You are on page 1of 7

Makanan siap saji

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa

Makanan siap saji yang biasa dapat ditemukan di Amerika Serikat terdiri dari kentang goreng,
hamburger (atau menu utama lainnya) dan minuman ringan.

Contoh promosi paket hemat di sebuah restoran lokal siap saji di Inggris yang terdiri dari
kentang goreng, burger ayam dan minuman ringan Fanta.
Makanan siap saji adalah istilah untuk makanan yang dapat disiapkan dan dilayankan dengan
cepat. Sementara makanan apapun yang dapat disiapkan dengan segera dapat disebut makanan
siap saji, biasanya istilah ini merujuk kepada makanan yang dijual di sebuah restoran atau toko
dengan persiapan yang berkualitas rendah dan dilayankan kepada pelanggan dalam sebuah
bentuk paket untuk dibawa pergi. Istilah "makanan siap saji" diakui dalam bahasa kamus bahasa
Inggris Merriam-Webster pada 1951.[1]
Penjualan makanan seperti ini bisa berupa kios yang mungkin tidak memiliki naungan atau
tempat duduk,[2] atau restoran siap saji (juga dikenal sebagai restoran layanan cepat). Operasi
waralaba yang merupakan bagian dari rantai restoran telah membakukan bahan-bahan makanan
yang dikirim ke masing-masing restoran dari pusatnya.[3]

Persyaratan modal untuk memulai sebuah restoran siap saji relatif kecil. Restoran-restoran siap
saji kecil yang dimiliki individu telah menjadi lazim di seluruh dunia. Restoran-restoran dengan
rasio tempat duduk yang lebih banyak, yang pelanggannya dapat duduk dan membawa pesanan
mereka ke meja untuk dimakan dengan suasana yang lebih mewah dikenal sebagai restoran siap
saji kasual.

Asal Mula Tentang Makanan Cepat Saji


Tak terbantahkan lagi fast food telah menjadi bagian dari kehidupan manusia modern kini.
Sejarah fast food sendiri telah ada sejak lama bahkan sebelum namanya menjadi fast food.
Sebelumnya fast food dikenal sebagai quick service restoran.
Ide restoran cepat saji ini berasal dari budaya romawi kuno dimana konsep makanan siap saji itu
ada selama permainan dan aktivitas budaya. Salah satu fakta sejarah makanan cepat saji yang
akan membuat kamu kagum adalah bahwa industri bisnis makanan cepat saji global yang
tumbuh sebesar 4,7% pada tahun 2006 dan raja-raja makanan cepat saji seperti McDonald?s
memiliki gerai makanan hampir 31.000 berjalan di 126 negara dan 6 benua!
Selain itu, di negara berkembang seperti India, bisnis makanan cepat saji tumbuh pada tingkat
yang luar biasa, dengan tingkat pertumbuhan sebesar 41% per tahun!
Inti dari makanan cepat saji terletak pada pelayanan yang cepat dan ketersediaan makanan yang
siap dimasak. Ini merupakan bagian dari fenomena abad ke 20 ketika manusia modern menjadi
sangat sibuk dan membutuhkan sesuatu yang serba cepat. Hal ini membuat resto dan outlet
makanan cepat saji mendapatkan popularitas besar.
Sesuai kronologi sejarah makanan cepat saji, beberapa pelopor yang mengubah bisnis makanan
cepat saji dan mendirikan monopoli dalam bisnis ini , dimulai pada awal 1920-an dan 1940-an.
Pertumbuhan mereka sangatlah luar biasa, menggurita dimana-mana serta menjadi bagian tak
terpisahkan kehidupan manusia modern.

KARYA ILMIAH FASTFOOD


BAGI KESEHATAN
17 November 2014 | ayuvakussade
I. PENDAHULUAN
Awal perkembangan makanan cepat saji tersebut, dimulai pada abad-19, pada saat Amerika
Serikat memasuki era industri yang menyebabkan para pekerjanya hanya mempunyai jam
istirahat yang pendek dan jam kerja yang panjang. Alasan itulah yang mendorong para pekerja
lebih memilih makanan yang disajikan restoran cepat saji atau fast food karena kecepatan dalam
penyajian dan pelayanannya disamping rasanya yang lezat. Dari alasan tersebut yang membuat
restoran siap saji semakin banyak dan berkembang di Amerika Serikat. Pada abad-20, bisnis
gerai fast food semakin menyebar hingga kawasan benua Eropa, Afrika, Australia, dan Asia tidak
terkecuali Indonesia yang membuka restoran cepat saji dengan konsep waralaba.
Gaya hidup modern saat ini yang semuanya serba praktis dan kemajuan teknologi yang pesat
seringkali membuat kita mengonsumsi makan yang praktis penyajiannya. Hal ini juga
disebabkan karena padatnya kegiatan dan kesibukan kita. makanan siap saji pun menjadi
makanan yang dipilih karena penyajianya yang praktis dan sekaligus memiliki rasa yang enak
menurut banyak orang.
Masyarakat perkotaan jaman sekarang apalagi anak-anak muda pastinya sudah tidak asing lagi
dengan yang namanya makanan siap saji. Bila mendengar istilah makanan siap saji maka pikiran
kita langsung mengarah ke makanan seperti burger, pizza, fried chicken, french fries, dan
sebagainya. Makanan-makan seperti itu dapat kita temukan di mall-mall, plaza, dan sebagainya.
Dan sepertinya telah membudaya dan menjadi santapan elit terutama bagi anak muda perkotaan.
Kalangan dokter mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati terhadap makanan siap saji
seiring kandungan dalam jenis makanan tersebut berbahaya bagi kesehatan tubuh. Erik
Rohmando Purba, ahli penyakit dalam RSU Bunda Jakarta mengatakan, makanan siap saji
cenderung banyak mengandung garam atau natrium berlebihan yang dapat menyebabkan darah
tinggi bagi konsumen. makanan siap saji Jika dikonsumsi berlebih dapat menyebabkan
penumpukan kolesterol dalam pembuluh darah dan dapat timbul serangan jantung koroner,
stroke atau penyakit kardiovaskular lainnya.
II. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Fast Food (makanan cepat saji)?
2. Apa saja nilai gizi yang ada dalam makanan cepat saji?
3. Apa dampak negatif makanan cepat saji bagi kesehatan?
4. Bagaimana upaya meminimalisasi dampak negatif Fast Food?
III. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian makanan cepat saji.
2. Untuk mengetahui kandungan gizi yang terkandung dalam makanan cepat saji.

