You are on page 1of 8

PEMBELAHAN SEL

Oleh :
Ade Salimah, Ir.
Erni Suminar, S.P.

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2007

PEMBELAHAN SEL
SUB POKOK BAHASAN
1. Pendahuluan
2. Mitosis
3. Meiosis
4. Penyimpangan Mitosis
5. Kariotipe & Perubahan Kariotipe
6. Poliploidi

PENDAHULUAN

1. PENDAHULUAN
P
E
M
B
E
L
A
H
A
N
S
E
L

AMITOSIS

FRAGMENTASI

Pembelahan sel secara langsung, yang menghasilkan 2 sel anak atau lebih
yang sifatnya : belum tentu sama dengan induknya
-Inti sel langsung membelah menjadi dua bagian atau lebih yang :
- belum tentu sama ukuran besarnya
- belum tentu sama sifatnya
contoh : Ganggang Perang (Phaeophyceae),
Ganggang Hara (Charophyceae)
Lili-lilian (Liliaaceae)
MITOSIS

Satu sel
dengan adanya

Dua sel

Pertumbuhan sel
&
Perbanyakan sel

Empat sel

HOMOIOTYPIC DIVISION

Pembelahan inti sel secara tak langsung, terjadi pada sel-sel somatis yang
menghasilkan 2 inti sel anak yang sifatnya persis sama dengan sifat inti sel induknya
MEIOSIS

Zygot (2n)

Organ-organ suatu organisme

HETEROTYPIC DIVISION

Pembelahan inti sel secara tak langsung, terjadi pada sel-sel alat kelamain yang
menghasilkan 4 inti sel anak yang memiliki jumlah kromosom setengan jumlah
kromosom induknya

maka akan menjadi

Beribu-ribu sel
Bertambah besar
&
Bertambah banyak

PENDAHULUAN
Pembelahan sel
Merupakan suatu bagian proses yang penting dan mendasar
pada pertumbuhan dan reproduksi sel

Berjuta-juta sel

2. MITOSIS
A

INTERFASE

PROFASE AWAL

Pembelahan sel
Dimulai dengan pembelahan inti,
diikuti dengan pembelahan sitoplasma

PROFASE AKHIR

METAFASE AWAL

Pembentukan jaringan baru


Tidak akan dapat berlangsung tanpa adanya pembelahan sel

METAFASE AKHIR

ANAFASE AWAL

ANAFASE AKHIR

TELOFASE AWAL

TELOFASE AKHIR

2. MITOSIS

A
INTERFASE

Fase istirahat / persiapan


Inti belum mulai membelah
Kromosom belum nampak
Inti giat mengadakan metabolisme
Terbentuk butiran-butiran kecil
 Inti menjadi keruh

Butiran-butiran kecil menjadi :


benang-benang halus, pipih,
memanjang tak menentu
benang-benang kromatin
Benang-benang kromatin membelah
 rangkap dua
Terjadi dehidrasi
Terbentuk pengendapan asam nukleat

B
PROFASE
AWAL

..

2. MITOSIS

C
PROFASE
AKHIR

D
METAFASE
AWAL

2. MITOSIS

METAFASE
AKHIR

Sentromer membelah
Kromatid terpisah
Masing-masing kromatid ditarik ke
kutub oleh benang-benang tarik
Kutub dengan kutub dihubungkan
oleh
benang penyokong(benang peluncur)
Benang-benang tersusun dari suatu
berkas halus yang disebut fibrilla

F
ANAFASE
AWAL

Membran nukleus lenyap


Nukleolus lenyap
Kromosom berada di tengah-tengah
sel dalam sitoplasma
Dalam sitoplasma terbentuk
2 sentriol
Dari sentriol keluar :
benang plasma (fragmoplas)
berbentuk gelendong
disebut fase gelendong inti

Gelendong inti makin jelas berbentuk


kumparan
Semua kromosom berada di bidang
ekuator disebut fase papan inti atau
papan metafase
Sentromer tepat di ekuator
Kromosom sangat jelas berbentuk
seperti bintang
Disebut Fase Bintang (Stadium Aster)

