You are on page 1of 9

MAKALAH

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN


METODE AMDAL

OLEH:
KELOMPOK III
ADEK LIZA SAHARA
DESI HARIATI
RADI
SATRUL JAMIL

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014

SYARAT METODE AMDAL


Kriteria Metode Amdal :
1. Memenuhi syarat pendekatan secara ilmiah
2. Meyakinkan pemakai bahwa tidak ada komponen lingkungan penting yang
terlewatkan
3. Dapat digunakan untuk menetapkan dan informasi yang diperlukan dalam
menduga dampak.
4. Digunakan untuk evaluasi seluruh dampak yang akan terjadi.
5. Dapat menujukan usaha-usaha yang diperlukan untuk dapat meminimalisir
dampak negatif
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode yaitu
1. Memahami kelebihan dan kelemahan dari tiap metode, baik fungsi maupun
2.
3.
4.
5.

cara kerjannya.
Penguasaan tipe dari aktivitas proyek yang akan di Amdal.
Penguasaan ciri dan sifat umum dan khusus dari zona lingkungan.
Pemahaman dampak penting yang akan terjadi melalui skopinng.
Pedoman yang diberikan oleh instansi yang bertangung jawab mengenai
bentuk informasi yang diperlukan dan cara penyajiannya.

Klasifikasi metode amdal berdasarkan fungsi:


1. Fungsi Identifikasi, berfungsi dalam membantu menentukan atau
mengidentifikasi aktivitas proyek yang dapat menimbulkan dampak sertaukan
menentkomponen yang akan terkena dampak.
2. Fungsi Pendugaan, berfungsi dalam menentukan perubahan kuantitatif yang
meliputi dimensi waktu dan ruang yang akan terjadi
3. Fungsi Evaluasi, berfungsi dalam evaluasi secara terpadu kelompok
komponen dari keseluruhan dampak, dapat menunjukan biaya dan keuntungan
setiap dampak.
Berdasarkan cara ditetapkannya dampak Warner dan Bromley (1974) membuat
klasifikasi metode AMDAL yaitu:

1. Metode Ad Hoc
Metode Ad Hoc adalah metode yang sedikit sekali memberikan pedoman
kepada tim. Metode ini tidak membagi lingkungan ke dalam komponen lingkungan
yang mendetail namun hayan membagi bidang dampak yang lebih luas. Metode Ad
Hoc sangat sederhana dan tidak mempunyai acuan tertentu sehingga hasilnya tidak
konsisten antara satu penelitian dengan penelitian lainnya.
Metode ini tidak memberikan petunjukyang terinci tentang penilaian dampak
yang disarankan adalah hal-hal umum tentang kemungkinan dampak seperti dampak
pada tumbuhan, binatang, danau, hutan dan lain-lain. Metode ini tidak menganjurkan
suatu pengkajian terhadap parameter khusus.
Prosedur Ad Hoc melibatkan suatu tim ahli yang pendugaannya mengenai
suatu dampak menurut keahliannya masing-masing digabungkan. Misalnya untuk
suatu rencana pembuatan jalan raya, maka kemungkinan dampak yang perlu
diperhatikan dan ahli yang mengkajinya.
2. Metode Overlays
Metode Overlays merupakan pendekatan yang sering digunakan dalam tata
guna lahan/ landscape. Metode ini dibentuk melalui pengunaan secara tumpang tindih
(seri) suatu peta yang masing-masing mewakili faktor penting lingkungan atau lahan.
Pendekatan teknik overlays efektif digunakan untuk seleksi dan identifikasi dari
berbagai jenis dampak yang muncul. Kekurangan dari teknik ini adalah ketidak
mampuan dalamkuantifikasi serta identifikasi dampak (relasi) pada tigkat sekunder
dan tersier.
Overlays dibentuk oleh satu set peta transparan yang masing-masing
mempresentasikan distribusi spasial suatu karakteristik lingkungan (contoh: kepekaan
erosi). Informasi untuk variable acak harus dikumpulkan terlebih dahulu sebgai
standar unit geografis di dalan suatu area studi, dan dicatat pada satu rangkaian peta

