You are on page 1of 2

Kedelai banyak digunakan untuk industri pangan, antara lain tahu dan tempe yang telah menjadi

menu utama sebagian besar masyarakat Indonesia. Untuk menekan volume import yang terus
membengkak diperlukan upaya percepatan peningkatan produksi kedelai yaitu dengan
pengembangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) kedelai. PTT kedelai adalah suatu pendekatan
inovatif dan dinamis dalam upaya meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui perakitan
komponen teknologi secara partisipatif bersama petani.
Komponen teknologi yang diterapkan dalam PTT dikelompokan ke dalam teknologi dasar dan pilihan.
Komponen teknologi dasar sangat dianjurkan unttuk diterapkan di semua areal pertanaman kedelai.
Penerapan komponen teknolgi pilihan disesuaikan kondisi, kemauan dan kemampuan petani
setempat.
Komponen teknologi dasar meliputi: 1) varietas unggul baru; 2) benih bermutu dan berlabel; 3)
pembuatan saluran drainase; 4) pengaturan pupolasi tanam; 5) pengendalian OPT (organism
pengganggu tanaman) secara terpadu.
Komponen teknologi pilihan meliputi: 1) penyiapan lahan; 2) pemupukan sesuai kebutuhan tanaman;
3) pemberian pupuk organik; 4) amelioran pada lahan kering masam; 5) pengairana pada periode
kritis; 6) panen dan pasca panen.
Pengendalian OPT Terpadu
Pengedalian OPT secara terpadu masuk dalam kelompok teknologi dasar dalam PTT kedelai. OPT
terdiri dari kelompok hama dan penyakit. Organisme hama dapat berbentuk lalat,
kutu/tungau/kumbang, ulat dan kepik. Orginsme penyebab penyakit terdiri dari golongan jamur,
bakteri dan virus. Antraknose adalah salah satu organisme pengganggu tanaman (OPT) dari
kelompok penyebab penyakit dan masuk dalam golongan jamur yang dalam pengendaliannya juga
memerlukan keterpaduan.
Pengendalian OPT terpadu adalah suatu cara pendekatan atau cara pengendalian hama dan
penyakit yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan efesiensi ekonomi dalam rangka
pengelolaan ekosistem yang berwawasan lingkungan yang berkelanjutan.
Prinsip operasional pengendalian OPT terpadu adalah 1) Budidaya tanaman sehat, 2) Pelestarian
musuh alami, 3) Pemantauan ekosistem secara rutin dan menyeluruh, 4) Petani sebagai ahli
Pengendalian OPT artinya petani mempunyai keterampilan dalam pengendalian ekosistem serta
mampu menetapkan keputusan pengendalian hama/penyakit secara tepat. Kunci utama
pengendalian OPT adalah kepekaan, ketelitian, dan kedisplinan melakukan pemantauan
perkembangan hama/penyakit.
Penyakit merupakan keadaan yang abnormal dari fungsi fisiologis tanaman yang disebabkan karena
tanaman kekurangan atau kelebihan nutrisi dan serangan bakteri/jamur/ virus. Pada Tanaman
kedelai, 95% penyakit yang umum ditemukan disebabkan oleh jamur, disusul bakteri dan virus. Halhal yang perlu dipertimbangkan dalam mengendalikan penyakit tanaman adalah : 1) menentukan
jenis penyakit berdasarkan gejalanya, 2) mengamati intensitas/persentasi serangan dan seberannya,
3) menentukan kelayakan pengendalian dengan mengingat keparahan penyakit, cara pengendalian,
bahan dan biaya pengendalian.
Penyakit Antraknose (Colletotrichum dematium var truncatum dan C.destructivum) adalah salah satu
penyakit pada tanaman kedelai yang disebabkan oleh jamur yang memerlukan pengendalian secara
terpadu agar hasilnya efektif. Untuk itu perlu diketahui hal-hal sbb: 1) gejala serangan; 2) siklus
penyakit; 3) pengendalian yang sesuai
Gejala Serangan
Penyakit Antraknose menyerang batang, polong, dan tangkai daun. Akibat serangan adalah
perkecambahan biji terganggu, kadang-kadang bagian yang terserang tidak menunjukan gejala.

Gejala hanya timbul bila kondisi menguntungkan perkembangan jamur. Tulang daun pada permukaan
bawah tanaman terserang biasanya dengan warna kecoklatan. Pada batang akan timbul binti-bintik
hitam berupa duri-duri jamur yang menjadi cirri khas.
Siklus Penyakit dan Epidemiologi
Patogen bertahan dalam bentuk miselium pada residu tanaman atau pada biji terinfeksi. Miselium
menjadi penyebab tanaman terinfeksi tanpa menimbulkan perkembangan gejala sampai tanaman
menjelang masak. Infeksi batang dan polong terjadi selama fase reproduksi apabila cuaca lembab
dan hangat.
Pengendalian
? Mengusahakan tanaman selalu sehat
? Pengendalian secara hayati
? Menanam benih berkualitas dan bebas patogen
? Perawatan benih terutama pada benih terinfeksi
? Membenamkan sisa tanaman yang terinfeksi;
? Aplikasi fungisida benomil, klorotalonil, captan pada fase berbunga sampai pengisian polong
? Rotasi dengan tanaman selain kacang-kacangan.
Sumber : 1) Hama, penyakit dan masalah Hara tanaman kedelai, .Badan Litbang pertanian.2011,.
2) Panduan Umum Pengelolaan Tanaman Terpadu Kedelai, Balai Penelitian Tanaman Kacangkacangan dan Umbi-umbian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
1.

Penyakit
destructivum)

Antraknose (Colletotrichum

dematiumvar truncatum dan C.

Gejala Serangan
Penyakit Antraknose menyerang batang, polong dan tangkai daun. Akibat serangan
adalah perkecambahan biji terganggu, kadang-kadang bagian-bagian yang terserang
tidak menunjukkan gejala. Gejala hanya timbul bila kondisi menguntungkan
perkembangan jamur. Tulang daun pada permukaan bawah tanaman terserang biasanya
menebal dengan warna kecoklatan. Pada batang akan timbul bintik-bintik hitam berupa
duri-duri jamur yang menjadi ciri khasnya.
Siklus Penyakit dan Epidemiologi
Patogen bertahan dalam bentuk miselium pada residu tanaman atau pada biji terinfeksi.
Miselium menjadi penyebab tanaman terinfeksi tanpa menimbulkan perkembangan
gejala sampai tanaman menjelang masak. Infeksi batang dan polong terjadi selama fase
reproduksi apabila cuaca lembab dan hangat.
Pengendalian
Menanam benih kualitas tinggi dan bebas patogen.
Perawatan benih terutama pada benih terinfeksi.
Membenamkan sisa tanaman terinfeksi.
Aplikasi fungisida benomil, klorotalonil, captan pada fase berbunga sampai pengisian

polong.

Rotasi dengan tanaman selain kacang-kacangan.

You might also like