You are on page 1of 15

COD:

Chemical Oxygen Demand

Berdasar : SNI 19-1423-1989


,

Definisi
Jumlah Oksigen (mg O2) yang dibutuhkan
untuk mengoksidasi zat organik yang ada
dalam 1 L air, dengan pengoksidasi
K2Cr2O7 sebagai sumber O2.

Dewi Dwirianti, ST, MEng

Perbandingan rata-rata
BOD/COD

Domestic WW = 0.4 0.6


Organic Industrial WW = 0.5
Inorganic Industrial WW < 0.4
Semakin tidak dapat diolah secara biologis maka
perbandingan angka BOD/COD akan semakin kecil

Dewi Dwirianti, ST, MEng

Zat yang dapat dioksidasi melalui tes BOD dan COD

COD
Zat organik yang
biodegradable
Selulosa
N organik yang
biodegradableble
N organik yang nonbiodegradableble
Hidrokarbon aromatik
dan rantai

BOD
Zat organik yang
biodegradable
N organik yang
biodegradableble
NH4 bebas

Dewi Dwirianti, ST, MEng

Prinsip
Zat organik dioksidasi dengan campuran mendidih asam sulfat
dan kalium dikromat yang diketahui normalitasnya dalam suatu
refluk selama 2 jam.

C a H b Oc

Cr2 O7

Ag 2 SO
4

CO2

H 2O

Cr 3

K 2Cr2O7

Perak sulfat sbg katalisator, Merkuri sulfat untuk


menghilangkan gangguan Cl Kelebihan kalium dikromat yang tidak tereduksi, dititrasi dengan
larutan ferro ammonium sulfat (FAS).
6 Fe 2

Cr2 O7

14 H

6 Fe 3

2Cr 3

7 H 2O

Diperlukan indikator feroin : hijau biru menjadi coklat merah


Dewi Dwirianti, ST, MEng

Bahan
a) larutan baku kalium dikromat 0,25 N.
Larutkan 12,259 g K2Cr2O7 (yang telah dikeringkan pada 1500C selama 2 jam) dengan air suling
dan tepatkan sampai 1000 mL.
b) larutan asam sulfat perak sulfat.
Tambahkan 5,5 g Ag2SO4 kedalam 1 kg asam sulfat pekat atau 10,12 g Ag2SO4 dalam 1000 mL
asam sulfat pekat , aduk dan biarkan 1 hari sampai 2 hari untuk melarutkan.
c) larutan indikator ferroin.
Larutkan 1,485 g 1,10 phenanthrolin monohidrat dan 0,695 g FeSO4.7H2O dalam air suling dan
encerkan sampai 100 mL.
d) larutan ferro ammonium sulfat (FAS) 0,1 N.
Larutkan 39,2 g Fe(NH4)2(SO4)2.6H2O dalam air suling, tambahkan 20 mL H2SO4 pekat,
dinginkan dan tepatkan sampai 1000 mL. Bakukan larutan ini dengan larutan baku kalium dikromat
0,25 N.
e) larutan baku potasium hidrogen phthalat (KHP).
Larutkan 425 mg KHP (yang telah dihaluskan dan dikeringkan pada 1100C), dalam air suling dan
Tepatkan sampai 1000 mL. Larutan ini mempunyai kadar COD 500 mg/L O2. Bila disimpan dalam
refrigerator dapat digunakan sampai 1 minggu selama tidak ada pertumbuhan mikroba.
f) asam sulfamat.
Hanya digunakan jika ada gangguan nitrit, 10 mg asam sulfamat untuk 1 mg nitrit
g) serbuk merkuri sulfat, HgSO4.
h) batu didih