Benang-benang kromatin
memendek dan menebal seperti :
batang
 kromosom
Masing-masing kromosom terdiri
dari 2 belahan seperti spiral
 2 kromatid
Kromosom berada di tengah-tengah
inti

2. MITOSIS
G
ANAFASE
AKHIR

H
TELOFASE
AWAL

Kedua kromatid saling menjauhii


bidang ekuator, menuju kutub
Di tengah-tengah inti seperti ada
2 bentuk bintang maka disebut
stadium diaster

Kromatid (belahan kromosom)


berada pada kutub gelendong intii
Mulai membentuk dinding inti baru
(membran inti baru)
Kromosom bersatu mulai membentuk
benang tak tentu bentuk
Kadar air bertambah,
nukleo protein berkurang

..
..

2. MITOSIS

2. MITOSIS
DIAGRAM MITOSIS

I
TELOFASE
AKHIR

Terbentuk 2 inti baru (inti anak)


Terbentuk dinding inti baru
Fragmoplas di ekuator menebal,
membentuk dinding sel baru

Dari satu sel induk


terjadi dua sel anak
dengan jumlah kromosom masing-masing
sama dengan jumlah kromosom induknya

..

2. MITOSIS

2. MITOSIS

DIAGRAM MITOSIS

DIAGRAM MITOSIS

METAFASE

ANAFASE AWAL

2. MITOSIS

2. MITOSIS

DIAGRAM MITOSIS

Siklus Sel

ANAFASE AKHIR

G2

Mitosis
G1

I. Periode Interfase
1. Tahap G1 (First Gap Phase) :
Terjadi sintesis RNA dan Protein
2. Tahap S (Synthetic Phase) :
7 8 jam
Terjadi sintesis DNA
Pembentukan Histon
Sintesis RNA
3. Tahap G2 (Second Gap Phase) :
2 5 jam
Terjadi sintesis RNA
II. Periode Pembelahan Mitosis : 1 jam
Tidak terjadi sintesis RNA
karena DNA terkondensasi

TELOFASE AWAL

Lamanya siklus sel


Beberapa jam
Berbulan-bulan
Beberapa hari
Bertahun-tahun

3. MEIOSIS

3. MEIOSIS
LEPTONEMA

PROFASE I

( 5 Tahap)

ZYGONEMA

METAFASE I II I

MEIOSIS I

ANAFASE I

PROFASE I

PAKHINEMA

TELOFASE I
DIPLONEMA

METAFASE II
METAFASE I

MEIOSIS II

ANAFASE II
TETRADE

DIAKINESE

MEIOSIS I
ANAFASE I
Reduksi Kromosom
TELOFASE I
.

3. MEIOSIS

METAFASE II

MEIOSIS II

ANAFASE II

Pembentukan Sel Kelamin

TETRADE

3. MEIOSIS
Dari satu sel induk diploid (2n)
 terbentuk empat sel anak haploid (n)

Tempat berlangsungnya Meiosis :


- Spermatophyta :
- Bakal biji (ovulum) : sel induk kandung lembaga
Terbentuk Gamet betina : Sel telur (ovum)
Kepala sari (anthera) : sel induk benang sari
 Terbenuk Gamet jantan : Sel sperma
(spermatozoid)
- Pteridophyta
Arkhegonium (gametangium betina)
Antheridium (gametangium jantan)

3. MEIOSIS

3. MEIOSIS

PEMBELAHAN MEIOSIS I
A

PROFASE - I
1

PEMBELAHAN MEIOSIS I
A

LEPTONEMA

Dalam inti terbentuk :


benang-benang halus tak menentu

ZYGONEMA

Terbentuk benang-benang kromosom


Kromosom homolog berpasangan
membentuk geminus
Sinapsis dimulai dari sentromer

PAKHINEMA

Pembentukan geminus telah sempurna


Dalam inti tampaknya seperti terdapat
setengah jumlah khromosom

PROFASE - I

DIPLONEMA

DIAKENESE

Kromosom masing-masing geminus


membelah membujur
Dari masing-masing geminus
terbentuk 4 kromatid
Terdapat hiasma.
Dua kromatid sebelah dalam bersilang

Kromosom lebih tebal


Letak geminus belum teratur

..