(satu untuk masing-masing variable). Peta ini kemudian di overlay untuk


menghasilkan suatu peta gabungan. Hasil peta gabungan memperlihatkan karakter
fisik area, social, ekologis, tata guna lahan dan karakteristik lain yang berkaitan
dengan lokasi yang diusulkan. Untuk menyelidiki derajat/ tingkatam dari dampak,
alternative proyek yang lain dapat ditempatkan pada peta akhir.
Metode Overlays membagi area studi ke dalam unit geografis berdasarkan
pada keseragaman titik-titik grid dalam ruang, bentuk topografis berdasarkan pada
keseragaman titik grid dalam ruang, bentuk topografis atau perbedaan penggunan
lahan, pemotretan udara dan lain-lain, digunakan untuk merangkai informasi yang
dihubungkan dengan faktor lingkungan dan manusia di dalam unit yang geografis.
Melalui penggunaan teknik overlay, berbagai kemungkian penggunaan lahan dan
kelayakan teknik dapat ditentukan secara visual.
Menggunakan sejumlah peta di tempat proyek yang akan dibangun dan daerah
sekitarnya yang akan dibangun dan daerah sekitarnya yang tiap peta menggambarkan
komponen-komponen lingkungan yang lengkap meliputi: aspek fisik-kimia, biologi,
social-ekonomi dan social budaya. Penggabungan dalam bentuk penampalan akan
menunjukan kumpulan atau susunan keadaan lingkungan daerah tersebut.
Overlays merupakan suatu system informasi dalam bentuk grafis yang
dibentuk dari penggabungan berbagai peta individu. Agregat dari kumpulan peta
individu ini (peta komposit) mapu memberikan informasi yang lebih luasdan
bervariasi. Masing-masing peta transparasi memberikan informasi tentang komponen
lingkungan dan social. Peta komposit yang terbentuk memberikan gambaran tentang
konflik antara proyek dan faktor lingkungan. Metode ini tidak menjamin akan
mengakomodir aemua dampak potensial. Contoh. Peta suato reservoir dalam proyek
DAM akan memperlihatkan potensi terhadap terjadinya banjir yang kemudian dapat
di-overlay dengan peta habitat hewan, aktifitas manusia dan sebaagainya.
3. Metode Checklist

Metode Checklists merupakan metode dasar untuk mengembangkan metode


lain, metode ini sangat sederhana, berbentuk daftar komponen lingkungan yang
digunakan untuk menentukan komponen mana yang akan terkena dampak.
Metode Checklists merupakan metode yang lebih baik dibandingkan dengan
metode Ad Hoc karena telah ada susunan aktivitas kegiatan proyek dan komponen
lingkungan. Metode ini telah berkembang dari yang paling sederhana hingga yang
kompleks. Pertama dibuat terlebih dahulu daftar dari berbagai macam dampak yang
mungkin terjadi berkaitan yang direncanakan dan rencana alternatifnya.
Prosedur umum untuk membuat checklists adalah
a. Tentukan sasaran dari checklist. Apa tujuan, dimana akan digunakan, dan
bagaimana hasila akhir yang diharapkan. Kemudian hal pa saja yang tidak
dapat dicapai dengan hanya menggunakan metode ini.
b. Mengidentifikasi cakupan wilayah keahlian yang diperlukan dalam checklist,
dan memilih orang yang berkompeten dalam masing-masing bidang.
c. Mulailah mengembangkan checklist. Kemudian membagi project tersebut ke
dalam beberapa subsistem untuk memudahkan analisis.
d. Mengambil penilaian independen dari manajer atau project engineer
berpengalaman.
e. Memperbaharui checklists jika diperlukan, ketika informasi-ingormasi
tambahan tentang project tersebut diperoleh.
Secara garis besar metode checklist bibagi menjadi:
a. Checklist sederhana (simple checklist)
Checklist sederhana merupakan suatu bentuk metode checklist yang paling
sederhana. Pada dasarnya berbentuk sebagai daftar dari komponen lingkungan yang
akan diduga dampaknya baik yang menguntungkan maupun merugikan terhadap tiga
tingkat atau fase pembangunan yaitu;

1) Tingkat perencanaan atau desain proyek


2) Tingkat konstruksi proyek
3) Tingkat proyek berjalan
Metode ini menjadi sederhana karena dalam mengidentifikasi berbagai potensi
dampak tidak disajikan informasi dalam ebntuk ukuran dan interpretasi.
b. Checklist dengan uraian (Descriptive Checklist)
Komponen lingkungan yang diamati ekologi, kesehatan, kualitas udara, air
permukaan, air bumi, sosiologi, ekonomi, kebisingan dan transportasi. Tanda tiap
dampak interaksi dapat digolongkan kedalam empat kategori yaitu:
1) Kategori

menunjukan

bahwa

potensi

dampak

harus

dinilai

atau

diperkirakanmsetiap kali aktivitas dilakuakan


2) Dampak yang biasa timbulmtetpi mungkin samja tidak ada, hal ini tergantung
pada keadaan masing-masing.
3) Dampaknya kecil tetapi dapat diduga masalahnya dan timbulnya akan
ditetapkan berdasarkan keadaan masing-masing.
4) Tidak ada indikasi mengenai potensi dampak, sehingga aktivitas tertentu dapat
ditetapkan sebgai aktifitas yang tidak menimbulkan dampak lingkungan.
c. Checklist berskala (Scaling checklist)
Metode ini dikembangkan oleh Adkins dan burke untuk melakukan
pendugaan dampak lingkungan dari beberapa alternative proyek. Metode ini
merupakan teknik pendugaan dampak lingkungan denganskala yang dibuat mulai dari
minus lima sampai positif lima. Komponen dampak dari proyek yang digunakan oleh
Adkins dan burke dikelompokan menjadi: transportasi, lingkungan, sosiologi dan
ekonomi.
d. Checklist berskala dengan pembobotan (Scaling Wighlig Checklinst)

metode ini berisi uraian mengenai komponen-komponen lingkungan yang


tersusun dalam checklist seperti cara penyusunan checklist berskala yang
memberipenilaian dari tiap parameterdan kepentingan yang telah ditetapkan.
Keuntungan Metode Checklist:
Metode ini sederhana untuk dilakukan, adanyan pencatatan pada diskripsi memung
kinkan observer mengetahui konteks perrilaku secara lengkap.
Kekurangan Metode Checklist:
1) Karena tidak memiliki standart khusus, item-item dalam

pada pengetahuan

dan pengalaman para penyusun checklist.


