You are on page 1of 5

Psikososial terdiri dari kata Psikologis dan Sosial, sehinggal Psikososial itu

adalah suatu keadaan di mana seorang individu berperilaku yang diakibatkan


oleh kesehatan mental atau emosinya yang berhubungan dengan lingkungan
sosial dari individu tersebut. Psikososial pertama kali di sebutkan oleh Erik
Erikson. Menurut Erik Erikson, kepribadian seserang berkembang dalam
beberapa tahapan, sehingga muncul suatu pemikiran bahwa terdapat 8
perkembangan dalam psikososial, yaitu:
1. Harapan (0-18 tahun)
Pada tahap ini, terdapat 2 sifat yang dimunculkan dari sejak bayi, yaitu
sifat kepercayaan dan rasa tidak percaya diri.
2. Keinginan (8 bulan-3 tahun)
Pada tahap ini, terdapat 2 sifat yang dimunculkan yaitu kemandirian dan
rasa ragu.
3. Tujuan (3 6 Tahun)
Pada tahap ini, terdapat 2 sifat yang dimunculkan yaitu Inisiatif vs Rasa
Bersalah
4. Persaingan : (6 12 Tahun)
Pada tahap ini, terdapat 2 sifat yang dimunculkan yaitu Ketekunan vs
Rasa Rendah Diri
5. Ketelitian : Identitas vs Rasa Binggung (12 19 Tahun)
Pada tahap ini, terdapat 2 perasaan yang dimunculkan yaitu Identitas vs
Rasa Binggung
6. Cinta (19 40 Tahun)
Pada tahap ini, terdapat 2 perasaan yang dimunculkan yaitu Keintiman vs
Isolasi
7. Perhatian Aktifitas Umum vs Tekanan (40 65 Tahun)
Pada tahap ini, terdapat 2 perasaan yang dimunculkan yaitu Aktifitas
Umum vs Tekanan
8. Kebijaksanaan (65 Tahun Ke Atas)
Pada tahap ini, terdapat 2 sifat yang dimunculkan yaitu Integritas Ego vs
Keputusasaan
Selain perkembangan psikososial, terdapat juga kebutuhan psikososial
yang sulit untuk dilepaskan oleh seorang individu, di mana serang individu

selalu

mempertahankan

keseimbangan

dalam

berperilaku

dengan

memperhatikan lingkungan sekitar, sehingga timbul rasa kepuasan dari diri


seorang individu, dan tidak adanya rasa takut untuk berhubungan dengan
lingkungan sekitar.
Dalam psikososial terdapat rentang respon emosional yang digunakan unuk
menunjukan kewaspadaan terhadap suatu hal yang tidak diinginkan, seperti
waspada terhadap individu yang sudah memasuki rentang supresi emosi,
sehingga depresi pun dapat dihindari.
Selain itu, terdapat juga 5 rentang respon emosional, yaitu kepekaan emosional,
dimana seorang individu akan terbuka terhadap perasaanya dan sadar akan
perasaannya; Reaksi berduka tak terkomplikasi, dimana seorng individu akan
terbenam dalam rasa dukanya karena seseorang tersebut menyadari kan suatu
hal mengenai kehilangan; Supresi emosi, dimana seorng individu akan
mengeluarkan suatu penolakan akan perasaannya sendiri; Penundaan reaksi
berkabung; dan Depresi/melankolis, dimana seorang individu akan mengalami
suatu perasaan berduka dalam jangka waktu yang lama.
Kebutuhan emosional yang dimiliki seseorang, diantaranya kebutuhan akan
cinta , kepercayaan, ekonomi, otonomi, indentitas harga diripenghargaan, dan
rasa aman,