PROFASE - I

METAFASE-I

3. MEIOSIS

3. MEIOSIS

PEMBELAHAN MEIOSIS I

PEMBELAHAN MEIOSIS I

( 5 Tahap)
Membran nukleus dan nukleolus
menghilang
Terbentuk benang-benang
fragmoplas
Geminus dan sentromer
menempatkan diri pada bidang
ekuator

TELOFASE-I

Terbentuk dua inti dalam selnya


Masing-masing inti anak
mengandung n kromosom

Interkinese

ANAFASE-I

Tiap setengah geminus bergerak


ke kutub
Geminus berkumpul pada kutub

3. MEIOSIS
PEMBELAHAN MEIOSIS II

3. MEIOSIS
DIAGRAM MEIOSIS

METAFASE-II

ANAFASE-II

TETRADE
.

3. MEIOSIS
DIAGRAM MEIOSIS

3. MEIOSIS
DIAGRAM MEIOSIS

.
.

3. MEIOSIS
DIAGRAM MEIOSIS

3. MEIOSIS
DIAGRAM MEIOSIS

4. PENYIMPANGAN DARI MITOSIS


1. PEMBELAHAN INTI BEBAS
* Inti sel membelah beberapa kali;
- tanpa diikuti pembelahan selnya, tetapi
- sifat inti baru, sama dengan sifat inti induknya
* Dalam satu sel terdapat beberapa inti (coenocyt)
* Contoh :
a. Pada tumbuhan tingkat rendah : Cladophora sp
Di sekitar inti terdapat butir-butir pirenoid
- ..

4. PENYIMPANGAN DARI MITOSIS


1. PEMBELAHAN INTI BEBAS
a. Pada tumbuhan tingkat rendah :Cladophora sp.)
b. Pada tumbuhan tingkat tinggi
Pembentukan saccus embryonalis (kandung lembaga) pada bakal biji
Spermatophyta
- Inti sel induk kandung lembaga (2n) ------- menjadi 4 inti anak (n) :
3 inti -- berdegenerasi -- mati
mitosis
mitosis
mitosis
1 inti --------------- 2 inti ---------------- 4 inti ---------------- 8 inti

kloroplas

- Dalam satu sel induk kandung lembaga (2n) -----


terdapat 8 inti bebas kandung lembaga (n)

Inti sel

Sel Cladophora sp.

4. PENYIMPANGAN DARI MITOSIS

4. PENYIMPANGAN DARI MITOSIS

2. PENONJOLAN SEL

Sel membuat tonjolan berupa tunas sel


Inti sel membelah ----
---- 2 inti anak
Salah satu inti anak bergerak ke tunas sel
Terbentuk dinding pemisah ---
--- terjadi sel baru

Contoh :

Pembelahan sel ragi ((Saccharomyces


Saccharomyces cerevisiae)
cerevisiae)

Tunas sel (budding)

3. PEMBENTUKAN SEL BEBAS

Pembentukan Sel Askus :


membelah bebas
Inti spora sel ascus ----------------------
---------------------- 8 buah inti anak
Salah satu ujung inti mengeluarkan benang plasma
Benang plasma ----
---- memanjang ----
---- mengelilingi inti -----

ujung-- ujungnya bertemu -----
ujung
----- terbentuk dinding inti
Terbentuk 8 sel ascospora dalam satu sel ascus
Plasma sel ascus (periplasma) mengelilingi/merendam
ke 8 ascospora

Sel Saccharomyces sp.

