Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN PENDAHULUAN
OKSIGENASI
A. DEFINISI
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh
(Tarwoto dan Wartonah, 2006).
Oksigenasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung
oksigen (O2) serta menghembuskan karbondioksida (CO2) sebagai hasil sisa
oksidasi (Tarwoto, 2004).
Tiga langkah proses oksigenasi :
1. Ventilasi : pertukaran udara keluar-masuk paru-paru (atmosfir - alveoli).
2. Difusi : peresapan masuknya oksigen dari alveoli ke darah dan
pengeluaran CO2 dari darah ke alveoli.
3. Perfusi : perpindahan O2 dari darah ke jaringan.
Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan oksigen di atmosfer. Konsentrasi oksigen dalam
udara ruangan adalah 21%. Tujuan terapi oksigen adalah memberikan transport
oksigen yang adekuat dalam darah sambil menurunkan upaya bernafas dan
mengurangi stres pada miokardium (Mutaqqin, 2005).
B. ETIOLOGI
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen menurut Tarwoto dan
Wartonah (2006) antara lain:
1. Fisiologi
a) Menurunnya kapasitas peningkatan oksigen, misal anemia.
b) Menurunnya konsentrasi oksigen yang diinspirasi.
c) Hipovolemia, mengakibatkan transpor oksigen terganggu akibat
tekanan darah menurun.
d) Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil,
luka.
terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakitpenyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya
terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang
mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi
membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi
transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.
6. Narkotika
Narkotika seperti morfin dapat menurunkan laju dan kedalaman
pernapasan ketika depresi pusat pernapasan di medula. Oleh karena itu
bila memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau
laju dan kedalaman pernapasan.
7. Gangguan pada fungsi pernapasan
a. Hipoksia yaitu suatu kondisi ketika ketidakcukupan oksigen di dalam
tubuh yang diinspirasi sampai jaringan. Hal ini dapat berhubungan
dengan ventilasi, difusi gas atau transpor gas oleh darah yang dapat
disebabkan oleh kondisi yang dapat merubah satu atau lebih bagianbagian dari proses respirasi. Penyebab lain hipoksia adalah
hipoventilasi alveolar yang tidak adekuat sehubungan dengan
menurunnya
tidal
volume,
sehingga
karbondioksida
kadang
C. PATOFISIOLOGI
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan transportasi.
Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari
dan ke paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak
dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas
sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi
(penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan
ketidakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi,
maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan volume sekuncup, afterload,
preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat mempengaruhi pertukaran gas
(Brunner & Suddarth, 2002).
D. TANDA DAN GEJALA
Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi (denyut
jantung lebih dari normal), hiperkapnea (peningkatan PCO 2 dalam darah arteri),
kelelahan, somnolen (keadaan sadar yang mau tidur saja, dapat dibangunkan
dengan rangsangan nyeri), iritabilitas, hipoksia (penurunan jumlah oksigen dalam
jaringan), kebingungan, sianosis (penurunan kadar O2 dan peningkatan kadar CO2
yang menyebabkan kulit dan membrane mukosa berwarna kebiruan atau ungu),
warna kulit abnormal (pucat, kehitam-hitaman), hipoksemia (berkurangnya
jumlah oksigen dalam dara arterial), hiperkarbia (peningkatan PCO 2 dalam darah
arterial), sakit kepala ketika bangun, abnormal frekuensi, irama dan kedalaman
nafas (NANDA, 2011).
dapat terjadi sebagai akibat dari kolaps alveoli, obstruksi jalan nafas, atau
efek samping dari beberapa obat.
Tanda dan gejala seperti napas pendek, nyeri dada, sakit kepala ringan,
pusing dan penglihatan kabur.
4. Cheyne Stokes
Bertambah dan berkurangnya ritme respirasi, dari pernafasan yang sangat
dalam, lambat dan akhirnya diikuti periode apnea, overdosis obat.
5. Kussmauls (hyperventilasi)
Peningkatan kecepatan dan kedalaman nafas biasanya lebih dari 20 x per
menit. Dijumpai pada asidosis metabolik, dan gagal ginjal.
6. Apneustic
Henti nafas, pada gangguan sistem saraf pusat
7. Biots
Nafas dangkal, mungkin dijumpai pada orang sehat dan klien dengan
gangguan sistem saraf pusat. Normalnya bernafas hanya membutuhkan
sedikit usaha. Kesulitan bernafas disebut dyspnea.
