Professional Documents
Culture Documents
Menurut riset para ahli, pada umumnya tanaman tidak bisa menyerap
100% pupuk kimia. Selalu akan ada residua atau sisanya. Sisa-sisa
pupuk kimia yang tertinggal di dalam tanah ini, bila telah terkena air
akan mengikat tanah seperti lem/semen. Setelah kering, tanah akan
lengket satu dengan lain (alias tidak gembur lagi), dan keras. Selain
keras, tanah juga menjadi masam. Kondisi ini membuat organismeorganisme pembentuk unsur hara (organisme penyubur tanah) menjadi
mati atau berkurang populasinya. Beberapa binatang yang
menggemburkan tanah seperti cacing tidak mampu hidup di kawasan
tersebut dan kehilangan unsur alamiahnya. Bila ini terjadi, maka tanah
tidak bisa menyediakan makanan secara mandiri lagi, dan akhirnya
menjadi sangat tergantung pada pupuk tambahan, khususnya pupuk
kimia.
Penggunaan pupuk kimia juga berdampak pada lingkungan, penggunaan
yang terlalu banyak akan mengakibatkan eutrofikasi. Pupuk
mengandung zat seperti nitrat dan fosfat. Zat ini menjadi racun untuk
kehidupan akuatik. Dengan demikian meningkatkan pertumbuhan yang
berlebihan dari ganggang di air dan menurunkan kadar oksigen. Hal ini
menyebabkan lingkungan yang beracun dan menyebabkan kematian
fauna di perairan.
Pupuk kimia juga terdiri dari zat dan bahan kimia seperti metana, karbon
dioksida, amonia, dan nitrogen. Hal ini pada saatnya akan menyebabkan
pemanasan global dan perubahan cuaca. Bahkan, nitrous oxide, yang
merupakan produk sampingan dari nitrogen, adalah gas rumah kaca
ketiga yang paling signifikan, setelah karbon dioksida dan metana.
Apabila ketergantungan pada pupuk kimia tidak terelakkan, maka tanah
pertanian kita seperti masuk dalam lingkaran setan. Dipakai semakin
banyak, tanah semakin rusak. Dan tanah yang semakin rusak akan
membuat petani semakin bergantung pada pupuk kimia. Itulah yang
terjadi pada hampir semua lahan pertanian di Indonesia, bahkan
mungkin dunia.
Fakta-fakta ini mengkhawatirkan dan perlu diambil langkah serius
sesegera mungkin untuk menghindari akibat yang lebih parah. Upaya
peningkatan produksi pangan yang salah, dengan tingkat ketergantungan
yang tinggi terhadap bahan kimia, memberikan dampak negatif yang
berlanjut pada pertaruhan nilai kesehatan manusia akibat residu kimia
yang ditinggalkan. Dampak serius terhadap lingkungan menyebabkan
penurunan kualitas produksi akibat kerusakan unsur hara tanah yang
diikat oleh residu kimia dalam tanah.
Wajar jika kini ternyata petani semakin kehilangan kesuburan tanahnya.
Di satu sisi kemampuan produktifitas tanah semakin menurun, di sisi
lain untuk mempertahankan produktifitasnya coba digenjot dengan
pemakaian pupuk yang semakin meningkat. Artinya, penghasilan petani
semakin menurun akibat menurunnya produktifitas tanah seiring dengan
meningkatnya biaya akibat meningkatnya kebutuhan pupuk.
Hal semacam ini tentunya nanti akan berdampak pada petani itu sendiri.
Karenanya petani harus diberikan pemahaman tentang dampak atau efek
dari penggunaan pupuk kimia secara berlebihan. Sebaliknya, jika para
petani menggunakan pupuk alami, manfaat yang diperoleh cukup besar
selain baik untuk tanaman juga akan baik bagi tanah dan lingkungan
sekitar dan dapat diandalkan untuk jangka panjang. Pupuk organik bisa
Masalah penting yang kerap kali dihadapi oleh para petani adalah
tingkat penurunan kesuburan tanah secara berangsur-angsur yang
dirasakan saat menjelang datangnya panen. Hal ini disadari dengan
penurunan hasil panen tanaman pangan dari tahun ke tahun dan musim
ke musim. Kondisi seperti itu memang wajar terjadi karena
pemeliharaan kualitas tanah yang tidak terjaga dengan baik khususnya
dalam pemeliharaan tanah. Salah satunya pemakaian pupuk kimia yang
berlebih sehingga mencemari tanah, terjadinya erosi tanah sehingga
lapisan humus tercuci, dan perubahan struktur kemunduran tanah secara
bertahap.
Pupuk organik yang didalamnya terdapat bahan organik berpengaurh
terhadap pasokan unsur hara tanah disamping juga menjaga sifat fisik,
biologi dan kimia tanah. Peranan pupuk organik yang didalamnya
terdapat bahan-bahan organik terhadap sifat fisik tanah meliputi struktur,
konsistensi, porositas, daya mengikat air, dan menjaga ketahanan tanah
terhadap erosi. Pupuk organik dengan bahan organik merupakan salah
satu pembentuk agregat tanah yang mempunyai peran sebagai bahan
perekat antar partikel tanah. Komponen asam humat dan asam fulvat
sebagai sementasi partikel tanah membentuk logam-humus. Pada tanah
pasir pupuk organik mampu berperan sebagai pembentuk struktur tanah
dari bentuk tunggal ke gumpal yang bermanfaat untuk mencegah
porositas tinggi.
Pupuk organik juga mempunyai manfaat dalam memberikan media bagi
kehidupan mikroorganisme menguntungkan bagi kesuburan tanah dan
mengurangi porostias pada tanah pasir dan membantu aerasi pada tanah
lempung. Pemakaian pupuk organik sangat disarankan khususnya bahanbahan organik yang terkandung didalam pupuk Super Natural Nutrition,
Sari Alam Nusantara Tanaman dan Pupuk Organik lainnya dari
Mitratani. Kandungan bahan organik penting yang terdiri dari unsur N, P
dan S yang penting dalam proses mineralisasi serta kandungan asam
humat dan fulvat disertai dengan polifenol sangat disarankan untuk
dipergunakan bagi peningkatan kualitas tanah dan produktiftas hasil
tanaman.