Destilasi ini juga dilaksanakan pada tekanan tetap. Pada percobaan yangdilakukan
sampel

yang

digunakan

adalah

campuran

air

dan

etanol.

Campuran

ini bersifat azeotrof karena kedua larutan tersebut mempunyai titik didih yang hampirsa
ma sehingga akan sulit untuk dipisahkan antara zat yang satu dengan zat yanglainnya.
Hal

ini

dikarenakan

pada

saat

penampungan

destilat

akan

sulit

diidentifikasi pergantian fraksinya karena titik didihnyaberdekatan (hampir sama) akiba


tnya ditilatyang tertampung menjadi tidak murni. Belum lagi jika pada sampel
(campuran air danetanol) tersebut terdapat pengotor yang mempunyai titik didih yang
hampir samadengan sample yang dapat mengakibatkan destilat menjadi tidak murni
(Gusti, 2013).
Fungsi destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua
atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Destilasi ini juga
dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 C
dan bekerja padatekanan atmosferatau dengan tekanan rendah. Aplikasi dari destilasi je
nis ini digunakan

pada industri

minyak mentah, untuk memisahkan komponen-

komponen dalam minyak mentah (Rolandy, 2012).


Minyak mentah yang telah melalui proses desalting kemudian diolah lebih
lanjutdengan proses destilasi bertingkat, yaitu cara pemisahan campuran berdasar
perbedaan titik didih. Fraksi-fraksi yang diperoleh dari proses destilasi beringkat ini
adalah campuran hidrokaron yang mendidih pada interval (range) suhu tertentu.
proserdestilasi bertingkat dan fraksi yang dihasilkan dari distilasi bertingkat tesebut
(Wijahadi, 2012).

17

Tabel 1. Fraksi Hidrokarbon yang Diperoleh dari Destilasi Bertingkat


Fraksi
Gas
Eter Petroleum
Bensin
Minyak tanah

Jumlah Atom C
C1 C5
C5 C7
C5 C12
C12 C16

Titik Didih
-164oC- 30oC
30oC- 90oC
30oC- 200oC
175oC- 275oC

Kegunaan
Bahan bakar gas
Pelarut, binatu kimia
Bahan bakar motor
Minyak lampu, bahan bakar

Minyak gas, bakar,

C15 C18

250 C- 400 C

kompor
Bahan bakar mesin diesel

dan diesel
Minyak-minyak

C16 ke atas

350oC ke atas

Pelumas

C20 ke atas

Meleleh

Lilin gereja, pengendapan air

52oC-57oC

bagi kain, korek api, dan

residu
residu

pengawetan
Aspal buatan
Bahan bakar, electrode

pelumas, gemuk,
jeli, petroleum
Parafin (lilin)

Ter
Kokas petroleum
(Wijahadi, 2012)

Sama prinsipnya dengan destilasi sederhana, hanya destilasi bertingkat ini


memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih baik, sehingga mampu memisahkan dua
komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang berdekatan. Untuk memisahkan
dua jenis cairan yang sama mudah menguap dapat dilakukan dengan destilasi
bertingkat. Destilasi bertingkat adalah suatu proses destilasi berulang. Proses berulang
ini terjadi pada kolom fraksional. Kolom fraksional terdiri atas beberapa plat dimana
pada setiap plat terjadi pengembunan. Uap yang naik plat yang lebih tinggi lebih
banyak mengandung cairan yang lebih atsiri (mudah menguap) sedangkan cairan yang
yang kurang atsiri lebih banyak kondensat. Gambar destilasi bertingkat dapat dilihat
pada gambar 2.