yang jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, maka akan

menimbulkan suatu perikau yang tidak diinginkan oleh sekitarnya, diantaranya


ansietas, kemarahan, dan rasa tidak pasti.
Kebutuhan emosional yang mengakibatkan masalah psikososial dapat
menyebabkan Gangguan Kejiwaan. Masalah psikososial tersebut diantaranya
berat beban ekonomi, kekerasan dalam rumah tangga, konflik di tengah
masyarakat, kerusuhan, bencana, dan narkoba.
Gangguan Kejiwaan atau Gangguan mental adalah pola psikologis atau perilaku
yang pada umumnya terkait dengan stres atau kelainan mental yang tidak

dianggap sebagai bagian dari perkembangan normal manusia. Gangguan


tersebut didefinisikan sebagai kombinasi afektif, perilaku, komponen kognitif
atau persepsi yang berhubungan dengan fungsi tertentu pada daerah otak atau
sistem saraf yang menjalankan fungsi sosial manusia.
Gangguan jiwa mewakili suatu keadaan tidak beres yang berhakikatkan
penyimpangan dari suatu konsep normatif. Setiap jenis ketidakberesan
kesehatan itu memiliki tanda-tanda dan gejala-gejala yang khas, begitu pyula
dengan gangguan jiwa. Selain itu, Gangguan Jiwa memiliki tahapan-tahapan,
yaitu:
1. Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik
jasmani maupun rohaninya
2. Usaha mempertahankan diri dengan cam negatif, yaitu mundur atau lari,
sehingga cara benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita
gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan
problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri
dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan
mengalami gangguan
4. Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya
jumlah penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
5. Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya
kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam
memecahkan

masalah.

Konflik-konflik

di

masa

kecil

yang

tidak

terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap fase perkembangan


yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa yang
lebih parah.
6. Faktor sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan
jiwa, misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan. Jika
lingkungan sosial baik, sehat tidak mendukung untuk mengalami gangguan
jiwa maka seorang anak tidak akan terkena gangguan jiwa. Demikian pula

sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular, tetapi mempunyai


kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini tidak berlaku
secara absolut.

Karena gangguan jiwa memiliki tahapan-tahapan di atas, maka gangguan jiwa


dapat menyerang siapa saja tanpa memedulikan usia. laki-laki ataupun
perempuan memiliki kecenderungan yang sama dalam hal sikap dan perilaku
gangguan kejiwaan. Namun, laki-laki cenderung agresif dibandingkan
perempuan.
Untuk proses pemulihan penderita gangguan jiwa bergantung berat atau
ringannya gangguan jiwa yang dialami penderita. Langkah-langkah intensif
harus segera dilakukan jika sudah diketahui kondisi penyakitnya. Selain itu,
peranan keluarga juga sangat vital dalam membantu proses pemulihan pasien.
Sebab itu, keluarga perlu sabar dan serius dalam menindaklanjuti anjuran dokter
sehingga penderita dapat berbuat sesuai dengan prosedur pemulihan kesehatan.
Hambatan yang sering terjadi dalam proses pemulihan pasien adalah kurangnya
dukungan dari keluarga. Karena itu, pasien yang setelah mendapat perawatan
dan pemeriksaan laboratorium dinyatakan sehat pun, ada kemungkinan kembali
mengalami gangguan jiwa jika keluarga tidak berupaya maksimal, seperti
memberikan motivasi.

Sumber:
http://www.kesekolah.com/artikel-dan-berita/kesehatan/masalah-psikososialpicu-gangguan-jiwa.html Di poskan pada tanggal 25 Januari 2010

Selasa, 12 April 2011


DATA PSIKOSOSIAL DALAM ASKEP
Anang
http://hedymencobasukses.blogspot.com/2011/04/data-psikososial-dalamaskep.html

Teori Tentang Psikososial


Posted on January 14, 2012 by Kadek Bintaranny in Psikologi with 8
Comments

http://informasitips.com/teori-tentang-psikososial

Selasa, 28 Juni 2011


TAHAP-TAHAP GANGGUAN KEJIWAAN
Diposkan oleh Nur Muhamad Iskandar di 05.10
http://nandarfiles.blogspot.com/2011/06/tahap-tahap-gangguan-kejiwaan.html

You might also like