Professional Documents
Culture Documents
hospes
Virus menginfeksi tubuh melalui udara, makanan, gigitan
binatang, dan bahan terkontaminasi lainnya lewat kulit dan
berbagai saluran tubuh. Mulai terlihat gejala subklinik
maupun infeksi ringan.
Virus bereplikasi pada sel terinfeksi dan dapat menginfeksi
zat di sekitarnya baik lewat cairan limfa dan sel limfosit
(ekstraseluler) atau fusi ke sel sekitar (intraseluler)
Multiplikasi virus terus berlangsung hingga terjadi infeksi
lokal (co: virus influenza dan parainfluenza flu & saluran
pernafasan, rotavirus & picornavirus gastroenterisis &
diare) atau menyebar ke bagian lain (co: picornavirus
radang mata (conjunctivitis). Virus yang menyebar baik
lokal maupun dari peredaran darah virus herpes dan
measles.
Replikasi dan Multiplikasi jika berhubungan dengan saluran
darah/saraf tepipenyebaran ke seluruh tubuh dan saat
sampai di organ sasaran baru akan terjadi manifestasi klinik.
Jenis Penyakit
Pintu Infeksi
Rute
Penyebaran
Organ Sasaran
Hepatitis A
Saluran.
pencernaan
Darah
Hati
AIDS
Injeksi, trauma,
anogenital
Darah
Limfosit T, Otak
Rubella
Saluran
pernafasan
Darah
Kulit, Limfa,
Janin
Measles
Saluran
pernafasan
Darah
Kulit, Paru,
Otak
Cacar Air
Saluran
pernafasan
Darah
Kulit, Paru
Arbovirus
Kulit (gigitan
nyamuk)
Darah
Hepatitis B
Kulit, injeksi
Darah
Hati
Poliomyelitis
Saluran
pencernaan
Herpes simplex1
Saluran
pencernaan
Saraf, Leukosit
Rabies
Kulit (gigitan
hewan)
Saraf
Otak
Herpes simplex2
Saluran genital
Saraf
Saluran Genital
virus dapat
dijumpai.
Jika tidak
Infeksi
Jika didukung
didukung sel
produktif
sel horpes
horpes
dengan gejala
klinik akut.
Infeksi
Infeksi
Contoh:
Infeksi
akan
Sitolitik
infeksi virus
Persisten
abortif
(Lisis dan
cacar,
(virus
Infeksi
kematian
influenza, DB
menetap di
Persisten
sel)
dalam sel)
Laten
Berlangsung dalam waktu cukup
lama dan menyebar ke seluruh
tubuh. Menimbulkan kelainan
terutama pada otak
Pembiakan Virus
Dapat dilakukan dengan 3 cara:
Di dalam
Hewan
Percobaan
Dengan
Kultur
Jaringan
Secara In Vitro
Secara in Vivo
Di dalam Telur
Berembrio
Pembiakan Virus
Pembiakan Virus
biakan:
Pada Kultur
(In
1. Pelepasan
sel Jaringan
dari organ
Vitro)
tubuh dengan mengocok
sepotong jaringan dengan
Menggunakan Biakan primer
larutan tripsin
dan continues cell lines.
2. Sel suspensi dibiakkan
dalam larutan pembenihan
Biakan primer biakan sel
tertentu dan tumbuh
segar dari binatang (co: ginjal
melekat pada dinding
monyet) dengan pembelahan
tabung hingga terbentuk
terbatas dan masa hidup tak
selapis jaringan yang siap
panjang.