18

Gambar 3. Destilasi Bertingkat


2.4.3. Destilasi Azeotrop
Distilasi Azeotrop digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop (campurancampuran dua atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya
digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan
menggunakan tekanan tinggi. Destilasi Azeotrop dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Destilasi Azeotrop


Azeotrop

merupakan

campuran

atau

lebih

komponen pada komposisi tertentu dimana komposisi tersebut tidak bisa berubah
19

hanya melalui distilasi biasa. Ketika campuran azeotrop dididihkan, fasa uap yang
dihasilkan memiliki komposisi yang sama dengan fasa cairnya. Campuran azeotrop ini
sering disebut juga constant boiling mixture karena komposisinya yang senantiasa tetap
jika campuran tersebut dididihkan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan ilustrasi berikut :

Grafik 1. Azeotrop pada Sistem Destilasi


Titik A pada pada kurva merupakan boiling point campuran pada kondisi
sebelum mencapai azeotrop. Campuran kemudian dididihkan dan uapnya dipisahkan
dari sistem kesetimbangan uap cair (titik B). Uap ini kemudian didinginkan
danterkondensasi (titik C). Kondensat kemudian dididihkan, didinginkan, dan
seterusnya hingga mencapai titik azeotrop. Pada titik azeotrop, proses tidak dapat
diteruskan karena komposisi campuran akan selalu tetap. Pada gambar di atas, titik
azeotrop

digambarkan

sebagai

pertemuan

antara

kurva saturated vapor

dan

saturated liquid . Ditandai dengan garis vertikal putus-putus Etanol dan air membentuk
azeotrop pada komposisi 95,6% - massa etanol pada keadaan standar (Tiya Permana
Putri, 2012).

2.4.4. Destilasi Vakum ( Tekanan Rendah )

20

Destilasi vakum merupakan proses pemisahkan dua kompenen yang titik


didihnya sangat tinggi, metode yang digunakan adalah dengan menurunkan tekanan
permukaan lebih rendah dari 1 atm, sehingga titik didihnya juga menjadi rendah, dalam
prosesnya suhu yang digunakan untuk mendistilasinya tidak perlu terlalu tinggi dengan
tujuan untuk mengindari terjadinya reaksioksidasi pada komponen yang akan
dipisahkan agar ikatan rangkap pada senyawa tidak putus (Agus, 2012).

Gambar 1. Perangkat Destilasi Vakum


Proses destillasi dengan tekanan dibawah tekanan atmosfer, bertujuan untuk
mengambil minyak midle distillate yang tidak terambil diproses CDU, dengan
caramenarik (vacum) produk tersebut dari long residue, sebenarnya minyak midle
distillate tersebut mungkin dapat dipisahkan dengan menaikkan suhu inlet kolom pada
proses destilasi atmosfer. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa minyak bumi bila
dipanaskan pada suhu 370oC minyak bumi akan mengalami cracking , patahan yang
terjadi dapat membentuk senyawa hidrokarbon tidak jenuh berupa olefin, dimana
senyawa ini dalam produk minyak bumi tidak dikehendaki karena sifatnya yang tidak
stabil. Untuk menyiasati supaya suhu tidak tinggi maka tekanan prosesnya yang dibuat
rendah sehingga tujuan menguapkan minyak midle distillate dapat diuapkan pada
temperatur kurang dari 370oC atau sekitar 345oC (Tiya Permana Putri, 2012).
1.

Pengertian Destilasi Vakum


21

Distilasi vakum adalah distilasi yang tekanan operasinya 0,4 atm (300
mmHg absolut). Proses distillasi dengan tekanan dibawah tekanan atmosfer.

Gambar 2. Destilasi Vakum


2.

Fungsi dari Destilasi Vakum


Untuk menurunkan titik didih pada minyak berat atau long residu sehingga

menghasilkan produk produknya.


3.

Produk yang dihasilkan dan Alat yang digunakan


a.

Produk yang dihasilkan

Produk-produk yang dihasilkan pada destilasi vakum antara lain :

b.

1.

Produk Hight Vacum Gas Oil ( HVGO ),

2.

Produk Light Vacum Sloop ( LVS ),

3.

Produk Light Vacum Gas Oil ( LVGO ),

4.

Produk Parafine Oil Distillate ( POD ),

5.

Produk bottom kolom HVU berupa Short Residue.

Alat yang digunakan

Alat-alat yang digunakan pada pross destilasi vakum antara lain :

Enjector

Kondensor

Coloum vakum

22

4.

Treatment dan Proses Destilasi Vakum


a.

