Professional Documents
Culture Documents
terhadap sifat fisik dan kimia tanah dalam meningkatkan kesuburan tanah
(Supriyadi,2009).
Azotobacter memiliki ukuran dan bentuk yang berbeda-beda. Ukuran bakteri
Azotobacter ini berkisar dari 2-10x1-2,5. Bentuk sel Azotobacter biasanya
berbentuk batang pendek, batang, dan oval serta bentuk yang lain yang
bermacam-macam. Dengan bentuk sel yang bermacam-macam seperti ini,
A. Chroococcum.
Untuk pertumbuhannya Azotobacter biasanya menggunakan gula, asam
dinitrogen.
Dan dalam kemampuannya menambat nitrogen bakteri Azotobacter termasuk
bakteri yang dapat menambat nitrogen dalam jumlah yang cukup tinggi.
Menurut (Hans, 1995) bakteri Azotobacter mampu menambat kurang lebih 20
mg nitrogen/g gula.
Ketika menambat nitrogen ada enzim yang bertanggung jawab yaitu
nitrogenase. Bakteri Azotobacter memiliki struktur nitrogenase yang unik,
mengapa unik karena pada Azotobacter memiliki struktur nitrogenase yang
terdiri dari 3 kompleks protein, yaitu nitrogenase I (Molybdenum nitrogenase),
nitrogenase II (Vanidium nitrogenase), dan nitrogenase III (Ferrum nitrogenase)
(Tjahjadi,2007). Padahal pada umumnya bakteri itu memiliki struktur
nitrogenase yang terdiri 2 kompleks protein. Maka dari itu Azotobacter
tanaman.
Kondisi tersebut sangatlah logis mengingat kontribusi rizhobakteri hidup
bebas terhadap nitrogen tanah hanya sekitar 15 kg N/ha/ tahun yang jauh
lebih rendah dari pada kontribusi bakteri pemfiksasi nitrogen yang
bersimbiosis yang mencapai 24-584 kg N/ha/tahun (Shantharam & Mat too
1997) .
Namun demikian, upaya mempertahankan kesehatan tanah dan sekaligus
produktivitas tanaman dengan inokulasi Azotobacter perlu dilakukan, karena
rizhobakteri ini berperan sebagai agen peningkat pertumbuhan tanaman
melalui produksi fitohormon yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman.
Selain itu input rizhobakteri dalam suatu sistem pertanian sejalan dalam
konsep Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development Mechanism,
CDM) yang penting diupayakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan
meningkatkan serapan karbon (carbon sequest ration) sehingga karbon
berada dalam bentuk yang lebih stabil (Murdiyarso 2003).
Secara umum, fiksasi nitrogen biologis sebagai bagian dari input nitrogen
untuk pertumbuhan tanaman yang telah menurun akibat pemupukan
2003b) .
Dengan demikian akan terjadi sistem asosiatif yang intensif seperti yang
diperlihatkan strain Azotobacter dan Herbaspirillium dengan tebu dan
sedikit nitrogen.
Pupuk nitrogen akan tetap berperan penting dalam peningkatan produksi
tanaman, namun demikian penggunaannya harus diatur untuk menjamin
Pada sampel K5, dimana merupakan sampel yang diberi Azotobacter paling
banyak, ternyata memiliki kandungan Nitrogen SANGAT TINGGI
(1,74%).Berdasarkan analisis statistik, taraf signifikansi kadar nitrogen dari uji
Anova satu arah lebih kecil dari taraf signifikansi alpha (sig 0,047 < sig
alpha 0,05) pada taraf nyata 5 %. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan
yang nyata dari penambahan inokulum Azotobacter terhadap kadar Nitrogen
kompos organik. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata dari
penambahan inokulum Azotobacter terhadap kadar Nitrogen kompos organik.
Menurut Stoffella et al.* (2000), secara spesifik reaksi yang terjadi selama
proses pengomposan adalah sebagai berikut:
o
Gula, protein, dan pati merupakan unsur tumbuhan yang paling mudah
diuraikan mikroorganisme.
Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur -
yang sehat.
Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan
organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk
Referensi :
http://shailamauludia.blogspot.com/2013/12/azotobacter-sebagai-bakteri-
pengambat.html
http://duniahayati.blogspot.com/search/label/Riset%20Kompos
%20Azotobacter
http://Pertanian Modern.com (Reginawant i Hindersah, Tualar Simarmata)