You are on page 1of 71

F -X C h a n ge

F -X C h a n ge

c u -tr a c k

N
bu

y
lic

to

PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN:


Fundamental Ekonomi dan Sistem Perekonomian
Tatiek Koerniawati A., SP, MP; Fahriyah, SP, MSi.; dan Dr.Ir. Rini Dwiastuti, MS
Lab. Agriculrure Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University
Website: http://fp.ub.ac.id/ekonomipertanian
Email : ekonomipertanian@gmail.com

1. DESKRIPSI MODUL
2. KEGIATAN BELAJAR 1:
Pengertian Pertanian, Ekonomi
Pertanian dan Sistem Agribisnis
2.1. Tujuan kegiatan 1
2.2. Uraian Materi 1
2.3. Tugas kegiatan 1

4. KEGIATAN BELAJAR 3: Sepuluh


Prinsip Ekonomi
4.1. Tujuan kegiatan 3
4.2. Uraian Materi 3
4.3. Tugas kegiatan 3

6. KEGIATAN BELAJAR 5: Mekanisme


Sistem Perekonomian
6.1. Tujuan kegiatan 5
6.2. Uraian Materi 5
6.3. Tugas kegiatan 5
7. Rancangan Tugas Modul 1
8. SUPLEMEN MODUL 1: Reinterpretasi
Pertanian, Pembangunan Pertanian dan
Ilmu Sosial-Ekonomi Pertanian

1. Deskripsi Modul
Modul ini diawali dengan mendeskripsikan tentang pengertian pertanian dalam arti
sempit dan luas, dilanjutkan dengan pemahaman tentang terminologi ekonomi pertanian
dan sistem agribisnis. Disamping itu, diperkenalkan pada konsep pilihan dan kelangkaan
sumberdaya (choice and scarcity) yang diimplementasikan pada bidang pertanian,
dirangkai dengan pengenalan beberapa prinsip ekonomi sebagai dasar pengambilan
keputusan. Pada kegiatan pembelajaran berikutnya akan disampaikan bahan kajian
tentang sistem perekonomian dan mekanisme sirkuler dalam sistem perekonomian.
Dengan dilengkapi suplemen tentang reinterpretasi pertanian dan pembangunan
pertanian, dari berbagai konsep dasar tersebut diharapkan dapat diimplementasikan
sebagai dasar pengambilan keputusan dalam menjalankan profesi yang nantinya digeluti
oleh mahasiswa.

2. Kegiatan Belajar 1: Pengertian Pertanian,


Ekonomi Pertanian dan Sistem Agribisnis
2.1. Tujuan kegiatan pemelajaran 1

Setelah mempelajari bagian ini, Saudara diharapkan dapat:


Mengenal pertanian dalam arti sempit dan luas
Mengetahui definisi dan ruang lingkup ekonomi pertanian
Memahami sistem agribisnis sebagai sistem pertanian modern

1
SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT

3. KEGIATAN BELAJAR 2: Choice &


Scarsity
3.1. Tujuan kegiatan 2
3.2. Uraian Materi 2
3.3. Tugas kegiatan 2

5. KEGIATAN BELAJAR 4: Sistem


Perekonomian
5.1. Tujuan kegiatan 4
5.2. Uraian Materi 4
5.3. Tugas kegiatan 4

.d o

.c

m
o

.d o

lic

to

bu

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Pertanian hingga dewasa ini masih menjadi mata pencaharian bagi sebagian besar penduduk Indonesia
dan negara-negara sedang berkembang di kawasan Asia dan Afrika. Karakteristik pertanian yang
spesifik, menjadikannya penuh potensi sekaligus permasalahan. Untuk itu pada bahan kajian pertama
ini perlu dipahami gambaran umum pertanian baik sebagai unit produksi maupun sebagai pasar,
petani sebagai aktor terpenting sektor pertanian, apa saja masalah-masalah yang mereka hadapi
terkait akses terhadap sumberdaya pertanian yang relatif langka, bagaimana mereka berjuang di
bawah kondisi ketidakpastian dan resiko alamiah, juga bagaimana para aktor di sektor pertanian
berperilaku merespon pasar produk pertanian.

Pertanian dalam Arti Sempit dan Luas


Secara umum pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan
manusia untuk menghasilkan bahan pangan dan serat, bahan baku industri, atau sumber bio energi,
serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang
termasuk dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam
(bahasa Inggris: crop cultivation) serta penggemukan hewan ternak (raising), meskipun ruang lingkup
pertanian dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk
lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan
ikan atau eksploitasi hutan (www.wikipedia.com, diakses Juli 2012 ).
Usaha tani (farming) adalah bagian terpenting pertanian yang mencakup sekumpulan kegiatan
budidaya. Petani merupakan sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani. Usaha
pertanian lazimnya diberi nama khusus sesuai komoditas yang diusahakan (petani bawang merah,
petani sayuran, petani padi, dll). Pelaku budidaya hewan ternak (livestock) secara khusus disebut
sebagai peternak. Peternakan mencakup budidaya hewan darat kering (khususnya semua vertebrata
kecuali ikan dan amfibia) atau serangga (misalnya lebah). Sedangkan perikanan membudidayakan
hewan perairan (termasuk amfibia dan semua non-vertebrata air). Kehutanan juga merupakan usaha
tani dengan budidaya tumbuhan tanaman pohon dan diusahakan pada lahan perhutanan. Dari
deskripsi di atas, pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan
pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan mikrobia) untuk kepentingan manusia.
Dalam arti sempit, pertanian juga diartikan sebagai kegiatan budidaya jenis tanaman tertentu,
terutama yang bersifat semusim.
Sebagaimana telah dijelaskan, sebagian besar penduduk dunia bermata pencaharian di bidang
pertanian dalam arti luas (agrokompleks), namun pertanian hanya menyumbang kurang dari 4% dari
PDB dunia. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor
pertanian dan perkebunan, karena sektor-sektor ini memiliki arti penting dalam membentuk berbagai
realitas ekonomi dan sosial masyarakat di sejumlah besar wilayah Indonesia. Di berbagai wilayah
Indonesia, dapat ditemukan perkebunan-perkebunan peninggalan masa kolonial, yang masih kuat
merepresentasikan bagaimana sektor perkebunan berkembang menjadi salah satu andalan
perekonomian di Indonesia. Sejarah membuktikan cukup banyak perkebunan tumbuh menjadi
perusahaan pertanian yang besar. Dalam perjalanan sejarah ini berbagai komoditas penting dalam
perdagangan internasional mulai diperkenalkan dan dibudidayakan dari generasi ke generasi. Tak
kurang komoditas teh,kopi, kakao, karet, tebu, tembakau, cengkeh, pala, lada, kapas, kelapa hingga
kelapa sawit hingga saat ini berkontribusi pada pendapatan nasional Indonesia. Pada perwajahan
Page 2 of 71 Modul 1

.d o

Uraian materi pembelajaran 1

lic
C

2.2.
.c

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

c u -tr a c k

Page 3 of 71 Modul 1

lic
C

wilayah
Indonesia lainnya, dapat dijumpai areal persawahan di mana padi menguning hingga di w .d o c u -tr a c k.c
.c
lereng-lereng gunung, dengan terrasiring berundak-undak dan air irigasi yang gemericik mengalir
mengairinya. Indonesia zamrud katulistiwa, demikian negri ini disebut karena kehijauan hutan dan
kekayaan keragaman hayatinya. Potensi agrokompleks yang mencakup pertanian rakyat berbagai
komoditas (tanaman pangan, hortikultura, tanaman rempah dan aromatik), perkebunan dan
perusahaan pertanian, kehutanan, sumberdaya kelautan dan perikanan tangkap, budidaya perikanan,
peternakan merupakan kekayaan tak ternilai bangsa ini.
Pertanian di Indonesia adalah pertanian tropika sebab Indonesia secara astronomis berada pada
0
23,5 LU-23,50LS. Wilayah Indonesia dilewati oleh garis ekuator. Selain pengaruh ekuator ada dua
faktor alamiah lain yang turut membentuk corak pertanian Indonesia yaitu bentuk negara kepulauan
yang dikelilingi lautan dan topografinya yang bergunung-gunung. Posisi geografis Indonesia yang diapit
oleh dua lautan besar yaitu lautan Indonesia dan Lautan Pasifik serta dua benua (Australia dan Asia)
sangat berpengaruh pada perubahan arah angin. Topografi yang cenderung bergunung-gunung
memungkinkan adanya variasi suhu udara yang berbeda pada daerah tertentu (Mubyarto, 1982).
Sebagai daerah kepulauan tropis, Indonesia memiliki curah hujan yang tinggi. Di daerah yang
bercurah hujan tinggi, terdapat hutan hujan tropis yang sangat lebat. Di kawasan Asia Tenggara,
Indonesia mempunyai areal hutan terluas. Perkembangan jenis tanaman dan ternak juga dipengaruhi
oleh curah hujan dan kesuburan tanah serta dua faktor determinan lain yaitu kelembaban dan suhu
udara. Daerah-daerah Sumatera, Kalimantan dan Papua termasuk daerah basah (super humid) yang
ditandai oleh adanya rawa-rawa, hutan lebat serta hanya memiliki sedikit sekali hijauan pakan ternak.
Hutan menambah kelembaban dan merendah suhu. Kelembaban yang tinggi dan suhu yang rendah
memberikan peluang sangat besar bagi perkembangan penyakit hewan ternak besar seperti scabies,
fasciola hepatica, botulisme, penyakit mulut dan kuku, dsb. Hal ini menyebabkan rendahnya populasi
ternak di Sumatera, Kalimantan dan Papua. Sedangkan pada daerah dengan curah hujan sedang dan
rendah, ditandai oleh adanya hutan yang tidak lebat dan padang sabana. Indonesia bagian timur
merupakan daerah sabana yang memiliki sediaan hijauan pakan ternak lebih dari cukup, sehingga
cocok untuk kehidupan ternak besar. Meski demikian suhu yang tinggi dan kelembaban yang rendah
memudahkan menularnya penyakit anthrax,surra dan scabies(Mubyarto, 1982).
Pulau Jawa yang tidak dilewati langsung oleh garis katulistiwa memiliki dua musim yang sangat
berbeda tiap tahunnya, yaitu musim penghujan pada bulan November hingga April dan musim
kemarau pada bulan Mei hingga Oktober. Pola musim ini membentuk ciri dan sifat pertanian di Jawa.
Pada permulaan musim penghujan umumnya petani di pulau Jawa mulai menanam padi, sehingga
sekitar bulan April hingga Juni petani mengalami panen raya komoditas padi. Hal ini menyebabkan
terjadinya kelebihan pasokan sehingga harga gabah pada periode April-Juni mencapai titik yang
terendah. Apakah pola musiman ini masih bertahan hingga sekarang? Jawaban atas pertanyaan ini
merupakan isu terbesar abad 21 yang memiliki dampak multidimensional termasuk pada sektor
pertanian. Isu tersebut adalah perubahan iklim global.
Indonesia, sebagai negara kepulauan yang terletak di daerah katulistiwa termasuk wilayah yang
sangat rentan terhadap perubahan iklim. Perubahan pola curah hujan, kenaikan muka air laut dan
suhu udara, serta peningkatan kejadian iklim ekstrim berupa banjir dan kekeringan merupakan
beberapa dampak serius perubahan iklim yang dihadapi Indonesia. Tim Sintesis Kebijakan Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (2008) menyatakan bahwa perubahan
iklim akan menyebabkan:
w

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

c u -tr a c k

Ilustrasi di atas setidaknya dapat memberikan gambaran bahwa situasi dan kondisi agrokompleks di
Indonesia telah mengalami perubahan besar sebagai akibat dari perubahan iklim global. Kondisi ini
menempatkan posisi agrokompleks dalam resiko dan ketidakpastian yang sangat tinggi.
Suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai aspek secara bersamaan dengan alasan
efisiensi dan peningkatan keuntungan. Dengan demikian semua usaha pertanian pada dasarnya
merupakan kegiatan ekonomi sehingga memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama akan
pengelolaan tempat usaha, pemilihan benih/bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi
produk, pengolahan dan pengemasan produk, dan pemasaran. Apabila seorang petani memandang
semua aspek ini dengan pertimbangan efisiensi untuk mencapai keuntungan maksimal maka ia
melakukan pertanian intensif (intensive farming). Usaha pertanian yang dipandang dengan cara ini
dikenal sebagai agribisnis. Program dan kebijakan yang mengarahkan usaha pertanian ke cara pandang
demikian dikenal sebagai intensifikasi. Karena pertanian industrial selalu menerapkan pertanian
intensif, keduanya sering kali disamakan (www.wikipedia.com, diakses Juli 2012 ).
Pertimbangan kelestarian lingkungan menempatkan aspek-aspek konservasi sumber daya alam
sebagai bagian dalam usaha pertanian.Sisi pertanian industrial yang memperhatikan lingkungannya
adalah pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture). Pertanian berkelanjutan, dikenal juga
dengan variasinya seperti pertanian organik,permakultur, dsb memasukkan aspek kelestarian daya
dukung lahan maupun lingkungan dan pengetahuan lokal sebagai faktor penting dalam perhitungan
efisiensinya. Akibatnya, pertanian berkelanjutan biasanya memberikan hasil yang lebih rendah
daripada pertanian industrial.
Pertanian modern masa kini biasanya menerapkan sebagian komponen dari kedua kutub
"ideologi" pertanian yang disebutkan di atas. Selain keduanya, dikenal pula bentuk pertanian ekstensif
(pertanian masukan rendah) yang dalam bentuk paling ekstrem dan tradisional akan berbentuk
pertanian subsisten, yaitu hanya dilakukan tanpa motif bisnis dan semata hanya untuk memenuhi
kebutuhan sendiri atau komunitasnya.Sebagai suatu usaha, pertanian memiliki dua ciri penting: selalu
melibatkan produk dalam volume besar dan proses produksi beresiko relatif tinggi. Dua ciri khas ini
muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan
memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa
bentuk pertanian modern (misalnya budidaya alga, hidroponika) telah dapat mengurangi ciri-ciri ini
tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap memiliki ciri tersebut (www.wikipedia.com,
diakses Juli 2012 ).
Page 4 of 71 Modul 1

lic
C

1. .cSeluruh wilayah Indonesia mengalami kenaikan suhu udara dengan laju yang lebih rendah w .d o c u -tr a c k.c
dibandingkan wilayah subtropis
2. Wilayah Selatan Indonesia mengalami penurunan curah hujan, sedangkan wilayah utara akan
mengalami peningkatan curah hujan. Perubahan pola hujan tersebut menyebabkan berubahnya
awal dan panjang musim hujan. Di wilayah Indonesia bagian Selatan, musim hujan yang makin
pendek akan menyulitkan upaya peningkatan indeks pertanaman (IP) apabila tidak tersedia
varietas padi yang berumur lebih pendek dan tanpa rehabilitasi jaringan irigasi. Meningkatnya
hujan pada musim hujan menyebabkan tingginya frekuensi kejadian banjir, sedangkan
menurunnya hujan pada musim kemarau akan meningkatkan resiko kekeringan. Sebaliknya pada
wilayah Indonesia bagian Utara, meningkatnya hujan pada musim hujan akan meningkatkan
peluang IP, namun kondisi lahan tidak sebaik di Jawa. Trend perubahan ini tentu sangat besar
dampaknya pada sektor pertanian.
w

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic
.c

Deskripsi ilustratif di atas kiranya dapat membangun gambaran tentang pertanian, namun
demikian ada konsep kunci yang perlu diingat sebelum mempelajari bahan kajian berikutnya yakni
bahwa pertanian merupakan unit produksi biologis primer. Sebagai unit produksi, pertanian memiliki
dua terminologi yaitu:
1. Terminologi teknis di mana proses produksi pertanian dipandang sebagai transformasi input
pertanian menjadi output
2. Terminologi ekonomis di mana proses produksi pertanian dipandang sebagai upaya peningkatan
value added (nilai tambah produk)

Definisi dan Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi


Ilmu ekonomi sebagai salah satu cabang ilmu sosial, didedikasikan untuk mempelajari perilaku
manusia dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya yang tak terbatas, dengan mengoptimalkan
alternatif penggunaan sumberdaya yang langka. Kontradiksi antara kelangkaan sumberdaya dan
ketidakterbatasan kebutuhan mengharuskan manusia sebagai Homo Economicus senantiasa bertindak
dalam konteks optimalitas pilihan. Definisi ilmu ekonomi dapat dikembangkan dari tiga konsep kunci
sebagai berikut:
1. kebutuhan dan keinginan manusia tidak terbatas (unlimited humans needs and wants)
2. sumberdaya ekonomi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia relatif
langka (scarcity resources)
3. kedua kondisi tersebut mendorong manusia untuk senantiasa mengoptimalkan pilihan (choice)
alternatif penggunaan sumberdaya agar dapat memberikan kepuasan konsumsi atau keuntungan
maksimal
Dengan demikian ilmu ekonomi merupakan ilmu sosial yang mempelajari perilaku manusia dalam
mengoptimalkan pengambilan keputusan atas alternatif pilihan terbaik pemanfaatan sumberdaya
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Konsumen, berupaya mengoptimalkan pilihan
konsumsinya agar dapat memaksimalkan kepuasan (utilitas) dengan anggaran belanja yang terbatas.
Sementara itu produsen, akan berusaha memilih alternatif terbaik penggunaan sumberdaya produktif
yang mereka miliki untuk memaksimalkan profit atau keuntungan.
Ilmu ekonomi dibagi ke dalam dua cabang utama yaitu mikroekonomi dan makroekonomi.
Mikroekonomi mengkaji perilaku unit ekonomi individual. Unit-unit ini mencakup konsumen, pekerja
atau buruh, para penanam modal, pemilik lahan,perusahaan atau unit bisnis, dan setiap individu atau
entitas yang memainkan peranan dalam kinerja perekonomian. Mikroekonomi menjelaskan cara dan
alasan unit-unit ekonomi ini mengambil keputusan pembelian dan bagaimana pilihan-pilihan mereka
dipengaruhi oleh harga dan pendapatan yang senantiasa berubah. Mikroekonomi juga menjelaskan
bagaiman perusahaan memutuskan berapa orang pekerja yang akan dipekerjakan dan dalam jangka
waktu berapa lama, bagaimana pekerja-pekerja tersebut memutuskan di mana akan bekerja dan pada
tingkat upah berapa serta berapa jam kerja yang dialokasikan. Bidang kajian mikroekonomi lain yang
tak kalah penting adalah tentang bagaimana unit-unit ekonomi berinteraksi satu sama lain untuk
membentuk unit-unit yang lebih besar yaitu pasar dan industri (Pindyck dan Rubinfeld, 2001).
Sebaliknya makroekonomi, mengkaji perekonomian berdasarkan unit analisis agregat, seperti tingkat
dan laju pertumbuhan produksi nasional, suku bunga, pengangguran dan inflasi.
Dalam mengembangkan bahan kajiannya, ekonomi sangat menggantungkan diri pada pemakaian teori
Page 5 of 71 Modul 1

.d o

m
o

c u -tr a c k

lic

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

c u -tr a c k

Ekonomi Pertanian sebagai Disiplin Ilmu


Kelompok ilmu-ilmu pertanian mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu pendukungnya.
Inti dari ilmu-ilmu pertanian adalah biologi dan ekonomi. Karena pertanian selalu terikat dengan ruang
dan waktu, ilmu-ilmu pendukung, seperti ilmu tanah, meteorologi, permesinan pertanian, biokimia,
dan statistika, juga dipelajari dalam pertanian. Ilmu ekonomi pertanian bersumber pada dua jenis
cabang ilmu: Ilmu Pertanian dan Ilmu Ekonomi. Dengan kata lain ekonomi pertanian merupakan
aplikasi prinsip-prinsip ilmu ekonomi di bidang pertanian. Konsekuensi dari batasan ini menyebabkan
bahan kajian dari ekonomi pertanian sangat luas sebab definisi di atas sekaligus merepresentasikan
muatan ekonomi, sosial serta isu-isu kebijakan dan lingkungan hidup yang sebagaimana diketahui
sangat lekat dengan masalah-masalah ekonomi pertanian. Persepsi bahwa ekonomi pertanian sematamata mencakup praktek-praktek produksi pertanian dan peternakan tidak dapat dibenarkan sebab
ruang lingkup ekonomi pertanian juga menyentuh aktivitas perekonomian yang jauh lebih luas,
khususnya yang berkaitan dengan industri bahan pangan, serat dan bio energi. Selanjutnya karena
ekonomi pertanian dapat dipandang sekaligus sebagai cabang ilmu-ilmu pertanian dan ilmu ekonomi,
maka ekonomi pertanian haruslah mencakup analisis ekonomi dari proses teknis produksi serta
hubungan-hubungan sosial dalam produksi pertanian.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa ekonomi pertanian perlu dipelajari sebagai salah satu
cabang ilmu kemasyarakatan yang berperan penting mengkaji persoalan-persoalan yang timbul di
bidang pertanian, pembangunan pertanian dan pembangungan ekonomi Indonesia pada umumnya.
Sistem Agribisnis: Pendekatan Pembangunan Pertanian Modern
Urutan transformasi perekonomian di dunia lazimnya dimulai dengan kegiatan sektor primer
yaitu pertanian dan pertambangan dengan produk utama barang primer atau intermedier, dan
selanjutnya berkembang ke arah kegiatan agroindustri untuk mengolah hasil pertanian yang ditujukan
agar dapat memperpanjang masa simpan komoditas pertanian, khususnya untuk keperluan ekspor.
Hasil yang dicapai dari kegiatan agroindustri pada level makro akan membentuk tabungan
masyarakat dan devisa negara yang cukup besar untuk membiayai langkah selanjutnya menuju
masyarakat industri. Urutan ini diikuti secara konsisten oleh banyak negara di dunia seperti Malaysia,
Singapura dan China. Malaysia yang mula-mula mengandalkan perkebunan karetnya sebagai penghasil
devisa telah mengembangkan agroindustri dari komoditas karet pada akhirnya mampu mengekspor
karet dalam bentuk barang jadi, dan kemudian mendiversifikasikan karet dengan kelapa sawit yang
mempunyai potensi lebih besar untuk dikembangkan dalam kegiatan agroindustri. Thailand telah
berhasil mengembangkan berbagai komoditas pertanian sekaligus membangun agroindustri melalui
jasa penelitian yang tangguh.
Pengembangan agroindustri memang memerlukan kegigihan apalagi dunia pertanian dicirikan
oleh kondisi petani yang kurang berpendidikan dan memiliki keterampilan serta pemilikan lahan yang
terbatas. Bagaimana dengan Indonesia, mengapa sektor pertanian Indonesia belum mampu menjawab
berbagai tantangan sebagaimana negara-negara tetangga sebagaimana dicontohkan di atas? Sebagai
contoh kasus, Indonesia dikenal sebagai negara eksportir beragam kopi spesialti, namun hingga saat ini
Page 6 of 71 Modul 1

lic
C

yang
. c merupakan simplifikasi dari realitas. Dengan cara ini ekonomi dapat menjelaskan bagaimana unit- w . d
.c
o c u -tr a c k
unit ekonomi berperilaku. Representasi realitas ekonomi lazimnya diformulasikan dalam bentuk model
grafis dan matematis yang pada prinsipnya berfungsi sebagai alat bantu analitis untuk menjelaskan
teori dan meramalkan pola perilaku unit analisis.
w

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

c u -tr a c k

Page 7 of 71 Modul 1

lic
C

Perkebunan
Negara (PTP Nusantara) masih mengekspor kopi dalam bentuk kopi ose (biji kopi). w .d o c u -tr a c k.c
.c
Bandingkan dengan kafe terkenal bertaraf internasional Starbuck yang memiliki aneka menu minuman
berbasis kopi yang harga per cangkirnya dapat mencapai Rp1.500.000,- Starbuck mengimpor biji kopi
spesialti dari seluruh penjuru dunia dan mampu meraup untung besar dari proses peningkatan nilai
tambah kopi.
Agroindustri berasal dari dua kata agricultural dan industry. Terminologi agroindustri dapat
diartikan sebagai suatu industri yang menggunakan hasil pertanian sebagai bahan baku utamanya atau
suatu industri yang menghasilkan produk yang digunakan sebagai sarana atau input dalam usaha
pertanian. Definisi agroindustri dapat dijabarkan sebagai kegiatan industri yang memanfaatkan hasil
pertanian sebagai bahan baku, merancang, dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan
tersebut. Dengan demikian agroindustri meliputi industri pengolahan hasil pertanian, industri yang
memproduksi peralatan dan mesin pertanian, industri input pertanian (pupuk, pestisida, herbisida dan
lain-lain) dan industri jasa sektor pertanian.
Apabila dilihat dari sistem agribisnis, agroindustri merupakan bagian (subsistem) agribisnis yang
memproses dan mentranformasikan bahan-bahan hasil pertanian (bahan makanan, kayu dan serat)
menjadi barang-barang setengah jadi yang langsung dapat dikonsumsi dan barang atau bahan hasil
produksi industri yang digunakan dalam proses produksi seperti traktor, pupuk, pestisida, mesin
pertanian dan lain-lain. Dari batasan diatas, agroindustri merupakan sub sektor yang luas yang
meliputi industri hulu sektor pertanian sampai dengan industri hilir. Industri hulu adalah industri yang
memproduksi alat-alat dan mesin pertanian serta industri sarana produksi yang digunakan dalam
proses budidaya pertanian. Sedangkan industri hilir merupakan industri yang mengolah hasil pertanian
menjadi bahan baku atau barang yang siap dikonsumsi atau merupakan industri pascapanen dan
pengolahan hasil pertanian.
Dalam kerangka pembangunan pertanian, agroindustri merupakan penggerak utama
perkembangan sektor pertanian, terlebih dalam masa yang akan datang posisi pertanian merupakan
sektor andalan dalam pembangunan nasional sehingga peranan agroindustri akan semakin besar.
Dengan kata lain, dalam upaya mewujudkan sektor pertanian yang tangguh, maju dan efisien sehingga
mampu menjadi leading sector dalam pembangunan nasional, pengembangan agroindustri menuju
agroindustri yang tangguh, maju serta efisien tak dapat ditunda lagi. Strategi pengembangan
agroindustri yang dapat ditempuh harus disesuaikan dengan karakteristik dan permasalahan
agroindustri yang bersangkutan. Secara umum permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan
agroindustri adalah: (a) sifat produk pertanian yang mudah rusak dan bulky sehingga diperlukan
teknologi pengemasan dan transportasi yang mampu mengatasi masalah tersebut; (b) sebagian besar
produk pertanian bersifat musiman dan sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim sehingga aspek
kontinuitas produksi agroindustri menjadi tidak terjamin; (c) kualitas produk pertanian dan
agroindustri yang dihasilkan pada umumnya masih rendah sehingga mengalami kesulitan dalam
persaingan pasar baik didalam negeri maupun di pasar internasional; dan (d) sebagian besar industri
berskala kecil dengan teknologi yang rendah.
Bagaimana keterkaitan antar sub sistem agribisnis membentuk sistem bisnis pertanian yang kompleks
diilustrasikan pada gambar berikut ini:
w

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic
.c

Gambar 1. Keterkaitan antar Sub Sistem Agribisnis dalam Sistem Bisnis Pertanian
Secara konseptual sistem agribisnis dapat diartikan sebagai semua aktivitas mulai dari pengadaan
dan penyaluran sarana produksi sampai dengan pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh
usahatani dan nelayan serta agroindustri yang saling terkait satu sama lainnya. Dengan demikian
sistem agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa sub sistem yaitu:
a. sub sistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi,teknologi dan pengembangan sumberdaya
manusia
b. sub sistem budidaya atau usahatani
c. sub sistem pengolahan hasil pertanian atau agroindustri
d. sub sistem pemasaran hasil pertanian
Dengan kata lain sistem agribisnis (agroindustri) merupakan totalitas atau kesatuan kinerja agribisnis yang
terdiri dari subsistem agribisnis hulu (up stream agribusiness), subsistem usahatani (on-farm agribusiness),
subsistem agribisnis pengolahan (down stream agribusiness), subsistem pemasaran dan subsistem
penunjang termasuk sarana, prasarana, jasa dan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan agribisnis
Dari uraian di atas diketahui, latar belakang perlunya pembangunan pertanian berwawasan agribisnis
melekat pada makna agroindustri itu sendiri yaitu upaya memberikan perspektif industri pada sektor
pertanian. Dasar suatu industri adalah rancang bangun dan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan nilai
tambah setinggi mungkin. Dengan rancang bangun dan penerapan teknologi secara tepat, baik masukan,
proses, maupun pengendalian kualitasnya, akan diperoleh produk yang tepat seperti yang dikehendaki dalam
jenis, jumlah, kualitas dan waktu. Sejak awal, produk semacam ini tentu telah diterjemahkan sebagai
permintaan pasar atau konsumen. Bahkan dengan menggabungkan teknologi industri dan teknik pemasaran
terbuka peluang untuk menciptakan produk yang tidak saja memenuhi permintaan pasar yang ada namun
mampu menciptakan pasar atau permintaan baru yang lebih inovatif.
Selanjutnya adaptasi teknologi yang berkembang dari pengalaman memproduksi dan memantau selera
konsumen akan semakin mempertinggi fleksibilitas produk industri di mana produk yang dihasilkan menjadi
terspesialisasi dan tidak memerlukan metode produksi massal. Dalam proses itulah industri memperoleh nilai
Page 8 of 71 Modul 1

.d o

m
o

c u -tr a c k

lic

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

c u -tr a c k

2.3. Tugas kegiatan belajar 1

1. Apa yang dipelajari oleh ilmu ekonomi pertanian? Jelaskan karakter pertanian Indonesia
berciri tropik!
2. Berikan penjelasan bagaimana hubungan ilmu ekonomi pertanian dengan cabang ilmu lain
dalam menganalisa masalah-masalah pertanian dan pembangunan pertanian di Indonesia.
Berikan contoh kasus riil yang relevan. Anda dapat mengutip kasus tersebut dari media atau
mengunduh dari berita-berita online!
3. Mengapa pembangunan pertanian dengan pendekatan agribisnis dianggap paling tepat untuk
Indonesia dewasa ini?