Treatment Destilasi Vakum


Proses distillasi dengan tekanan dibawah tekanan atmosfer, bertujuan

untuk mengambil minyak midle distillate yang tidak terambil diproses


CDU, dengan cara menarik ( vacum ) produk tersebut dari long residue,
sebenarnya minyak midle distillate tersebut mungkin dapat dipisahkan
dengan menaikkan suhu inlet kolom pada proses distillasi atmosfer.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa minyak bumi bila
dipanaskan pada suhu 370 derajat Celcius minyak bumi akan mengalami
cracking, patahan yang terjadi dapat membentuk senyawa hydrocarbon
tidak jenuh berupa olefin, dimana senyawa ini dalam produk minyak bumi
tidak dikehendaki karena sifatnya yang tidak stabil. Untuk menyiasati
supaya suhu tidak tinggi maka tekanan prosesnya yang dibuat rendah
sehingga tujuan menguapkan minyak midle distillate dapat diuapkan pada
temperatur kurang dari 370 derajat celcius ( 345 oC ).

b.

Proses Destilasi Vakum


23

Long Residue hasil dari proses distilasi atmosfer dipanaskan pada


preheater dan dapur sampai temperatur 345 OC, kamudian dimasukkan
dalam kolom distilasi vacum yang tekanannya 13 mmH2O. Dalam kolom
ini terdapat tray-tray seperti halnya di kolom distilasi atmosferik. Untuk
memperluas kontak uap dan cairan biasanya kolomnya dibuat lebih lebar.
Untuk mendapatkan tekanan dibawah atmosfer digunakan peralatan yang
disebut ejector dan kondensor.

Dari kolom ini akan keluar produk masing-masing :


24

Top kolom berupa produk Light Vacum Sloop ( LVS ), produk ini
merupakan produk yang jelek, yang biasa nya di tampung sebagai minyak
sloop.
Dibawah Light Vacum Sloop ( LVS ) adalah produk Light Vacum Gas Oil
LVGO ), digunakan untuk komponen blending solar.
Selanjutnya produk Parafine Oil Distillate ( POD ), produk ini adalah bahan
baku bagi proses pembuatan lilin atau Wax di unit proses Wax Plant.
Produk ini merupakan produk yang khusus, jadi tidak semua HVU
mempunyai produk ini.
Produk selanjutnya adalah produk Hight Vacum Gas Oil ( HVGO ). Produk
ini digunakan untuk bahan baku proses cracking ( Hydro Cracking Unit /
HCU ). Produk POD bila tidak di olah di wax plant di gabungkan dengan
produk HVGO untuk umpan di HCU.
Produk bottom kolom HVU berupa Short Residue yang digunakan untuk
Fuel Oil di dapur atau digunakan untuk asphal jalan.
Produk-produk tersebut keluar dari kolom kemudian diambil panasnya di
preheater atau heat exchanger dan didinginkan dengan fin fan dan
selanjutnya di kirim ke tanki produksi atau ke proses selanjutnya.
5.

Aplikasi Destilasi Vakum


a.

Dalam Skala Laboratorium


Skala laboratorium penyulingan vakum adalah ketika cairan untuk

disuling memiliki titik didih atmosfer tinggi atau perubahan kimia pada
suhu mendekati titik didih atmosfer mereka. Suhu bahan sensitif (seperti
beta karoten) juga memerlukan distilasi vakum untuk menghapus pelarut
dari campuran tanpa merusak produk. Alasan lain penyulingan vakum
digunakan adalah bahwa dibandingkan dengan penyulingan uap ada tingkat
yang lebih rendah residu membangun. Hal ini penting dalam aplikasi
komersial dimana transfer suhu diproduksi menggunakan penukar panas.
b.

Dalam Skala Industri


Vakum skala industri penyulingan memiliki beberapa keunggulan.

