You are on page 1of 3

Hubungan Merokok Dengan Kejadian Penyakit TBC yang berobat di Puskesmas Prambon

Abstrak
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang di sebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium Tuberculosis). Kebiasaan merokok dapat memudahkan masuknya
kuman TB ke dalam tubuh, yaitu dengan merusak mekanisme pertahanan paru dan
menghambat / merusak fungsi fagositik makrofag, khususnya
dalam pembentukan dan pengeluaran surfaktan oleh sel lapisan alveolus (tipe II). Tujuan pen
elitian ini untuk menganalisis hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian penyakit
TB paru di wilayah kerja Puskesmas xx. Jenis penelitian yang digunakan adalah survei analiti
k, dengan rancangan studi case control. Penelitian ini dilakukan pada seluruh pasien penderita
TB paru dan yang bukan penderita TB paru yang melakukan pengobatan di Puskesmas xx. Sa
mpel dalam penelitian ini berjumlah 60 responden dengan 30 responden kelompok kasus dan
30 responden kelompok kontrol. Data dianalisis dengan uji chi square dan fisher exact pada a
lfa o,o5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel penelitian mempunyai hubungan yaitu
variabel perilaku merokok (p=0,009), jumlah rokok yang hisap per hari (p=0,002), frekuensi
merokok (p = 0,011), lama merokok (p=0,000), dan jenis rokok (p=0,015). Disarankan agar p
erlu penelitian lanjutan untuk menganalisis faktor lain yang menjadi faktor risiko terjadinya p
enyakit TB paru diwilayah kerja Puskesmas Prambon
A. Latar Belakang
Permasalahan terhadap penyakit menular masih tetap dirasakan, terutama oleh penduduk di n
egara yang sedang berkembang. Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh seje
nis mikroba atau jasad renik. Mikroba ini berada dalam tubuh manusia dalam rangka melangs
ungkan keturunannya agar tidak punah keberadaannya, namun dalam melangsungkan kehidu
pannya mikroba ini menggunakan cara merusak sel-sel atau organ tubuh manusia. Saat ini sal
ah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan penting dewasa ini yaitu Tu
berculosis (TB) Paru.
Menurut laporan World Health Organisation (WHO) tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat
8,8 juta kasus baru Tuberkulosis pada tahun 2002 dimana 3,9 juta adalah kasus dengan BTA (
Basil Tahan Asam) positif dengan 1,9 juta kematian setiap tahun (Perhimpunan Dokter Paru I
ndonesia (PDPI), 2002). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) tahun 2010 Periode
Prevalence TB paru pada penduduk dengan umur 15 tahun per Provinsi, Sulawesi Utara me
nempati urutan ketiga periode prevalence TB terbesar dengan jumlah 1.221 per 100.000 pend
uduk, setelah Papua diurutan pertama dengan jumlah 1.441 per 100.000 penduduk dan Bante
n di urutan ke dua dengan jumlah 1.282 per 100.000 penduduk (Riskesdas, 2010).
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang di sebabkan oleh kuman TB (Myc
obacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru tetapi dapat juga meng
enai organ tubuh lainnya (Depkes, 2007). Faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit TB

paru, antara lain kondisi sosial ekonomi, umur, jenis kelamin, status gizi dan kebiasaan merok
ok dan lingkungan.
Walaupun merokok bukanlah penyebab utama terjadinya penyakit TB paru, namun kebiasaan
merokok yang sulit untuk dihentikan bisa menimbulkan masalah bagi kesehatan perokok itu s
endiri dan orang-orang disekitarmya. Kebiasaan merokok yang sulit
dihentikan dapat merusak mekanisme pertahanan
paru sehingga memudahkan masuknya kuman penyakit, seperti kuman penyakit TB. Menurut
Doll dan Hill, dua orang peneliti terkenal asal Inggris, membagi hubungan antara penyakit da
n kebiasaan
merokok menjadi dua, yaitu penyakit yang di sebabkan oleh merokok dan penyakit yang mun
gkin sebagian disebabkan oleh merokok, dimana salah satunya adalah penyakit TB Paru. Ber
dasarkan penelitian yang dilakukan Hsien-Ho Lin dan timnya dari Harvard School of Public
Health, Amerika Serikat tahun 2009. Lin menyatakan adanya hubungan antara kebiasaan mer
okok, perokok pasif, dan polusi udara di dalam ruangan dari kayu bakar dan batu bara terhada
p risiko infeksi, penyakit, dan kematian akibat TBC (PPTI, 2010). Studi epidemiologi di Afri
ka Selatan didaptka 50% kematian akibat infeksi TB berhubungan dengan merokok. Studi ini
menunjukka perokok atau bekas perokok mempunyai resiko lebih tinggi terjadi infeksi Micro
bacterium Tuberkulosis dibanding yang bukan perokok. Alcaide, dkk mendapatkan hubungan
antara jumlah rokok per hari terhadap terjadinya infeksi Myceobacterium Tuberkulosis, meka
nismenya tidak diketahui tapi diperkirakan nikotin pada asap rokok. menurunkan respons imu
n. Merokok dalam jangka waktu yang panjang berhubungan dengan perubahan makrofag dan
limfosit.
Berkaitan dengan latar belakang diatas, maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian a
pakah terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan penyakit TBC di wilayah kerja P
uskesmas xx.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian penyakit TBC .
2. Apakah ada hubungan antara perkerjaan dengan kejadian penyakit TBC .
3. Apakah ada hubungan antara sikap dan perilaku dengan kejadian penyakit TBC .
4. Apakah ada hubungan antara tindakan pencegahan dengan kejadian penyakit TBC .

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh imformasi tentang hubungan merokok dengan kej
adian penyakit TBC di Kecematan xx.
2. Tujuan Khusus

a. Untuk memperoleh informasi tentang gambaran karakteritik responden di kecematan xx.


b. Untuk memperoleh informasi tentang hubungan tingkat pengetahuan masyarakat yg mero
kok tentang penyakit TBC di Kecematan xx.
c. Untuk memperoleh informasi tentang hubungan pekerjaan responden dengan kejadian pen
yakit TBC di Kecematan xx.
d. Untuk memperoleh informasi tentang hubungan sikap masyarakat yg merokok terhadap pe
nyakit TBC dengan kejadian penyakit TBC.
e. Untuk memperoleh informasi tentang tindakan masyarakat terhadap kejadian peyakit TBC.
D. Ruang Lingkup
Mengingat bertambahnya penyakit TBC pada akibat merokok yang aktif, sehingga kita bisa
mengindentifikasi penyebaran TBC secara luas.
E. Metode
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei analitik dengan pendekatan case con
trol. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien penderita TBC dan yang bukan pend
erita TBC yang melakukan pengobatan di Puskesmas prambon. Sampel dalam penelitian ini b
erjumlah 60 responden dengan 30 responden kelompok merokok
aktif dan 30 responden kelompok merokok
pasif. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penyakit Tuberkulosis Paru. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah kebiasaan merokok yang meliputi perilaku merokok, jumlah roko
k yang dihisap, frekuensi merokok, lama merokok dan jenis rokok. Data mengetahui hubunga
n variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan Uji chi square dan Fisher Exac
t dianalisis secara Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karak
teristik setiap variabel penelitian. Analisis univariat digunakan untuk bias menggambarkan ka
rakteristik responden berdasarkan frekuensi dan distribusinya.Analisis Bivariat digunakan unt
uk mengetahui hubungan variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan Uji chi
square dan Fisher Exact.

You might also like