You are on page 1of 3

Anditya Husnul Hasna

240110110086
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini adalah membahas mengenai pengukuran dan
kesalahan. Adapun praktikum yang dilakukan adalah mengukur kuat arus
dengan dua cara yaitu berdasarkan cara teoeritis dan berdasarkan praktikum
menggunakan alat ukur kuat arus. Dan didapatkan hasil seperti yang tertera
pada hasil diatas.
Pengukuran

dengan

cara

teoritis

dilakukan

dengan

perhitungan

menggunakan rumus yang sudah ditetapkan yaitu I = V/R. Sebelum


melakukan perhitungan. Praktikan terlebih dahulu mengukur nilai hambatan
dari resistor yang di jadikan sample dalam pengukuran. Pada prakteknya tiap
kelompok mendapatkan 3 buah resistor yang berbeda yang digunakan untuk
mengukur kuat arus. R1 [merah, merah, coklat, hitam], R2 [coklat, hitam,
hitam, orange, merah, coklat], R3 [kuning, ungu, hitam, coklat, coklat] dan
nilai hambatannya berturut-turut adalah R1= 220 2% , R2 = 100,3 1%
k, R3 = 4,7 1% k. Sehingga RTotal = R1 + R2 + R3 = 105,22 k. Utuk
Rtotal nilai toleransi tidak diperhitungkan.
Kemudian setelah didapatkan nilai kuat arus berdasarkan teoritis
selanjutnya adalah mengukur kuat arus menggunakan alat ukur kuat arus.
Resistor pertama sebesar 0,219 k, resistor kedua sebesar 99,5 k dan
resistor ketiga 4,67 k. Setelah rangkaian resistor terbentuk kemudian
rangkaian diberikan tegangan mula mula sebesar 1 V, setelah diberikan
tegangan, pengukuran arus juga dilakukan. Kemudian dilakukan selama
mencapai tegangan maksimal 8,5 volt. Tiap peningkatan tegangan sebesar 0,5
V. Sehingga didapatkan hasil pengukuran dan teoritis dapat dilihat pada grafik.
Dari grafik diatas jelas terlihat perbedaan nilai kuat arus berdasarkan teoritis
dan berdasarkan praktikum. Untuk kuat arus berdasarkan perhitungan
(teoritis) didapatkan grafik yang linier dengan nilai regresi (keakuratan) R 2 =
1. Ini menunjukan bahwa semakin besar

nilai tegangan maka nilai kuat

arusnya semakin besar.ini selaras dengan teori yang ada yang menerangkan
kuat arus akan semakin tinggi bila diberikan tegangan yang tinggi pula.
Namun grafik yang dihasilkan dari cara praktikum tidak didapatkan grafik
yang linier dan cenderung arus yang dihasilkan naik turun. Hal ini

Anditya Husnul Hasna


240110110086
menunjukan bahwa data yang didapatkan dari hasil pengukuran jauh dari
keakuratan dan data tidak dapat memberikan pola hasil yang jelas,. Hal
ini disebabkan karena beberapa kesalahan yang terjadi pada saat praktikum,
diantaranya adalah:
-

Kesalahan sistematis, seperti; keterbatasan ketelitian alat pengukuran.

Kesalahan praktikan dalam pengukuran karena kurang kehati-hatian dan


konsentrasi dalam melakukan praktikum.

Alat yang digunakan tidak dalam kondisi yang baik.

Anditya Husnul Hasna


240110110086

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan,
diantaranya adalah:
1. Nilai kuat arus hasil perhitungan teoritis berbeda jauh dengan hasil
praktikum
2. Berdasarkan cara teoritis besar kuat arus berbanding lurus dengan
besarnya tegangan. Hal ini sesuai dengan teori yang ada yaitu semakin
besar tegangan maka semakin besar pula arus yang mengalir.
3. Berdasarkan perhitungan (teoritis) didapatkan grafik yang linier
4. Grafik yang dihasilkan dari cara praktikum tidak didapatkan grafik yang
linier. Hal ini menunjukan bahwa data yang didapatkan dari hasil
pengukuran jauh dari keakuratan dan data tidak dapat memberikan
pola hasil yang jelas,.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan setelah melakukan praktikum guna memperbaiki
praktikum-praktikum selanjutnya yaitu sebagai berikut:
1. Selama melakukan praktikum, gunakan alat dan bahan yang masih layak
agar tidak lagi terjadi kesalahan-kesalahan dalam pengambilan data.
2. Jangan cepat menyimpulkan data yang terukur pada alat ukur, namun harus
dilakukan berulang-ulang hingga didapatkan data yang lebih akurat.
3. Praktikan mempelajari lagi materi yang akan dipraktikumkan sehingga tidak
ada kesalahan dalam melakukan prosedur pelaksanaan.

You might also like