Tutup

mendidih

campuran

mungkin

memerlukan

banyak

tahap

kesetimbangan untuk memisahkan komponen-komponen. Satu alat untuk


25

mengurangi jumlah tahapan yang diperlukan adalah dengan memanfaatkan


penyulingan vakum. Vacuum kolom distilasi biasanya digunakan dalam
penyulingan minyak telah diameter berkisar sampai sekitar 14 meter (46
kaki), tinggi badan berkisar sampai sekitar 50 meter (164 kaki), dan harga
berkisar sampai sekitar 25.400 meter kubik per hari (160.000 barel per
hari).
2.4.5. Destilasi Refluks ( Destruksi )
Refluks/destruksi ini bisa dimasukkan dalam macam - macam destilasi
walau pada prinsipnya agak berkelainan. Refluks dilakukan untuk mempercepat reaksi
dengan jalan pemanasan tetapi tidak akan mengurangi jumlah zat yang ada.
Dimana pada umumnya reaksi-reaksi senyawa organik adalah lambat maka campuran
reaksi perlu dipanaskan tetapi biasanya pemanasan akan menyebabkan penguapan baik
pereaksi maupun hasil reaksi. Karena itu agar campuran tersebut reaksinya dapat cepat,
dengan jalan pemanasan tetap jumlahnya tetap reaksinya dilakukan secararefluks (Tiya
Permana Putri, 2012).

Gambar 1. Perangkat Destilasi Refluks atau Destilasi Destruksi dalam Industri


Campuran reaksi cair ditempatkan dalam sebuah wadah terbuka hanya di
bagianatas. Kapal ini terhubung ke kondensor Liebig, seperti bahwa setiap uap yang
26

dilepaskan kembali ke didinginkan cair, dan jatuh kembali ke dalam bejana reaksi.
Kapal

kemudian

dipanaskan

keras

untuk

kursus

reaksi.

Refluks

sangat

banyakdigunakan dalam industri yang menggunakan kolom destilasi skala besar dan
fraksionator seperti kilang minyak, petrokimia dan pabrik kimia, dan pabrik pengolahan
gas alam (Zila, 2011).
Fungsi refluks, adalah memperbesar L/V di enriching section, sehingga
mengurangi

jumlah

equibrium

stage yang

diperlukan

untuk product quality yangditentukan, atau, dengan jumlah stage yang sama, akan
menghasilkan product quality yang lebih baik dengan menggandakan kontak kembali
antara

cairan

dan

uap

agar panas yang digunakan efisien. Refluks/destruksi ini bisa dimasukkan dalam maca
m - macam destilasi walau pada prinsipnya agak berkelainan. Refluks dilakukan untuk
mempercepat reaksi dengan jalan pemanasan tetapi tidak akan mengurangi jumlah zat
yang ada. Dimana pada umumnya reaksi- reaksi senyawa organik adalah lambat maka
campuran

reaksi

perlu

dipanaskan

tetapi

biasanya

pemanasan

akan

menyebabkan penguapan baik pereaksi maupun hasil reaksi. Karena itu agar campuran
tersebutreaksinya dapat cepat, dengan jalan pemanasan tetap jumlahnya tetap
reaksinyadilakukan secara refluks (Anonim, 2012).
2.4.6. Destilasi Uap
Untuk memurnikan zat/senyawa cair yang tidak larut dalam air, dan titik didihnya
cukup tinggi, sedangkan sebelum zat cair tersebut mencapai titik didihnya,zat cair
sudah terurai, teroksidasi atau mengalami reaksi pengubahan (rearranagement ), maka
zat cair tersebut tidak dapat dimurnikan secara destilasi sederhana atau destilasi
bertingkat, melainkan harus didestilasi dengan destilasi uap (Tiya Permana Putri,
2012).
Destilasi

uap

adalah

istilah

yang

secara

umum

digunakan

untuk

destilasicampuran air dengan senyawa yang tidak larut dalam air, dengan cara
mengalirkan uap air ke dalam campuran sehingga bagian yang dapat menguap berubah
menjadiuap pada temperatur yang lebih rendah dari pada dengan pemanasan langsung.
Untuk destilasi uap, labu yang berisi senyawa yang akan dimurnikan dihubungkan
dengan labu pembangkit uap (lihat gambar alat destilasi uap). Uap air yang dialirkan ke
dalam labu yang berisi senyawa yang akan dimurnikan, dimaksudkan untuk
27

menurunkan titik didih senyawa tersebut, karena titik didih suatu campuran lebih
rendah dari pada titik didih komponen-komponennya. (Tiya Permana Putri, 2012).

