Professional Documents
Culture Documents
Pembimbing:
dr. Heppy O, Sp.Pd
Oleh:
Destiatpin Sofyaningrum G4A014012
Yanuary Tejo Buntolo
G4A014013
Anna Rumaisyah A
G4A014015
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
SMF ILMU PENYAKIT DALAM
RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO
2015
IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. N
Umur
: 57 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Ajibarang Wetan
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Tanggal masuk RSMS
: 16 Desember 2014
Tanggal periksa
: 23 Desember 2014
No.CM : 00919547
ANAMNESIS
Keluhan Utama : sulit untuk membuka mulut
Keluhan Tambahan
leher teras kaku, perut kaku, sesak nafas, lemas
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD Rumah Sakit Margono Soekarjo
pada tanggal 16 Desember 2014 dengan keluhan sulit
untuk membuka mulut. Keluhan tersebut sudah
dirasakan kurang lebih 3 hari sebelum masuk rumah
sakit Margono Soekarjo, dan dirasakan semakin
memberat. Selain sulit untuk membuka mulut, pasien
juga mengeluhkan leher yang terasa kaku, perut
terasa kaku, sesak nafas, dan badan terasa lemas.
Leher dan perut terasa kaku sejak 2 hari yang lalu
diikuti dengan sesak nafas. Pasien juga mengeluhan
sulit untuk makan sehingga badan terasa lemas.
RIWAYAT PENYAKIT
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: diakui
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Kesadaran
:
Vital sign
Tekanan Darah :
Nadi
:
RR
:
Suhu
:
: tampak sesak
Compos Mentis
130/80 mmHg
72 x/menit
21x/menit
36,20C
Status generalis
Bentuk kepala : Mesocephal, VT (-/-)
Mata : Simetris, konjungtiva anemis
(-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung
: Discharge (-), NCH (-)
Mulut : Sianosis (-)
Leher : Deviasi trakea (-), JVP 5+2 cm
Px Paru
Inspeksi : Dinding dada tampak simetris, tidak
tampak Ketinggalan gerak (-)
Palpasi : Vokal fremitus lobus superior kanan
= kiri
Vokal fremitus lobus inferior kanan = kiri
Perkusi : Seluruh lapang paru terdengar sonor
Batas paru-hepar SIC V LMCD
Auskultasi
: Suara dasar vesikuler +/+,
Ronki basah
halus -/-, Ronki basah kasar
-/- ,Wheezing-/-
Px Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tampak di SIC V LMCS
Pul epigastrium (-), pul parasternal (-).
Palpasi : Ictus Cordis teraba pada SIC V LMCS
dan
kuat angkat (-)
Perkusi :
Batas atas kanan : SIC II LPSD
Batas atas kiri
: SIC II LPSS
Batas bawah kanan
: SIC IV LPSD
Batas bawah kiri : SIC V LMCS
Auskultasi
: S1>S2 reguler; Gallop (-), Murmur
(-)
Px Abdomen
Inspeksi
: datar, supel
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi
: Timpani, pekak alih (-),
pekak sisi (-)
Palpasi
: teraba keras (perut
papan)
Hepar
: Tidak teraba
Lien
: Tidak teraba
Px Ekstrimitas
Laboratorium darah
tanggal 17 November 2014
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Eritrosit
Trombosit
Ureum
Kreatinin
GDS
Natrium
Kalium
Klorida
:
:
:
:
:
:
:
:
: 12,2 g/dl
9050 /Ul
: 36%
4,61 10e6/uL
417.000 /Ul
77,6 mg/dl
1,05 mg/dl
: 845mg/dl
142 mmol/L
4,0 mmol/L
104 mmol/L
EKG tanggal
17
Desember
2014
Kesan
Normal
sinus rhytm
DIAGNOSIS KERJA
Tetanus
TERAPI
Farmakologis:
O2 3 lpm (NK)
IVFD RL 20 tpm
Tirah baring
fisioterapi
Definisi
Tetanus adalah suatu toksemia akut yang
disebabkan oleh neurotoksin yang dihasilkan
oleh Clostridium tetani ditandai dengan
spasme otot yang periodik dan berat
Etiologi Tetanus
Manifestasi Klinis
Masa inkubasi tetanus umumnya antara 3-21 hari, namun dapat
disingkat sekita 1-2 hari dan ada yang lebih dari 1 bulan. Makin
pendek masa inkubasi makin jelek progonosanya.
Secara klinis tetanus ada 3 macam
1. tetanus umum tetanus ini paling sering dijumpai
a.Tetanus ringan
b.Tetanus sedang
c.Tetanus berat
Manifestasi Klinis
2. Tetanus lokal tetanus tipe ini banyak tetapi kurang dipertimbangkan
karena gambaran klinis tidak khas. Bantuk tetanus ini berupa nyeri,
kekakuan otot-otot pada bagian proksimal dari tempat luka
3. Tetanus cephalic Tetanus ini merupakan salah satu varian tetanus
lokal. Terjadinya bentuk ini bila luka mengenai daerah mata, kulit
kepala, muka, telingan, otitis media kronis.
4. Tetanus neonatal terjadi pada bayi baru lahir yang kurang mendapat
proteksi imunitas dikarenakan sang ibu imunitas menurun
Patofisiologi
Diagnosis
1.
Anamnesis
Apakah dijumpai luka tusuk, luka kecelakaan/ patah tulang
terbuka, luka dengan nanah?
Apakah pernah menderita gigi berlubang?
Apakah sudah pernah mendapat imunisasi DT atau TT, kapan
imunisasi terakhir ?
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan
a.Trismus
b.Risus sardonikus
c.Opistotonus
d.Otot dinding perut kaku sehingga dinding perut seperti papan
e.Bila kekakuan makin berat, akan timbul spasme umum yang awalnya
hanya terjadi rangsang cubit, digerakan secara kasar atau terkena
sinar yang kuat
Pemeriksaan penunjang
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang khas untuk tetanus
1. Pemeriksaan biakan pada luka
2. Nilai lhitung leukosit dapat tinggi
3. Pemeriksaan cairan serebrospinal
4. Kadar antitoksin di dalam darah
5. Kadar enzim otot
< 48 jam
2-5 hari
6-10 hari
11-14 hari
> 14 hari
5
4
3
2
1
Lokasi infeksi
5
4
3
2
1
Status imunisasi
Tidak ada
Mungkin ada/ibu mendapatkan imunisasi (pada
neonatus)
> 10 tahun yang lalu
< 10 tahun yang lalu
Imunisasi lengkap
10
8
10
8
4
2
1
Faktor pemberat
4
2
0
Skor 1
Skor 0
Masa inkubasi
< 7 hari
Periode onset
< 2 hari
2 hari
Tempat masuk
Spasme
Ada
Tidak ada
Demam
> 38.4oC
< 38.4oC
Takikardia
Penatalaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Terdiri atas
Pemberian antitoksin tetanus
Penatalaksanaan luka
Pemberian antibiotika
Penanggulangan kejang
Perawatan penunjang
Pencegahan komplikasi
Daftar Pustaka
Abrutyn, Elias. 1994. Tetanus dalam Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Volume 2 edisi 13. Jakarta: EGC