Meliputi nama klien, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, umur,
alamat, agama, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, no. register,
penanggung jawab.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama: klien mengeluh sesak napas.
2) Riwayat penyakit sekarang: klien menderita asma kronis.
3) Riwayat penyakit dahulu: klien menderita asma kronis selama 2 tahun
dan sering sesak napas.
4) Riwayat penyakit keluarga: dalam keluarga klien tidak ada yang
menderita asma.
c. Kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual
1) Pola respirasi
Pola nafas, adanya keluhan saat bernapas seperti sesak.
2) Pola nutrisi
Kebiasaan diit buruk seperti obesitas akan mempengaruhi oksigenasi
karena ekspansi paru menjadi pendek. Klien yang kurang gizi,
mengalami kelemahan otot pernafasan.
3) Pola eliminasi
Perubahan pola defekasi (darah pada feses, nyeri saat devekasi),
perubahan berkemih (perubahan warna, jumlah, ferkuensi).
4) Pola istirahat/tidur
Adanya gangguan oksigenasi menyebabkan perubahan pola istirahat.
5) Pola aktivitas/latihan
6) Personal hygiene
Meliputi kebersihan diri, mulai dari mandi, kebersihan mulut dan gigi,
rambut, genetalia, mata, hidung, telinga.
7) Pola kognitif/persepsi
Rasa kecap lidah berfungsi atau tidak, gambaran indera klien
terganggu atau tidak, penggunaaan alat bantu dalam penginderaan
pasien.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi antara lain:
10
1.
Bersihan
jalan
nafas
tidak
efektif
berhubungan
dengan
sekret
2.
3.
C. INTERVENSI
1. Dx 1
: Bersihan jalan nafas tidak efektif
Tujuan
: Bersihan jalan nafas efektif
Kriteria hasil :
a. Menunjukkan jalan nafas bersih
b. Suara nafas normal tanpa suara tambahan
c. Tidak ada penggunaan otot bantu nafas
d. Mampu melakukan perbaikan bersihan jalan nafas
INTERVENSI
RASIONAL
11
menunjukkan
tertahannya
sekret
Pantau TTV.
obstruksi jalan nafas.
b. Terapi inhalasi dan latihan nafas b. Untuk memudahkan pernafasan dan
dalam dan batuk efektif.
membantu mengeluarkan sekret.
c. Catat adanya derajat dispnea, c. Disfungsi
pernafasan
adalah
gelisah, distress pernafasan, dan
rumah sakit.
d. Memungkinkan
paru
maksimal.
e. Kelembapan
pengeluaran
oksigen.
ekspansi
mempermudah
dan
mencegah
INTERVENSI
RASIONAL
12
a. Kaji
frekuensi
kedalaman a. Kecepatan
pernafasan
peningkatan
kedalaman
kerja
nafas
nafas,
bervariasi
kepala
dan
bantu
Ekspansi dada.
b. Duduk tinggi
memungkinkan
pengetahuan
relaksasi.
d. Delegatif
dalam
pemberian
pengobatan.
3. Dx 3
: Gangguan pertukaran gas
Tujuan
: Mempertahankan pertukaran gas
Kriteria hasil :
a. Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan
b. Tidak ada gejala distress pernafasan
INTERVENSI
RASIONAL
kemudahan
bernafas.
b. Selidiki
kegelisahan
dalam
menunjukkan
peningkatan
konsumsi oksigen.
dan b. Dapat menunjukkan peningkatan
kesadaran.
c. Memaksimalkan sediaan oksigen
c. Berikan terapi oksigen melalui
khususnya ventilasi menurun.
kanul nasal, masker parsial.
13
D. EVALUASI
1. Dx 1:
a. Menunjukkan jalan nafas paten
b. Tidak ada suara nafas tambahan
c. Tidak ada penggunaan otot bantu nafas
d. Mampu melakukan perbaikan bersihan jalan nafas
2. Dx 2:
a. Menunjukkan pola nafas efektif dengan frekuensi dan kedalaman nafas
yang normal
b. Tidak ada gejala distress pernafasan
3. Dx 3:
a. Perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan
b. Tidak ada gejala distres pernafasan
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Aziz Alimul, 2004, Kebutuhan Dasar Manusia-Buku Saku, Jakarta :
EGC.
Muttaqin, 2005, Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Pernafasan,
Jakarta : Salemba Medika.
Nanda, 2013, Panduan Penyusunan Asuhan Keperawatan Profesional, Edisi
Revisi Jilid 2, Jakarta: EGC.
14