Professional Documents
Culture Documents
DAS
berlandaskan
pada
aasa
keterpaduan,
kelestarian
satu
sungai,
satu
perencanaan,
satu
pengelolaan
dengan
dasar
pengelolaan
DAS
tersebut
di
atas
kemudian
masing-masing
yang
mempengaruhi
proses
pengaliran
air
didalamnya sampai keluar di muara dan masuk ke laut atau danau. Karakteristik
DAS ini ditentukan oleh factor lahan (topografi, tanah, geologi, geomorphologi)
dan faktor vegetasi, tata guna lahan dan factor social masyarakat sekitarnya . Tiap
daerah memiliki karakteristik DAS yang berbeda sehingga suatu kebijakan dalam
suatu wilayah pengelolaan DAS bisa berbeda dengan wilayah pengelolaan DAS
lainnya. Dan tidak kalah pentingnya masukan dan informasi masyarakat pada
tingkat local dalam proses penyusunan rencana sangat diharapkan bagi lahirnya
kebijakan pengelolaan DAS
Kebijakan-kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan manusia yang
dibuat dan dilaksanakan dalam skala DAS seringkali mengalami kemacetan atau
terlaksana dengan hasil yang tidak optimal serta tidak sesuai dengan yang telah
direncanakan. Hal ini seringkali berkaitan dengan kurangnya pemahaman pada
perencana pengelola DAS terhadap mekanisme dan proses-proses yang
berlangsung dalam ekosistem termasuk elemen manusia dengan segala
kecenderungannya.
Pengelolaan DAS tidak dapat hanya didasarkan pada keterkaitan fisik
semata. Sebab rencana pengelolaan DAS yang benar mengharuskan adanya
keterkaitan antar unsur social/ekonomi/budaya dengan unsur-unsur yang berkaitan
dengan ekosistem dan teknologi lainnya yang telibat dalam pengelolaan. Maka
perencanaan pengelolaan DAS dikerjakan oleh suatu tim yang terdiri atas
berbagai bidang ilmu yang ada kaitannya dengan aspek sumber daya termasuk
sumber daya manusia.
Pada dasarnya pengelolaan DAS adalah rasionalisasi alokasi sumber daya
alam dan manusia termasuk pencagaran sumber daya yang dikelola sehingga
selain dapat diperoleh manfaat yang optimal juga dapat dijamin keberlanjutannya.
Oleh karena itu, para perencana pengelolaan DAS diharapkan mempunyai
pemahaman yang cukup tentang mekanisme dan proses-proses keterkaitan bio
fisik dan kelembagaan yang berlangsung di daerah-daerah hulu, tengah dan hilir
suatu DAS. Dengan kata lain, pengelolaan DAS perlu mempertimbangkan aspekaspek social,ekonomi,kelembagaan dan sumber daya yang beroperasi di dalam
dan diluar daerah aliran sungai bersangkutan. Keberhasilan pengelolaan DAS erat
kaitannya dengan terpenuhinya persyaratan-persyaratan yang diperlukan dalam
perencanaan pengelolaan DAS.
2.4 Kelembagaan
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang dibatasi oleh
pembatas topografi, yang merupakan satu kesatuan sungai dan anak-anak
sungainya yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang
berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami.
Pada dekade terakhir ini, kondisi DAS Citarum-Ciliwung dan sekitarnya
semakin menurun yang ditandai dengan terjadinya bencana banjir dan longsor di
musim hujan dan kekeringan di musim kemarau. Penyebab terjadinya bencana
alam tersebut selain oleh faktor alamiah berupa iklim dan cuaca yang ekstrim
serta kondisi geomorfologi (geologi, tanah dan topografi) juga disebabkan oleh
ulah manusia yang melakukan pengrusakan terhadap hutan dan lahan.
Untuk mendukung optimalisasi upaya-upaya perbaikan kondisi DAS tersebut,
Departemen Kehutanan melalui Peraturan Menteri Kehutanan (Permenhut)
Nomor P.15/Menhut-II/2007 tanggal 4 Mei 2007 menetapkan organisasi dan tata
kerja unit pelaksana teknis pengelolaan Daerah Aliran Sungai dengan tugas dan
fungsinya.
Dengan dikeluarkannya Permenhut tersebut membawa konsekwensi pada
pengembangan tugas pokok serta fungsi yang lebih luas bagi BPDAS dalam
penyusunan rencana pengelolaan DAS, pengembangan kelembagaan DAS dan
Evaluasi Pengelolaan DAS.
Untuk mewujudkan tugas pokok dan fungsi tersebut dan dalam rangka
optimalisasi pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung yang sudah sangat mendesak,
Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung perlu menyusun Rancana Strategis
(renstra) untuk periode 2008-2012.