Pembentukan konidia pada fungi

5. PERUBAHAN KARIOTIPE

5. PERUBAHAN KARIOTIPE

Fragmentasi/Pematahan (Fragmentation)
2
Penambahan / Pengurangan Jumlah Kromosom
Defisiensi/Pengurangan(Deficiency, Deletion)

1
Perubahan Struktural

Duplikasi, Penggandaan Faktor(Duplication)

3
Penambahan / Pengurangan Genom

PERUBAHAN
KARIOTIPE

Inversi/Pembalikan (Inversion)

-Poliploidi (3n, 4n, dst)


-Partenogenesis

Translokasi, Pemindahan (Translocation)

6. POLIPLOIDI

6. POLIPLOIDI

Definisi Poliploidi
Gejala pada tumbuhan yang selsel-selnya mempunyai jumlah kromosom
berlebih dari biasa atau mempunyai lebih dari dua set kromosom

Mutagen
Zat kimia ataupun kedaan fisik yang berinteraksi dengan DNA sehingga
menyebabkan terjadinya suatu mutasi

Prosesnya disebut Endomitose


Pada sel diploid (2n) sewaktu mitosis,
pembelahan membujur dari kromosom
tidak diikuti pembelahan intinya

Mutasi
Terjadinya perubahan bentuk, struktur ataupun jumlah kromosom karena
adanya perubahan urutan bentuk, struktur ataupun jumlahnya

Dalam inti terdapat


kromosom 4 n (tetraploid)
Mutant
Tumbuh--tumbuhan yang kromosomnya telah berubah bentuk, struktur ataupun
Tumbuh
jumlahnya

6. POLIPLOIDI

6. POLIPLOIDI
PENYEBAB POLIPLOIDI (MUTAGEN)

PENYEBAB POLIPLOIDI (MUTAGEN)


A.
A.

B.

C.

D.
E.

Temperatur yang berbeda dari biasa


- Temperatur tinggi
- Temperatur rendah
Zat--zat kimia
Zat
- Kolhisin
- Asenaftin
- Digitonin
Anastaesia
- Eter
- Kloroform
Penggunaan Larutan Makanan
Penggunaan Sinar

6. POLIPLOIDI
PENYEBAB POLIPLOIDI (MUTAGEN)
B. ZatZat-zat kimia
METODE KOLKHISIN (Blakeslee & Avery, 1939)
- Contoh Tanaman : Datura, Phlox, Petunia
- Pada Biji :
* BijiBiji-biji sebelum disemai,
direndam selama 11-6 hari dalam larutan kolkhisin 0.05 0.2%
- Pada Kecambah
* BijiBiji-biji dikecambahkan dulu pada kertas saring basah
* Disediakan bejana berisi air larutan kolkhisin
* Kecambah yang tumbuh diletakkan terbalik dalam bejana
* Hanya ujung batang yang terendam dalam larutan,
karena akarakar-akar muda mudah rusak oleh air kolkhisin
- Pada tanaman
* TitikTitik-titik tumbuh tanaman, ditutup kapas yang telah dicelupkan dalam larutan
kolkhisin
- Pada kebanyakan tanaman :
* Sel dari titik tumbuh yang diberi larutan kolkhisin,
akan mengalami poliploidi,
tetapi ada bagianbagian-bagian tertentu yang diploid.

Temperatur yang berbeda dari biasa

Penggunaan temperatur tinggi : Randolph (1932)


Contoh : Tanaman Zea
Diberi perlakauan suhu tinggi, maka diperoleh tanaman poliploidi

Penggunaan Temperatur rendah : Gerassimon (1902)


Contoh :Tanaman Ganggang Spirogyra
Diberi perlakuan suhu rendah, maka diperoleh jumlah khromosom
2x lipat pada waktu mitosis
Khromosom masih dapat membelah, tetapi pembelahan inti selnya
tidak dapat berlangsung
Dengan Anaestesia seperti eter dan kloroform diperoleh hasil yang sama

6. POLIPLOIDI
Mekanisme Penggunaan Kolchisin : (Blakeslee & Avery, 1939)
- Contoh : Tanaman : Datura, Phlox, Petunia, dll
- Diperoleh jumlah kromosom 2x lipat pada waktu mitosis
* Khromosom mengadakan pembelahan membujur,
gelendong inti tdk dapat terbentuk,
sentromer membelah juga,
kedua kromosom anak letaknya lepas