3. Kegiatan Belajar 2: Konsep Pilihan dan Kelangkaan


(Choice and Scarcity)
3.1. Tujuan kegiatan pembelajaran 2

Setelah mempelajari bagian ini, mahasiswa diharapkan dapat:


Memahami konsep kelangkaan sumberdaya relatif dalam ekonomi pertanian
Mengidentifikasi pentingnya pengambilkan keputusan dalam produksi pertanian
Menumbuhkembangkan kesadaran tentang pentingnya kompetensi pengambilan keputusan dalam
profesi ekonomi pertanian/agribisnis
3.2. Uraian materi pembelajaran
Makna terminologis ilmu ekonomi yang utama berkaitan dengan masalah pilihan (choice). Konsumen
misalnya harus menetapkan pilihan atas beberapa jenis barang yang ingin dikonsumsinya. Konsumen
senantiasa berupaya memaksimalkan kepuasan dengan keterbatasan sumberdaya finansial yang mereka
miliki. Kita semua, terlepas dari siapa dan apa peran kita harus mengambil keputusan mengalokasikan waktu
yang kita miliki untuk bekerja atau tidak. Kita juga harus mengambil keputusan apakah akan membelanjakan
uang kita atau menabung saja. Produsen di sisi lain juga harus mengambil keputusan dalam aktivitas
produksinya. Tujuan produsen adalah memaksimalkan profit dengan keterbatasan modal usaha yang mereka
Page 9 of 71 Modul 1

lic
C

w
tambah.
Semakin tepat produk memenuhi selera dan keinginan konsumen, akan makin tinggi nilai
.c
.c
.d o
c u -tr a c k
tambahnya. Oleh karena itu produktivitas industri jauh lebih tinggi dibandingkan dengan produktivitas
pertanian.
Pengembangan agro industri pada dasarnya diharapkan selain memacu pertumbuhan tingkat ekonomi
sekaligus diarahkan untuk meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan petani. Dengan demikian maka
upaya menumbuhkan agroindustri yang dikembangkan di pedesaan perlu direkayasa dengan prinsip dasar
sebagai berikut:
1. memacu keunggulan kompetitif produk/komoditi serta komparatif wilayah
2. memacu peningkatan kemampuan SDM dan menumbuhkan agroindustri yang sesuai dan mampu
dilakukan di wilayah yang dikembangkan
3. memperluas wilayah sentra-sentra agribisnis komoditas unggulan yang nantinya akan berfungsi sebagai
penyandang bahan yang berkelanjutan
4. memacu pertumbuhan agribisnis wilayah dengan menghadirkan subsistem-subsistem agribisnis
mengadakan berbagai sarana pendukung bagi berkembangnya industri pedesaan
w

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

c u -tr a c k

1. Kelangkaan Sumberdaya(scarcity)
Konsep kelangkaan merujuk pada terbatasnya kuantitas ketersediaan sumberdaya dibandingkan dengan
kebutuhan relatif masyarakat. Kelangkaan merupakan konsep yang relatif. Negara yang memiliki
pendapatan per kapita tinggi pun harus menghadapi masalah kelangkaan sumberdaya sebagaimana
halnya negara-negara miskin. Perbedaannya terletak pada seberapa besar kelangkaan sumberdaya yang
mereka hadapi dan kemampuan untuk mengatasi problematika yang timbul akibat kelangkaan
tersebut.Penanganan yang tepat atas kelangkaan sumberdaya relatif ini kemudian melahirkan konsep
spesialisasi. Melalui pemilikan sumberdaya yang spesifik, dapat diproduksi output unggulan yang
relevan, yang selanjutnya dapat saling dipertukarkan dalam perekonomian pasar.
2. Proses pengambilan keputusan atas beberapa alternatif pilihan
Kelangkaan sumberdaya memaksa konsumen dan produsen untuk menetapkan pilihan. Penetapan
pilihan mengandung dimensi waktu. Pilihan konsumen yang ditetapkan hari ini akan berdampak pada
kehidupan mereka di masa mendatang. Demikian pula bagi pengusaha. Keputusan yang mereka
tetapkan saat ini akan sangat mempengaruhi profitabilitas perusahaan di masa yang akan datang.
Selain itu proses pengambilan keputusan juga erat kaitannya dengan biaya peluang (opportunity cost).
Biaya peluang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi misalnya adalah sama dengan nilai
pendapatan yang seharusnya diperoleh bila seseorang memilih bekerja dan tidak melanjutkan
pendidikannya. Biaya peluang seorang konsumen yang membeli stereo set seharga satu juta rupiah sama
dengan suku bunga yang ia terima dari bank seandainya ia mendepositokan uang tersebut. Di luar waktu,
kelangkaan sumberdaya dan biaya peluang, adakalanya proses pengambilan keputusan juga dibatasi oleh
pertimbangan-pertimbangan non ekonomi misalnya aspek politik, hukum dan moralitas serta etika.
Dari uraian materi pembelajaran di atas dapat digarisbawahi bahwa choice and scarcity merupakan
dasar bagi keputusan alokasi sumberdaya ekonomi. Dengan mempertimbangkan sumberdaya ekonomi yang
relatif langka ketersediaannya, dalam setiap perekonomian masyarakat harus mengorganisasikan
sumberdaya yang mereka miliki berdasarkan tiga kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
a. What to produce : barang dan jasa apa yang harus diproduksi dan berapa jumlahnya
b. How to produce: bagaimana memproduksi barang dan jasa yang diperlukan. Keputusan ini
berkaitan erat dengan metode atau teknologi produksi yang akan digunakan.
c. Who gets the output: kriteria pengambilan keputusan ekonomi berkenaan dengan sistem distribusi
yang adil di antara anggota masyarakat
3.3. Tugas kegiatan belajar 2

1. Jelaskan konsep kelangkaan sumberdaya dalam ekonomi dan berikan contoh nyata bagaimana
kelangkaan mendorong manusia untuk melakukan pilihan-pilihan.
2. Pengambilan keputusan alokasi sumberdaya ekonomi adakalanya dilakukan berdasarkan
pertimbangan ekonomi dan non ekonomi, jelaskan dan berikan contoh!

Page 10 of 71 Modul 1

lic
C

w
punyai
pada tingkat harga jual produk mereka di pasar.
.c
.c
.d o
c u -tr a c k
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa baik konsumen maupun produsen selalu mempertimbangkan
manfaat (benefit) dan ketersediaan sumberdaya dalam proses pengambilan keputusan atas tindakan yang
bermotif ekonomi. Ada dua alasan yang melatarbelakangi perilaku ini yaitu:
w

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

4.1. Tujuan kegiatan pembelajaran 3:

Setelah melengkapi dari referensi lain, Saudara diharapkan dapat:


1. Mengenal beberapa prinsip dasar ekonomi
2. Menemukenali cara berpikir seorang ekonom
3. Membiasakan melihat fenomena sektor pertanian melalui cara pandang ekonomi
4.2. Uraian materi kegiatan belajar 3.

Ilmu ekonomi pertanian merupakan ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam rangka
memenuhi kebutuhannya yang terkait dengan dengan produksi, pemasaran dan konsumsi hasil-hasil
pertanian. Oleh karena itu, ekonomi pertanian dapat digolongkan kedalam ilmu-ilmu
kemasyarakatan (social sciences) karena mempelajari perilaku serta hubungan-hubungan antar
manusia. Perilaku manusia yang dipelajari tidak hanya terkait dengan perilaku individu petani dalam
kehidupan pertaniannya (perilaku secara sempit) tetapi juga mencakup seluruh kegiatan yang
berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan produksi, pemasaran dan
konsumsi produk pertanian. Hal ini berarti kelembagaan pertanian, perdagangan internasional hasil
pertanian dan kebijakan pertanian termasuk bidang-bidang yang akan dibahas dalam ilmu ekonomi
pertanian.
Dalam mempelajari ilmu ekonomi pertanian, mahasiswa diperkenalkan dengan sepuluh prinsip
ekonomi yang menjadi landasan perilaku bagi pelaku-pelaku ekonomi. Dengan emikian, materi
pembelajaran pada bagian ini meliputi sepuluh prinsip ekonomi dan pola pikir seorang ekonom.
Pemahaman dari setiap prinsip yang diimplementasikan pada sektor pertanian yang dikombinasikan
dengan pola pikir seperti seorang ekonom, diharapkan dapat membekali mahasiswa dapat
menirukan pengambilan keputusan dengan tepat.
Prinsip-Prinsip Ekonomi dan Implementasinya pada Pertanian
Sebagaimana dijelaskan dalam kegiatan belajar sebelumnya, bahwa ilmu ekonomi pertanian
merupakan ilmu ekonomi yang difokuskan pada bidang pertanian maka prinsip-prinsip ekonomi
umum juga diterapkan dalam bahasan ekonomi pertanian. Ilmu ekonomi umum mempelajari
tentang pengelolaan dan pengalokasian sumberdaya yang langka (scarcity) dalam memenuhi
kebutuhan yang tidak terbatas maka ilmu ekonomi pertanian juga mempelajari bagaimana
masyarakat mengelola dan mengalokasikan sumberdaya yang langka. Kelangkaan sumberdaya
(scarcity of resources) dan tidak terbatasnya kebutuhan masyarakat menyebabkan munculnya
masalah-masalah dalam pilihan dan pengambilan keputusan. Oleh karena itu, seorang ekonom perlu
mempelajari bagaimana masyarakat membuat keputusan.
Secara teoritis terdapat sepuluh prinsip dalam kegiatan ekonomi, yang lebih lanjut
dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu :
4. Bagaimana masyarakat mengambil keputusan?
5. Bagaimana masyarakat berinteraksi satu sama lain?
6. Bagaimana suatu perekonomian bekerja?
Dari berbagai kategori tersebut terdiri atas beberapa prinsip ekonomi yang relevan sebagaimana
disajikan secara detail pada tampilan Gambar 2 sebagai berikut:

.d o

.c

Page 11 of 71 Modul 1

lic
C

4. Kegiatan Belajar 3: Sepuluh Prinsip Ekonomi

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

N
y
bu

.c

Prinsip trade off


Biaya adalah apa yang Anda
korbankan untuk
memperoleh sesuatu

Prinsip perubahan marjinal:


penyesuaian kecil secara bertahap
dalam pelaksanaan suatu rencana
tindakan

Manusia sebagai Homo


Economicus bereaksi terhadap
insentif
Perdagangan
menguntungkan semua
pihak

Pasar adalah
organisasi
kegiatan ekonomi
yang paling efektif
dan efisien

Pemerintah dapat
memperbaiki
kegagalan
mekanisme pasar

Standar hidup masyarakat


tergantung pada
kemampuannya memproduksi
barang dan jasa

10

Inflasi (kenaikan tingkat


harga dalam suatu
perekonomian) terjadi bila
Pemerintah mencetak terlalu
banyak uang

Masyarakat menghadapi trade


off jangka pendek antara
inflasi dan pengangguran

Gambar 2. Sepuluh Prinsip Ekonomi


Bagaimana Masyarakat Mengambil Keputusan?
Pengambilan keputusan yang dilakukan masyarakat dapat didasarkan pada: (a) kondisi trade off, (b)
biaya kesempatan (opportunity cost), (c) pertimbangan ekonomi unit marjinal (tambahan), dan (d)
insentif yang dapat diterima. Secara rinci deskripsi dan contoh yang dihadapi masyarakat dalam
pengambilan keputusan akan diuraikan satu per satu.
1. Masyarakat Menghadapi Trade-off
Masyarakat, baik sebagai individu atau pengambil keputusan untuk kepentingan umum,
memungkinkan menghadapi pilihan keputusan yang bersifat trade-off. Dengan kata lain, pengambil
keputusan dihadapkan pada dua pilihan yang mempunyai manfaat yang setara dengan saling
berlawanan (trade-off). Sebagai contoh, mahasiswa sebagai individu harus dapat memutuskan
bagaimana mengalokasikan sumberdaya waktunya, apakah dia akan menghabiskan seluruh
waktunya untuk belajar matematika ekonomi atau pengantar ilmu ekonomi pertanian atau
membaginya untuk mempelajari kedua hal tersebut secara bersama-sama. Untuk setiap jam yang
digunakan untuk belajar matematika ekonomi maka mahasiswa tersebut telah mengorbankan jam
belajar pengantar ekonomi pertanian. Selain itu, untuk setiap jam yang dihabiskan untuk belajar
Page 12 of 71 Modul 1

.d o

m
o

c u -tr a c k

lic

bu
to
.d o

lic

2013

to

Brawijaya University

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

N
y
bu

2. Pengambilan keputusan yang didasarkan pada biaya kesempatan (opportunity cost).


Biaya merupakan pengorbanan yang harus diserahkan untuk memperoleh sesuatu, oleh karena
individu atau institusi dalam kegiatan pengambilan keputusan harus membandingkan biaya dan
manfaat dari setiap pilihan. Dalam banyak kasus, perhitungan biaya suatu pilihan atau alternatif
kegiatan sangat sulit ditetapkan karena keseluruhan biaya langsung dan tak langsung tidak selalu
dibayarkan dengan jelas. Sehingga, kemudian berkembang prinsip biaya kesempatan (opportunity
cost); yaitu segala sesuatu yang harus dikorbankan ketika seseorang membuat suatu pilihan.
Sebagai contoh: keputusan seorang siswa untuk melanjutkan kuliah. Keputusan ini dibuat
dengan mempertimbangkan manfaat dari kuliah yakni memperoleh pengetahuan dan kesempatan
untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik dengan biaya (pengorbanannya). Untuk menghitung
pengorbanan pilihan kuliah biasanya adalah dengan menjumlahkan semua biaya yang harus
dikeluarkan untuk membayar SPP, membeli buku, membayar sewa kamar dan uang makan selama
kuliah. Namun perhitungan biaya ini masih belum menghitung waktu yang digunakan untuk kuliah
yang sebenarnya dapat digunakan untuk bekerja dan menghasilkan uang. Hal ini dikarenakan
biasanya orang hanya menghitung biaya dengan sejumlah uang yang dikeluarkan tanpa
memperhatikan kesempatan untuk menghasilkan uang. Dalam hal ini, Opportunity cost dari memilih
kuliah adalah pendapatan yang bisa diterima jika siswa tersebut bekerja.
Adapun contoh lain adalah dasar pertimbangan biaya kesempatan dalam rangka pengambilan
keputusan penetapan pilihan komoditas yang akan ditanam; misalnya antara alternatif menanam
nilam atau tetap mempertahankan komoditas jagung. Pada saat petani memutuskan untuk
menanam daun nilam, mempertimbangkan peluang memperoleh keuntungan dari bahan baku
penyulingan

minyak

atsiri

nilam

(Patchoulli

oil)

tersebut.

Disamping

petani

memperhitungkan biaya produksi dalam melaksanakan biaya budidaya tanaman nilam, juga akan
mempertimbangkan pendapatan yang dapat diperoleh petani bila tetap mempertahankan menanam
jagung. Peluang pendapatan usahatani jagung yang hilang karena petani memutuskan menanam
nilam tersebut dikategorikan sebagai biaya kesempatan atau opportunity cost.
Page 13 of 71 Modul 1

.d o

c u -tr a c k

industri

berarti
mahasiswa tersebut telah mengorbankan waktunya untuk tidur, menonton TV, berolahraga
.c
atau bekerja untuk mendapatkan penghasilan.
Contoh lain, trade-off yang dihadapi oleh masyarakat antara lain adalah lingkungan bersih dan
tingkat pendapatan yang tinggi. Dalam rangka menciptakan lingkungan yang bersih, pemerintah
menerapkan aturan bagi perusahaan untuk mengurangi tingkat polusi sehingga perusahaan harus
mengeluarkan biaya tambahan untuk memproduksi barang atau jasa. Tingginya biaya produksi
menyebabkan perusahaan harus rela untuk memperoleh keuntungan yang lebih sedikit, mengurangi
upah karyawannya, menaikkan harga produknya atau kombinasi dari ketiga hal tersebut. Dengan
kata lain, peraturan pemerintah tentang penanganan polusi di satu sisi akan membawa manfaat
berupa lingkungan yang bersih namun di sisi lain akan menyebabkan keuntungan perusahaan
menjadi berkurang.
Disamping itu, trade-off yang dihadapi oleh pemerintah misalnya adalah dua pilihan yang sama
berat antara perluasan perkebunan kelapa sawit dengan mempertahankan hutan primer. Perluasan
areal perkebunan kelapa sawit dapat meningkatkan pendapatan masyarakat (pendapatan nasional)
dan memperluas kesempatan kerja; namun bila lahan areal perkebunan merupakan hasil konversi
lahan hutan produksi yang nantinya dapat menurunkan kualitas lingkungan. Pada kondisi tersebut,
pemerintah harus mengambil keputusan yang dirasa kedua pilihan mempunyai manfaat yang
seimbang dan saling berlawanan.

lic

bu
to
.d o

lic

2013

to

Brawijaya University

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic
.c

3. Pengambilan keputusan yang didasarkan pada prinsip ekonomi marjinal


Para ekonom menggunakan istilah prinsip marginal untuk membantu pengambilan keputusan.
Prinsip ini didasarka penalaran rasional yang menyatakan bahwa pembuat keputusan hanya akan
mengambil tindakan jika dan hanya jika manfaat marjinal dari keputusan tersebut lebih besar
daripada biaya marjinalnya. Dalam banyak situasi, masyarakat akan membuat keputusan
berdasarkan prinsip ekonomi marjinal adalah paling relevan (Mankiw, 2000). Prinsip ekonomi
marjinal menyatakan bahwa pembuat keputusan yang rasional jika bertindak dengan pertimbangan
tambahan keuntungan (keuntungan marginal) dari alternatif pilihan lebih besar dari tambahan
biayanya (biaya marginal). Prinsip ekonomi marjinal dapat diimplementasikan oleh petani saat
mengambil keputusan untuk mengadopsi suatu inovasi tertentu; baik varietas ataupun metode
budidaya.
Misalkan ketika seorang petani membuat pilihan untuk menggunakan benih varietas baru,
maka dia tidak bisa hanya membandingkan manfaat penggunaan benih baru dengan hanya
membandingkan produksi benih baru dengan produksi benih lama karena untuk menggunakan
benih varietas baru, petani juga membayar harga benih lebih mahal dan membutuhkan perawatan
tambahan dalam usahataninya. Untuk membuat keputusan ini, petani harus mengetahui tambahan
keuntungan yang didapat dari penggunaan benih varietas baru (produksi yang lebih bayak dan atau
harga yang lebih tinggi) dan tambahan biaya yang harus dibayar (biaya benih baru dan biaya
perawatan tanaman). Dengan membandingkan keuntungan marginal dan biaya marginal, petani
dapat memutuskan apakah penggunaan benih varietas baru layak untuk diterapkan atau tidak.
Dalam kasus ini, petani akan beralih pada penggunaan benih varietas baru jika keuntungan
marginalnya lebih besar dari biaya marginalnya.
Contoh kasus lain adalah penerapan teknik budidaya padi dengan metode SRI (System of Rice
Intensification)l yakni salah satu teknik budidaya yang direkomendasikan oleh pakar sustainable
agriculture karena karakteristik metode yang diterapkan mampu menghemat penggunaan air irigasi
dan penggunaan kuantitas benih, serta dapat meningkatkan produktivitas. Namun, metode SRI
mutlak membutuhkan tambahan penggunaan tenaga kerja pada proses penanaman dan pengaturan
air, mengingat prinsip SRI diantaranya adalah bibit tunggal umur muda dan pengaturan air sesuai
dengan fase vegetatif dan generatif. Seorang petani yang rasional akan mempertimbangkan
tambahan keuntungan melalui peningkatan produktivitas atau kenaikan harga; serta
mempertimbangankan tambahan biaya yang muncul sebagai konsekwensi dari penerapam metode
SRI. Dengan kata lain, petani yang rasional akan menerapkan metode SRI bila tambahan keuntungan
(manfaat marjinal) yang akan diperoleh lebih besar daripada tambahan biaya (biaya marginal)nya.
Masyarakat tanggap terhadap insentif.
Pengambilan keputusan bisa didasarkan pada insentif, yakni masyarakat mengambil keputusan
atas hasil respon (tanggapan) dari adanya insentif. Intensif dalam bidang pertanian, bisa dalam
bentuk perubahan harga, subsidi input, fasilitas jaminan pemasaran.
Ketika harga apel meningkat, konsumen akan lebih memilih untuk membeli buah yang lain,
karena biaya membeli apel menjadi lebih tinggi. Namun dari sisi produsen, yakni petani, akan lebih
memilih untuk merawat apelnya lebih intensif agar dapat memanen apel yang lebih banyak karena
penerimaan dari menjual apel menjadi lebih tinggi. Dalam hal ini, harga telah menjadi insentif bagi
para produsen dan konsumen untuk merubah perilaku kegiatan jual beli di pasar.
Pimpinan pemerintah daerah membuat kebijakan memberikan insentif kepada petani untuk
menjaga eksistensi (keberadaan) komoditas unggulan yang menjadi maskot daerah. Dengan insentif
dalam bentuk subsidi input dan jaminan pemasaran, petani akan tetap bergairah mempertahankan
komoditas unggulan setempat. Oleh karena itu, para pembuat kebijakan harus mempertimbangkan

4.

Page 14 of 71 Modul 1

.d o

m
o

c u -tr a c k

lic

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Bagaimana Masyarakat Berinteraksi Satu Sama Lain? (Prinsip Interaksi Masyarakat)


Dalam kehidupan sehari-hari, banyak keputusan yang dibuat satu individu
didasarkan pada keputusan orang lain. Berikut ini akan dijelaskan prinsip-prinsip
interaksi dalam masyarakat.

5. Perdagangan Menguntungkan Semua Pihak


Perdagangan membuat semua orang dapat berspesialisasi dalam keahlian mereka seperti:
beternak, menjahit atau membangun rumah. Dengan kegiatan perdagangan, masyarakat dapat
menggunakan (membeli) barang dan jasa yang lebih banyak dengan pengorbanan (harga) yang lebih
murah. Jika masyarakat tidak melakukan perdagangan maka mereka harus mampu memproduksi
sendiri barang-barang kebutuhannya. Mereka harus memproduksi makanan sendiri, membuat
pakaian sendiri, membangun rumah sendiri dan lain-lain kebutuhan yang harus dipenuhi sendiri.
Sebagai contoh, wilayah daerah dataran tinggi sangat cocok untuk mengusahakan tanaman
sayuran dataran tinggi; sehingga produktivitas tanaman relatif lebih tinggi daripada tanaman
sayuran dataran rendah. Pada komoditas yang memiliki tingkat produktivitas tinggi cenderung
mempunyai konsekwensi rata-rata biaya produksi yang lebih rendah daripada tingkat produktivitas
yang rendah. Oleh karena itu, daripada daerah dataran tinggi memproduksi sayuran dataran rendah
yang mempunyai konsekwensi biaya yang lebih tinggi dari pada harga sayuran dataran rendah yang
didatangkan dari daerah lain; demikian juga sebaliknya. Dengan demikian, semua pihak akan lebih
menguntungkan bila ada aktivitas perdagangan
Contoh lain, seorang pengrajin keripik tempe di Sentra Industri Keripik Tempe Sanan Malang,
tidak harus memproduksi tempe sendiri. Tempe sebagai bahan baku keripik tempe diproduksi oleh
pengrajin tempe yang membeli kedelai dari pedagang pengecer atau koperasi. Sedangkan si
pedagang pengecer kedelai juga tidak harus menanam kedelai sendiri, karena keuntungan per
satuan waktu dan berat yang diperoleh dari usahatani kedelai bisa jadi relatif lebih sedikit dari
penjualan barang dagangannya.
6.

Perekonomian Pasar adalah sistem paling efisien untuk mengorganisasikan Kegiatan ekonomi
Dalam perekonomian pasar (market economy) pengambilan keputusan ekonomi dilakukan oleh
pelaku-pelaku ekonomi, misalnya dalam perekonomian sederhana ada dua partisipan (pelaku
ekonomi); yakni perusahaan dan rumah tangga. Perusahaan akan memutuskan barang apa yang
akan diproduksikan, siapa dan berapa banyak pekerja yang akan digunakan sedangkan rumah
tangga akan membuat keputusan di perusahaan mana dia akan bekerja dan barang apa yang akan
dibeli dari pendapatan mereka. Perusahaan dan rumah tangga akan saling berinteraksi di pasar,
dimana harga dan kepentingan pribadi akan menjadi dasar bagi pengambilan keputusan-keputusan
ekonomi. Harga mencerminkan nilai suatu barang bagi masyarakat sekaligus mencerminkan biaya
produksi dari barang tersebut. Perusahaan dan rumah tangga selalu mempertimbangkan harga saat
mengambil keputusan untuk menjual atau membeli. Dengan kata lain, perusahaan dan rumah
tangga mempertimbangkan manfaat dan biaya dari tindakan mereka secara sosial melalui harga.
Oleh karena semua pelaku ekonomi mengambil keputusan berdasarkan informasi harga, maka
Page 15 of 71 Modul 1

.d o

lic
C

insentif
yang timbul, baik secara langsung maupun tidak langsung, dari suatu kebijakan dan
.c
dampaknya terhadap perilaku masyarakat. Jika kebijakan tersebut mengubah insentif maka perilaku
masyarakat akan ikut berubah.

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

sumberdaya yang langka di antara para pelaku ekonomi tersebut.

7.