Renstra BPDAS Citarum-Ciliwung disusun dengan maksud sebagai
perangkat untuk mencapai harmonisasi perencanaan pembangunan Kehutanan
yang berkaitan dengan pengelolaan DAS dan RHL yang menyeluruh, terintegrasi,
dan sinergi dengan sektor lain dalam mencapai tujuan pembangunan Kehutanan.
Adapun tujuannya adalah sebagai arahan kebijakan dan strategi pembangunan
Kehutanan yang berkaitan dengan pengelolaan DAS dan RHL dalam menyusun
program dan kegiatan tahun 2008-2012.
Renstra BPDAS Citarum-Ciliwung Tahun 2008-2012 ini memuat :
Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan (Permenhut) Nomor P.15/MenhutII/2007 tanggal 4 Mei 2007, Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung
mempunyai
tugas
melaksanakan
penyusunan
rencana,
pengembangan
4. Data Dan Informasi DAS Yang Lengkap, Akurat, Mutakhir dan Mudah
Diakses. Hal ini dapat dicapai melalui :
a. Terbangunnya SIMDAS
b. Terbangunnya SSOP
c. Website
5. Kelembagaan DAS yang Kuat. Hal ini dapat dicapai melalui :
a. Terjalinnya keharmonisan dan sinergi antar institusi yang terkait dalam
pengelolaan DAS
b. Sinkronisasi kegiatan
c. Peranserta NGO
Berdasarkan gambaran kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan
diidentifikasi beberapa permasalahan DAS dan pengelolaannya. Hasil identifikasi
masalah ini akan digunakan untuk mendukung justifikasi penetapan tujuan,
sasaran, kebijakan dan program sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan.
Hasil analisa permasalahan pada saat ini di wilayah kerja Balai Pengelolaan
DAS Citarum-Ciliwung dimana sebagaian besar DAS yang ada dalam kondisi
rusak dengan ditandai seringnya terjadi bencana alam banjir, longsor dan
kekeringan sebagai konsekwensi dari penurunan kualitas lingkungan sehingga
menyebabkan kerugian yang sangat luas bagi kepentingan hidup manusia baik
yang hidup di daerah hulu maupun hilir DAS. Hasil analisa permasalahan adalah
sebagai berikut;
a. Masalah Sosial :
1. Laju pertambahan penduduk yang tinggi
2. Konflik pemanfaatan sumber daya alam
3. Disiplin dan budaya masyarakat
4. Partisifasi dan kesadaran masyarakat dalam pelestarian lingkungan
5. Kelembagaan masyarakat masih lemah
6. Tingkat pendidikan masyarakat masih rendah
b. Masalah Ekonomi
1. Tingkat kesejahteraan masyarakat masih rendah
2. Lapangan kerja masih sempit
3. Pemilikan lahan terbatas
4. Produktifitas lahan rendah
c. Masalah Kelembagaan
1. Pertentangan kepentingan dan tumpang tindih kewenangan antar
instansi pemerintah
2. Peran Pemerintah Daerah kurang
3. Lemahnya aturan dan penegakan hukum
melakukan analisa untuk menentukan strategi, sasaran dan program selama lima
tahun ke depan, Renstra-KL ini menggunakan telaahan SWOT. Telaahan ini
menganalisis faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan. Beberapa
faktor kekuatan yang bisa digunakan, antara lain :
1. Adanya perundang-undangan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan
program dan kegiatan.
2. Tersedianya sumberdaya manusia BPDAS Citarum-Ciliwung yang cukup
banyak.
3. Tersedianya gedung kantor dan fasilitas kerja yang memadai.
4. Organisasi BPDAS yang cukup lengkap untuk mendukung pelaksanaan
program dan kegiatan.
5. Tersedianya sarana prasarana peralatan monitoring kondisi tata air berupa
Stasiun Pengamat Aliran Sungai (SPAS).
6. Sudah dibangun Sistem Informasi Manajemen DAS dan tersedia website
BPDAS Citarum-Ciliwung
Beberapa faktor kendala/kelemahan yang perlu diperhatikan, antara lain :
1. Ketersediaan anggaran untuk mendukung pelaksanaan tupoksi masih
kurang.
2. Lemahnya ketersediaan data yang akurat dan mutakhir.
3. Gaji tidak memadai untuk kebutuhan minimal standar hidup pegawai.
4. Kualitas SDM rendah.
5. Penguasaan teknologi rendah.
6. Setandar Operasional dan Prosedur belum mantap
Beberapa faktor peluang yang dapat dimanfaatkan antara lain :
1. Terdapat program nasional berupa Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan
dan Lahan (Gerhan).
2. Adanya political will dari pusat untuk memperaiki kualitas DAS.
3. Terdapat setidaknya 25 DAS yang perlu ditangani.