Gambar1. Destilasi Uap

Gambar 2. Perangkat Destilasi Uap


Destilasi uap digunakan untuk memisahkan campuran senyawa-senyawa yang
memiliki titik didih mencapai 200C atau lebih. Destilasi uap dapat menguapkan
senyawa senyawa ini dengan suhu mendekati 100 oC dalam tekanan atmosfer
denganmenggunakan uap atau air mendidih. (Saprudin, 2013).
Prinsip dasar destilasi uap adalah mendestilasi campuran senyawa di bawah titik
didih dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu destilasi uap dapat
digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat
didestilasi dengan air. Uap air yang dialirkan ke dalam labu yang berisi senyawa yang
28

akan dimurnikan, dimaksudkan untuk menurunkan titik didih senyawa tersebut, karena
titik didih suatu campuran lebih rendah dari pada titik didih komponen-komponennya.
Aplikasi dari destilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti
minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan
untukekstraksi minyak parfum dari tumbuhan (Saprudin, 2013).
2.4.7. Destilasi Kering
Distilasi kering adalah suatu metoda pemisahan zat-zat kimia Dalam proses
distilasi

kering,

bahan padat dipanaskan

sehingga

menghasilkan produk-

produk berupa cairan ataugas (yang dapat berkondensasi menjadi padatan). Produkproduk tersebut disaring, dan pada saat yang bersamaan mereka berkondensasi dan
dikumpulkan. Distilasi kering biasanya membutuhkan suhu yang lebih tinggi
dibanding distilasi biasa.
Metode

ini

dapat

dari batubara dan kayu.

digunakan

Selain

memecah garam-garam mineral.

itu,

untuk

distilasi

Misalnya

memperoleh bahan
kering

juga

bakar cair

digunakan

untuk

pemecahan sulfat melalui termolisis,

menghasilkan gas sulfur dioksida dan sulfur trioksidayang dapat dilarutkan dalam air
membentuk asam sulfat. Pada awalnya, ini adalah cara yang umum untuk memproduksi
asam sulfat.
Prinsipnya memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap dan cairnya.
Contohnya untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu bata.

2.5. Aplikasi
1.

Desalinasi ( Menguapkan Air Laut menjadi Air Tawar )


Ada beberapa peralatan yang mendukung proses destilasi ini. Antara lain adalah

heater, kondensor, ejektor air, pompa ejektor, pompa kondensat, indikator salinitas, dan
peralatan kontrol.Proses kerja destilasi ini mulanya air laut dihisap oleh pompa ejektor
29

yang terdapat dipantai. Kemudian, air laut tersebut dimasukan ke dalam alat penukar
gas (heat exchanger). Pada tahap ini, air laut dipanasi oleh air panas dari panas buang
diesel atau boiler limbah biomassa pada suhu 80 derajat C.
Selanjutnya, air tersebut divakumkan pada tekanan udara kurang dari 1 atm.Pada
kondisi hampa udara (vakum) yang tinggi dan suhu rendah itulah, sebagian dari air laut
menguap. Dimana, uap bertekanan rendah dari tempat lain mendapat pendinginan dari
air laut yang dimasukkan dari cerobong terpisah. Pada saat itulah, uap berkondensasi
menjadi air tawar. Air laut yang sudah hangat akan mengalir dari saluran keluar
pendingin. Dan selanjutnya akan masuk ke dalam heat exchanger sebagai air umpan.
Uap tekanan rendah yang timbul di dalam heat exchanger mengalir masuk ke dalam
evaporator. Begitu pula dengan air sisa buangan yang kental.Selanjutnya, uap air itu
didinginkan oleh air laut dan berkondensasi menjadi air tawar.
Hasil air tawar di kondensor itu kemudian dipompa keluar oleh condensatepump.
Kemudian, air tersebut dialirkan ke tangki persedian air tawar. Sementara sisa air
buangan dikeluarkan secara teratur oleh water ejector.Sedangkan mengenai kadar
garam dari air destilat (air yang dihasilkan dari proses destilasi inired) secara terus
menerus dipantau oleh salinity indicator. Sebuah solenoid valve dipasang pada saluran
keluar pompa air destilasi.

Gambar 1. Proses pengolahan air tawar dari air laut


2.

Pengolahan Minyak Bumi


Salah satu penerapan terpenting dari metode distilasi adalah pemisahan

minyak mentah menjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus seperti untuk


transportasi, pembangkit listrik, pemanas, dll. Udara didistilasi menjadi
komponen- komponen seperti oksigen untuk penggunaan medis dan helium
untuk pengisi balon. Distilasi juga telah digunakan sejak lama untuk pemekatan
30

alkohol dengan penerapan panas terhadap larutan hasil fermentasi untuk


menghasilkan minuman suling.

