You are on page 1of 27

Agastya Putra P (H0713010)

Arindra Mufti (H0713030)


Arsy Yulifa H (H0713032)
Kent Pinaka P R (H0713097)
Sidik Nur Cahyo U (H0713172)
Yahya Khairul Hakim (H0713196)

Manusia butuh pangan Tanaman Usaha Pertanian


Usaha Pertanian Mengalami gangguan
Gangguan Binatang (Hama), Tumbuhan (Gulma), Patogen penyebab

penyakit

Ekologi adalah disiplin kajian hubungan-hubungan antar mahluk hidup dan


lingkungannya. Mengetahui kelimpahan (abundance) serangga (hama) yang
menyerang tanaman tertentu serta pengetahuan tentang kegiatan dan
penampilan hama tersebut (phenology) merupakan factor-faktor penting
dalam menentukan pengendaliannya. Beberapa hama memiliki hanya satu
generasi pada satu musim (univoltine), sedangkan ada pula yang banyak
generasi per musim (multivoltine).

Hama ialah semua binatangyang dalam aktivitas hidupnya biasa merusak


tanaman atau merusak hasilnya danmenurunkan kwantitas maupun
kwalitas,sehingga menimbulkan kerugian ekonomis bagimanusia.
serangga yang mempunyai daerah atau tempathuni yang hampir tiada
batasnya(cosmopolitan) dan yang paling banyak jenisnya.
Dari semua jenis binatang yang ada,keseluruhannya berjumlah 957000
jenis,sebanyak 72%atau 686000 jenis termasukkelas serangga.

Grimaldi and Engel. 2005. Evolution


of the insects.

Grimaldi and Engel. 2005. Evolution


of the insects.

Pada ekosistem alami makanan serangga terbatas dan musuh

alami berperan aktif selain hambatan lingkungan, sehingga


populasi serangga rendah. Sebaliknya pada ekosistem pertanian,
terutama yang monokultur makanan serangga relatif tidak
terbatas sehingga populasi bertambah dengan cepat tanpa dapat
diimbangi oleh musuh alaminya. Sebagai contoh Kumbang kentang
Colorado (Leptinotarsa deceilineata Say.) yang sebelumnya
serangga tersebut hidup diberbagai tanaman famili Solanaceae
liar di hutan- hutan, populasi masih rendah.

Berdasarkan fenomena saat ini yang ditemukan di alam, diketahui bahwa kelimpahan

populasi serangga beserta sebarannya berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya atau dari
satu waktu ke waktu berikutnya. Artinya, kelimpahan populasi serangga tersebut tidak akan
punah atau terus menurun sampai populasi menghilang. Banyak faktor yang memengaruhi
keseimbangan populasi hama di alam serta sangat kompleks dan setiap ahli memiliki
pendapat yang berbeda. Namun secara umum, faktor tersebut dapat dikelompokkan
menjadi faktor biotik dan abiotik.

Untuk menghitung berapa besarnya pertumbuhan populasi serangga dapat digunakan rumus
sederhana sebagai berikut:
P2 = P1 + N M D
P2

= populasi akhir

P1

= populasi awal

= natalitas (laju kelahiran)

= mortalitas (laju kematian)

D = dispersal (penyebaran) yang meliputi penyebaran keluar/emigrasi () dan penyebaran


masuk/imigrasi (+)
Apabila P2 lebih besar daripada P1 maka akan terjadi pertumbuhan positif, dan sebaliknya apabila
P2 lebih kecil terjadi pertumbuhan negatif. Pertumbuhan populasi positif terjadi apabila laju
kelahiran dan laju imigrai lebih besar daripada laju kematian dan laju emigrasi, dan sebaliknya,
pertumbuhan negatif terjadi apabila jumlah laju kelahiran dan laju imigrasi lebih kecil daripada laju
kematian dan laju emigrasi. Dengan rumus tersebut kita dapat mengetahui bahwa untuk dapat
mengurangi populasi hama serangga kita harus meningkatkan laju kematian dan/atau meningkatkan
laju emigrasi, dan/atau mengurangi laju kelahiran dan/atau mengurangi laju imigrasi malalui
berbagai upaya pengelolaan hamaserangga.