Kebijakan ekonomi pemerintah ditujukan untuk mengoreksi kegagalan pasar


Meskipun pasar adalah tempat yang baik untuk mengorganisasikan kegiatan ekonomi, pasar
tidak selalu berjalan sempurna sehingga diperlukan intervensi (campur tangan) pemerintah dalam
perekonomian. Intervensi pemerintah diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan pemerataan.
Walupun harga dapat memandu pasar untuk mengalokasikan sumberdaya secara efisien, tetapi
tidak selalu terjadi. Terkadang pasar gagal mengalokasikan sumberdaya secara efektif oleh
kemampuannya sendiri. Kondisi ini disebut dengan kegagalan pasar (market failure).
Penyebab kegagalan pasar adalah karena adanya eksternalitas (externality) dan kekuasaan pasar
(market power) yang tidak seimbang. Eksternalitas (externality) adalah dampak dari tindakan
seseorang terhadap kesejahteraan orang lain di sekitarnya. Kekuasaan pasar (market power) adalah
kemampuan sekelompok orang untuk mengatur harga-harga di pasar.
Mekanisme harga juga tidak selalu berhasil dalam memastikan bahwa kemakmuran
didistribusikan merata kepada seluruh masyarakat. Suatu perekonomian pasar memberi imbalan
pada pelaku ekonomi sesuai dengan kemampuan menghasilkan barang-barang yang rela dibeli oleh
pihak lain sehingga tidak bisa dipastikan bahwa semua orang akan dapat memenuhi kebutuhannya
dengan cukup. Kebijakan pemerintah, seperti pajak pendapatan, subsidi dan jaminan kesehatan
masyarakat ditujukan untuk mencapai distribusi kemakmuran yang lebih merata.
Sebagi contoh, polusi air sungai terutama disebabkan oleh sistem pertanian konvensional yang
cenderung menggunakan pupuk dan pestisida kimia secara berlebihan. Praktek pertanian ini tidak
dipermasalahkan dan penerapannya tidak dapat digugat atas nama hukum, namun demikian akibat
dari pencemaran air sungai ditanggung oleh seluruh anggota masyarakat yang memanfaatkan air
sungai tersebut untuk mandi, mencuci dan memasak. Sebagaimana diketahui, kandungan pencemar
air yang berbahaya sangat merugikan kesehatan. Tak ada ganti rugi dari petani yang menggunakan
pestisida dan pupuk kimia atas biaya rumahsakit yang harus dikeluarkan oleh masyarakat yang
terkena dampak pencemaran. Dalam hal ini pasar tak mampu mengatasi persoalan tersebut.
Pemerintahlah yang harus turun tangan menerapkan peraturan yang membatasi distribusi dan
peredaran pupuk serta pestisida kimia.
Bagaimana Sistem Perekonomian Berlangsung? (Prinsip Kerja Perekonomian Secara
keseluruhan)
Perekonomian secara keseluruhan disusun dari keputusan individu-individu dan interaksi
masyarakat dalam sebuah Negara. Tiga prinsip berikut ini akan menjelaskan bagaimana
perekonomian secara keseluruhan bekerja
Standar hidup masyarakat tergantung pada produktivitas
Perbedaan standar hidup antara satu negara dengan negara lain di dunia sangat signifikan. Hal
ini disebabkan oleh perbedaan antara tipe kedua negara tersebut. Sebagai contoh: Pada tahun
2000, warga negara Amerika memiliki pendapatan US $ 34.100 per tahun sedangkan di Mexico
(pada tahun yang sama), pendapatan per kapita per tahunnya hanya US $ 8.790. Perbedaan
pendapatan rata-rata ini kemudian akan ditunjukkan dengan perbedaan ukuran kualitas hidup
masyarakatnya. Penduduk di negara dengan pendapatan tinggi akan mendapatkan standar hidup
yang lebih bagus dibandingkan dengan negara berpendapatan rendah, karena mereka mampu
mengakses pangan, sandang dan papan yang lebih berkualitas termasuk juga layanan pendidikan

8.

Page 16 of 71 Modul 1

.d o

lic
C

.c
mekanisme
harga merupakan sistem yang paling efektif dan efisien untuk mengalokasikan

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

c u -tr a c k

Tingkat harga dipengaruhi oleh kebijakan moneter


Inflasi atau peningkatan harga secara keseluruhan dalam suatu perekonomian akan
menyulitkan rakyat dari berbagai segi. Masyarakat harus membayar lebih tinggi untuk memenuhi
kebutuhan mereka dan beberapa masyarakat mungkin tidak akan mampu untuk memenuhi semua
kebutuhan mereka akibat inflasi. Oleh sebab itu, tujuan pembuat kebijakan ekonomi di semua
negara adalah menjaga tingkat inflasi tetap rendah.
Penyebab utama inflasi di beberapa negara adalah karena adanya pertumbuhan jumlah uang
beredar. Ketika pemerintah mencetak uang lebih banyak maka nilai uang akan turun. Uang
berfungsi sebagai alat pembayaran untuk memudahkan pertukaran barang dan jasa. Jika jumlah
uang yang dicetak lebih banyak dari jumlah barang dan jasa yang akan dipertukarkan maka nilai
uang akan turun melalui peningkatan harga jual barang dan jasa dalam perekonomian.

9.

10. Masyarakat menghadapi trade off antara inflasi dan pengangguran dalam jangka
pendek
Dalam jangka pendek, terjadi tradeoff antara jangka pendek antara inflasi dengan jumlah
pengangguran. Naiknya tingkat harga umum akan meningkatkan jumlah barang dan jasa yang
diproduksi oleh suatu negara, peningkatan jumlah barang dan jasa yang diproduksi berarti
penggunaan akan faktor produksi, dalam hal ini tenaga kerja akan makin tinggi sehingga jumlah
pengangguran akan turun.
Jika inflasi dan penyebabnya sudah diketahui, mengapa dalam implementasinya Pemerintah
sering mengalami kesulitan meredam inflasi. Salah satu alasan sulitnya Pemerintah meredam
lonjakan inflasi dikarenakan upaya menekan inflasi seringkali mengakibatkan peningkatan angka
pengangguran. Inflasi biasanya ditekan melalui pengurangan kuantitas uang. Jika uang berkurang,
maka dana investasi dan produksi menyusut. Hal ini berarti lapangan kerja baru akan berkurang,
sehingga pengangguran akan bertambah. Dilema atau trade off antara inflasi dan pengangguran ini
dikenal sebagai konsep Kurva Philip.

Berpikir Seperti Seorang Ekonom Pertanian


Para ekonom pertanian selalu mengkaji peristiwa-peristiwa ekonomi dengan obyektivitas
seorang ilmuwan. Sebagaimana semua ilmuwan seorang ekonom pertanian membuat asumsi yang
tepat dan membangun model-model sederhana untuk memahami dunia sekitar mereka. Apakah
Page 17 of 71 Modul 1

lic
C

w
dan
kesehatan yang lebih baik.
.c
.c
.d o
c u -tr a c k
Perbedaan standar hidup di berbagai negara disebabkan adanya perbedaan produktivitas antar
negara tersebut. Kegiatan perekonomian suatu negara yang pekerjanya mampu menghasilkan jumlah
barang dan jasa lebih banyak per satuan waktu (lebih produktif), sebagian besar masyarakatnya
menikmati standar hidup yang tinggi. Sebaliknya, negara yang pekerjanya kurang produktif, sebagian
besar masyarakatnya memiliki standar hidup yang relative lebih rendah.
Produktivitas adalah aspek utama yang berpengaruh terhadap standar hidup sehingga untuk
meningkatkan standar hidup harus diawali dengan peningkatan produktivitas. Bagi pengambil
kebijakan, peningkatan standar hidup masyarakat perlu diawali dengan peningkatan produktivitas
melalui penyediaan pendidikan yang baik dan terjangkau, peralatan dan teknologi terbaik untuk
menghasilkan barang dan jasa yang bisa diakses oleh masyarakat.
w

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Para ekonom pertanian juga menggunakan model untk mempelajari

realitas ekonomi.

Model-model tersebut sangat efektif sebagai alat bantu untuk menjelaskan berbagai isu ekonomi.
Model pertama dalam ekonomi pertanian dan ilmu ekonomi pada umumnya adalah diagram alir
perekonomian.
4.3. Tugas kegiatan belajar 3

1. Jelaskan tiga prinsip ekonomi yang Anda nilai paling penting, berikan ilustrasi contoh
kasus dan implementasi prinsip ekonomi tersebut di bidang pertanian. Lengkapi ilustrasi
tersebut dengan diagram yang menjelaskan alur logika interaksi ekonomi yang
berlangsung; sertakan data pendukung.
2. Kebijakan dan strategi yang telah dilakukan Kabinet Indonesia Bersatu untuk
menanggulangi masalah inflasi dan pengangguran di Indonesia. Jelaskan alur logikanya
berdasarkan prinsip ekonomi yang relevan.

5. Kegiatan belajar 4. Sistem Perekonomian

5.1. Tujuan Kegiatan Belajar 4


Setelah mempelajari materi pembelajaran ini, mahasiswa diharapkan akan dapat:
Mengenal 3 sistem perekonomian di dunia
Memahami alasan Indonesia menganut sistem perekonomian campuran
Memahami liberalisasi ekonomi dan dampaknya pada perekonomian Indonesia

5.2. Uraian materi kegiatan belajar 4

Beberapa materi yang disajikan pada bagian ini meliputi deskripsi tentang pemahaman
perekonomian, koordinasi kegiatan ekonomi, dan indikator kinerja perekonomian. Dalam sistem
perkonomian terdapat tiga kegiatan utama, yakni konsumsi, produksi dan distribusi.

Page 18 of 71 Modul 1

.d o

lic
C

Anda
mengenal ekonom pertanian terkemuka di Indonesia? Sebutkan siapa saja mereka! Profesor
.c
Mubyarto dan Profesor Pantjar Simatupang adalah dua di antar para ekonom pertanian terkemuka
di Indonesia. Prof. Mubyarto adalah seorang guru besar di Universitas Gajah Mada, sementara Prof.
Pantjar Simatupang guru besar di IPB. Beliau berdua pernah berpolemik di mimbar akademik perihal
konsep pembangunan pertanian dengan pendekatan agribisnis dan pendekatan pro poor. Prof.
Mubyarto menyatakan bahwa model pembangunan agribisnis kurang sesuai bagi petani Indonesia,
khususnya petani di Pulau Jawa yang miskin dan seringkali tunakisma (tidak memiliki lahan).
Sedangkan Prof. Pantjar sangat meyakini bahwa pendekatan agribisnis mampu menjawab tantangan
pembangunan sektor pertanian di masa mendatang. Kedua pakar ini mendasarkan opininya pada
observasi dan hasil analisis dari observasinya. Namun demikian keduanya memiliki asumsi yang
berbeda.
Asumsi adalah penyederhanaan realitas ekonomi yang ditetapkan oleh ekonom pertanian
untuk memusatkan lingkup kajian yang sedang diobservasinya. Hal ini sangat penting dalam ilmu
ekonomi sebab ilmu ekonomi tidak memiliki laboratorium. Lab ekonomi pertanian adalah realitas
ekonomi yang berlangsung dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian seni dalam berpikir
ilmiah adalah memutuskan asumsi mana yang dibuat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
tertentu.

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

c u -tr a c k

y
bu
to

lic

Ada banyak alternatif jawaban untuk pertanyaan ini, namun yang paling mengena adalah
bahwa perekenomian merupakan suatu sistem organisasi yang kompleks: suatu sistem untuk
mengorganisasikan produksi barang dan jasa dan proses distribusinya di antara masyarakat.
Dengan demikian ekonomi berkaitan erat dengan sistem alam (atmosfer, geosfer, hidrosfer,
biosfer) dan sistem sosial (sistem hukum, adat-isitiadat, tradisi, organisasi dan jaringan
komunikasi) yang mengatur batasan dan saluran interaksi antar individu dalam kelompok sosial.
Suatu perekonomian mencakup berbagai sektor produksi. Sektor produksi merupakan
proses penguasaan sumber-sumber daya alam dan penggabungannya dengan modal (atau kapital,
yaitu saving dari proses produksi sebelumnya) dan tenaga kerja (labor). Pemanfaatan
pengetahuan dan teknologi mutlak diperlukan dalam produksi untuk menghasilkan barang dan
jasa. Singkatnya proses produksi sangat dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya alam, modal
dan karakteristik teknik dari proses produksi.
Selain fenomena di atas, fungsi produksi didasarkan pada kebenaran mutlak hukum fisika
yang menyatakan bahwa materi dan energi tidak dapat dimusnahkan. Berkaitan dengan hukum
kekekalan massa, produksi adalah proses konversi (bukan penciptaan) materi-energi menjadi
bentuk-bentuk yang lebih memiliki nilai guna dan dapat memenuhi permintaan pasar.Produksi
yang efisien selalu memaksimalkan nilai tambah dan oleh karenanya dapat dicirikan sebagai
proses yang menghasilkan output dan limbah yang bernilai nol atau negatif.
Sektor konsumsi juga tercakup dalam lingkup ekonomi. Orang bertindak secara individual maupun
kolektif untuk mengkombinasikan output yang dihasilkan oleh sektor produksi dengan waktu
mereka dalam proses pemenuhan kepuasan dan memperoleh bahan pangan. Proses-proses
konsumsi juga berkaitan dengan produktivitas masyarakat di mana individu konsumen menjadi
anggotanya. Sebab kemampuan dan daya saing konsumen untuk membeli barang dan jasa juga
mengikuti hukum-hukum fisika. Barang-barang yang dikonsumsi tidak hilang tetapi dikonversikan
ke dalam bentuk energi lain, dengan limbah sama dengan nol atau negatif.
Produksi dan konsumsi merupakan transformasi fisik, bukan penciptaan atau pemusnahan
energi. Konsep kekekalan massa yang berdasarkan pada hukum fisika, sangat membantu dalam
mengembangkan pandangan mengenai aktivitas ekonomi yang mengakui adanya batas-batas
untuk berproduksi dan berkonsumsi serta kenyataan akan adanya sebagian energi yang terbuang
(dalam bentuk limbah : seperti panas atau jenis residual lainnya). Suatu perekonomian cepat atau
lambat menghadapi batasan-batasan ini.
Jadi sebagian besar struktur perekonomian terdiri atas sektor produksi dan konsumsi, di
mana sektor produksi melayani sektor konsumsi. Ciri yang membedakan satu perekonomian
dengan lainnya adalah organisasi dan koordinasinya. Produksi dalam perekonomian modern
membutuhkan koordinasi di antara pelaku unit-unit produksi yang mencakup antara lain :
tekonologi yang kompleks, koordinasi fungsional dari usaha-usaha memperoleh input,
penjadwalan proses produksi, pemasaran dan investasi untuk kesinambungan proses produksi di
masa yang akan datang. Hal terpenting adalah perlunya koordinasi fungsional antara produksi dan
konsumsi sehingga dapat diperoleh bahan pangan dan kepuasan. Input-input harus dialokasikan
pada nilai kegunaan yang tertinggi, barang dan jasa didistribusikan di antara konsumen yang saling
bersaing. Transportasi, penyimpanan dan jasa finansial harus tersedia, kecuali jika produksi dan
konsumsi dapat dilangsungkan di tempat yang sama.
Page 19 of 71 Modul 1

.d o

.c

lic
C

Apakah Perekonomian Itu?

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

Bagaimana Koordinasi Kegiatan Ekonomi Tercapai?


Pelaksanaan fungsi koordinasi kegiatan ekonomi relatif beragam, tergantung dari bentuk
organisasi ekonomi.

Adapun bentuk organisasi ekonomi adalah perekonomian bebas,

perekonomian dengan perencanaan sentral dan perekonomian campuran. Selanjutnya


akan dideskripsikan dari setiap bentuk yang telah disebutkan.
Perekonomian bebas :
Perekonomian bebas, menjamin adanya hak-hak pribadi di mana hak milik (ownership) dapat
berlangsung dan transferable (dapat dipertukarkan,dipindahtangankan). Ownership memberikan
legalitas penggunaan dan melahirkan hak untuk melarang orang lain menggunakan hak miliknya.
Individu-individu bebas memindahkan kepemilikan mereka kepada individu lainnya, dalam hal ini
perdagangan berlangsung dengan suka rela, di mana harga terbentuk berdasarkan kesepakatan di
antara para pelakunya dan kedua pihak merasa puas sebab yakin telah menerima sesuatu yang
nilainya lebih tinggi dari apa yang dia lepaskan.
Individu-individu tidak dibatasi dalam memilih partner dagang, masing-masing dibebaskan
mencari syarat-syarat pertukaran yang paling menguntungkan, yaitu harga-harga relatif.
Kompetisi di antara para pembeli dan penjual cenderung mengakibatkan keseimbangan
penawaran dan permintaan sehingga harga relatif tetap stabil. Pertukaran dan uang sebagai
media pertukaran serta nilai simpan harga-harga relatif membentuk harga uang sebagaimana
yang telah kita kenal.
Adanya sistem kepemilikan dan harga membantu fungsi koordinasi untuk
menyelenggarakan perekonomian bebas. Harga memberikan insentif untuk proses produksi
karena pendapatan ditentukan oleh harga dan jumlah barang atau jasa yang dijual. Harga
mendistribusikan alokasi barang dan jasa di antara para konsumen, karena untuk konsumen
jumlah pengeluaran mereka (harga dikalikan dengan kuantitas pada semua jenis barang dan jasa)
Page 20 of 71 Modul 1

y
bu
to

lic
.d o

.c

lic
C

Informasi mengenai nilai-nilai relatif dari semua input, barang dan jasa harus disediakan dan
dapat diketahui secara meluas. Ukuran nilai yang umum berlaku harus ditetapkan dan digunakan
sebagai nilai tukar (alat pembayaran) yang memudahkan perdagangan dan penyimpanan). Untuk
memberikan insentif bagi proses produksi dan untuk menyelenggarakan distribusi di antara para
konsumen yang bersaing ukuran nilai tersebut diwujudkan sebagai pendapatan produsen dan
harga yang dihadapi konsumen.
Supaya mekanisme distribusi dan pemberian insentif dapat bekerja dengan efektif sistem
kepemilikan yang mendetail harus ditetapkan dan dilaksanakan. Jaminan hak secara hukum ini
akan menetapkan kriteria yang harus dipenuhi oleh individu-individu agar dapat memperoleh
akses terhadap input produksi, barang dan jasa dan lingkungan dalam hubungan yang layak dan
dapat dipertanggungjawabkan di antara agen-agen ekonomi.
Dengan adanya sistem kepemilikan, dan jaminan atas hak-hak yang memadai, nilai barang
dan jasa menjadi revenue bagi produsen dan nilai bagi input yang telah digunakan. Jadi
perekonomian mengkoordinasikan produksi, konsumsi, tabungan dan investasi yang dihadapkan
pada adanya kelangkaan sumberdaya, keterbatasan teknologi, kebutuhan dan keinginan manusia
yang tak terpuaskan serta sistem kepemilikan dan jaminan hukum atas hak-hak warga negara.

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

Centrally Planned Economic Systems-Sistem Perekonomian yang Direncanakan secara


Terpusat:
Mekanisme perekonomian yang tersentralisasi didedikasikan untuk melayani kepentingankepentingan terbaik rakyat banyak. Kepemilikan sumberdaya dan stok kapital dikoordinir secara
Page 21 of 71 Modul 1

y
bu
to

lic
.d o

lic
C

tidak
akan melebihi anggaran yang mereka miliki. Oleh karena harga untuk semua barang
.c
ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran. Gerakan bergesernya harga memberikan
informasi adanya perubahan kelangkaan pasokan dan permintaan sehingga baik produsen
maupun konsumen dapat melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap kondisi keseimbangan
pasar yang baru.
Harga memberikan umpan balik dan menyelenggarakan mekanisme self correction dalam
perekonomian pasar. Naiknya harga komoditi tertentu merupakan informasi meningkatnya
kelangkaan relatif dan hal ini cenderung meningkatkan produksi dan mengurangi konsumsi
terhadap komoditi tersebut. Bahkan untuk sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui dengan
persediaan yang sangat terbatas, mekanisme harga cenderung mengoreksi problem-problem
kelangkaan antara lain dengan mendorong eksplorasi dan penemuan sumberdaya baru, menekan
konsumsi, mendorong konservasi, pendaur ulangan dan mencari serta menemukan alternatif
produk substitusi.
Karena interest rate (tingkat suku bunga) sama dengan harga modal, sistem harga cenderung
menstabilkan perekonomian sepanjang waktu. Peningkatan suku bunga, merefleksikan adanya
kelangkaan modal yang selanjutnya akan mendorong saving dan pada saat yang sama menekan
kredit dan menunda konsumsi sehingga memungkinkan akumulasi modal. Para pakar ekonomi
modern telah membuktikan bahwa dengan sejumlah persyaratan dan asumsi-asumsi yang
membatasinya, mekanisme harga telah menciptakan organisasi yang benar-benar efisien dalam
sistem perekonomian bebas.
Namun demikian mekanisme harga beroperasi dengan biaya besar, hal ini disebabkan oleh
banyaknya properti eksklusif yang terlibat dan keharusan penyebaran informasi secara meluas.
Selain itu mekanisme harga bekerja optimal jika setiap produsen dan konsumen beroperasi pada
skala usaha yang sedemikian kecilnya sehingga tidak ada satupun kekuatan yang dapat
mempengaruhi harga pasar. Di dalam praktek perekonomian modern umumnya justru terjadi
operasi usaha berskala besar sehingga terdapat banyak peluang untuk mempengaruhi bahkan
mengendalikan mekanisme harga.
Di sisi lain mekanisme harga dapat menjadi batasan yang kurang manusiawi bagi prosesproses produksi yang tergantung sepenuhnya pada alam sebagaimana umumnya produk
pertanian. Fluktuasi harga yang kuat terhadap produk-produk pertanian membawa dampak yang
merusak pendapatan dan kesejahteraan produsen (petani). Uraian di atas secara eksplisit
menggambarkan adanya siklus antara harga dan pendapatan dalam mekanisme harga di
perekonomian pasar bebas. Harga membantu penetapan tingkat pendapatan namun di lain pihak
permintaan efektif diterjemahkan sebagai permintaan yang didukung daya beli. Kondisi ini
menyebabkan permintaan dari kelas ekonomi yang lebih mampu dihargai lebih tinggi. Jadi dapat
dipahami jika siklus harga-pendapatan berpotensi menjadi sumber ketidakadilan dalam distribusi
pendapatan agregat. Alasan ini dan sejumlah alasan lainnya menyebabkan masyarakat enggan
membiarkan mekanisme harga mengendalikan fungsi koordinasi dalam perekonomian.

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

Perekonomian Campuran:
Di dalam perekonomian campuran mekanisme harga digunakan untuk mengarahkan
aktivitas-aktivitas dari sektor-sektor swasta tetapi negara tetap mempunyai hak untuk mengatur
dan mempengaruhi proses-proses produksi dan konsumsi. Negara dapat memproduksi dan
mendistribusikan produk tertentu di luar sistem harga apabila cara ini dipercaya mampu
memberikan solusi bagi kemanan nasional atau jika nilai sosial dari produk yang bersangkutan
sangat besar. Pemerintah melakukan campur tangan terhadap produksi dan konsumsi melalui
penyesuaian harga relatif baik secara langsung antara lain dalam bentuk kebijaksanaan fiskal,
subsidi, tarif, kuota import eksport dan public sector purchasing (pembelian sektor publik);
maupun secara tidak langsung dalam bentuk kebijakan regulasi dan modifikasi sistem legalitas
properti.
Perekonomian campuran merupakan usaha mengambil manfaat dari efisiensi sistem harga
sebagai mekanisme koordinasi tanpa harus mempercayakan semua aspek kinerja perekonomian
secara umum pada sistem pasar bebas. Harga tetap memegang peranan penting dalam
menciptakan insentif dan dalam distribusi pendapatan, sedangkan kebijakan publik dijadikan
langkah pendekatan untuk menetapkan level konsumsi minimal bagi para pencari pendapatan
yang kurang efektif, untuk meredam instabilitas bagi pihak-pihak pemilik tenaga kerja,
ketrampilan dan sumberdaya akibat perubahan kondisi pasar, serta untuk mengoreksi mis-alokasi
sumberdaya.
Kiranya penting dipahami bahwa peran sektor publik dalam perekonomian campuran
melibatkan sejumlah besar perencanaan substansial, pengumpulan dan analisa informasi,
penetapan tujuan dan penciptaan insentif untuk mencapai target awal. Kondisi demikian di sisi
lain membuka peluang yang cukup besar terhadap adanya praktek-praktek mis manajemen.

Page 22 of 71 Modul 1

y
bu
to

lic
.d o

lic
C

kolektif.
Dengan cara ini inekualitas income (ketidaksetaraan pendapatan) akibat kepemilikan
.c
modal dan sumberdaya yang tidak proporsional dapat dihindari. Penggunaan sumberdaya yang
cenderung mengorbankan manfaat jangka panjang untuk kepentingan individual dapat dicegah
melalui perencanaan pertumbuhan ekonomi yang distimulasi oleh adanya saving dan investasi.
Inilah tujuan dari perekonomian sosialis yang direncanakan secara terpusat.
Central planner, perencana pusat biasanya menetapkan sistem instruksional (direktif) yang
kompleks, kuota produksi dan ganjaran serta penalti (sanksi), yang didukung peringatan terus
menerus agar setiap individu melakukan yang terbaik bagi kepentingan bersama. Individu
memberikan respon positip jika kebijakan yang ditetapkan oleh central planner dapat
meningkatkan kesejahteraan mereka. Karena alasan ini ganjaran yang diberikan seringkali harus
disesuaikan dengan skill,usaha dan kemauan individual, hal mana juga berpotensi menyebabkan
ketidaksetaraan pendapatan pada tingkat-tingkat tertentu.
Bagaimana central planner dapat mengetahui instruksi apa yang harus diberikan dan berapa
kuota produksi harus ditetapkan, mau tidak mau harus dikerahkan informasi dalam jumlah besar
tentang kelangkaan relatif, nilai-nilai relatif, efisiensi dan proses produksi alternatif. Apabila kita
cermati fungsi koordinasi dalam perekonomian yang terpusat dilaksanakan oleh suatu badan
sentral dengan menggunakan harga bayangan (shadow price) untuk mengganti harga pasar.

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Page 23 of 71 Modul 1

Tujuan pokok dari suatu sistem perekonomian adalah untuk memberikan kepuasan
maksimum bagi semua anggota masyarakat yang dilayani. Tetapi karena hampir tidak mungkin
mengukur kadar kepuasan dari semua individu, diperlukan seperangkat analisa logis. Apakah
sektor-sektor produksi beroperasi dengan kapasitas penu? Indikator-indikator semacam ini dapat
ditafsirkan sebagai persentase dari utilitasi: kapasitas industri dan tingkat pengangguran.
Tingkat pengangguran di satu sisi merupakan indikator tenaga kerja yang tidak dimanfaatkan
dan di lain pihak juga merupakan prediktor dari kesejahteraan masyarakat sebab pengangguran
hampir selalu berarti reduksi pendapatan bagi mereka yang bersangkutan dan meningkatkan
pengeluaran publik untuk menanggung mereka. Dalam masyarakat yang sangat menghargai kerja
pengangguran merupakan masalah sosial yang memberikan dampak psikologis yang buruk bagi
mereka yang menganggur.
Apakah tingkat harga secara agregat relatif stabil, dapat dicermati dari laju inflasi yang
mengindikasikan annual rate (laju tahunan) dari kenaikan tingkat harga umum. Laju inflasi diukur
melalui perubahan indeks harga konsumen atau whole sale price index (indeks harga di tingkat
pengecer).Untuk mengetahui keadaan tertentu dari perekonomian dapat dilakukan dengan
memeriksa seperangkat indikator : penawaran tenaga kerja, investasi dalam sektor industri,
peralatan, indeks harga dan sebagainya. Namun jika kita ingin mengetahui keadaan perekonomian
secara total indikator paling umum digunakan adalah Gross National Product (GNP).
GNP adalah nilai total dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam satu
tahun. Standar nilai yang dijadikan dasar adalah harga barang dan jasa yang ditetapkan di pasar.
Dengan demikian GNP sebagai indikator kesejahteraan mempunyai beberapa kelemahan.
Pertama, kenaikan harga umum karena peningkatan inflasioner dalam suplai uang akan
meningkatkan GNP nominal meski kesejahteraan tidak meningkat. Ilusi kemakmuran ini dapat
dihindarkan dengan menghitung GNP riil pada tingkat harga yang berlaku selama periode waktu
tertentu.GNP mencatat pengeluaran tanpa membedakan cost dan benefit. Meskipun GNP dapat
ditingkatkan melalui ekstraksi sumberdaya dan dalam jangka pendek oleh over eksploitasi
sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui, menurut perhitungan tidak ada compensating entry
(biaya kompensasi) atas sumberdaya yang hilang. GNP dalam pengertian riil adalah pengukuran
arus barang, tidak bertujuan menghitung efisiensi produksi dan konsumsi serta perubahanperubahan netto dalam tingkat kesejahteraan.
Pasar tidak mampu mencerminkan keadaan lingkungan dan nilai-nilai sumberdaya alam.
Polusi tidak mereduksi GNP. Di lain pihak polusi menyebabkan banyak problem kesehatan
manusia yang pada gilirannya akan meningkatkan biaya tinggi pada jasa-jasa medis. Meskipun
output industri meningkat namun reduksi lingkungan terjadi terus menerus : kebisingan,
kemacetan, polusi dan stress. Kesemuanya akan mengurangi net benefit dari output nasional yang
semakin meningkat.
Jika benar bahwa kerusakan lingkungan meningkat dengan cepat seiring bertambahnya
output nasional (GNP) maka GNP sebagai ukuran kesejahteraan manusia dan sosial benar-benar
menyimpang. Hal ini perlu diperhatikan mengingat selama ini pertumbuhan ekonomi senantiasa
diidentifikasikan sebagai peningkatan GNP. Bagi mereka yang memikirkan prospek jangka panjang

.d o

lic

.c

Bagaimana Kinerja suatu Perekonomian Diukur: Indikator Kesejahteraan


Masyarakat

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

Harga
Pembahasan mengenai kelemahan-kelemahan GNP sebagai indikator ekonomi
mengindikasikan adanya kelompok barang dan jasa tertentu yang gagal memenuhi fungsi
koordinasi dalam mekanisme harga di pasar bebas atau perekonomian campuran. Bagaimana hal
ini dapat terjadi? Harus diingat bahwa mekanisme harga didasarkan atas sistem kepemilikan yang
eksklusif dan dapat ditransfer. Untuk sebagian kategori penting dari barang, jasa dan lingkungan
hak-hak kepemilikan yang transferable belum dapat ditetapkan. Dalam beberapa kasus
kesepakatan tradisional dan sosial menjadi penghalang bagi pembentukan hak-hak kepemilikan
eksklusif. Ada hal-hal tertentu di mana publik harus memperoleh akses terhadap kekayaan alam :
udara, perikanan laut dan sebagian penggunaan air.
Air mempunyai karakteristik fisik yang menyebabkan biaya tinggi dalam pemeliharaan,
konservasi dan peningkatan kualitasnya. Tanpa hak kepemilikan yang eksklusif agak sulit
dilakukan sehingga hampir tak mungkin memberlakukan ganti rugi yang sepadan. Harga gagal
dalam fungsi koordinasinya. Individu tidak berpeluang untuk mengimbangi produksi dan
konsumsinya atas jenis-jenis komoditi penting yang kualifikasi harganya tidak ditetapkan.
Alternatif untuk menyelesaikan kasus-kasus serupa adalah dengan melibatkan tindakan kolektif
untuk menetapkan dan memberlakukan sistem insentif yang layak melalui peraturan, adat
istiadat dan tradisi. Para perencana dapat menentukan sistem harga atau bayaran yang dapat
dikutip dari masyarakat secara layak.
Bagi perekonomian yang memberikan peran-peran penting pada sektor pasar dan sistem
harga, tugas para pakar ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan adalah mengidentifikasi dan
menganalisa kelemahan sistem harga dan merencanakan solusi yang mungkin untuk memecahkan
masalah-masalah tersebut.
5.3. Tugas kegiatan belajar 4
Buatlah satu makalah kelompok tentang sistem perekonomian Pancasila yang dianut oleh negara
kita. Jelaskan dan analisis apakah sistem perekonomian Pancasila lebih condong ke arah
perekonomian liberal, sosialis atau campuran. Jelaskan mengapa founding father kita mencitacitakan sistem perekonomian Pancasila.

