Professional Documents
Culture Documents
(Oversaturated)
Nusa Sebayang, Ir. MT, Kamidjo, Drs, ST., MT, Agus Prayitno, Ir. MT.
Dosen Teknik Sipil ITN Malang
Jl. Bendungan Sigura-gura No 2 Malang
Email: nusasebayang@yahoo.com.au
Abstrak Permasalahan kemacetan lalu lintas di wilayah
perkotaan semakin hari semakin parah. Umumnya
kemacetan berawal dari persimpangan sebidang yang pada
saat ini system pengendaliannya umumnya menggunakan
lampu isyarat lalu lintas. Pada jam-jam puncak, volume
lalu lintas sudah melampaui kapasitasnya sehingga
kendaraan yang melintas di simpang tersebut mengalami
tundaan dan antrian yang cukup besar. Tulisan ini
mencoba untuk menyajikan metode mempredikasi besar
tundaan dan panjang antrian untuk kondisi oversaturated
yang belum dirumuskan pada Manual Kapasitas Jalan
Indonesia Tahun 1997. Pendekatan pemodelan dilakukan
menggunakan teori antrian dengan mensimulasikan
kedatangan dan keberangkatan kendaraan melintasi
pendekat simpang pada kondisi arus lalu lintas melampaui
kapasitasnya (oversaturated). Tingkat kedatangan dan
keberangkatan kendaraan melintasi pendekat simpang
disimulasikan sedemikian sehingga derajat kejenuhan
pada pendekat simpang tersebut dapat divariasikan
sebesar 1, 1.1, 1.2, 1.3, 1.4, 1.5, 1.6, 1.7, 1.8, 1.9, 2.0.
Sedangkan tingkat pelayanan simpang (S) yaitu volume
lalu lintas yang dapat dilewatkan melintasi pendekat saat
mendapatkan sinyal hijau divariasikan yaitu 500 smp/jam,
1000 smp/jam, 2000 smp/jam dan 3000 smp/jam. Lama
waktu terjadinya kondisi oversaturated untuk masingmasing besar derajat kejenuhan divariasikan yaitu 30
menit, 60 menit, 90 menit dan 120 menit. Hasil studi
menunjukkan bahwa model
kinerja simpang untuk
kondisi oversaturated didapatkan model besar tundaan
total adalah DT = A x2 + B x + C dimana DT adalah
tundaan total kendaraan dalam satuan smp.jam,
sedangkan A, B dan C adalah konstanta. Sedangkan
tundaan rata-rata lalu lintas yang melintasi pendekat
simpang adalah TR = a x + b, dimana TR adalah besar
tundaan rata-rata dalam jam/smp, a dan b adalah
konstanta yang nilainya tergantung kepada lama waktu
oversaturated.
Prediksi jumlah kendaraaan yang
mengalami antrian dimodelkan dengan NQ = ax + b,
dimana NQ adalah jumlah kendaraan dalam antrian, x
adalah derajat kejenuhan sedangkan a dan b adalah nilai
konstanta. Model perhitungan kinerja simpang bersinyal
kondisi oversaturated tersebut dapat digunakan untuk
memprediksi besar tundaan yang terjadi pada simpang
bersinyal, yang selanjutnya dapat digunakan untuk analisis
kelayakan pembangunan
prasarana transportasi di
perkotaan.
Kata kunci: Simpang bersinyal, Tundaan, antrian,
oversaturated.
I.
PENDAHULUAN
METODE
Time
Cummulative
vechicle
Arrivals (Q)
Akumulasi
Kendaraan (smp)
Panjang Siklus
qm
S
S=0
tQ
0
Departures
(S)
Q
Time
q2
DT2
q1
DT1
q0
S=0
Waktu (detik)
(1)
DT = 1 DTi
(2)
dimana
DT = Tundaan total
DTi = Tundaan total siklus ke-i
Besar panjang antrian dalam jumlah kendaraan
pada siklus ke-i dihitung dengan rumus sebagai berikut.
qmi = q(i-1) + i (r+k)
(3)
ISBN : 978-979-18342-3-0
dimana:
qmi = jumlah antrian maksimum pada siklus-i
q(i-1) = jumlah kendaraan yang sisa pada siklus
sebelumnya
r = lama waktu sinyal merah
k = waktu sinyal kuning, diambil 3 detik
Simulasi
model prediksi kinerja simpang
bersinyal kondisi oversaturated dilakukan dengan
mengambil besar tingkat pelayanan pada pendekat
bervariasi yaitu 500 smp/jam, 1000 smp/jam, 2000
smp/jam dan 3000 smp/jam. Sedangkan tingkat
kedatangan kendaraan dirumuskan sedemikian sehingga
besar derajat kejenuhan didapatkan bervariasi dari 1,0;
1,1; 1,2; 1,3; 1,4; 1,5; 1,6; 1,7; 1,8; 1,9; dan 2,0.
Selanjutnya digambarkan grafik hubungan antara kinerja
simpang (besar tundaan total dan panjang antrian)
dengan besar derajat kejenuhan untuk masing-masing
besar tingkat pelayanan simpang yaitu 500 smp/jam,
1000 smp/jam, 2000 smp/jam dan 3000 smp/jam.
III.
Sedangkan tundaan
persamaan berikut:
500
1000
2000
3000
30
60
90
120
30
60
90
120
30
60
90
120
30
60
90
120
0.028
0
0.028
0.057
0.057
0
6.09
0
0.114
0
108.2
0
0.238
0
0.155
13.0
0.249
0.5
0.737
1.0
-0.236
-0.486
-0.719
-0.098
(6)
dimana
NQ : panjang antrian maksimum dalam jumlah smp.
x : derajat kejenuhan
a,b : konstanta persamaan
Tabel 3. Nilai konstanta Persamaan (9), Panjang Antrian
Tingkat
Pelayanan
(smp/jam)
500
-11.78
-48.66
-110.4
-23.57
-23.57
-97.33
-213.3
-394.6
-47.13
-194.6
-278.3
-789.3
-71.23
-292
-663
-1205
NQ = ax + b
2000
12,48
50
112.4
200
24,96
100
222.6
400
49.93
200
390.2
800
75.04
300
674.9
1207
1000
B
(5)
(4)
dengan
dimana:
TR : tundaan rata-rata yang dinyatakan dalam jam/smp
a, b : konstanta yang nilainya pada Tabel 2.
dimodelkan
TR = a x + b
dimana:
X : besar derajat kejenuhan
DT: tundaan total (smp.jam)
A, B dan C : konstanta yang nilainya seperti pada Tabel 1
berikut
Tingkat
Pelayanan
(smp/jam)
rata-rata
3000
Lama Kondisi
Oversaturated
(menit)
30
60
90
120
30
60
90
120
30
60
90
120
30
60
90
120
A
49.33
99.33
99.33
99.33
98.66
198.6
198.6
198.6
197.3
397.3
397.3
397.3
296
596
596
596
B
46.66
96.66
96.66
96.66
- 93.33
-193.3
-193.3
-193.3
- 186.6
- 386.6
- 386.6
- 386.6
- 280
- 580
- 580
- 580
A-123
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011
A-124
ISBN : 978-979-18342-3-0
KESIMPULAN
A-125
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
A-126
ISBN : 978-979-18342-3-0