Professional Documents
Culture Documents
Sumithion 1:1.000 (18 cc dalam 15 liter air). PENYAKIT KARAT DAUN Serangan penyakit ini
ditandai dengan adanya bercak-bercak kuning (blight) dan kanker pada daun maupun
-tanaman. Penyebabnya adalah Phomopsis vexans (Sacc & Syd) Harter atau Diaphote vexans
Gratz. Penyakit ini sulit diberantas. Untuk itu, sebaiknya pada awal penanaman digunakan
Dithane M-45 berkonsentrasi 0,2-0,3 %. BUSUK AKAR Serangan penyakit ini ditandai dengan
warna daun menjadi lebih hijau, lalu menjadi kuning, dan akhirnya mati. Penyebabnya adalah
cendawan Yerticilium alboatrum yang menyerang akar dan pembuluh pada jaringan tanaman.
Pencegahan serangan selanjutnya dengan menggunakan Dithane M-45 (0,2-0,3 %).
Sebenarnya penyakit ini dapat dikendalikan dengan perlakuan tanah, antara lain fumigasi,
drainase yang baik, dan rotasi tanaman.
Hama dan Penyakit HAMA APHIS (KUTU DAUN) Serangan hama ini ditandai dengan
mengerutnya daun karena mengering. Daunnya berwarna kuning.
Pemberantasannya umumnya dilakukan dengan Basudin 40 WP dan Bayrusi125 EC.
Tungau (Tetranychus) Serangan hama ini ditandai dengan pertumbuhan tanaman
terung menjadi abnormal. Daun pucuk atau tunas yang terserang berubah menjadi
keriput dan berwarna kuning. Hama ini menyerang daun dan cabang muda dengan
cara mengisap cairan dalam jaringan tanaman. Pengendalian serangan dilakukan
dengan menggunakan larutan Kalthene 0,2 %, Dimetoate (Rogor, Roxixon) 0,1 %
atau larutan Sumithion 1:1.000 (18 cc dalam 15 liter air). PENYAKIT KARAT DAUN
Serangan penyakit ini ditandai dengan adanya bercak-bercak kuning (blight) dan
kanker pada daun maupun -tanaman. Penyebabnya adalah Phomopsis vexans (Sacc
& Syd) Harter atau Diaphote vexans Gratz. Penyakit ini sulit diberantas. Untuk itu,
sebaiknya pada awal penanaman digunakan Dithane M-45 berkonsentrasi 0,2-0,3 %.
BUSUK AKAR Serangan penyakit ini ditandai dengan warna daun menjadi lebih
hijau, lalu menjadi kuning, dan akhirnya mati. Penyebabnya adalah cendawan
Yerticilium alboatrum yang menyerang akar dan pembuluh pada jaringan tanaman.
Pencegahan serangan selanjutnya dengan menggunakan Dithane M-45 (0,2-0,3 %).
Sebenarnya penyakit ini dapat dikendalikan dengan perlakuan tanah, antara lain
fumigasi, drainase yang baik, dan rotasi tanaman. Panen dan Pasca Panen Umur
terung yang dapat dipanen tergantung dari varietas yang ditanam. Namun, secara
umum terung dapat dipanen sekitar 4 bulan atau 90 hari sejak semai. Selanjutnya
selang seminggu sekali, buah terung dapat dipanen 6-7 kali. Dalam pemanenan,
diperhitungkan pula lama pengangkutan sampai ke tangan konsumen. Sebaiknya
terung yang dipetik adalah buah muda yang bijinya belum keras dan daging
buahnya belum liat. Apabila pengangkutan memerlukan waktu lama, maka
sebaiknya terung dipetik sebelum masak, tapi sudah tampak bernas (berisi). Waktu
panen sebaiknya dilakukan saat pagi hari atau sore hari. Hindari waktu panen saat
terik matahari karena dapat mengganggu tanaman dan membuat kulit terung
menjadi keriput (kering) sehingga menurunkan kualitas.
Diposkan oleh Marjono di 20:57
Reaksi:
2 komentar:
yogakoe mengatakan...
kalau bahasa luwuknya POPOKI bos
2009 Februari 10 21:09