6. Kegiatan belajar 5. Mekanisme Sistem Perekonomian


6.1. Tujuan kegiatan belajar 5

Setelah mempelajari bagian ini, mahasiswa diharapkan dapat:


Memahami struktur perekonomian pasar
Mengetahui dan menjelaskan kembali model diagram alir struktur perekonomian pasar
Memahami peran mekanisme harga dalam alokasi sumberdaya ekonomi dalam sistem
perekonomian pasar
Page 24 of 71 Modul 1

y
bu
to

lic
.d o

lic
C

peradaban
manusia, eksplorasi alam tidak hanya akan tertuju pada pemenuhan ekonomi namun
.c
mempertimbangkan konversi cadangan sumberdaya bagi kepentingan generasi-generasi yang
akan datang.

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

Struktur Perekonomian Pasar


Permintaan dan penawaran produk dan jasa antara rumahtangga dan perusahaan
dipengaruhi oleh harga input dan produk itu sendiri. Diagram di atas ini penting. Totalitas
masyarakat di suatu wilayah dianggap sebagai sektor rumahtangga. Sebagian anggota masyarakat
juga bertindak sebagai pemilik usaha yang mengorganisasikan kegiatan produksi.
Transaksi antar kedua sektor tersebut terjadi di dua pasar yaitu pasar produk atau pasar hasil
produksi dan pasar faktor produksi atau pasar input. Di pasar produk produsen bertemu
konsumen dan harga dari berbagai macam produk ditetapkan. Gerak harga produk ini merupakan
jawaban atas pertanyaan what to produce? Sedangkan di pasar input, sektor produksi
(perusahaan) bertransaksi dengan sektor rumahtangga sebagai pemasok faktor produksi. Harga
berbagai faktor produksi termasuk tingkat upah ditentukan di pasar ini dan menjadi jawaban atas
pertanyaan how to produce dan who gets the output? Secara implisit, model di atas
menginformasikan bahwa mekanisme harga dapat menjawab seluruh pertanyaan atas
Page 25 of 71 Modul 1

y
bu
to

lic
.d o

lic
C

c
6..2.
Uraian materi kegiatan belajar 5
Sistem perekonomian adalah metode untuk mengorganisasikan alokasi sumberdaya dan
mendistribusikan produk. Sebagaimana telah dijelaskan pada kegiatan pembelajaran 4, dalam
ilmu ekonomi dikenal dua sistem perekonomian yang antagonistik sebagai berikut:
1. Sistem perekonomian pasar: yaitu metode pengorganisasian perekonomian di mana alokasi
sumberdaya ekonomi ditetapkan secara independen melalui keputusan dan tindakan individu
sebagai pelaku pasar, baik sebagai konsumen, produsen maupun distributor.
2. Sistem perekonomian terpusat: yaitu metode pengorganisasian perekonomian di mana alokasi
sumberdaya ekonomi ditetapkan oleh pemerintah dan institusi yang memiliki kewenangan
Dalam prakteknya sangat sedikit negara yang menerapkan kedua sistem perekonomian tersebut
secara murni. Sebagian besar negara di dunia, menganut sistem perekonomian campuran di
mana alokasi sumberdaya ekonomi diserahkan pada mekanisme pasar, namun untuk produkproduk tertentu yang menguasai hajat hidup masyarakat pemerintah mengaturnya melalui
berbagai bentuk intervensi pasar.
Mekanisme harga dalam sistem perekonomian pasar tidak selamanya dapat memecahkan
masalah ekonomi dengan baik, beberapa di antaranya adalah:
1. Distribusi pendapatan: mekanisme harga tidak selalu bisa menjamin keadilan distribusi
pendapatan
2. Ketidaksempurnaan pasar: apabila terdapat perbedaan kekuatan pasar yang menyolok, maka
harga pasar yang terbentuk melalui transaksi umumnya tidak mencerminkan kepentingan
masyarakat pada umumnya, melainkan kepentingan para price maker
3. Pengadaan barang publik: beberapa jenis barang yang hanya dapat disediakan secara kolektif
seperti keamanan, ketertiban hukum, pendidikan dan sebagainya tidak dapat dipasok melalui
sistem pasar. Dalam hal ini diperlukan intervensi pemerintah sebagai pemasok barang dan jasa
publik.
4. Eksternalitas: mekanisme pasar tidak selalu dapat memperhitungkan pengaruh sosial kegiatan
perekonomian misalnya pengaruh keberadaan suatu pabrik pada kualitas lingkungan
5. Pengelolaan perekonomian secara makro: mekanisme pasar tidak bisa diandalkan untuk
menstabilkan gejolak naik turunnya totalitas kegiatan perekonomian

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

Gambar 3: Model Alir Sistem Perekonomian Pasar


(Diadaptasi dari: Boediono, 1982)
Keteranan:
Perusahaan menjual barang kepada rumahtangga dan membeli input dari rumahtangga baik
berupa tenaga kerja maupun sumberdaya lainnya.
Rumahtangga membeli barang dari perusahaan dan menjual input produksi (tenaga kerja dan
alat produksi lain) kepada perusahaan.

6.3. Tugas kegiatan belajar 5


1. Apakah model alir sistem perekonomian pasar dapat mewakili realitas perekonomian?
Lakukan observasi dan kajian pustaka lalu berikan penjelasan disertai contoh-contoh
penerapannya dalam sektor pertanian!
Page 26 of 71 Modul 1

y
bu
to

lic
.d o

lic
C

pengambilan
keputusan alokasi sumberdaya dalam perekonomian secara efektif dan efisien
.c
(Boediono,1982). Diagram berikut ini menunjukkan struktur dasar sistem perekonomian pasar.

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

DAFTAR PUSTAKA
Boediono, 1982, Ekonomi Mikro, BPFE,Yogyakarta
Colman, David. and Y. Trevor. 1997. Principles of Agricultural Economics: Markets and Prices in
Less Developed Countries. Cambrige University Press, Cambrige.
Lipsey,R.G. dan Courant, P.N., 1996,Economics, Harper Collins College Publisher, New York
Mankiw, N.G. 2006. Pengantar Ekonomi Mikro. Edisi Ketiga. Salemba Empat, Jakarta.
Mubyarto, 1982, Pengantar Ekonomi Pertanian, LP3ES, Jakarta
Pindyck R.S. dan Rubinfeld, D.L.,2001, Microeconomics, Prentice Hall,Inc., New Jersey
Tambunan, T.T.H., Perekonomian Indonesia, 2001, Ghalia Indonesia, Jakarta
Randall,A., 1981, Resource Economics, An Economic Approach to Natural Resource and
Environmental Policy, Grid Publishing, Inc., USA
Soekartawi, 2002, Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

7. Rancangan Tugas Modul 1

RANCANGAN TUGAS MODUL I


MATA KULIAH

: PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN

SEMESTER /sks

: Ganjil & genap/3sks

1. TUJUAN TUGAS :
a. Mengenal pertanian dalam arti sempit dan luas
b. Mengetahui definisi dan ruang lingkup ekonomi pertanian
c. Memahami sistem agribisnis sebagai sistem pertanian modern
d. Memahami konsep kelangkaan sumberdaya relatif dalam ekonomi pertanian
e. Mengidentifikasi pentingnya pengambilkan keputusan dalam produksi pertanian
f. Menumbuhkembangkan kesadaran tentang pentingnya kompetensi pengambilan
keputusan dalam profesi ekonomi pertanian/agribisnis
g. Mengenal beberapa prinsip dasar ekonomi
Page 27 of 71 Modul 1

y
bu
to

lic
.d o

lic
C

2..c Kasus 1: Pengadaan sarana jalan di pedesaan adalah sangat penting bagi kegiatan pemasaran
produk pertanian. Berikan ulasan, bagaimana lazimnya pengadaan sarana dan prasarana
publik di daerah asal Anda diselenggarakan? Dapatkah penawaran jasa pengadaan sarana jalan
ini diserahkan kepada mekanisme pasar? Jika ya jelaskan, sebaliknya jika tidak berikan
argumentasi Anda!
Kasus 2: Himpunlah informasi tentang praktek pertanian di negara-negara sosialis yang
umumnya menganut sistem perekonomian terpusat. Bandingkan dengan kondisi pertanian di
negar-negara yang menganut sistem perekonomian pasar. Berikan ilustrasi empirik disertai
contoh-contoh apa kekurangan dan kelebihan masing-masing sistem perekonomian tersebut
dalam mengelola sektor pertanian!

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

2. URAIAN TUGAS :
a. Obyek garapan : tugas kegiatan belajar 1-5
b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan :
(1) Melengkapi materi pada setiap kegiatan berlajar pada Modul 1 dengan bahan referensi
dari sumber lain
(2) Menyelesaikan semua soal latihan dan tugas yang terdapat pada Modul 1; yaitu pada
uraian tugas kegiatan belajar 1 sampai dengan kegiatan belajar 5.
(3) Semua tugas kegiatan belajar yang harus diselesaikan didiskusikan pada kegiatan
tutorial dipandu oleh asisten dosen
c. Metodologi/ cara pengerjaan, acuan yang digunakan
(1) Bentuk kelompok kecil dengan anggota 4-5 orang Mahasiswa dari kelompok asisten
yang sama untuk menyelesaikan Tugas Kegiatan Belajar (TKB) 4.
(2) Diskusi untuk menjawab setiap soal latihan TKB 1,2,3 dan 5 yang terdapat pada Modul
1 dilaksanakan pada jadwal tutorial.
(3) Penyelesaian tugas TKB 1-5 ditinjau dari tingkat individu anggota maupun tingkat
kelompok. Untuk itu lakukan identifikasi penyelesaian tugas nomor 1 hingga 5 dari
setiap anggota kelompok; kemudian tetapkan kesimpulan yang mewakili kondisi
kelompok Anda.
(4) Selesaikan soal TKB 1,2,3 dan 5 secara individu. Penyelesaian tugas diketik serta
diemailkan ke dosen pengampu matakuliah. Dosen akan memberikan ulasan atas
beberapa contoh tugas mahasiswa melalui blog dosen. Mahasiswa diwajibkan
mengakses diskusi online dengan memberikan respon atas komentar dan evaluasi
dosen pada kolom respon yang sudah disediakan dalam official blog dosen yang telah
disebutkan, atau masuk ke www.elearning.fp.ub.ac.id dengan panduan asisten).
(5) Dengan menggunakan sumber pustaka (referensi) yang dapat dipertanggungjawabkan, selesaikan TKB 4 secara kelompok. Lampirkan hasil pencarian sumber
pustaka kelompok Anda.
(6) Selesaikan soal TKB 4 secara kelompok. Data yang dikumpulkan oleh setiap kelompok
berasal dari propinsi yang berbeda (lihat Lampiran Tabel 1).
(7) Hasil diskusi kelompok (TKB 1, 3 dan 4) dilaporkan dalam bentuk ketikan; dan
ringkasan hasil tugas kelompok disajikan dalam bentuk power point yang diemail ke
alamat masing-masing dosen pengampu setiap kelas. Power point selanjutnya akan
didiskusikan secara on line pada blog dosen.
(8) Jawaban latihan soal TKB 1,2,3 dan 5 Modul 1 dalam bentuk soft copy. Penyelesaian
TKB 4 secara berkelompok dalam bentuk print out makalah.
Page 28 of 71 Modul 1

y
bu
to

.d o

Menemukenali cara berpikir seorang ekonom


Membiasakan melihat fenomena sektor pertanian melalui cara pandang ekonomi
Mengenal 3 sistem perekonomian di dunia
Memahami alasan Indonesia menganut sistem perekonomian campuran
Memahami liberalisasi ekonomi dan dampaknya pada perekonomian Indonesia
Memahami struktur perekonomian pasar
Mengetahui dan menjelaskan kembali model diagram alir struktur perekonomian pasar
Memahami peran mekanisme harga dalam alokasi sumberdaya ekonomi dalam sistem
perekonomian pasar

lic

h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.

m
o

.c

lic
C
c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

N
y
bu

Dosen akan mengoreksi dan menyarankan revisi atas TKB 1-5.

d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan


(1) Jawaban latihan soal (hard copy) sebelum maupun sesudah diskusi kelas yang
dilengkapi dengan daftar pustaka.
(2) Penyajian presentasi dalam kelas dalam format power point
3. KRITERIA PENILAIAN :
a. Kelengkapan dan kebenaran jawaban
b. Kreativitas tampilan power point (hanya menyajikan pointers)
c. Kejelasan logika yang dipresentasikan
d. Kemampuan menjawab pertanyaan/sanggahan atau tanggapan dari audiences
e. Penilaian aspek kognitif & afektif dari mahasiswa bukan kelompok penyaji didasarkan pada
partisipasi aktif dalam memberikan tanggapan, kritik dan pertanyaan)
f. Penilaian kemampuan didasarkan pada Lampiran Tabel 2.
Lampiran
Tabel 2. a. Indikator penilaian Kelompok
No. Komponen penilaian
Indikator
A.
Laporan kelompok
1
Kelengkapan deskripsi
Konsep Teori Dasar:
Tidak ada
Ada & kurang tepat
Ada & tepat
2
Power point
Kurang dari standar
Standar
Lebih dari standar
3
Sistematika alur logika
Tidak ada
Ada & tdk runtut
Ada & runtut
4
Data pendukung
Tidak ada
(Contoh aplikasi)
Ada & tdk relevan
Ada & relevan
5
Daftar pustaka
Tidak ada
Ada & tdk sesuai
Ada & tdk lengkap
Ada & lengkap*)
Catatan: Nilai terendah: 50, tertinggi: 94

Page 29 of 71 Modul 1

Skala

Bobot

Nilai

50
70
100
60
70
80
50
70
100
50
70
90
30
50
70
90

0,3

15
21
30
12
14
16
15
21
30
5
7
9
3
5
7
9

0,2

0,3

0,1

0,1

.d o

(9)

.c

m
o

c u -tr a c k

lic

bu
to
.d o

lic

2013

to

Brawijaya University

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

N
y
bu

No.
B.
1
2
3

Komponen penilaian
Peran Individu
Moderator
Operator
Penyaji

Menjawab

C.
1

Peran Audience
Pertanyaan

Tanggapan

Indikator

Nilai

Membaca penuh
membaca
Tidak membaca
Tidak tepat
Kurangtepat
Tepat

50
40
50
60
70
60
70
80

Ide tdk orisinil


Ide Orisinil & tdk Inovatif
Ide orisinil & inovatif
Tdk tepat
Kurang tepat
Tepat

60
70
80
60
70
80

Tabel 2.c. Indikator penilaian Tugas Individu (TKB 2)


Komponen penilaian
No.
A. Laporan kelompok
1
Kelengkapan deskripsi

Sistematika alur logika

Data pendukung
(Contoh aplikasi)

Daftar pustaka

Indikator

Konsep Teori Dasar:


Tidak ada
Ada & kurang tepat
Ada & tepat
Tidak ada
Ada & tdk runtut
Ada & runtut
Tidak ada
Ada & tdk relevan
Ada & relevan
Tidak ada
Ada & tdk sesuai
Ada & tdk lengkap
Ada & lengkap

Keterangan: Nilai terendah = 46; nilai tertinggi = 93

Page 30 of 71 Modul 1

Skala

Bobot

50
70
100
50
70
90
50
70
90
30
50
70
90

0,3

0,4

0,15

0,15

Nilai

15
21
30
20
28
36
6,5
10,5
13,5
4,5
6,5
10,5
13,5

.d o

c u -tr a c k

.c
Tabel
2.b. Indikator penilaian individu dari Tugas Kelompok

lic

bu
to
.d o

lic

2013

to

Brawijaya University

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

REINTERPRETASI PERTANIAN, PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN


ILMU SOSIAL-EKONOMI PERTANIAN1
Agus Pakpahan2
PENDAHULUAN

The real voyage of discovery lies not in seeking new lands but in seeing with new eyes.
Marcel Proust

Pembahasan tentang pertanian tentu saja bukan hal yang baru, apalagi bagi
hadirin sekalian yang selama karirnya mendalami bidang pertanian ini. Namun
demikian, kenyataan menunjukkan bahwa di dunia ini tidak ada yang sifatnya statis,
semua bergerak dan semua berubah. Termasuk dengan kebenaran itu sendiri bisa
berubah: dulu yang difahami benar sekarang menjadi salah dan bisa juga dulu salah
sekarang menjadi benar. Oleh karena itu, tetap saja alam memberi ruang kepada kita
semua untuk menerima secara terbuka berbagai pandangan, mencernanya dan
kemudian melakukan reinterpretasi-reinterpretasi.
Kata reinterpretasi menjadi kunci pada tulisan ini. Reinterpretasi akan
dilakukan untuk konsep pertanian, pembangunan pertanian dan ilmu sosial-ekonomi
pertanian. Reinterpretasi ini dilakukan sebagai suatu kerja pikiran yang mudahmudahan dapat memberikan sumbangan akan berkembangnya pemahaman baru
tentang pertanian, pembangunan pertanian dan ilmu sosial-ekonomi pertanian, serta
memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan pendidikan ilmu sosial1

Makalah disampaikan pada Kuliah Umum di Universitas Brawijaya, sebelum acara diskusi yang diselenggarakan oleh
Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI) di Universitas Brawijaya, Jawa Timur, 28 September 2011. Penulis
ucapkan terima kasih kepada PERHEPI dan Universitas Brawijaya yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk
berbagi pemikiran pada kesempatan yang sangat berharga ini. Saran dan kritik untuk perbaikan sangat diharapkan. Semua
kesalahan dalam tulisan ini menjadi tanggung jawab penulis dan atas kesalahan tersebut penulis menyampaikan
permohonan maaf yang sebesar-besarnya.
2
Ketua Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik (KKH PRG) (Peraturan Presiden No. 39, 2010); Ketua Umum
PERHEPI 2001-2003; Deputi Menteri BUMN Bidang Usaha Agroindustri, Kehutanan, Kertas, Percetakan dan Penerbitan
2005-2010; Direktur Jenderal Perkebunan, Kementrian Pertanian 1998-2003; Kepala Biro Kelautan, Kedirgantaraan,
Lingkungan Hidup dan IPTEK, Bappenas 1996-1997; Kepala Biro Bantuan Pembangunan dan Regional I, Bappenas 19951996; Pembantu Asisten Menteri Bidang Ilmu Pengetahuan, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan 1994-1995; Kabag
Analisis Kebijaksanaan Pembangunan Pertanian, Biro Pertanian dan Pengairan Bappenas, 1993-1994. Sekretaris Jenderal
Komite Reformasi Pembangunan Kehutanan dan Perkebunan, 1997-1998. Fasilitator dan Pendiri 13 Asosasiasi Petani
Perkebunan Indonesia yang bergabung mendirikan Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan Indonesia (GAPPERINDO) 19992003; Ketua Umum Badan Eksekutif Gapperindo (2003-sekarang); Ahli Peneliti Utama (APU) Bidang Agro Ekonomi (Badan
Litbang Pertanian) 1996-sekarang; Promotor Seni Berlatar Belakang Patriotisme; Pembina Pasundan Asih dengan seniman
utama antara lain Tan Deseng; Penulis dan Penerbit Buku.
Page 31 of 71 Modul 1

.d o

8. Suplemen Modul 1

m
o

.c

lic
C
c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Tulisan ini disusun dengan sistimatika sebagai berikut. Pada bagian awal
disampaikan pembahasan tentang makna kata pertanian dengan menggunakan kamus
sebagai bahan utama. Pendekatan ini didasarkan atas pemikiran bahwa kamus itu
bukan sekedar daftar kata-kata dari suatu bahasa yang digunakan oleh suatu bangsa.
Kamus menggambarkan tingkat kebudayaan suatu bangsa dan menunjukkan status
penerimaan bahasa akan pentingnya suatu kata dalam budaya bangsa yang
dibicarakan. Kamus Besar Bahasa Indonesia disandingkan dengan Websters New
Collegiate Dictionary untuk memahami status dan posisi kata pertanian. Tampak
bahwa kata pertanian bukan sebagai suatu entry kata dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia dan juga pertanian diartikan dengan makna yang sangat sempit. Berbeda
status dan posisi kata pertanian yang digunakan dalam kamus Websters yaitu bukan
hanya berdiri sendiri sebagai entry kata tetapi juga didefinisikan secara luas dan
komprehensif dengan kata agriculture. Dengan menggunakan kata agriculture ini
maka pengertian pertanian merupakan bagian dari kebudayaan atau bahkan penentu
kemajuan peradaban.
Pada bagian selanjutnya secara berurutan diuraikan hasil pemikiran tentang
reinterpretasi pembangunan pertanian, reinterpretasi ilmu sosial-ekonomi pertanian
dan reinterpretasi pendidikan sosial-ekonomi pertanian. Penulis tidak banyak
membahas aspek pertanian itu dengan menggunakan angka-angka yang
menggambarkan komoditas pertanian. Penulis mengikuti pengertian ilmu ekonomi
dan apa yang harus ekonom lakukan sejalan dengan pandangan James Buchanan 3
yang disampaikannya pada buku What Economist Should Do?4 Menurut Buchanan
yang perlu didalami para ekonomi adalah manusia, perilaku manusia dan institusi
yang mendorong atau membangun perilaku tersebut. Pandangan Buchanan itu
sendiri diambilnya dari Adam Smith, Bapak Ilmu Ekonomi aliran kapitalisme yang
menggambarkan bahwa hal terpenting dalam ekonomi adalah how to truck and to
barter atau transaksi kegiatan ekonomi. Schmid (1987)5 mengelompokkan transaksi
kedalam tiga kategori: transaksi secara administrasi, pasar dan hibah (grant).
3

James Buchanan merupakan ekonom Amerika Serikat yang mendalami Economics of Public Choice dan mendapatkan
penghargaan Nobel dalam Ekonomi yang diterimanya pada 1986.
4
J. Buchanan, 1979. What Should Economist Do? Liberty Fund Inc.
5
A. Schmid, 1987. Property, Power, and Public Choice: An Inquiry into Law and Economics. Praeger.
Page 32 of 71 Modul 1

.d o

.c

lic
C

ekonomi pertanian pada waktu yang akan datang. Kekeliruan dalam interpretasi akan
menjadi masukan kedalam alam perasaan-pikiran-keyakinan yang akhirnya akan
membelenggu budaya masyarakat secara keseluruhan. Untuk melepaskan perangkap
atau belenggu yang sudah membudaya itu sangatlah sulit, misalnya, betapa sulitnya
kita mengubah kebiasaan yang sudah mendarah-daging, seperti melepaskan
ketergantungan kita kepada nasi sebagai sumber utama karbohidrat bagi masyarakat
Asia.

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Dengan latar belakang pemikiran di atas, penulis menyampaikan pandangan


bahwa pada dasarnya ilmu ekonomi tidak dapat dipisahkan dari kondisi atau
fenomena sosial, karena itu harus dibaca dan difahami dalam satu nafas. Hal ini
mengandung implikasi perlunya reinterpretasi pada dunia pendidikan kita untuk
menempatkan dan mempelajari bidang sosial-ekonomi ini secara utuh dan saling
memperkuat.
Intisari dari seluruh uraian dalam tulisan ini adalah bahwa mulai dari landasan
falsafah keilmuan, metodologi penelitian sampai dengan metode penelitian dan
interpretasi hasil-hasil penelitiannya perlu diwujudkan sebagai upaya reinterpretasi
terutama dalam hubungannya dengan pengamalan dasar negara Pancasila dan UUD
1945, mengingat ilmu sosial ekonomi pertanian yang kita bicarakan merupakan ilmu
terapan. Karena itu, ilmu sosial-ekonomi pertanian yang kita bicarakan ini tidaklah
bebas nilai. Nilai tertinggi yang menjadi pedoman kita sebagai negara adalah
Pancasila dan UUD 1945. Seluruh reinterpretasi yang dikembangkan dalam tulisan
ini dilandasi oleh satu amanah utama yaitu kemerdekaan dan pemerdekaan petani
pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.

REINTERPRETASI KATA PERTANIAN


Dunia manusia adalah dunia kata-kata, atau lebih tepatnya dunia simbol. Ilmu
pengetahuan juga dimulai dengan mencipta kata bagi sebuah nama dan kemudian
menyusunnya dalam kategori-kategori yang rinci dan konsisten. Kita menamakan
ilmu ini dengan nama taxonomi. Dengan taxonomi kita diajarkan membuat
klasifikasi mulai dari yang paling umum (kerajaan) sampai yang paling spesifik
(spesies), bahkan cara penulisannya pun mengikuti aturan-aturan khusus. Misalnya,
nama spesies ditulis dalam huruf miring atau diberikan tanda garis bawah dengan
huruf besar pada nama genus, seperti berikut: Tectona grandis atau Tectona grandis
untuk penulisan nama spesies pohon jati dalam bahasa Latin.
Model pendekatan ilmu taxonomi ini berlaku umum pada semua jenis ilmu,
hanya saja tidak dinamakan taxonomi, tetapi lebih dikenal dengan klasifikasi6.
6

Misalnya, taxonomi dalam ekonomi misalnya: pembagian aktivitas ekonomi kedalam produk, perusahaan atau industri.
Dalam industri kita mengenal Standar Industri Indonesia (SNI), International Standard Industrial Classification (ISIC); the
Page 33 of 71 Modul 1

.d o

.c

lic
C

Apabila pendekatan pemikiran di atas dilakukan, maka kata menjadi modal utama
mengingat semua pekerjaan sosial-ekonomi modal utamanya kata untuk
menerangkan, memahami, menyusun kontrak, menyusun peraturan perundangan dan
kebutuhan-kebutuhan lainnya dalam mempersiapkan, menjalankan, melanjutkan atau
membatalkan transaksi.