ABIOTIK

BIOTIK

MAKANAN

SUHU
RH
CAHAYA, WARNA,
BAU
ANGIN
PARASITOID
PREDATOR
ENTOMOPATOGEN

Umumnya kisaran suhu yang efektif adalah 15C (suhu minimum), 25C

suhu optimum dan 45C (suhu maksimum). Pada suhu yang optimum
kemampuan serangga untuk melahirkan keturunan akan besar dan
kematian (mortalitas) sebelum batas umur akan sedikit (Natawigena,
1990).

Tinggi rendahnya suhu tubuh serangga menyesuaikan suhu udara

lingkungannya (hyphothermal).

Pengaruh suhu lingkungan terhadap serangga hama dapat dikelompokkan

menjadi 5 zona

Zona suhu maksimum: daerah suhu dimana serangga tak lagi dapat bertahan

maupun menyesuaikan diri sehingga mati karena terlampau panas.

Zona suhu tinggi inaktif atau estivasi: daerah suhu dimana serangga masih

dapat bertahan hidup tapi tak lagi aktif atau bergerak dan tak pula mati
karena proses fisiologis organ-organ tubuh masih bekerja. Beristirahat/tidurnya
serangga dalam melakukan aktivitas kehidupan diebut estivasi/diapuze. Jika
suhu udara turun sampai titik tertentu maka serangga akan aktif kembali dan
hidup normal.

Zona suhu optimum atau efektif, daerah suhu dimana serangga hidup secara

normal dan segala aktivitas berlangsung secara lancar dan optimal sehingga
perkembangan serangga terjadi maksimal.

Zona suhu rendah inaktif/hibernasi, daerah dimana serangga masih dapat

hidup tapi tak aktif atau bergerak karena keadaan terlampau dingin. Serangga
tidak mati karena proses fisiologis organ-organ tubuhnya masih bekerja, hal ini
disebut hibernisasi. Jika suhu udara meningkat sampai titik panas tertentu
maka serangga akan aktif kembali dan hidup normal.

Zona suhu minimum, daerah dimana serangga tak dapat bertahan hidup atau

menyesuaikan diri lagi terhadap lingkungan sehingga mati kedinginan.

kelembaban harus dilihat sebagai keadaan lingkungan dan kelembaban sebagai

bahan yang dibutuhkan organisme untuk melangsungkan proses fisiologis dalam


tubuh

tidak ada organisme yang dapat hidup tanpa air karena sebagian besar jaringan

tubuh dan kesempurnaan seluruh proses vital dalam tubuh akan membutuhkan
air.

kelembaban udara dapat mempengaruhi pembiakan, pertumbuhan,

perkembangan dan keaktifan serangga baik langsung maupun tidak langsung.

Cuaca yang lembab merangsang pertumbuhan populasi, sedang cuaca yang

sangat kering atau keadaan yang banyak hujan menghambat pertumbuhan


tersebut.

Kebanyakan air, seperti banjir dan hujan lebat merupakan bahaya bagi

kehidupan beberapa jenis serangga, termasuk juga berbagai jenis kupu-kupu


yang sedang beterbangan, serta dapat menghanyutkan larva yang baru
menetas.

Banyak jenis serangga yang memilki reaksi positif terhadap cahaya dan

tertarik oleh sesuatu warna, misalnya oleh warna kuning atau hijau.

diantaranya mempunyai ketertarikan tersendiri terhadap suatu warna dan

bau, misalnya terhadap warna-warna bunga.

Pada siang hari keaktifan serangga dirangsang oleh keadaan intensitas

maupun panjang gelombang cahaya di sekitarnya.