2) Checklist hanya merupakan yes or no questionyang tidak dapat
menggambarkan secara rinci efisiensi dai suatu subsitem dalam projet yang
dilaksanakan.
3) Checklist tidak dapat mengurutkan skala prioritas suatu hazard.
4. Metode Matrices
Metode matrices adalah metode yang menggunakan daftar uji (checklist) dua
dimensi, yaitu daftar horizontal yang membuat acuan kegiatan pembanguan yang
potensial menimbulkan dampak dan dafta vertical yang memuat daftar komponen
lingkungan hidup yang mungkin terkena dampak.
Beberapa metode matriks interksi yang sangat terkenal antara lain;
a. Metode Leopold
Identifikasi dampak lingkungan hari proyek ditulis dalam interaksi antara
aktivitas dan komponen lingkungan.
Langkah pertama setelah matriks dibuatadalah menentukan dampak dari tiap aktivitas
proyek pada komponen lingkungan. Apabila diduga akan terjadi dampak pada suatu
komponen lingkungan dari aktivitas maka kotak penemuan pada matriks dari
keduanya diberi tanda diagonal.
Langkah kedua adalah dari tiap kotakyang berdiagonal ditetapkan besar
(magnitude) dan tingkat kepentingan (importance) dampaknya. Dinyatakan dalam
angka atau skala dari satu sampai sepuluh derta diberikan catatan uraian atau kreteria

yang jelas dari tiap nilai tersebut. Penyusunan skala sebaiknya didasarkan pada
evaluasi nilai yang objektif. Dampak yang positif diberi tanda +dan negative -.
b. Metode Matriks dari Moore
Keistimewaan dari metode ini adalah dampak lingkungan dilihat dari sudut
dampak pada kelompok daerah yang sudah atau sedang dimanfaatkan manusia yang
dapat digambarkan sebagai proyek pembanguan lainnya.
Filosofi dasar metode Moore adalah analisis dari penyebab atau pembuat
dampak lingkungan yang nyata, didasarkan pada determinasi dari dampak langsung
dan tidak langsung pada sumber daya lain yang sedang dimanfaatkan manusia.
Matriks Moore dibagi menjadi empat kategori yaitu:
1) Pembentuk timbulnya aktivitas lainnya yang berhubungan.
2) Potensi perubahan lingkungan.
3) Pengaruh pada lingkungan yang utama
4) Pemanfaatan olah manusia yang terkena dampak.

c. Metode MacHarg
Daerah yang akan dianalisis dibagi dalam beberapa satuan. Satuan tersebut
dapat disusun berdasarkan topografi atau penggunaan lahan. Untuk tiap satuan
dikumpulkan keterangan mengenai keadaan lingkungannya dengan berbagai cara,
baik dengan survey lapangan maupun dengan potret udara dan peta-peta yang telah
ada.
Langkah berikut melakukan identifikasi dari dampak yang diduga akan terjadi
pada berbagai komponen lingkungan dari setiap satuan daerah. Setiap komponen
lingkungan dan dampaknya digambarkan dalam satu transparasi tersendiri.
5. Metode Netwoks
Metode Network (skema aliran/ flowchart/ bagan alir) merupakan metode
berupa susunan daftar aktivitas proyek yang saling berhubungan dan komponen-

komponen lingkungan yang terkena dampak. Kemudian dari kedua daftar tersebut
disusun lagi hingga dapat menunnjukan aliran dampak yang dimulai dari suatu
aktivitas proyek.
Susuna aliran dampak menggambarkan adanya dampak langsung dan tidak
langsung serta hubungan antar komponen lingkungan, sehingga dapat mengevaluasi
dampak secara keseluruhan, dapat dicari aktifitas pokok mana yang harus
dikemdalikan.
6. Metode Modifikasi dan Kombinasi
Bentuk modifikasi dan kombinasi dari kelima metode tersebut untuk
mengurangi kelemahan tim maupun metode amdal, disesuaikan dengan proyek yang
akan dikerjakan, hasil penilaian tim dan pertimbangan lain.

DAFTAR PUSTAKA
Raharjo, Mursid. 2007. Memahami AMDAL. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Soemarwoto, Otto. 2005. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta:
UGM Press.
Suratmo. 2004. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: UGM Press.

You might also like