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Dalam proses klasifikasi itu, baik dinyatakan secara eksplisit atau tidak, apa
yang dikeluarkan dianggap tidak penting dan apa yang dimasukkan dianggap
penting. Misalnya, dalam contoh pengaruh kota di atas, apabila kriterianya adalah
kota berpenduduk terbesar yang berada di selatan garis khatulistiwa, maka Jakarta
akan masuk menjadi kota yang dicatat. Tetapi kriteria itu tidak dianggap penting
dalam urusan pengelompokkan kota yang dominan atau kota yang berpengaruh.
Pesan yang ingin disampaikan di sini adalah bahwa penyusunan dalam proses
klasifikasi itu akan dipengaruhi oleh pemahaman si penyusun terhadap kompleksitas
permasalahan, tujuan dari klasifikasi, ketersediaan data dan metode untuk menyusun
klasifikasi serta konteks yang ingin dibangun. Mengingat ada istilah penting atau
tidak penting, maka di dalam proses klasifikasi kepentingan para pihak akan
menentukan, termasuk nantinya adalah penetapan atau pilihan dari definisi-definisi
dari dunia kata-kata yang diciptakan, mengingat dengan definisi itu maka akan ada
yang kepentingannya dikeluarkan dari pilihan kata dan definisinya. Jadi, unsur
subyektifitas tetap akan memberikan warna dalam pemahaman dunia kata-kata ini,
khususnya dalam proses klasifikasi. Dengan demikian tidaklah berlebihan apabila
kita mengatakan bahwa pihak yang kuat atau berkuasa yang akan menetapkan suatu
klasifikasi termasuk menetapkan pengertian atau definisi yang akan digunakannya.
Pada hakekatnya melalui proses inilah awal perubahan atau tidak adanya perubahan
United States Standard Industrial Classification (SIC), the North American Industry Classification System (NAICS). Dalam
teori ekonomi kita membagi ekonomi mikro dan ekonomi makro, yang masing-masing dapat dikembangkan kedalam
bidang spesialisasi yang lebih rinci.
7
Lihat H.D. Blij, 2009. The Power of Place. Oxford University Press. New York.
Page 34 of 71 Modul 1

.d o

.c

lic
C

Klasifikasi adalah pemilahan unsur-unsur atau elemen-elemen berdasarkan kategorikategori tertentu. Secara umum terdapat dua kelompok penyusunan kategori, yaitu
berdasarkan kriteria homogenisasi atau kriteria fungsional. Dalam klasifikasi kotadesa digunakan kriteria homogenisasi, yaitu ciri desa digambarkan oleh dominannya
situasi lingkungan pertanian di wilayah yang dimaksud desa. Tetapi, dalam
penyusunan hirarki kota-kota di dunia maka yang digunakan adalah kriteria
hubungan fungsional antar kota-kota di dunia sehingga tergambar pusat-pusat kota
dunia dan pengaruhnya sampai pada kota-kota lain di dunia ketiga. Misalnya,
walaupun jumlah penduduk Jakarta sudah tergolong dalam jumlah penduduk
megapolitan, tetapi secara hirarki, status dan kekuatan Jakarta tidak tergolong sebagai
kota yang mempengaruhi globalisasi. Untuk Asia, kota yang dominan pengaruhnya
terhadap globalisasi adalah Tokyo, sekelas London di Eropa dan New York di
Amerika Serikat; Bangkok, Singapura, Hongkong, Shanghai, Beijing dan Seoul
sebagai kota yang powerful; dan Mumbai, Bangalore, Taipei digolongkan kota-kota
yang influential, sekelas dengan Dallas di Amerika Serikat atau Melbourne di
Australia.7

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Kekayaan kata-kata dalam suatu masyarakat menggambarkan kekayaan


pikiran atau perasaan yang telah berhasil menjadi simbol yang bisa ditafsirkan
sebagai suara batin dari masyarakat tersebut. Asal usul serta variasi kata-kata itu
juga menunjukkan proses saling pengaruh-mempengaruhi antar-budaya masyarakat
dunia yang sudah berevolusi ribuan tahun. Pada situasi akhir-akhir ini kita dapat
menyaksikan betapa banyak dan derasnya kata-kata dalam Bahasa Inggis yang masuk
kedalam jiwa kita yang dihantarkan melalui berbagai media. Sebagai ilustrasi, pada
koran harian terkemuka di Jakarta, edisi Rabu, pada lembar halaman pertama, 21
September 2011 memuat kata yang berasal dari Bahasa Inggris, antara lain: bisnis,
property, lunch with CEO, solusinya, indeks, gain, cement, update, holiday
inspiration, save up to 20 % off or free dessert at ...restaurant, hotline 24 jam,
marine, bonding, import inflation, dan masih banyak lagi. Penggunaan kata-kata
tersebut tentunya tidak sekedar munculnya kata-kata baru, melainkan banyak hal
yang berhubungan dengan kondisi sosial-ekonomi Indonesia akan mendapatkan
pengaruhnya.
Kata bukan sekedar memberikan pesan, tetapi mendorong
berkembangnya suatu perubahan.
Apabila kata dan klasifikasi menjadi fenomena yang sangat penting, untuk
menarik gambaran umum suatu budaya masyarakat dari kata yang digunakan, sumber
apa yang dapat dipakai sebagai acuan? Tentu, sumber penting yang dapat kita pakai
adalah kamus mengingat kamus merupakan khasanah perbendaharaan kata suatu
bahasa yang menggambarkan tingkat peradaban bangsa pemiliknya 8. Kata kamus
berasal dari bahasa Arab qamus, yang diambil dari bahasa Yunani oekanos, yang
berarti lautan. Dengan demikian kata kamus diartikan sebagai simbol wadah
pengetahuan, khususnya pengetahuan bahasa, yang tidak terbatas dalam dan
luasnya.9 Karena itu, isi suatu kamus dapat memberikan gambaran secara tidak
langsung status kemajuan atau perhatian suatu budaya masyarakat terhadap hal-hal
tertentu.
Dalam Kamus Besar10 Bahasa Indonesia Edisi Ketiga yang disusun oleh Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional terbitan Balai Pustaka (2007) dan Kamus
Umum Bahasa Indonesia yang disusun oleh W.J.S. Poerwadarminta, sama-sama
terbitan Balai Pustaka (1991), kata PERTANIAN tidak dapat kita temukan sebagai
suatu entry. Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke -3 (2007) kita melihat
bahwa setelah kata pertanda kata berikutnya adalah pertepel, sedangkan pada Kamus
8

Lihat Prakata Edisi Ketiga, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007. Balai Pustaka.
Ibid, hal xxi
10
Lihat, antara lain: (1) C. Grenon-Nyenhuis, The Dictionary as a Cultural Institution , Intercultural Communication Studies
X: 1 2000: 159-166; ( 2) W. Sachs (ed), The Development Dictionary A Guide to Knowledge as Power,
Zed Books Ltd, London and New Jersey.
Page 35 of 71 Modul 1
9

.d o

.c

lic
C

dalam budaya masyarakat ditentukan.

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Kedua kamus tersebut menempatkan pertanian sebagai bagian pengayaan dari


kata tani. Menurut Kamus Besar (2007), kata tani mengandung arti: (a) sebagai kata
benda berarti mata pencaharian dalam bentuk bercocok tanam; mata pencaharian
dalam bentuk mengusahakan tanah dengan tanam-menanam; (b) dalam kata kerja
bertani berarti bercocok tanam, mengusahakan tanah dengan tanam menanam.
Sedangkan pertanian (kata benda) diartikan sebagai (a) perihal bertani, dan (b) segala
yang bertalian dengan tanam-menanam (pengusahaan tanah dan sebagainya), dengan
pengayaan arti selanjutnya yang bersifat: (a) pertanian ekstraktif, (b) pertanian
generatif, (c) pertanian huma, (d) pertanian kering (tanpa irigasi), (e) pertanian
komersial, (f) pertanian ladang, (g) pertanian menetap, (h) pertanian monokultur, (j)
pertanian multikultur. Dalam kamus ini petani diartikan sebagai orang yang
pekerjaannya bercocok tanam.
Sebagaimana telah disinggung, kamus tidak sekedar menggambarkan jumlah
entry kata dari suatu bahasa yang digunakan oleh suatu bangsa. Kamus merupakan
indikator yang sangat penting yang menggambarkan maju-tidaknya suatu peradaban
dari suatu bangsa. Selain itu, kamus juga menggambarkan sampai sejauh mana atau
sedalam apa suatu kata atau pengertian sudah meresap dalam diri suatu masyarakatbangsa. Dalam pengertian di atas usaha di luar tanam-menanam seperti peternakan,
perikanan atau usaha sejenisnya tidak termasuk dalam kategori pertanian.
Selanjutnya, dan ini yang paling penting, kita tidak merasakan adanya pesan bahwa
pertanian itu sebagai budaya atau bagian dari kebudayaan, karena itu tidak ada pesan
budaya yang menyatakan bahwa pertanian itu penting dalam menentukan kehidupan
dan tinggi-rendahnya peradaban suatu bangsa.
Dalam Bahasa Inggris, aspek yang disebutkan terakhir sangat jelas terlihat dan
terasa. Dalam Bahasa Inggris pertanian disimbolkan oleh kata agriculture, ada kata
culture yang menyatu dalam satu kata. Kita bisa membaca pengertian agriculture
dalam Websters New Collegiate Dictionary (1981) sebagai berikut:

11

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007, pada halaman xviii dapat dilihat daftar nama yang tercatat sebagai
penyumbang saran dan daftar nama pakar sebagai penyumbang istilah, yang ikut dalam Seminar Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 3 Maret 1990.
Page 36 of 71 Modul 1

.d o

.c

lic
C

Umum (1991) setelah kata pertanda kata berikutnya adalah pertiwi. Analog dengan
ilustrasi kota Jakarta dalam konteks kota-kota berpengaruh di dunia, maka nasib yang
serupa juga dialami pertanian, yaitu para perumus kamus tidak menggunakan kriteria
yang membuat kata pertanian masuk sebagai salah satu entry dalam Kamus Besar
tersebut. Salah satu penyebabnya mungkin karena tidak adanya perwakilan keahlian
pertanian yang termasuk dalam tim Penyumbang Saran dan Istilah sebagaimana
dapat dibaca pada halaman xviii Kamus Besar Bahasa Indonesia11.

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Tulisan ini menggunakan pertanian dengan makna agriculture sebagaimana


dikandung dalam Kamus Webstes mengingat maknanya selain lebih lengkap juga
lebih mendalam serta lebih mengena dengan situasi realitas yang sebenarnya. Kata
kunci dari makna yang dalam itu terletak pada kata culture. Rumahnya pertanian
itu budaya di mana di dalamnya terdapat science (ilmu), art (seni) yang melandasi
pemanfaatan tanah, tanaman, ternak dan tingkatan selanjutnya termasuk marketing.
Untuk lebih meyakinkan lagi, kata marketing dalam Kamus Webster juga diartikan
(a) the act or process of selling or purchasing in a market, (b) an aggergate of
functions involved in moving goods from producer to consumer.
Fungsi-fungsi marketing tersebut tentunya mencakup fungsi transaksi
(exchange ulitity), fungsi penyimpanan (time utility), fungsi pengolahan (form
utility), dan fungsi distribusi (spatial atau place utility), yang mana ini adalah sama
dengan sistem agribisnis.
Jadi, dengan menggunakan pengertian pertanian
sebagaimana yang terdapat dalam Kamus Webster juga kita menemukan pesan
bahwa antara pertanian dan agribisnis itu dua kata yang maknanya bisa sama.
Dengan demikian kita memerlukan reinterpretasi kata pertanian dan
mensosialisasikannya secara lebih baik kepada masyarakat sehingga pertanian
difahami sebagai bagian dari budaya dan pembangunan pertanian ditafsirkan
sebagai pembangunan untuk meningkatkan peradaban. Peradaban yang maju
dicirikan oleh pertaniannya yang maju, dan sebaliknya peradaban yang mundur
dicirikan oleh pertaniannya yang mundur. Salah satu hal yang perlu segera diusulkan
adalah perbaikan Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu agar kata pertanian menjadi
entry pada Kamus tersebut dan pengertiannya mengikuti kenyataan yang sebenarnya
ada. Pengertian pertanian sebagai agriculture yang terdapat dalam Kamus Websters
perlu dijadikan referensi.
REINTERPRETASI PEMBANGUNAN PERTANIAN
Kalau kita coba amati dalam literatur ilmu ekonomi pembangunan, kita akan
menemukan bahwa ilmu ini secara khusus dikembangkan untuk diterapkan di negara
berkembang. Di negara yang saat ini tergolong sebagai negara maju, istilah yang
lahir di sana bukanlah pembangunan tetapi industrialisasi. Kemajuan di negara
tersebut dipandang sebagai hasil dari suatu proses evolusi yang kemudian dipercepat
oleh revolusi industri. Jauh sebelum revolusi industri terjadi, yang berkembang
adalah perdagangan sebagai manifestasi dari lahirnya faham baru, yaitu kapitalisme
dimana dalam faham ini hak kepemilikan individu atau korporasi diakui sebagai
entitas legal.
Page 37 of 71 Modul 1

.d o

agriculture: the science or art of cultivating the soil, producing crops, and
rising livestock and in varying degrees the preparation of these products for
mans use and their disposal (as by marketing). (hal:24).

m
o

.c

lic
C
c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Isme selanjutnya yang berkembang dalam era modern adalah imperialisme,


merupakan dampak kapitalisme modern yang memerlukan dukungan persediaan
bahan baku, tenaga kerja dan sekaligus juga pasar bagi industri-industri yang
berkembang di negara-negara maju tersebut. Dengan berkembang dan
dipraktekkannya faham imperialis 12me tersebut maka lahirlah era penjajahan bagi
hampir seluruh bangsa-bangsa Asia dan Afrika oleh bangsa-bangsa Eropa, termasuk
kemudian Amerika Serikat pun menjadi imperium. Baru pada pertengahan hingga
akhir abad ke-20, sebagian besar bangsa-bangsa di Asia dan Afrika, sebagai dampak
dari usainya Perang Dunia Ke-II, memperoleh kembali kemerdekaannya.
Dengan latar-belakang fenomena sejarah di atas maka kita dapat memahami
pesan sejarah tersebut, yaitu: industrialisasi di negara-negara maju sama artinya
dengan eksploitasi di masyarakat bangsa yang dijajah oleh negara maju tersebut.
Perlu difahami bahwa model pemikiran yang melandasi industrialisasi saat ini juga
secara prinsip tidak berbeda dengan apa yang diterapkan pada era penjajahan yaitu
membatasi ekspor hasil pertanian dengan menerapkan pajak atau bea keluar dengan
tujuan untuk menjamin pasokan bahan baku bagi industri yang akan dikembangkan
atau akan berkembang atau diharapkan berkembang di Indonesia dengan korbanan
kesejahteraan petani. Padahal persoalannya bukan sekedar keterediaan bahan baku
pada harga murah sebagaimana telah diperlihatkan pada periode 50 tahun terakhir
abad ke-20 dimana harga komoditas pertanian terus menurun tetapi industri berbasis
pertanian tidak berkembang di Indonesia13, kecuali yang berbasis impor seperti
industri mie berbasis impor terigu dan industri tekstil berbasis impor kapas.
Data menunjukkan bahwa transformasi ekonomi Indonesia selama ini tidak
berpihak kepada pertanian sebagaimana digambarkan oleh penurunan persentase nilai
produk domestik bruto (PDB) pertanian yang tidak seimbang dengan penurunan
persentase tenaga kerja yang bekerja di sekotor pertanian. Perbandingan data tahun
1957 dengan tahun 2002 menunjukkan bahwa setiap penurunan 1 % PDB pertanian
di Korea Selatan, Malaysia dan Thailand diikuti oleh penurunan persentase tenaga
kerja pertanian sebesar 1.56 %, 1.02 % dan 1.1 %; sedangkan untuk Indonesia
penurunan pangsa tenaga kerja pertaniannya hanyalah 0.43 %14.
12

Lihat N. Ferguson, 2004. Colossus: The rise and fall of the American Empire. Penguin Books, New York. Pada Tabel 1 buku
ini dapat dilihat daerah atau negara yang diokupasi Amerika Serikat baik yang diokupasi permanen sampai sekarang
maupun yang kemudian ditinggalkan sejak 1893. Misalnya, Hawaii, Puerto Rico dan Guam masing-masing diokupasi
Amerika Serikat pada 1893, 1898 dan 1898, yang sampai sekarang masih menjadi bagian Amerika Serikat. Sedangkan
Filipina, Panama, dan Republik Dominika masing-masing diokupasi pada 1898, 1903, dan 1916 yang kemudian ditinggalkan
masing-masing pada tahun 1946, 1979, dan 1924.
13
Lihat A. Pakpahan, Menyoal Bea Ekspor Komoditas Pertanian, Bisnis Indonesia, Senin, 27 Juni 2011: 11.
14
Lihat A. Pakpahan, Industrialisasi yang Menyakiti Petani, Suara Pembaruan, 17 Nopember 2004: 5.
Page 38 of 71 Modul 1

.d o

m
o

.c

lic
C
c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Salah satu alasan penting agar kita menerima pandangan tersebut di atas secara
positif adalah bahwa pada kenyataannya evolusi manusia menunjukkan bahwa
berpikir itu bukanlah persoalan yang mudah. Dapat dibayangkan untuk mencapai
gelar sarjana, apabila semuanya lancar dan tepat waktu, seseorang memerlukan
waktu 16 tahun investasi; ditambah sekitar 4-6 tahun lagi untuk mendapatkan gelar
doktor. Total investasi waktu dari masuk sekolah dasar sampai mendapatkan gelar
doktor diperlukan waktu sekitar 20-22 tahun. Belum lagi biaya dan tenaga yang
dikeluarkan dalam seluruh investasi pengembangan sumberdaya manusia ini. Periode
tersebut berlaku pada zaman sekarang. Perkembangan teknologi tentu saja harusnya
dapat mempercepat proses tersebut.
Untuk bisa berpikir diperlukan bukan hanya kemampuan individu atau
karakter masyarakatnya yang menempatkan kebahagian yang diperolehnya sebagai
ungkapan rasa syukur apabila mereka berhasil mendapatkan buah pikiran yang lebih
baik dan memberikan manfaat yang lebih besar, dan yang selalu merasa dahaga
terhadap pemikiran-pemikiran atau penemuan-penemuan baru, tetapi juga
dipengaruhi oleh lingkungan secara keseluruhan yang membuka ruang yang selebarlebarnya untuk tumbuh dan berkembangnya secara subur budaya berpikir ini. Dalam
iklim dan budaya penjajahan, ruang untuk berpikir itu tertutup.
Karena itulah para leluhur rakyat dan bangsa Indonesia berjuang untuk
memerdekakan dirinya yang mana nikmatnya itu diberikan kepada kita semua yang
menjadi anak-bangsa Indonesia. Kita belajar bahwa biaya ketidak-merdekaan itu
besarnya tidak terbatas. Memang ada pilihan apakah kita ingin menjadi ayam
kampung yang bebas dan merdeka ataukah kita ingin menjadi ayam broiler yang
diberikan rumah, makan dan minuman terjamin tetapi kemudian setelah sampai
15

rd

Lihat antara lain, K. Mahbubani, 3 Ed. 2004. Can Asian Think? Singapore Times Editions.
Page 39 of 71 Modul 1

.d o

.c

lic
C

Dengan demikian kita dapat menafsirkan bahwa pelajaran dari sejarah yang
paling penting bagi bangsa-bangsa Asia dan Afrika itu bukanlah pelajaran yang
sifatnya fisik-biologis, melainkan yang sifatnya mental-spiritual, yaitu membangun
kembali sikap mental-spiritual bangsa yang pernah lama dijajah, yang telah
kehilangan budaya kemerdekaannya dalam periode yang sangat lama, menjadi
bangsa baru dengan sikap mental-spiritual sebagai bangsa dan negara yang merdeka.
Karena itu pula dapat difahami apabila ada pandangan yang menyatakan bahwa kita
itu masih merupakan bangsa yang belum bisa berpikir15. Bahkan lebih seram lagi kita
dinamakan bangsa kuli, yang mana Bung Karno dengan geram mencari jalan keluar
atas tuduhan itu. Pandangan tersebut perlu kita fahami sebagai suatu kritik positif,
mengingat kalaupun pandangan itu salah, kita sudah mendapatkan manfaat dari pesan
tersebut dan kita mestinya terdorong mencari jalan keluarnya.

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Pemikiran ekonom pembangunan yang menggunakan kemerdekaan atau


pemerdekaan sebagai subyek sekaligus juga obyeknya secara langsung adalah
pemikiran yang dikembangkan oleh Amartya Sen, ekonom asal India yang menerima
hadiah Nobel dalam bidang ekonomi18, dengan judul bukunya: Development as
Freedom 19. Menurut Sen bahwa pembangunan itu diartikan sebagai what people can
do or can be. Ini adalah pemahaman pembangunan sebagai capabilities (kapabilitas)
yang mana kapabilitas itu sebagai faktor utama yang akan menentukan kita merdeka
atau tidak.
Tentu saja pemahaman kemerdekaan pada konteks ini adalah
kemerdekaan dalam status dan sekaligus pula dalam kemampuan. Artinya, serajin
dan sekuat apa pun bagi seorang budak, maka ia tidak memiliki hak apa-apa terhadap
hasil kerjanya karena ia statusnya sebagai seorang budak. Karena itu ia tidak
merdeka. Sebaliknya, sebagai warga negara yang merdeka di negaranya yang
merdeka, maka ia semiskin apa pun karena kekurang mampuannya dalam
menghasilkan barang atau jasa, ia tetap hidupnya harus ditanggung oleh negara
karena Undang-undang Dasar 1945 menyatakan bahwa fakir miskin ditanggung oleh
negara (UUD 1945, Pasal 34)20.
Sejalan dengan pemahaman ini, ukuran pembangunan tampaknya sudah jauh
berkembang dibandingkan dengan ukuran yang digunakan pada awal penerapan
16

A. Pakpahan, Busung Lapar, Ayam Kampung dan Pohon Jati, Koran Tempo 16 Juli 2005: hal A15; (2) A. Pakpahan,
Busung Lapar dan Tepung, Koran Tempo 30 Mei 2005, hal: A15.
17
Kata korbanan ini sangat tepat mengingat ilmu ekonomi selalu berbicara dalam konteks opportunity costs atau trade-off.
Hanya karena cintanya kepada kemerdekaan maka jiwa-raga dikorbankan oleh para pahlawan demi pemerdekaan dari
penjajahan.
18
Amartya Sen, mendapatkan penghargaan Nobel dalam bidang Ekonomi pada 1998. Kontribusi utamanya dalam bidang
Welfare Economics.
19
A. Sen, 1999. Development as Freedom. Alfred A. Knoff, New York.
20
Lihat, antara lain: J.W. Dawson, 2002. Causality in the freedomgrowth relationship. European Journal of Political
Economy Vol. 19 (2003) 479495. Menurut hasil penelitian ini bahwa kemerdekaan itu merupakan faktor penting dalam
mendorong pertumbuhan.
Page 40 of 71 Modul 1

.d o

.c

lic
C

pada waktunya yang paling menguntungkan bagi pemilik ayam itu kita semua
dipotong16. Bukti dari biaya kemerdekaan yang sangat mahal itu dapat kita lihat dari
korbanan yang diberikan para leluhur pejuang kemerdekaan, yaitu biaya berupa
pengorbanan17 jiwa-raganya demi mewujudkan status bangsa dan negara yang
merdeka dan berdaulat. Pejuang tersebut termasuk juga dalam bidang ilmu
pengetahuan, demi kebenaran yang mereka yakini mereka juga rela mengorbankan
jiwa raganya. Dalam bidang ilmu pengetahuan ini kita mengenal, misalnya, Socrates
atau Copernicus, yang dengan teguh membela keyakinan akan kebenaran yang
mereka yakini. Dalam konteks inilah bahwa yang terberat bagi ilmuwan adalah
mencari dan mempertahankan kebenaran sebagai ukuran integritasnya kepada ilmu
pengetahuan. Kelihatannya demikianlah prinsip yang harus dipegang apabila kita
ingin menjadi makhluk yang merdeka.

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Dengan sejarah pembangunan yang cukup lama, kita telah menyaksikan bahwa
dampak penggunaan kata pembangunan ini luar biasa besarnya terhadap budaya
masyarakat, mencakup: cara berpikir, cara merasa dan dalam membentuk keyakinan
baru beserta perilakunya yang menyatu dengan pemikiran, perasaan dan
keyakinannya itu. Dengan perkataan lain kata pembangunan itu telah berdampak
terhadap perkembangan budaya secara keseluruhan. Pada zaman Orde Baru, kata
pembangunan merupakan kata sakti Pemerintah untuk menjalankan programprogramnya atau untuk mengalahkan kepentingan lain yang menentangnya. Dengan
kata pembangunan ini birokrasi pemerintah menjadi sangat kuat.
Dengan interpretasi pembangunan sebagai alat Pemerintah untuk mencapai
sasaran-sasaran pembangunan yang telah ditetapkan di dalam rumusan-rumusan
formal seperti Repelita Nasional dan Repelita Sektoral atau Regional, maka
pembangunan dilaksanakan secara sistimatik dan birokratik. Untuk mengetahui apa
yang dirasakan, dipikirkan dan diyakini oleh Pemerintah dalam pelaksanaan
pembangunannya itu dapat dikaji berdasarkan dokumen-dokumen resmi, antara lain
yang dimuat dalam buku-buku Repelita. Atas dasar hasil pengkajian akan substansi
yang terdapat dalam buku Repelita I-VI, dapat disimpulkan bahwa walaupun telah
terjadi perubahan fokus yaitu dari swasembada ke diversifikasi pangan, dan
kemudian ke ketahanan pangan, pola dasar pemikiran pembangunan pertanian tetap
relatif sama yaitu terfokus pada produksi pangan, dominannya peran pemerintah, dan
tidak adanya perubahan yang fundamental khususnya perbaikan dalam distribusi
penguasaan lahan petani, pembiayaan pertanian rakyat, pengembangan pasar
komoditas pertanian, dan ekspansi infrastruktur perdesaan serta dukungan ilmu
pengetahuan dan teknologi21.
Hasil yang dicapai dengan menggunakan pola dasar pemikiran sebagaimana
yang kita fahami sekarang ini adalah Indonesia tidak siap menghadapi ancamanancaman yang datang dari seluruh penjuru seperti dalam menghadapi perubahan
iklim global, harga-harga pangan dunia yang terus meningkat, kelangkaan berbagai
faktor-faktor produksi penting seperti gas, fosfat dan potasium; luas lahan petani
yang semakin sempit, lingkungan sosial yang semakin rawan akan konflik, dan
kerusakan lingkungan hidup, sebagaimana yang sedang dihadapi sekarang dan akan
21

Lihat A. Pakpahan, 2007. Freedom for Farmers Freedom for All. Ideals Agro Abrar, Bogor. Dalam buku ini dibahas dalam
bab khusus tentang perkembangan pemikiran yang menyatu dalam Repelita I, II, III, IV, V dan VI, yang diperbandingkan
dengan kinerja pertanian pada masing-masing periode tersebut.
Page 41 of 71 Modul 1

.d o

.c

lic
C

konsep pembangunan di negara-negara berkembang yang terpusat saat itu pada


ukuran pendapatan per kapita. Dewasa ini telah banyak ukuran lain yang digunakan
seperti Human Development Index (HDI), Human Freedom Index, Sustainable
Development Index dan sejenisnya.

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Karena itu, sekarang adalah momentum untuk kita melakukan reinterpretasi


kata pembangunan pertanian dan berbagai krisis ekonomi yang berkembang di
negara maju sekarang ini mestinya membuka kesadaran kita bahwa kita harus
mandiri dalam berpikir, merasa dan berkeyakinan ini. Hal ini tidak berarti kita
membangun budaya tertutup. Yang kita perlukan adalah budaya mandiri sehingga
kita akan menemukan jati diri kita dan karena itu akan menemukan pula tujuan, jalan
dan organisasi untuk mencapainya yang dinamakan proses pembangunan itu sendiri.
Keseluruhan nafas faham pembangunan itu adalah pemerdekaan.
Dengan melihat pembangunan pertanian sebagai proses pemerdekaan petani22
dan subyek pelaku pembangunan yang saling tergantung dengan petani, maka kita
akan lebih jernih dalam memahami kompleksitas permasalahan dan dalam mencari
solusi baru bagi permasalahan-permasalahan pembangunan pertanian yang kita
hadapi. Faham pemerdekaan dalam pembangunan bagi Indonesia sebenarnya sudah
diamahkan apabila kita mencoba memahami lebih mendalam amanah UUD 1945,
khususnya Pembukaan, Pasal 27 khususnya ayat 2, Pasal 33, dan Pasal 34, maka
faham pembangunan sebagai proses pemerdekaan sangatlah jelas.
Untuk memudahkan diskusi, berikut ini penulis kutip amanah dimaksud:
Pembukaan UUD 1945:
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan
oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena
tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah
kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan
rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara
Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan
oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas,
maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.