Diperoleh
Tanaman 4n

- Jika penggunaan kolkhisin lebih lama atau konsentrasinya lebih pekat


maka mitosis bisa berlangsung berulangberulang-ulang (Levan, 1938)
- Contoh :Tanaman Allium cepa
- Sel
Sel--sel normal mengandung 16 khromosom,
dapat diperoleh sel yang mengandung : 32, 64, 128 khromosom

Penggunaan Asenafin, Digitonin


- Hasilnya tidak sebaik kolchisin
- Bahan yang sukar larut dalam air bekerja lebih baik dari bahan yang
mudah larut (Levan & Ostergen, 1943)

6. POLIPLOIDI

6. POLIPLOIDI
JENIS POLIPLOIDI

PENYEBAB POLIPLOIDI (MUTAGEN)


C.

Anastaesia (Fvon Wettstein, 1924)


- Protonema lumut : haploid -------------------------------
 diploid
Anastaesia
- Tanaman lumut normal : haploid

D.

Penggunaan Larutan Makanan (Marchal, 1910)


- Bagian sporogonium (2n) lumut Amblystegium
- Ditanam dalam larutan makanan teradi regenerasi
- Diperoleh protonema dan tumbuhan lumut diploid (2n)

E.

Penggunaan Sinar :
- Conoh : Drosophila sp.
- Perubahan jumlah energi sinar dapat menyebabkan poliploidi

1. Autopoliploidi :
Bentuk poliploidi buatan yang didapatkan dari satu atau beberapa tanaman
dalam satu species.
Autopoliploidi hanya mempunyai genom
genom--genom dari satu species yang sama
2. Allopoliploidi :
Bentuk poliploidi buatan yang didapatkan dari dua atau lebih species tanaman.
Allopoliploidi mempunyai genom
genom--genom dari dua atau lebih species.
Contoh : Raphanus sativus (2n = 18)
Hibrid :
meiosis
Brassica oleracea (2n = 18)
Raphanobrassica (2n=18)
Raphanobrassica ------------------------
------------------------ tidak bersinapsis
------------------------
----------------------- tidak terjadi sel kelamin
Dalam beberapa sel : Khromosom 4n
--------- dapat menghasilkan sel kelamin
---------
--------  terjadi sedikit biji
---------
-------- tanaman fertil (3n = 36)

6. POLIPLOIDI

6. POLIPLOIDI
Sifat tumbuhan poliploidi : lebih dari yang normal

PENYEBARAN POLIPLOIDI PADA TUMBUHAN : 30 35%


Chlorophyta
Bryophyta
Pteridophyta
Gymnospermae
Angiospermae
Familia

: Cladophora, Chara
: Amblystegium
: Psilotum, Selaginella, Polypodium
: Sequioa, Podocarpus, Ephedra
:
: Polygonaceae, Crassulaceae
Rosaceae
Malvaceae
Poaceae
Iridaceae

Kelebihan Sifat Tumbuhan Poliploidi


# Ukurannya lebih dari yang normal
# SelSel-selnya lebih besar
# DaunDaun-daunnya lebih lebar
# Tumbuhannya lebih tinggi dan besar
# Hasil produksinya lebih tinggi
Kelemahan Sifat Tumbuhan Poliploidi
# Umurnya lebih pendek
# Tumbuhannya lebih lemah
# Lebih mudah terserang hama dan penyakit
# Lebih tidak tahan terhadap faktor luar yang ekstrim : dingin, panas, kering
# Fertilitasnya berkurang
* Penyebab berkurangnya fertilitas
- Butir
Butir--butir serbuk gagal mencapai bakal biji
- Butir serbuk dalam stylus tidak dapat tumbuh ke bawah,
sehingga tidak terjadi pembuahan

6. POLIPLOIDI

You might also like