Continues cell lines biakan
digunakan untuk
yang dapat membelah teruspembiakan.
menerus dengan kromosom
3. Sel dipindahbiakkan
poliploid atau aneuploid dari
dengan membuat suspensi
sel tumor atau sel diploid
baru dan disebar di tabung
yang telah bertransformasi.
lain (biakan sekunder). Sel
Contoh: sel He La, Hep-2 (sel
dari ginjal monyet akan
kanker), BHK-21 (Hamster),
menghasilkan sel epitel
LLC-MK (ginjal monyet), J-III
dan sel dari embrio ayam
Continues
cell lines
(Leukemia).
menghasilkan sel fibroblast
Digunakan untuk isolasi virus,
4. Virus yang dibiakkan dalam
pembuatan vaksin, oenelitian
sel biakan jaringan dapat
patogenisitas, sifat biokimia
menimbulkan ESP dan
virus, dan pengembangan
menginfeksi sel sekitar jika
obat antiviral
Pembiakan Virus
Telur
ayam
dan bebek
media
perbenihan
virus yang sudah steril dan
Cara
Pembiakan
dalam
Telur
berembrio:
embrio
telur di dalamnya
tidak
membentuk
zatkorioalantois
anti yang
A. Menyuntikkan
virus ke
ektoderm
selaput
telur
mengganggu
pertumbuhan.
berembrio umur
10 hari untuk isolasi virus penyebab kelainan
dermatotropik seperti variola, vaccinia & herpes. Tiap virion
infektif menyerang sel sekitar dan menimbulkan reaksi
inflamasi seperti bercak putih (pock). Penanaman juga berguna
untuk titrasi virus dan antibodi virus dengan teknik menghitung
jumlah pock.
B. Menyuntikkan virus ke ruang amnion telur berembrio umur
10-15 hari untuk isolasi virus influenza dan parotitis yang
tumbuh dalam sel epitel paru-paru embrio yang sedang
berkembang. Virus yang berkembang akan memberi reaksi
hemaglutinasi.
C. Menyuntikkan virus pada kantung kuning telur berembrio 912 hari secara langsung lewat lubang kecil pada kulit telur.
Kemungkinan yang dapat terjadi:
a. Embrio ayam mati pada kasus virus Japanese Enchepalitis B
ke kantung kuning telur,
b. Tumbuh pocks/plaques pada permukaan CAM oleh virus
variola,vaccinia,cowpox, dll,
c. Pembentukan antigen hemaglutinin & ikatan komplemen oleh
Terbentukn
ya
Interferon
Terbentukn
ya badan
inklusi
Perhitungan Virus
Secara
Fisika
Perhitungan
langsung
Dengan menggunakan
mikroskop elektron
Sediaan virus
berkonsentrasi tinggi
dicampur dengan partikel
penanda (lateks).
Besaran pengenceran dan
konsentrasi awal suspensi
virus dapat ditentukan
dengan menghitung
perbandingan antara
lateks dan virus yang
terlihat di bawah
mikroskop
Secara
Biologi
Metode Plak
Stok virus diencerkan dengan
pengenceran 10 kali lipat.
0.1 ml dari masing-masing
pengenceran diinokulasikan
dalam kultur sel
monolayerinkubasi
Lapisi dengan nutrien agar.
Masing-masing partikel virus
membentuk zona sel terinfeksi
berupa lingkaran (plaque).
Teknik pewarnaan digunakan
untuk membedakan sel gidup
dan mati (kristal violet)
PFU dapat dihitung dengan
mengalikan jumlah plak
dengan angka pengenceran
virus.
Serial Dilution
Focus Assay
End Point Method Method
0.1 ml virus dari
berbagai seri
pengenceran
diinokulasikan dalam
kultur sel tabung.
Diamati kultur yang
mengalami efek
sitopatogenik (ESP).
Seri pengenceran virus
dimana 50%kultur sel
menunjukkan reaksi ESP
positif setara dengan
TCID 50
Bisanya dilakukan untuk
virus yang tidak
menghasilkan plak.
Identifikasi Virus
dengan metode
immunoserologi dan molekuler
Reaksi
Presipitasi
Reaksi
Aglutinasi
Reaksi fiksasi
komplemen
Reaksi
netralisasi
Reaksi
imunofluores
ensi
Radioimmuno
assay
Western blot
PCR, DNA
fingerprinting
ELISA