22

Bandingkan misalnya dengan cara pandang pendekatan fungsi produksi dimana petani diorganisir oleh kekuasaan yang
berada di atasnya untuk mencapai target-target pembangunan tertentu dengan fenomena petani mengorganisir dirinya
sendiri dan didukung Pemerinntah untuk meningkatkan kesejahteraannya. Pada kasus yang disebut terakhir tampak jelas
bahwa pilihan berada di tangan petani yang sangat berbeda dengan proses perubahan institusi yang didasarkan atas
pemanfaatan konsep Revolusi Hijau. Berlanjutnya involusi pertanian sebagaimana yang disampaikan Geertz (1963) dalam
C. Geertz, 1963. Agricultural Involution: The Process of Ecological Change in Indonesia. University of California, Berkeley.
Page 42 of 71 Modul 1

.d o

.c

lic
C

sangat berbahaya bagi Indonesia pada masa mendatang apabila hal tersebut tidak
dapat segera diatasi.

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Di dalam batang tubuh UUD 1945, kita secara tegas dan jelas menjumpai
amanah konstitusi yang mengajarkan pembangunan sebagai proses pemerdekaan
rakyat. Dalam Pasal 27 ayat (2):
(2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan.
Adapun Pasal 33 dan Pasal 34 menyatakan:
Pasal 33
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas
asas kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Pasal 34
Fakir miskin dan anak-anakyang terlantar dipelihara oleh
negara.
Dengan memahami pesan-pesan atau amanah UUD 1945 tentunya harus hidup
kembali kesadaran kita semua bahwa pembangunan pertanian itu merupakan
pelaksanaan amanah dari UUD 1945 dan amanah itu isinya yang paling penting
adalah pemerdekaan bagi keseluruhan rakyat Indonesia, khususnya pemerdekaan
Page 43 of 71 Modul 1

.d o

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara


Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam
suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam
suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan
yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

m
o

.c

lic
C
c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Atas dasar uraian di atas, maka reinterpretasi pembangunan pertanian yang


diusulkan melalui tulisan ini adalah memahami pembangunan pertanian sebagai
amanah UUD 1945 dengan tujuan pemerdekaan para petani dan keluarganya
sehingga pembangunan pertanian bukan hanya memberikan makna bagi kehidupan
nasional yang lebih sejahtera tetapi juga sekaligus bagian proses peningkatan
kapabilitas petani dan masyarakat perdesaan baik dalam statusnya dalam struktur dan
kultur mayarakat Indonesia, maupun dalam kapabilitasnya sebagai masyarakat di era
modern seperti sekarang ini dan pada waktu yang akan datang.

REINTERPRETASI ILMU EKONOMI PERTANIAN


Orientasi Falsafah Ilmu
Apa yang membuat beraneka-ragamnya pandangan dan interpretasi realitas
dalam bidang keilmuan itu, khususnya dalam bidang ilmu-ilmu sosial termasuk
ekonomi? Faktor penentunya adalah falsafah atau orientasi metodologi yang
melandasi ilmu pengetahuan itu sendiri. Johnson (1986) 23 mengidentifikasi tiga
orientasi metodologi yang melandasi ilmu ekonomi yaitu: positivisme, normativisme,
dan pragmatisme.
Positivisme merupakan faham yang memandang bahwa nilai itu bukanlah
suatu realitas melainkan hanya ada di dalam pikiran atau perasaan manusia saja.
Karena sifatnya seperti itu maka positivisme menolak nilai itu sebagai bagian dari
pekerjaan ilmiah. Nilai yang dimaksud di sini adalah salah/benar atau baik/buruk.
Dalam bidang ilmu-ilmu sosial, termasuk ekonomi, terdapat faham yang menerima
nilai sebagai bagian analisis tetapi sebatas diterima sebagai asumsi saja, misalnya,
diasumsikan bahwa konsumen itu memaksimumkan kepuasannya, faham ini
dinamakan conditional normativism.
Normativisme merupakan faham yang menerima nilai itu merupakan bagian
dari realitas. Atas dasar faham ini maka alat-alat riset ilmiah digunakan untuk
meneliti dan menghasilkan pengetahuan tentang nilai yang mana nilai itu diterima
sebagai karakteristik dari realitas.
Adapun pragmatisme merupakan aliran falsafah ilmu pengetahuan yang
melihat bahwa pengetahuan tentang nilai dan pengetahuan positif itu selalu saling
berhubungan atau berinteraksi secara interdependen.
23

G.L. Johnson, 1986. Research methodology for economists: philosophy and practice. Macmillan, New York.
Page 44 of 71 Modul 1

.d o

.c

lic
C

para petani dan keluarganya apabila konteksnya adalah pembangunan pertanian.

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Ilmu ekonomi pertanian, yang merupakan bidang aplikasi dari ilmu ekonomi
pada umumnya, tampak lebih banyak atau bahkan didominasi oleh pengaruh aliran
positivisme. Karena itu, ilmu ekonomi pertanian yang berkembang di tanah air juga
didominasi oleh faham positivisme tersebut. Dengan dominannya faham ini maka
tidak banyak dihasilkan pengetahuan tentang nilai dalam bidang pertanian atau dalam
pemikiran pembangunan pertanian. Akibatnya, apabila kita berbicara tentang
kebijakan pembangunan pertanian atau pembangunan lainnya, maka pengetahuan
tentang nilai ini hanyalah sifatnya diasumsikan saja. Padahal, dalam setiap kebijakan
diperlukan pengetahuan tentang nilai tersebut mengingat dalam prakteknya suatu
kebijakan tidak akan pernah terlepas dari nilai. Bahkan, pernyataan tujuan itu sendiri
adalah pernyataan yang menyatakan suatu nilai. Karena itu pengetahuan tentang nilai
diperlukan baik sebagai pedoman maupun sebagai bagian integral dari suatu
kebijakan pembangunan.
Kesenjangan kebutuhan pengetahuan normatif yang diperlukan oleh penentu
kebijakan di satu pihak dengan bidang riset ilmu sosial ekonomi di pihak lain sebagai
produsen pengetahuan yang tidak melihat nilai sebagai subyek dari ilmu pengetahuan
melahirkan kondisi yang kurang menguntungkan. Pertama, hal-hal yang berkaitan
dengan nilai akhirnya ditetapkan secara ad hoc; kedua, pengetahuan tentang nilai
tidak berkembang; dan terakhir, bidang ilmu sosial ekonomi pertanian itu sendiri
menjadi kerdil.
Jadi, orientasi metodologi apa yang diperlukan untuk Indonesia yang
merupakan negara berkembang dan memiliki karakteristik negara dengan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika?
Page 45 of 71 Modul 1

.d o

.c

lic
C

Sejalan dengan orientasi metodologi tersebut Johnson mengelompokkan tiga


jesis riset yaitu: riset disiplin (disciplinary research), riset tentang suatu subyek
(subject matter research), dan riset untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu
(problem solving research) yang dihadapi oleh pengambil keputusan atau
sekelompok pengambil keputusan yang memiliki masalah yang sama. Dari dari
ketiga jenis riset tersebut akan diperoleh tiga jenis pengetahuan yaitu pengetahuan
tentang disiplin (disciplinary knowledge), pengetahuan tentang suatu subyek (subject
matter knowledge) dan pengetahuan tentang penyelesaian masalah (prescriptive
knowledge). Semua jenis riset memerlukan uji kesahihan obyektifitas yaitu uji
kejelasan (clarity), uji koherensi (coherency), dan uji kesesuaian (correspondency).
Khusus untuk problem solving research kaidah uji obyektifitasnya adalah workability
atau keampuhan menyelesaikan masalah. Kekacauan dalam pemahaman akan
konteks di atas akan membuat berbagai bentuk kesalahan baik dalam proses produksi
pengetahuan, penyebaran pengetahuan atau pemanfaatan pengetahuan dalam
masyarakat.

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Sebelum kita membahas ilmu ekonomi pertanian, perlu disampaikan terlebih


dahulu gambaran umum ilmu sosiologi yang menjadi subyek ilmu pengetahuan yang
mendalami bidang sosial. Sebagaimana telah dikemukakan pada Bab Pendahuluan
dalam tulisan ini, subyek analisis ekonomi pertanian yang perlu dipilih bukanlah
komoditas melainkan manusia dan institusinya dengan melihat transaksi sebagai unit
analisis. Dengan demikian menjadi penting untuk mengenal variasi dalam teori
sosiologi yang mana hal ini akan berkaitan erat dengan ilmu ekonomi pertanian yang
menjadi subyek bab ini.
Di antara para pemikir dalam bidang ilmu sosiologi, Sorokin (1928) 24
mengelompokkan 13 mazhab ilmu sosiologi, yaitu: (1) aliran mekanistik, (2) aliran
Frederic Le Play, (3) aliran Geografi, (4) aliran interpretasi biologi, (5) aliran rasial,
seleksi dan hereditaris, (6) aliran struggle for existence dan sosiologi perang, (7)
aliran cabang biologi dan aliran demografi, (8) aliran sosiologi, (9) Formal School
and Systematics of Social Relationships, (10) aliran sosiologi cabang ekonomi, (11)
aliran psikologi, (12) aliran teori psycho-sociologistic agama, adat, hukum, opini
publik, seni dan fenomena kultural lainnya, dan (13) aliran lainnya.
Dalam bidang ekonomi, American Economic Association
mengklasifikasikan ilmu ekonomi kedalam kelompok berikut:

(AEA) 25

A - General Economics and Teaching


B - History of Economic Thought, Methodology, and Heterodox Approaches
C - Mathematical and Quantitative Methods
D - Microeconomics
E - Macroeconomics and Monetary Economics
F - International Economics
G - Financial Economics
H - Public Economics
I - Health, Education, and Welfare
J - Labor and Demographic Economics
K - Law and Economics
L - Industrial Organization
M - Business Administration and Business Economics; Marketing; Accounting
N - Economic History
24

Pitirim Sorokin, 1928. Contemporary Sociological Theories. Harper and Brothers, New York.
American Economic Association, Journal of Economic Literature (JEL)
http://www.aeaweb.org/jel/jel_class_system.php#
Page 46 of 71 Modul 1
25

Classification

System.

.d o

.c

lic
C

Penulis berpendapat bahwa lebih tepat kita mengambil makna dari seluruh
orientasi metodologi dengan mengembangkan sikap eclectisism yaitu menerima
beragam cabang falsafah ilmu dan menggunakannya sesuai dengan konteks dan
tujuan yang ada mengingat beragamnya masalah yang dihadapi dan masing-masing
orientasi metodologi memiliki kelemahan atau kelebihan masing-masing. Faham ini
sebenarnya merupakan turunan dari faham atau falsafah negara kita yaitu Pancasila.

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

Kelompok Q, yaitu Agricultural and Natural Resource Economics;


Environmental and Ecological Economics, oleh AEA dirinci kedalam:
Q00 - General
Q01 - Sustainable Development
Q02 - Global Commodity Crises
Q1 - Agriculture
Q10 - General
Q11 - Aggregate Supply and Demand Analysis; Prices
Q12 - Micro Analysis of Farm Firms, Farm Households, and Farm Input Markets
Q13 - Agricultural Markets and Marketing; Cooperatives; Agribusiness
Q14 - Agricultural Finance
Q15 - Land Ownership and Tenure; Land Reform; Land Use; Irrigation; Agriculture and Environment
Q16 - R&D; Agricultural Technology; Biofuels; Agricultural Extension Services
Q17 - Agriculture in International Trade
Q18 - Agricultural Policy; Food Policy
Q19 - Other
Q2 - Renewable Resources and Conservation
Q20 - General
Q21 - Demand and Supply
Q22 - Fishery; Aquaculture
Q23 - Forestry
Q24 - Land
Q25 - Water
Q26 - Recreational Aspects of Natural Resources
Q27 - Renewable Resources and Conservation: Issues in International Trade
Q28 - Government Policy
Q29 - Other
Q3 - Nonrenewable Resources and Conservation
Q30 - General
Q31 - Demand and Supply
Q32 - Exhaustible Resources and Economic Development
Q34 - Natural Resources and Domestic and International Conflicts
Q33 - Resource Booms
Q38 - Government Policy
Q39 - Other
Q4 - Energy
Q40 - General
Q41 - Demand and Supply
Q42 - Alternative Energy Sources
Q43 - Energy and the Macroeconomy
Q47 - Energy Forecasting
Q48 - Government Policy
Q49 - Other
Page 47 of 71 Modul 1

y
bu
to

lic
.d o

lic
C

O.c - Economic Development, Technological Change, and Growth


P - Economic Systems
Q - Agricultural and Natural Resource Economics; Environmental and Ecological Economics
R - Urban, Rural, and Regional Economics
Y - Miscellaneous Categories
Z - Other Special Topics

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic
.c

Q5 - Environmental Economics
Q50 - General
Q51 - Valuation of Environmental Effects
Q52 - Pollution Control Adoption Costs; Distributional Effects; Employment Effects
Q53 - Air Pollution; Water Pollution; Noise; Hazardous Waste; Solid Waste; Recycling
Q54 - Climate; Natural Disasters; Global Warming
Q55 - Technological Innovation
Q56 - Environment and Development; Environment and Trade; Sustainability; Environmental Accounts and
Accounting; Environmental Equity; Population Growth
Q57 - Ecological Economics: Ecosystem Services; Biodiversity Conservation; Bioeconomics; Industrial
Ecology
Q58 - Government Policy
Q59 - Other

Khusus mengenai subyek budaya, sosiologi dan antropologi yang dipandang


sebagai bidang spesialisasi dari ekonomi diberi lambang dengan huruf Z berjudul
Other Special Topics, sebagai berikut:
Z - Other Special Topics
Z0 - General
Z00 - General
Z1 - Cultural Economics; Economic Sociology; Economic Anthropology
Z10 - General
Z11 - Economics of the Arts and Literature
Z12 - Religion
Z13 - Economic Sociology; Economic Anthropology; Social and Economic Stratification
Z19 - Other

Dengan mendalami klasifikasi ilmu ekonomi kedalam bidang-bidang khusus


yang menjadi spesialisasi bagi seorang ekonom menurut American Economic
Association sebagaimana dikemukakan di atas, maka kita menemukan bahwa bidang
yang menyangkut budaya sebagai subyek ekonomi, sangatlah terbatas, dengan
dikelompokkan pada kelompok Z. Padahal, pada era Sorokin pada awal abad ke-20
sudah menggolongkan ekonomi kedalam sosiologi. Kekuatan yang sangat besar
telah menggeser ekonomi menjadi ilmu seperti fisika, yaitu bukan manusia dan
institusinya yang menjadi subyek studi melainkan komoditas dengan matematik
menjadi bahasa atau alat utama dalam eksplorasinya. Menurut Buchanan (1979)26
apabila memang menjadi begitu apa yang dimaksud dengan ilmu ekonomi maka
sebaiknya ilmu ekonomi itu diserahkan saja kepada matematikawan.
Persoalan yang dihadapi negara-negara berkembang, khususnya yang
menderita penjajahan yang sangat lama tentu mengalami perbedaan budaya dari
26

ibid

Page 48 of 71 Modul 1

.d o

m
o

c u -tr a c k

lic

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa faktor sosial-ekonomi ini,


khususnya yang biasa dinamakan kultur atau budaya, menjadi unsur yang sangat
penting dalam pembahasan pembangunan pada masa mendatang. State of The
World 2010 yang diterbitkan oleh The Worldwatch Institute (2010) memilih tema
khusus: Transforming Cultures, from Consumerism to Sustainability.27 Buku ini
penuh dengan informasi dan data penting serta hasil analisis yang perlu diketahui
apabila dunia menghendaki bumi satu-satunya tempat hidup kita ini terjaga,
terpelihara dan lestari. Menurut buku ini (Tabel 1), apabila standar tingkat hidup
tingkat konsumsi rendah dengan patokan pendapatan per kapita rata-rata US$ 1230
(nilai dollar tahun 2008 PPP), maka bumi, sesuai dengan kapasitasnya, dapat dihuni
oleh 13,6 milyar jiwa. Tetapi, apabila menggunakan standar tingkat hidup rata-rata
Amerika Serikat, maka kapasitas bumi untuk menghidupi manusia hanya mampu
sampai 5 milyar jiwa. Kondisi saat ini, penduduk dunia sudah 6 milyar jiwa lebih,
karena itu, sudah melampaui kapasitas lestari bumi ini. Kesimpulannya: diperlukan
transformasi budaya dari budaya konsumerisme ke budaya pelestarian.
Atas dasar pemikiran bahwa ilmu-ilmu sosial ekonomi pertanian adalah
sebagai faktor penting dalam perubahan budaya, khususnya untuk pemerdekaan
petani28 di negara berkembang, maka kita perlu mendalami perkembangan kontribusi
ilmu pengetahuan ekonomi pertanian terhadap proses tersebut.
Perlu penulis kemukakan sejak awal agar tidak terjadi kesalahan pemahaman
bahwa apa yang dimaksud di atas bukanlah sebagai ajakan membangun proses politik
27

Lihat State of The World 2010, Transforming Cultures, From Consumerism to Sustainability. The Worldwatch Institute,
W.W. Norton & Company, New York.
28
Lihat A. Pakpahan, 2007. Freedom for Farmers Freedom for All. Ideals Agro Abrar, Bogor, Indonesia. Buku ini mencoba
mengkaji dengan menggunakan perspektif bahwa pembangunan pertanian merupakan proses pemerdekaan petani.
Page 49 of 71 Modul 1

.d o

.c

lic
C

bangsa-bangsa yang pernah menjajahnya. Lahirnya kata pembangunan itu sendiri


merefleksikan makna bahwa industrialisasi di negara berkembang tidak akan berjalan
dengan sendirinya sebagaimana yang dialami oleh sejarah negara-negara di Eropa
atau Amerika Serikat. Bahkan, negara-negara di Amerika Latin yang berasal dari
Eropa juga ternyata tidak mengalami perjalanan sejarah yang sama, melainkan
berbelok menjadi negara berkembang sampai sekarang. Tentu hal tersebut tidak
dapat dijelaskan oleh fenomena alam atau komoditas melainkan hanya bisa
dijelaskan oleh terjadinya perbedaan budaya dalam proses perkembangan bangsabangsa tersebut. Sebagai ilustrasi, pada tahun 1870-an Argentina lebih maju dari
Jerman, tetapi 100 tahun kemudian Jerman menjadi negara maju terkemuka
sedangkan Argentina masih menjadi negara berkembang. Data atau bukti-bukti
semacam inilah yang tidak dapat menolak bahwa sosial-budaya masyarakat tidak
penting, apalagi dalam bidang pembangunan pertanian.

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Ilmu pengetahuan perlu dipandang sebagai pencerah, obor atau bahkan api
yang menyala-nyala untuk memberikan kontribusi perubahan positif bagi
pembangunan pertanian sebagaimana yang dimaksud di atas. Hal ini sangat penting
mengingat pada fase penerapan ilmu itu tidak terbebas dari nilai. Sebagai ilustrasi,
semua teori itu berlaku umum tetapi pada saat ia akan dipakai, kondisi lingkungan
lokal membuatnya menjadi unik, misalnya, secara umum diterima bahwa titik didih
air itu 100 C tetapi ini hanya terjadi apabila air dididihkan di pantai pada ketinggian
0 meter dari muka laut. Demikian pun halnya dengan teori ekonomi pada saat ia
diterapkan pada pertanian maka diperlukan pemahaman baru akan keunikankeunikannya.
Sebagaimana telah diuraikan bahwa ilmu ekonomi pertanian diperlukan untuk
memberikan kontribusi dalam rangka mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Amanah
UUD 1945 itu perlu diterjemahkan ke dalam model pendidikan, penelitian atau
pengembangan ilmu ekonomi pertanian di Indonesia dan untuk Indonesia. Berikut
ini kami mencoba memberikan ilustrasi kasar tentang pengejewantahan amanah UUD
1945 kedalam bidang ilmu ekonomi pertanian. Sebelum penulis menyampaikan hal
tersebut, terlebih dahulu digambarkan tentang perlunya dilakukan penyesuaian
konteks atau ruang lingkup penerapannya mengingat perubahan zaman yang sudah
terjadi.
Apapun yang akan dilakukan, utuk hal yang sifatnya penerapan diperlukan
pemahaman akan konteksnya agar penerapan tersebut dapat berjalan dengan sukses.
Pembahasan pertanian pada tahun 1960an, 1980an dan apalagi pertanian pada abad
ke-21, memerlukan pemahaman akan konteksnya tersebut dengan baik. Dalam
literatur kita dapat mengidentifikasi bahwa pertanian itu sendiri sering difahami
sebagai suatu era tertentu. Misalnya, Pink (2006)29 mengurutkan perkembanga
zaman kedalam zaman berikut:
1) Era pertanianagriculture age (farmers) (abad ke-18),
2) Era industriindustrial age (factory worker) (abad ke-19),
3) Era informasiinformation age (knowledge workers) (abad ke-20),
4) Era konsepconceptual age (creators and empathizers) (abad ke-21).
29

D.H. Pink, 2006. A Whole New Mind. Riverhead Books, New York.
Page 50 of 71 Modul 1

.d o

.c

lic
C

praktis sehingga ilmu pengetahuan dijadikan bahan propaganda ilmiah. Yang


dimaksud adalah diperlukannya suatu reorientasi pendidikan, penelitian dan
pengembangan terhadap subyek pemerdekaan petani yang selama ini terabaikan
melalui pengamalan ilmu sosial ekonomi pertanian.

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Pembangunan pertanian pada zaman sekarang sudah berada dalam era


informasi dan era konsep baru. Pangan zaman sekarang sudah tidak diartikan sebagai
pangan untuk memenuhi rasa kenyang melainkan sebagai sarana untuk mendapatkan
kesehatan dan kenyamanan. Bahkan, apabila kita masukkan benih-benih hasil
rekayasa genetik, yang tingkat penggunaannya sudah mencapai 148 juta hektar pada
tahun 2010, pengertian pertanian itu sendiri akan berubah total menjadi pertanian
yang sangat intensif akan ilmu pengetahuan dan teknologi 30,31.
Sejalan dengan perubahan zaman di atas, telah terjadi keragaman pola
perubahan yang sangat nyata dalam hal nilai-nilai dan perikehidupan masyarakat
dunia, sehingga diperlukan pemahaman akan esensi dari perubahan dan dampaknya
terhadap kehidupan baru yang perlu dibangun. Gasset (1927)32, Hsu (1963)33, Toffler
(1970)34, Downs (1973)35, Sowell (1980)36, Etzioni (1996)37, Abramson dan Inglehart
(1998)38, Elkington dan Hartigan (2008)39, Chang (2008)40, Kano (2008)41, Sen
(2009)42, Wilkinson dan Pickett (2010)43 merupakan sumber-sumber yang dapat
digunakan untuk memperkaya pemahaman kontekstual apabila kita akan menerapkan
ilmu ekonomi pertanian pada lingkungan tertentu.
Gasset (1927) memberikan analisis yang sangat tajam akan dampak dari
perubahan demografis yang membuat penduduk dunia jumlahnya berlipat ganda,
yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Pertambahan penduduk yang sangat pesat
pada abad ke 18, dipandang Gasset sebagai pertambahan massa. Pertambahan massa
ini sangat dahsyat dampaknya bagi dunia mengingat sifat dasar manusia itu tidak
30

Lihat G.P. Pisano, 2006. Science Business: The promise, the reality, and the future of biotech. Harvard Business School
Press, Boston.
31
A. Pakpahan, 2011. World Trend In Biotechnology Crops and Its Implications To Indonesia. Biosafety Commission for
Genetically Engineered Products, Indonesia. (unpublished paper).
32
J.O. Gasset, 1957. (25ed). The Revolt of the Masses. W.W. Norton & Company Inc., New York.
33
F.L.K. Hsu, 1963. Clan, Caste and Club. D. Van Nostrand Company, Inc., Princeton, New Jersey.
34
A. Toffler, 1970. Future Shock. Random House, New York.
35
J.F. Downs, 1973. Human Nature. Glencoe Press, New York.
36
T.S. Sowell, 1980. Knowledge & Decisions. Basic Books, Inc., New York.
37
A. Etzioni, 1996. The New Golden Rule. BasicBooks, New York.
38
P.R. Abramson dan R. Inglehart, 1998. Value Change in Global Perpective. The University of Michigan Press, Ann Arbor.
39
J. Elkington dan P. Hartigan, 2008. The Power of Unreasonable People. Harvard Business Press, Boston.
40
H.J. Chang, 2008. Bad Samaritans: The myth of free trade and the secret history of capitalism. Bloomsbury Press, New
York.
41
H. Kano, 2008. Indonesian Exports, Peasant Agriculture and the World Economy, 1850-2000. NUS Press, Singapore.
42
A. Sen, 2009. The Idea of Justice. The Belknap Press of Harvard University Press, Cambridge, Massachusetts.
43
R. Wilkinson and K. Pickett, 2010. The Spirit Level: Why equality is better for everyone. Penguin Books, London.
Page 51 of 71 Modul 1

.d o

.c

lic
C

Pemikiran Pink di atas seolah-olah dunia ini bergerak linear dengan zaman
yang berubah, misalnya, pandangan Pink apabila tidak ditafsirkan dengan baik maka
seolah-olah pertanian pada abad ke-21 ini tidak dipentingkan lagi. Namun demikian,
Pink sangat benar apabila kita mengartikan bahwa pembangunan pertanian pada
zaman sekarang ini situasinya sudah sangat berbeda dengan pada era abad ke-18.

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Dapat diperkirakan apa yang akan terjadi apabila massa yang besar itu
menghadapi kelaparan, kekurangan air, kekurangan ruang kehidupan, dan berbagai
bentuk keterbatasan lainnya. Oleh karena itu diperlukan pengembangan institusi
yang dapat mengelola massa tersebut menjadi faktor-faktor positif bagi kemanusiaan
dan kehidupan yang lebih luas lagi.
Hsu (1963) menyampaikan hasil risetnya mengenai bagaimana masyarakat
dunia itu mengembangkan daya adaptasi melalui inovasi kelembagaan masyarakat
yang mengambil tiga model utama, yaitu model clan sebagaimana yang berlaku di
masyarakat Tiongkok, model kasta di India dan model club di Amerika Serikat.
Model tersebut, menurut Hsu dibangun atas dasar latar belakang budaya masyarakat
yang berbeda, yaitu di masyarakat Tiongkok dasar perikatan antar- individu
didasarkan atas persamaan keluarga (clan), di India dasarnya adalah unsur agama
(Hindu), dan di Amerika Serikat dasar utamanya adalah faham individualisme yang
dipandang hal utama dalam masyarakat Barat. Pandangan Hsu ini sangatlah penting
bagi kita untuk mengingatkan bahwa faktor sosial-budaya itu tidak dapat diabaikan
dalam pemikiran dan perumusan pembangunan, apalagi untuk pembangunan
pertanian.
Toffler (1970), Abramson dan Inglehart (1998) dan Wilkinson dan Pickett
(2010) dapat dipakai sebagai sumber yang memberikan pengetahuan dan inspirasi
tentang pentingnya pendalaman akan perubahan-perubahan nilai dalam masyarakat.
Dalam bukunya Future Shock, Toffler menggambarkan bahwa shock itu terjadi
karena kita tidak memahami dan tidak mengantisipasi perubahan-perubahan nilainilai yang berkembang dalam masyarakat. Selanjutnya, dalam Abramson dan
Inglehart (1998) kita mendapatkan informasi bahwa dalam masyarakat Barat telah
terjadi perubahan-perubahan nilai secara mendasar yaitu nilai yang bergerak dari
nilai materialisme ke nilai spiritualisme (post materialist). Sebagai ilustrasi, di
Inggris nilai post materialist meningkat dari 7% (1970-71) menjadi 15 % (1993),
sebaliknya nilai materialist menurun dari 36 % (1970-71) menjadi 21 % (1993).
Perubahan nilai post materialist yang tertinggi terjadi di Denmark yaitu meningkat
dari 7 % menjadi 25 % pada periode di atas.
Hasil riset Wilkinson dan Pickett (2010) selama 50 tahun menunjukkan bahwa
kemerataan (equality) adalah baik untuk semua orang. Hasil riset yang penting untuk
dicatat antara lain adalah:
(1) Semakin timpang pendapatan, makin tinggi indeks masalah kesehatan dan
masalah sosial kelamsyarakatan;
Page 52 of 71 Modul 1

.d o

.c

lic
C

terdapat pada massa, yaitu massa tidak memiliki sifat berpikir.