Dewi Dwirianti, ST, MEng

Prosedur
a) Pipet 10 mL contoh uji, masukkan kedalam erlenmeyer 250 mL.
b) Tambahkan 0,2 g serbuk HgSO4 dan beberapa batu didih.
c) Tambahkan 5 mL larutan kalium dikromat, K2Cr2O7 0,25 N.
d) Tambahkan 15 mL pereaksi asam sulfat perak sulfat perlahan-lahan sambil
didinginkan dalam air pendingin.
e) Hubungkan dengan pendingin Liebig dan didihkan diatas hot plate selama 2
jam.
f) Dinginkan dan cuci bagian dalam dari pendingin dengan air suling hingga
volume contoh uji menjadi lebih kurang 70 mL.
g) Dinginkan sampai temperatur kamar, tambahkan indikator ferroin 2 sampai
dengan 3tetes, titrasi dengan larutan FAS sampai warna merah kecoklatan,
catat kebutuhan larutan FAS.
h) Lakukan langkah a) sampai dengan g) terhadap air suling sebagai blanko.
Catat kebutuhan larutan FAS. Analisis blanko ini sekaligus melakukan
pembakuan larutan FAS dan dilakukan setiap penentuan COD.

Dewi Dwirianti, ST, MEng

Standarisasi FAS
Harus dilakukan krn FAS tidak stabil, dapat dioksidasi
oleh O2 di udara
Encerkan 10 mL K2Cr2O7 0,25 N dengan air suling
sampai 100 mL. Tambah 30 mL H2SO4 pekat,
dinginkan, tambah indikator feroin 2-3 tetes, titrasi
dengan FAS
ml K 2 Cr2 O7 x Normalitas K 2 Cr2 O7
Normalitas FAS
ml FAS yang digunakan

Dewi Dwirianti, ST, MEng

Perhitungan
( a b) x N x 8000
COD ( mg O2 / L )
ml sampel
a = ml FAS yang digunakan untuk titrasi blanko
b = ml FAS yang digunakan untuk titrasi contoh
N = Normalitas larutan FAS

Contoh Perhitungan !!

Dewi Dwirianti, ST, MEng

Gangguan tes COD


Cl- > 2000 mg/L dapat mengganggu katalisator
Ag2SO4
6 Cl

Cr2 O7

14 H

3 Cl 2

7 H 2O

2 Cr 3

Gangguan dihilangkan dengan HgSO4


Hg

2 Cl

HgCl 2

Dewi Dwirianti, ST, MEng

Perbandingan tes COD BOD


COD
3 jam
COD 50 800 mg/L
tidak perlu pengenceran
Ketelitian 2 3 kali lebih
tinggi
Tidak terganggu zat
yang racun thd mikroba
Tidak dapat
membedakan zat non
dan biodegradable

BOD
5 hari
Selalu perlu
pengenceran
Kurang teliti
Mudah terganggu zat
yang racun thd mikroba
Yang teroksidasi hanya
zat biodegradable

Dewi Dwirianti, ST, MEng

Metoda untuk Mereduksi Limbah


COD
Diencerkan dengan air ledeng
Bahaya! Asam, Cr, Hg, Ag dapat terbuang ke sungai
Simpan atau olah dengan pengolahan khusus
Logam Cr, Hg dan Ag dapar di recovery kembali
Gunakan jumlah sampel sedikit!

Dewi Dwirianti, ST, MEng

Jaminan mutu
a) Gunakan bahan kimia berkualitas pro analisis (p.a).
b) Gunakan alat gelas bebas kontaminasi.
c) Gunakan alat ukur yang terkalibrasi.
d) Lakukan analisis dalam jangka waktu yang tidak
melampaui batas waktu simpan maksimum 7 hari .

Dewi Dwirianti, ST, MEng

Bibliografi
Lenore S.. Clesceri et al. 1998, Standard Methods for
the Examination of Water and Waste Water 5220B,
20th Edition, Washington DC : APHA, AWWA, WEF
Sumestri, S. dan Alaerts G (1984), Metoda Penelitian
Air, Usaha Nasional, Surabaya

Dewi Dwirianti, ST, MEng

THATS ALL

Dewi Dwirianti, ST, MEng

You might also like