Gambar 2. Menara Destilasi


Dimenara inilah terjadi proses destilasi. Yaitu proses pemisahan larutan
dengan menggunakan panas sebagai pemisah. Syarat utama agar terjadinya
proses destilasi adalah adanya perbedaan komposisi antara fase cair dan fase
uap. Dengan demikian apabila komposisi fase cair dan face uap sama maka
proses destilasi tidak mungkin dilakukan. Proses destilasi pada kilang minyak
bumi merupakan pengolahan secara fisika yang primer sebagai awal dari semua
proses memproduksi BBM (Bahan Bakar Minyak).

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1.

Destilasi adalah suatu proses pemisahan dua atau lebih komponen zat cair berdasarkan
pada titik didih.
31

2.

Prinsip umum dari destilasi adalah pemisahan senyawa yang memiliki perbedaan
tekanan uap pada suhu tertentu. Destilasi merupakan pemisahan fisik dari sebuah
campuran menjadi dua atau lebih fraksi yang memiliki titik didih yang berbeda.

3.

Dalam kehidupan sehari-hari, prinsip destilasi dapat digunakan dalam pembuatan


minyak kayu putih, penyulingan nilam, penyulingan air bersih, dan pemisahan
bioetanol dari campurannya.

4.

Prinsip destilasi ini sangat penting dipelajari karena dapat diaplikasikan dengan mudah
dalam kehidupan seharihari.

5.

Di sisi lain, prinsip destilasi cukup susah dipahami kalau tidak menggunakan alat
praktikum. Dengan demikian, tersedianya laboratorium dan alatnya merupakan sebuah
keharusan agar siswa dapat memahaminya dengan lebih mudah.

6.

Pemisahan senyawa dengan destilasi bergantung pada perbedaan tekanan uap senyawa
dalam campuran. Tekanan uap campuran diukur sebagai kecenderungan molekul
dalam permukaan cairan untuk berubah menjadi uap.

7.

Jika suhu dinaikkan, tekanan uap cairan akan naik sampai tekanan uap cairansama
dengan tekanan uap atmosfer. Pada keadaan itu cairan akan mendidih. Suhu pada saat
tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap atmosfer disebut titik didih.

8.

Cairan yang mempunyai tekanan uap yang lebih tinggi pada suhu kamar akan
mempnyai titik didih lebih rendah daripada cairan yang tekanan uapnya rendah pada
suhu kamar.

9.

Jika campuran berair didihkan, komposisi uap di atas cairan tidak sama dengan
komposisi pada cairan. Uap akan kaya dengan senyawa yang lebih volatile atau
komponen dengan titik didih lebih rendah. Jika uap di atas cairan terkumpul dan
dinginkan, uap akan terembunkan dan komposisinya sama dengan komposisi senyawa
yang terdapat pada uap yaitu dengan senyawa yang mempunyai titik didih lebih rendah.
Jika suhu relative tetap, maka destilat yang terkumpul akan mengandung senyawa
murni dari salah satu komponen dalam campuran.

10.

Pembagian destilasi terbagi berdasarkan prosesnya, basis tekanan operasinya, komponen


penyusunnya, dan system operasinya.

11.

Ada beberapa macam destilasi yaitu destilasi sederhana ( biasa ), destilasi bertingkat
( fraksionasi ), destilasi azeotrop, destilasi vakum ( tekanan rendah ), destilasi refluks
( destruksi ), destilasi uap, dan destilasi kering.

12.

Aplikasi destilasi dilakukan pada desalinasi ( menguapkan air laut menjadi air
tawar ) dan pengolahan minyak bumi.
32

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/distilasi
http://gedehace.blogspot.com/2009/03/ kuliah/destilasi/distilasi-part-1.html

http:// www-chem-is-try:org/sect=belajar&ext=destilation07-03
Ristiyani, Janik. 2008 .Laporan praktikum Kimia Organik II . Sintesis Klorofom .
33

Yogyakarta: Laboratorium UIN Sunan Kalijaga

34

You might also like