Sebaliknya ada serangga pada keadaan cahaya tertentu justru

menghambat keaktifannya.

radiasi yang berpengaruh terhadap serangga adalah radiasi infra merah,

dalam hal ini berpengaruh untuk memanaskan tubuh serangga.

Angin dapat berpengaruh secara langsung terhadap kelembaban dan

proses penguapan badan serangga

Angin mempengaruhi mobilitas serangga

Parasitoid berukuran kecil dan mempunyai waktu perkembangan lebih

pendek dari inangnya dengan cara menumpang hidup pada atau di dalam
tubuh serangga hama.

parasitoid mengisap cairan tubuh atau memakan jaringan bagian dalam

tubuh inang.

Parasitoid yang hidup di dalam tubuh inang disebut endoparasitoid dan

yang menempel di luar tubuh inang disebut ectoparasitoid.

Parasitoid umumnya mempunyai inang yang lebih spesifik, sehingga dalam

keadaan tertentu parasitoid lebih efektif mengendalikan hama.

Cotesia congregata

Predator yaitu binatang atau serangga yang memangsa binatang atau

serangga lain.

berukuran lebih besar dari parasit dan perkembangannya lebih lama

inangnya.

Predator yang monophagous (mempunyai satu inang) menggunakan

serangga hama sebagai makanan utamanya.

Pada umumnya predator tidak bersifat monophagous, contoh: kumbang

famili Coccinellidae, belalang sembah dan lain sebagainya.

Mantis
religiosa

Entomopatogen dapat menimbulkan penyakit, meliputi cendawan, bakteri,

virus, nematoda atau hewan mikro lainnya yang dapat mempengaruhi


kehidupan serangga hama.

Entomopatogen sudah mulai dikembangkan sebagai pestisida alami untuk

mengendalikan serangga hama.

Sebagai contoh Bacillus thuringiensis sudah diformulasikan dengan

berbagai merek dagang. Bakteri ini akan menginfeksi larva sehingga tidak
mau makan dan akhirnya larva mati

Apabila semua faktor lain sangat mendukung perkembangan serangga

maka pertambahan populasi serangga akan sejalan dengan makin


bertambahnya makanan.

Keadaan sebaliknya akan menurunkan populasi serangga hama.


faktor makanan dapat digunakan untuk menekan populasi serangga hama,

baik dalam bentuk tidak memahami lahan pertanian dengan tanaman yang
merupakan makanan serangga hama, bisa juga menanami lahan pertanian
dengan tanaman yang tidak disukai serangga hama tertentu atau dengan
tanaman resistens.

tersedianya kualitas makanan dalam jumlah yang memadai akan

meningkatkan populasi hama dengan cepat.

berasal dari kata sistem, ekologi dan agro


salah satu bentuk ekosistem binaan manusia yang bertujuan menghasikan

produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan manusia.

Pendekatan agroekosistem berusaha menanggulangi kerusakan


lingkungan akibat penerapan sistem pertanian yang tidak tepat dan
pemecahan masalah pertanian spesifik akibat penggunaan masukan
teknologi

Analisis agroekosistem sering digunakan dalam berbagai konteks yang

berbeda untuk menggambarkan keadaan usahatani di suatu wilayah.

sebagai dasar untuk melakukan pengambilan keputusan pengendalian

hama atau penyakit.

Pengendalian Hama Dan Penyakit Secara Terpadu (PHT)

Mengenal status hama yang dikelola, Pengenalannya meliputi perilaku

hama, dinamika perkembangan populasi, tingkat kesukaan makanan, dan


tingkat kerusakan yang diakibatkannya.

Mempelajari komponen saling ketergantungan dalam ekosistem.


Penetapan dan pengembangan Ambang Ekonomi.
Pengembangan sistem pengamatan dan monitoring hama.
Pengembangan model diskriptif dan peramalan hama.
Pengembangan strategi pengelolaan hama.

You might also like