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

(3) Semakin tinggi tingkat ketimpangan pendapatan, semakin rendah nilai indeks
kesejahteraan anak-anak;
(4) Semakin tinggi ketimpangan pendapatan dalam masyarakat, semakin rendah
persentase jumlah individu yang dapat dipercaya;
(5) Semakin tinggi ketimpangan pendapatan, semakin rendah persentasi
pendapatan nasional yang disumbangkan untuk bantuan luar negeri;
(6) Semakin tinggi ketimpangan pendapatan, semakin tinggi persentase
masyarakat yang mengalami gangguan mental;
(7) Semakin tinggi tingkat ketimpangan pendapatan semakin tinggi indeks
penyalah-gunaan obat-obat terlarang;
(8) Semakin tinggi ketimpangan pendapatan, semakin rendah usia harapan hidup;
(9) Semakin tinggi tingkat ketimpangan pendapatan, semakin tinggi tingkat
kematian bayi per 1000 kelahiran hidup;
(10) Semakin tinggi tingkat ketimpangan pendapatan, semakin tinggi tingkat
penduduk yang kegemukan;
(11) Dan masih banyak lagi hasil penelitian yang penting yang dapat didapat
dalam buku ini.
Sowell (1980) merupakan buku yang penting dalam memahami pengetahuan
dan peran pengetahuan dalam masyarakat. Menurut Sowell peradaban merupakan
instrumen yang sangat penting untuk mendapatkan manfaat dari pengetahuan.
Spesialisasi sangat diperlukan untuk mendapatkan pengetahuan secara lebih baik.
Menurut Sowell ideas are everywhere, but knowledge is rare; bahkan menurut
Sowell pula bahwa untuk seseorang yang dijuluki knowledgable pada dasarnya ia
juga hanya memiliki knowledge pada bidang yang terbatas saja. Semakin modern
suatu masyarakat, semakin sedikit jumlah jenis pengetahuan yang dimiliki oleh
masing-masing individu masyarakatnya, tetapi makin dalam pengetahuan dalam satu
subyek yang didalaminya.
Sebaliknya, untuk individu yang berada dalam
masyarakat tradisional, ia harus memiliki pengetahuan hampir semua jenis
pengetahuan agar ia dapat tetap hidup, mulai dengan jenis tanaman dan hewan yang
bisa dimakan, cara dan kemampuan menangkap atau mengumpulkannya, cara
menanam dan memeilih musim yang baik untuk menanamnya, mengetahui obat
Page 53 of 71 Modul 1

.d o

(2) Semakin tinggi pendapatan per kapita semakin rendah nilai indeks
permasalahan kesehatan dan permasalahan sosial tetapi ini ditunjukkan oleh
korelasi yang rendah;

m
o

.c

lic
C
c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Etzioni (1996) dalam bukunya The New Golden Rule pada dasarnya adalah
memberikan landasan yang kokoh untuk dijadikan bahan diskusi tentang perlunya
dasar-dasar etika untuk menmperkuat solidaritas sosial dalam masyarakat. Etzioni
membangun konsep apa yang dinamakan good society dan communitarian
movement. Secara khusus dalam Bab 7, Etzioni membahas Pluralism within Unity,
yang kiranya dapat menjadi stimulant bagi Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika.
Pandangan Sen (2009) sangat penting untuk dijadikan referensi dalam
pendalaman ide dan teori Justice. Berbeda dengan para pemikir di bidang ini, yang
mengembangkan teori pada kondisi ideal, Sen mengembangkan pemikiran dalam
dunia semacam yang dihadapi sekarang ini, yang diperlukan bukanlah teori keadilan
pada kondisi ideal, melain teori yang dapat digunakan sebagai dasar membuat
kebijaksanaan pada kondisi riil yang kita hadapi. Sejalan dengan pemikiran tersebut,
tetapi dalam bidang berbeda, Elkington dan Hartigan (2008) mengemukakan
argumen yang menjadi argumen utamanya bahwa perubahan besar itu memerlukan
sekelompok entrepreneur yang tergolong unreasonable people.
Chang (2008) dalam bukunya Bad Samaritans menunjukkan bahwa free
trade dan kapitalisme itu hanyalah kamuflase atau strategi dari negara-negara maju
untuk mengelabui negara-negara berkembang, yang pernah dijajah mereka. Yang
menarik untuk Indonesia, Chang secara khsusus menulis Bab 8 dengan judul Zaire
vs Indonesia dan Bab 9 Lazy Zapanese and Thieving Germans. Bab 9 ini tentunya
akan memberikan inspirasi bahwa bangsa Jepang yang dipandang pemalas pada awal
tahun 1900an ternyata bisa berubah menjadi bangsa paling rajin di dunia sekarang;
demikian juga dengan bangsa Jerman yang sekarang menjadi bangsa termaju di
dunia.
Kano (2008) memberikan perspektif panjang tentang sejarah perkembangan
perekonomian Indonesia yaitu antara 1850-2000. Buku banyak memberikan inspirasi
penting bagi strategi dan kebijaksanaan pembangunan ekonomi ke depan pada
umumnya dan pembangunan pertanian pada khususnya. Sejarah menunjukkan
bahwa ekonomi Indonesia telah mengalami pasang surut dengan struktur yang
sifatnya dualistik, yaitu kepentingan ekspor yang menjadi prioritas pemerintah
kolonial dan kepentingan produksi pangan untuk stabilitas nasional. Dalam
perjalanan ekonomi ekspornya Indonesia telah mengalami zaman keemasan rempahrempah, gula, karet, minyak bumi dan hasil hutan, dan sekarang kelapa sawit. Kano
mengingatkan bahwa kemajuan ekonomi sebenarnya belum terlihat mengingat
ekspor komoditas Indonesia didominasi oleh ekspor bahan mentah dan juga makin
meningkatnya komponen impor. Terlebih lagi apabila kita menggunakan indikator
Page 54 of 71 Modul 1

.d o

.c

lic
C

apa yang diperlukan untuk mengobati berbagai jenis penyakit, dan seterusnya.

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

REINTERPRETASI ILMU SOSIAL-EKONOMI PERTANIAN DALAM


PENGAMALAN UUD 1945
Atas dasar pemikiran di atas, kita dapat mengembangkan gagasan untuk
menterjemahkan amanah UUD 1945 kedalam bahasa ilmu sosial ekonomi. Hasil
penterjemahan ini dapat dibahas lebih lanjut sebagai masukan untuk membangun
langkah-langkah nyata dalam pengembangan keilmuan ekonomi pertanian di
Indonesia.
Pertama, kita perlu mencari makna kemerdekaan yang dianut oleh Indonesia.
Pengujian akan makna kemerdekaan ini sangat penting untuk mendapatkan
pemahaman yang bukan hanya bisa menjadikan pemahaman kita yang lebih baik
tetapi juga mendapatkan jalan atau solusinya dalam menerapkannya dalam praktek
sehari-hari. Oleh karena itu kaidah uji obyektifitasnya bukan hanya uji kejelasan
(clarity) tetapi juga efisien, efektif dan dapat diterima untuk menjadi amalan
(workability) dalam bidang pembangunan pertanian, pendidikan, penelitian atau
pemanfaatan ilmu ekonomi pertanian.
Pembukaan UUD 1945 menyatakan:
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan
oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena
tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Page 55 of 71 Modul 1

.d o

.c

lic
C

service account balance maka nilai totalnya selalu negatif; nilai positif dalam service
account balance hanyalah merupakan kontribusi dari Tenaga Kerja Indonesia dan
perjalanan (wisata). Kesimpulan yang paling penting dari Kano untuk pertanian di
Indonesia, khususnya di Jawa, adalah tidak terlihatnya fenomena transformasi
ekonomi sebagaimana yang terjadi di Jepang atau di negara-negara yang telah
mengalami penurunan persentase petani yang makin mengecil. Yang menambah
berat Indonesia pada masa mendatang adalah meningkatnya pembatas ekologi untuk
ekspansi produksi pertanian, perdesaan menghadapi de-agrarianization dan
memaksa angkatan kerja untuk mencari pekerjaan di luar pertanian. Sementara itu,
Indonesia menghadapi pembatas kapasitas industri skala besar dalam menyerap
tenaga kerja dan hanya dapat mengandalkan sektor informal dalam penyerapan kerja
di daerah urban. Kesimpulan utama yang dibuat Kano adalah pengalaman
pembangunan di Jepang sangat kecil kemungkinannya dapat diulangi di Indonesia,
tetapi juga belum jelas apakah Indonesia akan menjadi pelopor dalam membangun
jalan baru pembangunan ekonomi pada abad ke-21.

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Bangsa Indonesia menganut faham bahwa Dan perjuangan pergerakan


kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan
selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. Ada kata perjuangan, kata ini jarang digunakan sekarang. Kata perjuangan
memberikan pesan jauh lebih kuat dari sekedar usaha atau ikhtiar. Kata perjuangan
merupakan penjiwaan dari isme patriotisme.
Faham patriotisme ini selalu diadukan dengan faham yang menyatakan bahwa
kemerdekaan bagi yang kuat adalah kematian bagi yang lemah. Karena itu yang
kuat penting untuk bisa membuat lemah pihak lain. Faham ini tidak benar mengingat
kekuatan seluruh masyarakat hanya akan terwujud apabila semuanya menjadi kuat.
Ketimpangan yang besar, sebagai indikator ketidakadilan, sesuai dengan hasil
penelitian Wilkinson dan Pickett (2010) ternyata merugikan semua orang. 44
Disintegrasi suatu negara atau merebaknya konflik antar masyarakat
mengandung implikasi yang sangat besar bagi kehidupan ekonomi bukan hanya bagi
masyarakat yang bersangkutan tetapi bagi masyarakat keseluruhan dalam suatu
44

R. Wilkinson dan K. Pickett, ibid.

Page 56 of 71 Modul 1

.d o

.c

lic
C

Apakah makna kemerdekaan dalam ilmu ekonomi pertanian sejalan dengan


nafas Pembukaan UUD 1945? Apa implikasi kalimat pembukaan tersebut yang
mengandung kata kemerdekaan itu hak segala bangsa, apakah ini juga menjadi
dasar kemerdekaan sebagai perdagangan bebas atau pihak asing juga bebas
berinvestasi di Indonesia? Apa makna penjajahan? Apakah menahan harga beras agar
tidak naik atau membiarkan suku bunga pinjaman bank yang tinggi sama dengan
bentuk penjajahan baru? Apakah membiarkan penguasaan lahan ratusan ribu atau
bahkan juga jutaan hektar oleh para perusahaan besar yang menjadi wadah
collective action para orang kaya itu tidak bertentangan dengan nilai dasar yang
dikandung oleh alinea awal dalam Bab Pembukaan UUD 1945? Selain itu, ilmu
ekonomi pertanian di Indonesia perlu faham dan mencari makna yang tepat untuk
mendapatkan pengetahuan yang pas untuk Indonesia di mana masyarakat Indonesia
itu tidaklah homogen. Bahkan dapat dikatakan bahwa masyarakat Indonesia itu selain
terpisah secara geografis juga latar belakang budayanya berbeda-beda. Artinya, cara
berpikir, merasa dan memiliki keyakinan atau kepercayaan (belief) yang berbedabeda pula. Namun demikian Indonesia memegang keyakinan bahwa Bhinneka
Tunggal Ika merupakan ruh keindonesiaannya. Kontruksi preferensi seperti apa yang
sesuai untuk bisa menjelaskan masyarakat Indonesia? Aspek preferensi yang
melandasi keputusan ekonomi masyarakat Indonesia ini jarang sekali dipelajari atau
bahkan diterima begitu saja atau diasumsikan mengikuti asumsi rasionalitas.

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Apabila Singapura, sebagai negara kota, dengan penduduknya sekitar 5 juta


jiwa, atau sekitar 2 % dari penduduk Indonesia, merasa khawatir akan solidaritas
nasionalnya, apalagi bagi Indonesia, yang menempati urutan negara ke empat
terbesar penduduknya di dunia dengan keanekaragaman penduduknya yang sangat
besar.
Pembangunan diperlukan untuk menghilangkan kekhawatiran di atas. Pada
zaman kolonial, istilah pembangunan kurang dikenal. Pada era kolonial Hindia
Belanda dikenal istilah politik etis yang intinya adalah dikembangkannya program
pendidikan, pertanian khususnya irigasi dan transmigrasi bagi rakyat banyak.
Adapun dalam era kemerdekaan, khususnya dalam era Orde Baru hingga sekarang,
istilah yang digunakan adalah pembangunan. Pembangunan inilah sebagai upaya
untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Artinya, kemerdekaan dijabarkan dalam
bentuk pencapaian target kesejahteraan, keadilan, dan kesatuan dan persatuan
nasional, serta parameter tujuan lainnya. Selama ini, pembangunan juga sering lebih
diartikan sebagai pekerjaan utama Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah. Akhirnya
berkembang politik anggaran pembangunan yang menggantungkan diri pada
Pemerintah, termasuk di dalamnya adalah hutang luar negeri. Pembangunan
dijalankan berdasarkan pendekatan keproyekan. Dengan besaran APBN yang
dikeluarkan Pemerintah, kita dapat menarik kesimpulan bahwa dana tersebut jauh
dari mencukupi kebutuhan apabila Indonesia ingin mengejar ketertinggalannya dari
bangsa-bangsa lain yang telah mencapai kemajuan yang melebihi Indonesia. Dalam
kondisi seperti itu, sangat penting bagi kita belajar kembali dari apa yang diwariskan
oleh para pendiri Republik ini sehingga Indonesia mencapai kemerdekaannya. Satu
hal yang sekarang jarang diajarkan kembali adalah jiwa atau nilai patriotisme.
Bahkan sekarang lebih terasa berkembangnya pemahaman bahwa nilai patriotisme
itu sudah usang atau bahkan berbahaya. Sebagian kalangan melihat bahwa
patriotisme itu hanyalah fanatisme sempit yang tidak cocok bagi perkembangan
Page 57 of 71 Modul 1

.d o

.c

lic
C

negara, atau bahkan bagi masyarakat global secara keseluruhan juga. Bukti kuat
bahwa dengan merebaknya terorisme alokasi anggaran dan tenaga serta
berkembangnya psikologi massa yang sifatnya negatif telah meningkat dengan sangat
nyata. Bagi negara kecil sekalipun, seperti Singapura, masalah disintegrasi pikiran
atau keinginan atau cita-cita telah dipandang sebagai kecenderungan yang negatif
oleh Mr. Lee Kuan Yew, pemimpin besar Singapura yang membawa bangsa
Singapura dari warga negara dunia ke tiga menjadi warga dunia pertama.
Perkembangan politik terkahir di Singapura telah membangunkan perasaan Mr. Lee
yang mengkawatirkan akan terancamnya solidaritas nasional Sigapura. Menurut Mr.
Lee, apabila itu terjadi maka masa depan Singapura akan sulit dan berbahaya (Strait
Times, 6 September 2011; hal: 1).

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Sebagai pembanding, apakah negara-negara maju yang mengkampanyekan


liberalisme itu, misalnya, tidak memiliki patriotisme, khususnya dalam
pengembangan kebijakan ekonominya? Morse dan Shive45 (2010) dalam Patriotism
in Your Portfolio menyimpulkan bahwa lebih banyak negara-negara yang patriotik
dan lebih banyak wilayah-wilayah yang patriotik di Amerika Serikat menempatkan
ekuitas perusahaannya di luar negeri lebih kecil daripada yang diperolehnya.
Dimasukkannya peubah patriotisme ke dalam model analisis ternyata menambah
penjelasan dalam home bias sekitar 9 sampai 21 % untuk Amerika Serikat dan 7
sampai 17 % untuk Kanada. Dengan demikian, patriotisme merupakan peubah
penting dalam aspek perilaku dan kebijakan ekonomi suatu negara.
Kasus Jepang juga menarik untuk dijadikan bahan pembelajaran. Budaya
Samurai memang menjadi citra budaya Jepang. Sifat dan sikap sebagai Samurai ini
tampak juga berlaku dalam pembangunan ekonomi Jepang. Satu hal yang unik bagi
negeri Sakura ini sebagai ciri patriotismenya adalah berlakunya bunga bank yang
sangat rendah atau bahkan bernilai riil negatif. Orang kaya Jepang menjadi pahlawan
pembangunan dengan cara mereka memberikan bunga pinjaman yang sangat rendah
untuk kemajuan negara dan tanah airnya. Sebaliknya orang kaya di negeri kita
menghendaki bunga yang tinggi sebagai sumber pendapatan dari pihak lain yang
bekerja dari hasil pinjaman yang telah menjerat batang dan urat lehernya. Jadi, bunga
bank yang rendah menunjukkan bahwa bangsa Jepang memiliki budaya betapa
tingginya mereka mementingkan masa depan mengingat hanya dengan investasi
yang memadai masa depan yang baik itu dapat diwujudkan. Kelompok ini dapat
dikatakan sebagai kaum patriot pembangunan ekonomi Jepang.
Negeri Tiongkok memberikan pelajaran lain lagi. Negeri ini pemuja masa
depan melalui, antara lain, tingginya nilai tabungan mereka. Nilai tabungan RRT
45

A. Morse dan S. Shive, Patriotism in Your Portfolio Journal of Financial Markets, 2010. Volume 14 (2), pg 411-440
Page 58 of 71 Modul 1

.d o

.c

lic
C

Indonesia di mata dunia dan dalam era globalisasi seperti sekarang ini. Patriotisme
lebih baik disimpan di dalam laci saja. Mengapa Mr. Lee menggunakan istilah
Solidaritas Nasional? Karena Mr. Lee faham betul akan ruh pembangunan, yaitu
patriotisme. Patriotisme adalah dasar dari solidaritas. Patriotisme melahirkan
pemaknaan untuk membela tanah air tercinta agar dapat mencapi kemajuan-kemajuan
yang luar biasa melalui tekad dan kualitas pekerjaan yang juga luar biasa. Dalam
bahasa Sankrit padanan patriotisme adalah kata yang sangat kita kenal, yaitu Bande
Mataram, atau cinta tanah air/ibu Pertiwi sebagai wujud patriotisme. Kita pun perlu
memahami bahwa kosmopolitanisme pada intinya tidak bertentangan dengan
patriotisme, kecuali kosmopolitanisme itu dijadikan sebagai baju imperialisme untuk
mendominasi dunia oleh suatu bangsa atau negara tertentu.

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Kasus di Amerika, Jepang, Tiongkok atau di negara lain yang serupa, pada
dasarnya dilandasi oleh pemahaman bahwa pembangunan adalah proses
pemerdekaan. Tidak ada lagi faktor yang sangat penting untuk mewujudkan
kemerdekaan itu yaitu melandaskan pembangunan berdasarkan nilai patriotisme.
Nilai ini tidak bertentangan dengan nilai yang melandasi globalisasi seperti
kosmopolitanisme, kecuali kosmopolitanisme itu dijadikan baju sebagai alat
membangun imperialisme.
Karena itu, agenda pertama Indonesia untuk mewujudkan Indonesia yang
abadi dan makin maju, makmur secara adil dan merata diperlukan penanaman
kembali jiwa dan semangat patriotisme dalam pembangunan nasionalnya. Hal di atas
dapat menjadi sumber pencerahan dalam pengembangan ilmu ekonomi pertanian di
Indonesia dan untuk Indonesia baik melalui media pengajaran, riset atau media
akademis lainnya.
Pesan kalimat Pembukaan UUD 1945: Atas berkat rahmat Allah Yang Maha
Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya, mengandung pesan yang sangat mendalam. Ini adalah suatu sikap
kerendahan hati kepada Tuhan Yang Maha Esa tetapi juga menggambarkan sikap
berani yang penuh dengan tekad baja: maka rakyat Indonesia dengan ini
menyatakan kemerdekaannya. Kita, para akademisi, peneliti atau mahasiswa adalah
bagian dari rakyat Indonesia. Pertanyaannya apabila pada 17-8-1945 rakyat
Indonesia sudah menyatakan kemerdekaannya, mengapa pada saat sekarang terasa
makin intensif terjadinya konflik sosial atau bahkan potensi disintegrasi di banyak
wilayah di tanah air Indonesia ini.
Dalam bidang akademis khususnya dalam bidang penelitian sosial ekonomi,
saya masih mengingat diperlukannya proses yang panjang untuk dapat melakukan
survey ke lapang. Pada masa sebelum reformasi (mudah-mudahan sekarang tidak
berlaku), misalnya, peneliti harus mengurus surat izin mulai dari:
1) Institusi yang membidangi urusan sosial-politik di Pemerintah Pusat, Jakarta
2) Institusi yang membidangi urusan sosial-politik di Pemerintah Provinsi,
3) Institusi yang membidangi perencanaan pembangunan di Provinsi,
4) Institusi yang membidangi urusan pembinaan teknis pertanian atau bidang teknis
46

Lihat misalnya, B. Wilkins, Why is the Chinese Savings Rate 50 Percent of GDP, While Ours is Less Than three Percent of
Disposable Income?, Center for Economic Research and Forecasting, California Lutheran University, May 11th, 2010
Page 59 of 71 Modul 1

.d o

.c

lic
C

pada tahun 2010 diperkirakan sekitar 50 % dari Produk Domestik Bruto (PDB)
mereka. Karena tabungan yang kuat ini maka RRT bisa membiayai masa
depannya46.

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Perkembangan di atas jelas bertentangan dengan nilai yang dikandung dalam


isi alinea Pembukaan UUD 1945 berikut (untuk memudahkan membacanya, dikutip
ulang):
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu
dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu
susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar
kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Dalam hal kebebasan berpendapat secara tegas
diamanahkan dalam UUD 1945 Pasal 28: Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan
undang-undang.
Konten (content) atau substansi apa yang perlu dipelajari dalam bidang sosial
ekonomi pertanian apabila kita mengamalkan amanah UUD 1945 Pasal 27, Ayat 2:
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan. Kita ambil contoh faham yang berlaku di Barat dimana penganggur
diberikan kompensasi untuk biaya hidup serta biaya untuk mencapai keahlian baru
agar si penganggur ini dapat kembali bekerja di pasar yang baru baginya. Jadi,
Page 60 of 71 Modul 1

.d o

.c

lic
C

lainnya di Provinsi,
5) Institusi yang membidangi urusan sosial politik di Kabupaten/Kota,
6) Institusi yang membidangi urusan perencanaan pembangunan di Kabupaten/Kota,
7) Institusi yang membidangi bidang teknis di Kabupaten/Kota
8) Kantor Kecamatan
9) Kepala Desa
Dalam setahun tersedia 52 minggu, untuk urusan perizinan penelitian ini
memerlukan waktu yang relatif lama, biaya yang relatif besar, dan tenaga yang juga
relatif besar. Dapat diperkirakan berapa besar alokasi sumberdaya yang dicurahkan
untuk perizinan ini dan dilakukan setiap kali akan melakukan penelitian ke desa-desa.
Selain proses di atas melanggar prinsip-prinsip kreatifitas juga akan merugikan bagi
berkembangnya proses akademis di tanah air. Apabila hal ini terus berlanjut maka
hal tersebut merupakan disinsentif bagi perkembangan akademis di bidang sosial
ekonomi pada khususnya dan bidang ilmu pengetahuan pada umumnya mengingat
hal tersebut akan sangat menghambat berkembangnya proses kreatifitas.

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Yang perlu mendapat perhatian secara serius pula sehubungan Pasal 27 (2) dan
Pasal 33 UUD 1945 juga perilaku bunga kredit yang sangat tinggi di Indonesia.
Hein dan Schoder (2010)48 menemukan bahwa bunga bank berkorelasi negatif
dengan penggunaan kapasitas industri, akumulasi kapital dan pendapatan pekerja.
Dengan demikian bunga bank yang tinggi menjadi sumber bagi inflasi sebagai akibat
menurunnya produksi; sumber pengangguran sebagai akibat ikutan dari penurunan
produksi; kemunduran dalam sektor perekonomian sebagai akibat dari dekumulasi
kapital. Hal inilah yang terjadi di Indonesia sehingga terjadinya guremisasi pertanian
dan deindustrialisasi. Oleh karena itu, bidang sosial ekonomi pertanian perlu
membangun pengetahuan yang lebih meyakinkan lagi di bidang ini.
Khusus untuk amanah UUD 1945 Pasal 33, profesi sosial ekonomi pertanian
dihadapkan pada tantangan langsung. Kita perlu menjawab apa makna, desain dan
program institusi ekonomi yang bisa dan kuat membawa rakyat Indonesia pada
umumnya dan petani pada khususnya untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan
adalah amanah untuk membangun struktur ekonomi Indonesia yang dihidupkan oleh
ruh kekeluargaan. Institusi yang paling kecil dan kokoh adalah keluarga (family) dan
model ini diangkat menjadi model nasional. Pada dasarnya model di Amerika
Serikat, RRT atau India juga adalah faham kekeluargaan dengan konten yang
berbeda mengingat falsafah manusia dan masyarakat yang berbeda. Di negara maju
perusahaan dengan struktur koperasi dan perseroan terbatas dapat berkembang
bersama-sama, tetapi di Indonesia tidak. Perekonomian perdesaan RRT bergerak
dari komune ke Household Responsibility System (HRS) dan kemudian secara
evolutif hak-hak individu petani semakin meningkat. Apa bentuk susunan usaha
bersama dan asas kekeluargaan yang akan kita bangun dan kembangkan? Inilah
47

Lihat antara lain: D.G. Blanchflower, Is unemployment more costly than inflation, NBER Working Paper 13505, Oct.
2007.
48
Lihat antara lain: E. Hein dan C. Schoder, 2010. Interest Rates, Distribution and Capital AccumulationA Post-Kaleckian
Perspective on the US and germany.
Page 61 of 71 Modul 1

.d o

.c

lic
C

kompensasi bagi pengangur itu tidak berdiri sendiri melainkan ada latar belakang
falsafahnya atau normanya dan ada perhitungan ekonominya. Alasan ekonominya
adalah nilai ekonomi keseluruhan akan turun apabila sektor tenaga kerja ini dibiarkan
tidak efisien dan tidak produktif. Di pihak lain, terdapat faham lain yang menyatakan
bahwa pengangguran itu lebih mahal daripada inflasi, misalnya, apabila diukur oleh
dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat47. Profesi sosial ekonomi pertanian
kita perlu mendalami masalah ini apalagi kita mengetahui bahwa selain tingkat
pengangguran yang tinggi di Indonesia ini, juga sektor pertanian sudah
mencerminkan kelebihan tenaga kerja yang mana hal ini akan berdampak nyata
terhadap efisiensi, produktifitas dan keberlanjutan sektor pertanian sendiri.

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara, merupakan amanah yang tidak mudah
untuk dapat dilaksanakan tanpa adanya kedalaman dan keluasan keilmuan bidang
sosial ekonomi pertanian yang memadai. Sebagai ilustrasi kita menyaksikan struktur
ekonomi yang sama di berbagai negara, misalnya, struktur ekonomi yang dilandasi
nilai-nilai kapitalisme, tetapi mengapa tingkat pencapaian atau kemajuannya bisa
berbeda jauh? Dalam hal kinerja kita perlu melihat sunstansi atau konten yang
berkembang dalam tubuh suatu masyarakat, struktur tidak cukup memberikan
penjelasan. Oleh karena itulah kita perlu melakukan reorientasi dalam bidang
pendidikan, penelitian dan pekerjaan akademis lainnya di bidang sosial ekonomi
pertanian ini.
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat (Ayat 3, Pasal 33)
dan Fakir miskin dan anak-anakyang terlantar dipelihara oleh negara (Pasal 34)
merupakan dua ayat dalam Batang Tubuh UUD 1945 yang saling berhubungan.
Dasar pemikirannya adalah apabila Pasal 33 (3) tercapai maka dapat dipastikan Pasal
34 akan dengan efektif bisa dijalankan. Amanah ini perlu mendapat perhatian dari
profesi sosial ekonomi pertanian mengingat mati hidupnya pertanian akan ditentukan
oleh bisa dan kuatnya Indonesia menegakkan Pasal 33 UUD 1945. Selanjutnya,
pertumbuhan ekonomi yang tinggi meminta persyaratan berlakunya pertumbuhan
produktivitas pertanian yang tinggi pula.
REINTERPRETASI PENDIDIKAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
Far Eastern Economic Review, edisi February 26, 2004, hal: 12, memuat judul
berita The Decline of Japans Farmers. Dalam berita tersebut disampaikan bahwa
petani Jepang yang pada masa lalu sangat berpengaruh dalam sistem perpolitikan di
Jepang, karena sebagian besar sudah menjadi kelompok usia tua, maka sekarang
posisinya sudah melemah.
Pada tahun 1960, walaupun Jepang sudah menjadi negara industri, pertanian
masih memberikan kontribusi 9 % dalam PDB dan menyerap 28 % tenaga kerja. Padi
menduduki hampir setengahnya dari seluruh nilai produksi pertanian dan luas areal.
Pada tahun 2005, kontribusi pertanian dalam PDB Jepang tinggal 1.1 % dan
menyerap tenaga kerja sekitar 4 % dari total tenaga kerja. Selama periode 19602005, tenaga kerja pertanian telah berkurang sekitar 80 %49. Kita menyaksikan
bahwa setiap penurunan 1% PDB Pertanian dalam PDB nasional Jepang diikuti oleh
49

OECD, 2009. Evaluation of Agricultural Policy Reforms in Japan. OECD.


Page 62 of 71 Modul 1

.d o

.c

lic
C

tantangan kita semua.

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

Kasus Jepang ini memberikan gambaran yang sangat menarik mengingat


Jepang dapat dijadikan representasi negara maju di Asia dan berakar pada budaya
pertaniannya yang kuat untuk suatu negara kepulauan yang berpenduduk relatif
padat. Bahkan, sejak zaman Tokugawa pada 1600an memerintah telah diberlakukan
struktur masyarakat Jepang baru yang menempatkan petani pada posisi kelas
masyarakat kedua di bawah kaum Samurai. Sedangkan kaum industriawan dan
pedagang masing-masing diposisikan pada kelas ketiga dan keempat.
Data pada Table di atas menunjukkan bahwa dengan terjadinya transformasi
ekonomi di Jepang yang sangat cepat maka dalam waktu singkat (50 tahun) ukuran
usaha pertanian telah meningkat dari 4 kali lebih luas untuk wilayah Hokaido dan 1.2
kali lebih luas untuk wilayah lainnya, masing-masing meningkat dari 4.09 ha (1965)
menjadi 16.45 ha per petani (2005) dan dari 0.79 ha (1965) menjadi 0.95 ha (2005)
untuk daerah lainnya. Peningkatan juga terjadi pada unit usaha komoditas,
khususnya dalam peternakan babi dan sapi pedaging.
Jepang dengan falsafah multifunctionalities of agriculture telah membimbing
dilakukannya penelitian yang menghasilkan banyak pengetahuan yang berguna untuk
pendidikan atau pun perumusan kebijakan secara umum, dengan masukan dari
pengetahuan pertanian. Salah satu pengetahuan yang penting adalah dampak dari
sistem pertanian padi terhadap lingkungan hidup, apabila sistem tersebut dijaga,
dipelihara dan diterapkan. Jepang dihadapkan pada kondisi alam dengan curah hujan
yang tinggi (2000-3000mm/tahun), sungai curam, khususnya di daerah
pegunungannya. Dengan populasi penduduk sekitar 120an juta jiwa, dalam ukuran
luas negara yang kecil, maka diperlukan persediaan air yang lebih dari cukup.

50

Bandingkan dengan perubahan di Indonesia hanya sekitar 0.43 % untuk fenomena yang sama. Lihat catatan kaki no. 14.
Page 63 of 71 Modul 1

y
bu
to

lic
.d o

.c

lic
C

penurunan tenaga kerja pertanian sekitar 2.02 %50.

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

N
y
bu

.c

Hasil estimasi nilai lingkungan dari persawahan di Jepang yang dilakukan pada
tahun 1991, memberikan nilai estimasi, dengan menggunakan teknik substitutive cost
method, 4.600 milyar Yen pada tahun 1991.
Table 1.2. Nilai Estimasi Dampak Lingkungan dari Persawahan di Jepang dengan 51Menggunakan
Substitutive Cost Method (Milyar Yen)
Fungsi

Manfaat/Benefits

Pencegahan Banjir

Mengendalikan kerusakan yang disebabkan oleh banjir

Pengelolaan Sumber Daya Air

Menjaga stabilitas aliran air dan supply air tanah yang


murah

Mencegah Erosi dan Tanah Longsor

Mengendalikan/menurunkan kerusakan akibat erosi dan


tanah longsor

Pemurnian fungsi tanah

Mengurangi biaya pengelolaan/perlakuan terhadap limbah


seperti sisa-sisa makanan

Pelestarian Lingkungan Perdesaan dan


Sumberdaya Rekreasi

Nilai kunjungan dari wisatawan, terutama dari warga


perkotaan

Pemurnian Udara

Penyerapan kontaminan dan pemurnian udara

Total Nilai Lingkungan

Nilai
Estimasi
1,952.7
739.8
47.2
4.5
1,711.6
171.7
4,627.5

Luas lahan usaha petani di Amerika Serikat juga semakin luas. Pada saat
sekarang ini luas rata-rata usahatani di sana mencapai 200 hektar. Dapat
diperkirakan berapa kesenjangan antara pertanian di Indonesia dengan pertanian di
Amerika Serikat. Apabila rata-rata petani di Indonesia mengolah 0.5 ha, maka
seorang petani di Amerika Serikat mengolah 400 kali lebih luas dari rata-rata petani
di Indonesia.
Adamopoulos (2004) dalam tulisannya Land Inequality and Barriers to
Development, menyatakan bahwa ketimpangan dalam sejarah awal distribusi lahan
dapat mempengaruhi pembangunan ekonomi tahap selanjutnya.
Menurut
51

Sumber: http://www.maff.go.jp/soshiki/kambou/Environment/env1.html diunduh pada 18 Desember 2006, 05:58:43


GMT
Page 64 of 71 Modul 1

.d o

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pertanian padi bukan hanya


penting bagi produksi pangan pokok bagi masyarakat Jepang tetapi juga sebagai
sarana pengendalian lingkungan dan untuk melestarikan lingkungan yang telah
berjalan lebih dari 2000 tahun. Persawahan ini merupakan sarana pengendali banjir
dan pengelolaan sumberdaya air yang efektif, tanpa harus banyak mengubah unsur
alam, persawahan berfungsi seperti sebuah dam besar. Dengan menggunakan
teknologi terasering, persawahan juga sarana untuk penurunan erosi di daerah-daerah
yang topografinya relatif miring di wilayah-wilayah perbukitan.
Wilayah
persawahan juga memberikan rasa dan suasana alam yang indah dan menarik bagi
pengembangan rekreasi. Selanjutnya, sawah juga memiliki sistem yang dapat
mensirkulasikan dan memurnikan udara dari NOx dan SOx.

c u -tr a c k

lic

bu
to
.d o

lic

2013

to

Brawijaya University

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Hasil penelitian Adamopoulos dan Restuccia (2009)52 yang juga penting untuk
dijadikan bahan pembelajaran yaitu dengan menggunakan data hasil the World
Agricultural Census, menghasilkan pengetahuan sebagai berikut: (1) petani dengan
luas areal kurang dari 2 hektar menempati porsi 70 % dari petani di negara
berkembang; tidak ada kasus petani di negara miskin memiliki lahan lebih dari 20
hektar;sekitar 40 % petani di negara kaya memiliki lahan lebih dari 20 hektar. Apa
yang menjadi faktor penyebab terjadinya hal yang sifatnya ekstrim tersebut? Apakah
perbedaan dalam skala usaha yang tajam antara negara miskin dan negara
berkembang merupakan hal yang penting untuk memahami kesenjangan pertanian
dan produktifitas agregate antarnegara? Adamopoulos dan Restuccia menghasilkan
pengetahuan yang menyatakan bahwa setiap penurunan 75 % dalam produktivitas
ekonomi makro akan meningkatkan pangsa tenaga kerja di sektor pertanian dari 2,5
% menjadi 53 % dan menurunkan unit atau skala usahatani dan produktivitas tenaga
kerja pertanian dengan kelipatan lebih dari 20 kalinya.
Prof. Go Ban Hong sejak lama sudah menyatakan bahwa mengingat kondisi
tanah-tanah yang ada di Indonesia, maka Indonesia tidak akan mampu untuk
memenuhi kebutuhan pangan penduduknya apabila semua penduduk Indonesia ingin
tetap mengkonsumsi beras. Lebih jauh hari lagi, Presiden Soekarno pada pidato
pengukuhan Fakultas Pertanian IPB tahun 1952 menyampaikan pesan bahwa pangan
itu soal hidup atau mati bagi bangsa Indonesia; sawah itu penting tetapi sawah bukan
solusi, pertanian pangan di lahan kering harus dikembangkan. Apa jawaban kita
terhadap amanah Presiden Soekarno yang telah disampaikan 59 tahun yang lalu itu?
Mengapa bangsa Asia ketagihan makan nasi dan bangsa Eropa ketagihan
makan gandum? Apa implikasinya terhadap sistem pertanian apabila ketergantungan
tersebut jauh berkurang atau bahkan hilang? Kelihatannya pertanyaan ini sederhana.
Tetapi kalau direnungkan lebih mendalam maka kita akan didorong untuk mencari
pengetahuan yang mendalam walaupun apa yang kita cari tersebut pada dasarnya
adalah dari suatu kebiasaan yang sudah turun-temurun: kita makan nasi, bahkan tiga
52

T. Adamopoulos dan D. Restuccia, 2009. The Size Distribution of Farms and International Productivity Differences.
Page 65 of 71 Modul 1

.d o

.c

lic
C

Adamopoulos bahwa tingginya konsentrasi kepemilikan lahan dapat memperlambat


dicapainya titik balik ke arah pertumbuhan yang bersumber dari ekonomi modern
dan mendistorsi alokasi sumber-sumber produktif antara teknologi tradisional dan
teknologi modern. Kuatnya kelompok kepentingan penguasa lahan ini yang
memiliki jaringan dan kekuatan loby dengan otoritas politik dipandang pihak yang
membangun penghalang untuk berkembangnya proses industrialisasi dan
mempertahankan status quo struktur ekonomi perdesaan.
Adamopoulos menerapkan modelnya ini untuk menjelaskan perkembangan
pembangunan di Argentina dan Kanada yang memiliki titik awal konsentrasi
kepemilikan lahan pada abad ke-19 relatif sama tetapi berakhir dengan perjalanan
ekonomi yang jauh berbeda, yang disebabkan akan sikap politik dan kebijaksanaan
akan lahan yang berbeda pula.

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic
.c

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wadley dan Martin (1993) yang
kemudian dipublikasikan dengan judul: The origins of agriculture: a biological
perspective and a new hypothesis, memberikan penjelasan sebagai berikut53.
Berdasarkan pemikiran bahwa peradaban manusia dimulai dengan pertanian, maka
betapa pentingnya pengetahuan tentang asal-muasal pertanian itu sendiri. Pertanian
itulah yang melestarikan sekaligus juga memajukan peradaban. Namun demikian,
walaupun sudah berlangsung lebih dari 7000 tahun pertanian pertanian telah
mengalami evolusi, jawaban atas asal-muasal atau the origin of agriculture, masih
menjadi pertanyaan penelitian yang tetap menarik.
Menurut Wadley dan Martin (1993) perilaku pertanian dan peradaban secara
ethologically sangatlah menarik mengingat: (1) tidak ada spesies lain selain manusia
yang hidup seperti manusia; dan (2) manusia tidak memiliki pola kehidupan
pertanian seperti sekarang dalam tempo evolusi yang sangat lama. Mengapa pola
hidup seperti sekarang yang berkembang dan mengapa menjadi dominan?
Banyak penjelasan telah dikemukakan oleh para peneliti, penjelasan pada
umumnya berpusat pada tekanan lingkungan dan populasi penduduk. Penjelasan
tersebut dinilai kurang memuaskan. Fakta menunjukkan bahwa setiap peradaban
yang terus berkembang berbasis pada serealia. Alasan bahwa irigasi sebagai penjelas
utama juga tidak banyak memberikan penjelasan mengingat cukup banyak
perkembangan serealia tidak menggunakan sistem irigasi seperti yang dikembangkan
di persawahan di Asia.
Wadley dan Martin (1993) akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa serealia
menjadi tumpuan peradaban dan menjadi sumber utama pangan yang diproduksi
dunia mengingat di dalam serealia terdapat unsur atau zat exorphin, yang membuat
konsumen menjadi ketagihan. Dalam penafsiran ekonomi, kata ketagihan ini
berarti stabilnya kurva permintaan. Kurva ini juga terus bergeser ke arah kanan
sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, sebagai akibat dari terpenuhinya
kecukupan pangan pada periode sebelumnya. Prospek peningkatan konsumsi ini
memberikan feed-back untuk meningkatkan kapasitas produksi pertanian
(serealia). Semua hal yang akan mempengaruhi supply ini digerakkan bukan hanya
secara lokal atau nasional, tetapi juga secara global. Kuncinya ada di stabilitas
preferensi dan stabilitas preferensi ini dibentuk oleh exorphin.
Reinterpretasi sistem pendidikan sosial ekonomi pertanian seperti apa yang
perlu kita lakukan dalam prores rekreasi sistem pendidikan di bidang sosial ekonomi
pertanian dengan melihat kasus di Jepang, di Amerika Serikat dan perbandingan
antarnegara sebagaimana diuraikan di atas, serta implikasi dari ketagihan akan nasi
53

G. Wadley dan A. Martin, 1993. The origins of agriculture: A biological perspective and a new hypothesis, Australian
Biologist 6: 96-105.
Page 66 of 71 Modul 1

.d o

m
o

c u -tr a c k

lic
C

kali sehari. Mengapa?

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Sebelum kita mendiskusikan gagasan mengenai sistem pendidikan dalam


bidang sosial ekonomi pertanian di Indonesia, pengetahuan atau informasi tentang
peta kecerdasan (IQ) rata-rata penduduk Indonesia dan penduduk di negara-negara
lain di dunia, sebagai titik awal analisis.
Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa pada tahun 2002 IQ rata-rata
penduduk Indonesia adalah 89, menurun menjadi 87 pada tahun 2006. Sedangkan
rata-rata IQ untuk Hong Kong, Singapura, Korea Selatan, Jepang dan Republik
Rakyat Tiongkok (RRT) pada periode yang sama masing-masing berubah dari 107
menjadi 108, dari 103 menjadi 108, dari 106 tetap 106, Jepang tetap 105, dan RRT
meningkat dari 100 menjadi 10554. Kita melihat bahwa nilai IQ rata-rata penduduk
Indonesia jauh lebih rendah daripada nilai rata-rata penduduk Asia Timur55.
Usia seorang individu dibedakan kedalam dua jenis usia, yaitu usia biologis
sesuai dengan waktu kelahiran dan waktu pengukuran IQ dengan usia mental, yaitu
tingkat usia dimana yang bersangkutan dapat menyelesaikan soal psikotest yang telah
distandarisir untuk suatu pengujian IQ. Dikatakan IQ bernilai 100, artinya individu
yang bersangkutan dapat menyelesaikan soal yang diberikan kepadanya pada tingkat
kesulitan usia mental yang sama dengan usia biologisnya. Dengan nilai IQ rata-rata
Indonesia yang turun dari 89 (2002) menjadi 87 (2006) maka selain levelnya yang
rendah juga kecenderungannya, Dengan IQ 89, maka usia mental untuk seorang
anak berusia 10 tahun, maka usia biologisnya adalah sekitar 11.23 tahun, atau 1.23
tahun lebih tua. Apabila nilai IQ menurun menjadi 87 maka usia biologis yang
sepadan dengan kemampuan IQ 100 adalah 11.49 tahun, atau 1.49 tahun lebih tua.
Kondisi ini tentu harus mendapatkan perhatian yang sangat serius mengingat
implikasinya yang sangat luas dan besar.
Hasil penelitian Rindermann (2008)56 menunjukkan bahwa korelasi antara
kemampuan kognitif dengan pendidikan menunjukkan niali korelasi yang paling
tinggi. Hal ini sejalan dengan teori pada umumnya. Koefisien korelasi antara
kemampuan kognitif dengan pendidikan bagi remaja dan pemuda adalah 0.78.
Artinya, kelompok remaja dan pemuda ini merupakan kelompok yang strategis untuk
mendapatkan perhatian serius. Nilai korelasi yang tinggi, yaitu 0.74 berlaku antara
54

Walaupun isu IQ ini masih tetap cukup kontroversial, informasi tentang IQ sangatlah diperlukan untuk mengetahui
kemampuan minimal perkiraan intelegensia penduduk, khususnya dalam melakukan nalar terhadap suatu keadaan atau
persoalan. Richard Lynn dan Tatu Vanhanen melakukan analisis tentang IQ and Global Inequality, yang diterbitkan pada
2006 dan 2002. Buku ini menyampaikan argumentasi bahwa perbedaan internasional dalam pembangunan ekonomi
disebabkan oleh perbedaan dalam rata-rata intelegensia antar negara sebagaimana telah diperlihatkan mereka.
55
Penulis tidak bermaksud untuk bersikap rasis. Data ini dikemukakan sebatas sebagai pengetahuan yang penulis nilai
sebagai suatu data atau perkiraan dari suatu realitas yang harus diterima dengan lapang dada dan dicari jalan keluarnya.
Suatu kenyataan yang harus kita terima juga bahwa untuk bisa dan kuat memenangkan persaingan di dunia global
diperlukan peningkatan kapabilitas manusia Indonesia secara berarti.
56
H. Rinderman, 2008. Relevance of Education and Intelligence at the National Level for Economic Welfare of People,
Intelligence 36: 127-142. Lihat juga dalam A. Pakpahan, 2009, Pendidikan, Guru dan Kecerdasan Bangsa. Keynotes
disampaikan pada acara Studium General, Majalah Guruku, Bandung 17 juni 2009.
Page 67 of 71 Modul 1

.d o

.c

lic
C

sebagai bagian dari proses pengayaan pemahaman akan fenomena pertanian di


Indonesia?

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Korelasi negatif antara kemampuan kognitif terjadi dengan variabel: laju


pertumbuhan jumlah anak-anak (-0.73), ketimpangan pendapatan (-0.51), laju infeksi
HIV (-0.48), dan peperangan (-0,22).
Menurut Rindermann (2008) tingkat kecerdasan merupakan faktor kunci
penyebab kemajuan budaya, politik dan kemajuan bangsa secara keseluruhan.
Selanjutnya, Reidmann (2008) berpendapat bahwa pendidikan lebih banyak
tergantung pada faktor budaya daripada faktor ekonomi. Sementara itu, kompleksitas
ekonomi, sosial, dan budaya tidak mungkin terwujud tanpa tingginya tingkat
kemampuan kognitif. Sebaliknya juga berlaku yaitu tingkat kecerdasan yang tinggi
tidak mungkin terwujud tanpa adanya kompleksitas dalam sistem ekonomi, sosial
dan budaya dari suatu bangsa. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa selama
30 tahun terakhir abad ke-20, pendidikan dan kemampuan kognitif lebih penting
peranannya dalam peningkatan kesejahteraan daripada pengaruh kesejahteraan dalam
bidang ekonomi terhadap pendidikan. Meningkatnya 1 % faktor IQ meningkatkan
pendapatan bagi kelompok laki-laki 2.1 % dan bagi kelompok perempuan 3.6 %.
Jadi, dengan meningkatkan IQ rata-rata penduduk Indonesia dari 87 ke 100, artinya
meningkat 15 %, maka pendapatan pekerja laki-laki akan meningkat sebesar 15 % x
2.1 % = 31.5 %, dan pekerja wanita pendapatannya akan meningkat sebesar 15% x
3.6 % = 54 %. Tampak sekali posisi strategis pendidikan apabila usaha ini dapat
meningkatkan tingkat kecerdasan secara nyata.
Tentu saja, ketahanan mental dan keluhuran budi pekerti merupakan hal yang
sangat penting juga dalam peningkatan mutu pendidikan di bidang sosial ekonomi
ini. Dalam konteks ini local genius atau local wisdom, serta mempersenyawakan
nilai Bande Mataram atau Vande Mataram, yang maknanya cinta tanah air atau ibu
pertiwi Indonesia merupakan nilai patriotisme yang perlu mendapatkan tempat
prioriras dalam sistem pendidikan kita 57.
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan terdahulu, kita dapat
mengambil intisari tentang rekreasi sistem pendidikan yang kita perlukan, yaitu:
(1) Diperlukan reinterpretasi secara ikhlas tentang sistem pendidikan secara
keseluruhan, khususnya untuk mengkoreksi mengapa sistem pendidikan kita
tidak memberikan tingkat IQ yang memadai;
(2) Diperlukan pengembangan makna baru dari tujuan dan harapan pendidikan di
Indonesia, khusus pendidikan sosial-ekonomi pertanian, yang bisa melahirkan
57

Lihat, antara lain, (1) A. Pakpahan, Busung Lapar, Ayam Kampung dan Pohon Jati, Koran Tempo 16 Juli 2005: hal A15;
(2) A. Pakpahan, Busung Lapar dan Tepung, Koran Tempo 30 Mei 2005, hal: A15.
Page 68 of 71 Modul 1

.d o

.c

lic
C

hubungan kemampuan kognitif dengan jumlah dan kualitas sekolah. Selanjutnya,


nilai koefisien korelasi antara kemampuan kognitif dengan kualitas birokrasi 0.64,
produk domestik bruto (PDB) 0.63, peraturan perundangan 0.64, tingkat korupsi
0.60, jumlah buku 0.59, demokrasi 0.56, pertumbuhan ekonomi 0.44, dan kebebasan
ekonomi 0.52.

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Substansi-substansi sosial ekonomi yang disampaikan di atas dimaksudkan


sebagai bahan untuk menstimulasi pemikiran tentang betapa luasnya ilmu sosial
ekonomi pertanian perlu dikembangkan, mulai dari pemahaman substansi seperti
exorphin, sampai dengan substansi politik ekonomi seperti Pembukaan UUD 45
serta isi Batang Tubuh beserta Penjelasannya. Dengan luasnya permasalahan maka
diperlukan konsentrasi upaya agar apa yang dikerjakan dapat memberikan manfaat
yang maksimum dalam konteks kendala atau pembatas yang dihadapi. Pola kerja
baru perlu dibangun agar suasana sinergis dapat berkembang menjadi iklim yang
sehat dan subur bagi pertumbuhan dan perkembangan sosial ekonomi pertanian di
Indonesia.
PENUTUP
Telah cukup panjang dan detail penulis menyampaikan pemikiran mengenai
reinterpretasi pertanian, pembangunan pertanian dan ilmu ekonomi pertanian serta
implikasinya terhadap pendidikan dan kehidupan Indonesia mendatang, khususnya
kehidupan petani dan pertaniannya. Dengan pengetahuan tersebut kita diberikan
pemahaman dan ruang untuk menentukan pilihan-pilihan apa yang akan kita
putuskan.
Penulis berpendapat bahwa kita memerlukan perubahan dalam pengertian
pertanian dari pengertian pertanian yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia ke pengertian pertanian yang terdapat dalam Kamus Websters. Hal ini
sangat penting mengingat pemahaman pertanian sebagai budaya (agri-culture) dan
pertanian sebagai usaha bercocok tanam akan memberikan pesan dan pemahaman
budaya yang jauh berbeda. Pemahaman budaya ini akan sangat berbeda pengaruhnya
terhadap pengembangan nilai dan perilaku manusia dan masyarakat Indonesia pada
umumnya baik terhadap pertanian maupun dalam kehidupan Indonesia secara
keseluruhan.
Reinterpretasi yang diperoleh dari konsep pembangunan pertanian
menunjukkan bahwa terdapat paradoks antara peningkatan produksi pertanian yang
sifatnya revolusioner sebagaimana diperlihatkan oleh peningkatan produktivitas padi
dari sekitar 2 ton per hektar pada 1960an menjadi sekitar 5 ton per hektar sekarang,
Page 69 of 71 Modul 1

.d o

peserta didik yang selain cerdas dan kreatif juga bermental baja dan berbudi
luhur.
(3) Diperlukan suatu rancang bangun yang bisa melahirkan proses pendidikan
yang seluruh bagian otak manusia bekerja secara total dan saling memperkuat,
sehingga diperoleh pola pikir the whole mind;
(4) Diperlukan konsentrasi pada proses pendidikan yang melahirkan kesadaran
baru yang bisa dan kuat mendorong proses pendidikan yang dimaknai sebagai
perjuangan untuk dapat hijrah dari kebodohan, ketidaktahuan dan aspek
kegelapan lainnya.
(5) Pendidikan, sebagai konsekuensi dari butir (4), perlu dipandang sebagai
proses pemerdekaan dalam rangka menjalankan amanah UUD 1945.

m
o

.c

lic
C
c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic

Tulisan ini menyampaikan konsep perlunya kita kembali membangun pikiran


tentang pembangunan pertanian yang didasarkan atas realitas bangsa dan negara kita
sendiri yaitu konsep yang dibangun haruslah berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Pengertian pembangunan harus berubah dari peningkatan output ke pemerdekaan
(development as freedom) yang meningkatkan status dan kapabilitas petani secara
kesisteman, dan industrialisasi yang berkembang haruslah industrialisasi yang
menyejahterakan petani baik secara langsung maupun tidak.
Sejalan dengan reinterpretasi di atas, maka kita kaum yang mendalami ilmu
sosial ekonomi pertanian, yaitu kaum yang bukan hanya belajar tentang teori tetapi
juga mengamalkan teori tersebut perlu melakukan evaluasi dan menetapkan pilihan
model ilmu sosial ekonomi pertanian mana yang sesuai dengan model adaptasi atau
inovasi bagi ruang-waktu-situasi yang unik untuk Indonesia dengan pemahaman
Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika, agar ilmu tersebut memberikan arti dan
makna yang memerdekakan Indonesia pada waktu yang akan datang.
Menurut pandangan penulis, apabila kita mengikuti klasifikasi yang dibuat
oleh American Economic Association, maka kita akan sedikit mendapatkan manfaat
ilmu soial ekonomi pertanian bagi pemerdekaan Indonesia. Hal tersebut bukan
berarti ilmu ekonomi yang dikembangkan di Amerika Serikat tidak berguna, tetapi
ruang-waktu-kondisi Indonesia sangat berbeda dengan di Amerika Serikat. Dalam
praktek keunikan perlu difahami secara mendalam mengingat yang akan menentukan
keberhasilan dalam praktek itu adalah kesesuaian akan keunikan tersebut. Studi
dalam bidang kedokteran dapat memperkuat argumen ini yaitu dokter lulusan
Amerika Serikat, misalnya, tidak dapat langsung praktek di Indonesia mengingat
kondisi lingkungan tropika memberikan jenis penyakit yang berbeda dengan kondisi
di subtropika, selain itu faktor lingkungan yang berbeda juga memberikan jenis solusi
pengobatan yang berbeda pula. Profesi sosial-ekonomi terapan perlu melihat
persoalan dalam konteks berpikir yang serupa dengan profesi kedokteran.
Implikasinya sistem pendidikan sosial-ekonomi pertanian juga perlu disesuaikan
dengan perubahan pandangan di atas. Penulis mengusulkan perlunya upaya keras dari
kaum profesi sosial ekonomi pertanian menginternalisasikan (endogenizing) budaya
dan sosiologi kedalam ilmu ekonomi pertanian.
Terima kasih
Page 70 of 71 Modul 1

.d o

.c

lic
C

tetapi kehidupan yang terjadi pada petani dan keluarganya adalah yang sebaliknya,
yaitu makin menggurem.
Sistem pertanian yang berkembang selama ini
menyebabkan petani semakin miskin sebagaimana diperlihatkan oleh luas areal
sebagai indikator kepemilikan asset petani, semakin kecil. Hasil penelitian dengan
menggunakan contoh negara-negara di dunia menunjukkan bahwa ketidak-efisienan
dalam kinerja ekonomi makro seperti bunga bank merupakan faktor penting dalam
menjelaskan mengapa pertanian di negara-negara berkembang bukannya berkembang
malahan menyusut atau menggurem. Oleh karena itu pula diperlukan reinterpretasi
pada konsep pembangunan pertanian dan memperjuangkannya melalui berbagai
amalan yang sesuai dengan ruang dan waktu serta konteksnya.

c u -tr a c k

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

F -X C h a n ge

y
bu
to

lic
.c

Page 71 of 71 Modul 1

.d o

m
o

c u -tr a c k

lic

.d o

2013

Brawijaya University

to

bu

PEP/Fundamental Ekonomi Dalam Pertanian

F -X C h a n ge

O
W
!

PD

O
W
!

PD

c u -tr a c k

.c

You might also like