3. Untuk mengetahui dampak negatif makanan cepat saji bagi kesehatan.


4. Untuk mengatahui upaya dalam meminimalisasi dampak negatif fast food.
IV. PEMBAHASAN
A. Pengertian makanan cepat saji
Fast food sering disebut sebagai makanan siap saji. Makanan siap saji yang dimaksud adalah
jenis makanan yang dikemas, mudah disajikan, praktis, atau diolah dengan cara sederhana.
Makanan tersebut umumnya diproduksi oleh industri pengolahan pangan dengan teknologi tinggi
dan mengandung berbagai zat aditif untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa bagi produk
tersebut. Makanan siap saji biasanya berupa lauk pauk dalam kemasan, mie instan, nugget, atau
juga corn flakes sebagai makanan untuk sarapan.
Bertram (1975) mendefinisikan makanan siap saji sebagai makanan yang dapat disiapkan dan
dikonsumsi dalam waktu yang singkat. Oxford dictionary mendefinisikan makanan siap saji
sebagai makanan yang dapat diolah dan disajikan dalam waktu yang singkat dan mudah dalam
hitungan beberapa menit, terutama di snack bar atau rumah makan. Makanan siap saji yang
beredar saat ini tercatat 500 600 jenis.
B. Kandungan nilai makanan cepat saji.
Pada umumnya menu makanan cepat saji mengandung kalori, garam dan lemak termasuk
kolesterol dalam jumlah yang besar, selain itu menu ala Barat umumnya hanya sedikit
mengandung serat (dietary fiber) dibanding makanan di rumah tangga. Kalori adalah satuan
ukuran untuk energi yang didapatkan tubuh dari makanan seperti dari karbohidrat, protein dan
lemak. Setiap gram karbohidrat dan protein memberikan kurang lebih 4 kalori energi, sedangkan
dari 1 gram lemak diperoleh hampir 9 kalori.
Oleh karenanya dapat diduga bahwa menu makanan cepat saji ala Barat mengandung kalori yang
lebih tinggi dibandingkan dengan makanan rumahan serta tidak mengandung beberapa unsur
yang diperlukan tubuh (serat, vitamin, mineral) dalam jumlah yang cukup. Fungsi normal tubuh
seperti bernapas dan denyut jantung, serta aktivitas fisik membutuhkan energi. Kebutuhan energi
setiap orang berbeda-beda, antara lain dipengaruhi oleh faktor usia, jenis kelamin, dan tingkat
aktivitas seseorang.
Kekurangan kalori merupakan salah satu penyebab menurunnya produktivitas kerja. Sebaliknya
kelebihan kalori akan menambah berat badan dan menyebabkan kegemukan. Banyak penelitian
membuktikan, seperti halnya kegemukan (obesitas), konsumsi makanan tinggi lemak
menyebabkan peningkatan kolesterol dalam darah dan merupakan salah satu faktor resiko
pemicu penyakit jantung, stroke dan diabetes. Selain itu, diet tinggi lemak juga memperbesar
resiko terkena kanker, terutama kanker payudara dan usus besar.
Dalam hidupnya, setiap orang juga membutuhkan asupan garam dari makanan, untuk mengganti
sejumlah zat gizi yang dikeluarkan tubuh sehari-hari. Pengeluaran tersebut antara lain melalui
keringat, tinja dan air kemih. Unsur natrium adalah kandungan mineral yang paling dominan
menjadi komposisi garam dalam makanan. Pada orang tertentu, diet tinggi garam mempunyai
hubungan dengan resiko terjadinya penyakit darah tinggi. Adapun serat dari makanan merupakan
karbohidrat komplek, yang tidak turut dicerna. Serat dapat membantu fungsi pencernaan dengan
mengurangi kemungkinan sulit buang air besar, selain peran lainnya dalam menurunkan kadar
kolesterol dan gula darah.

C. Dampak negatif makanan cepat saji bagi kesehatan


Zat-zat yang terkandung dalam makanan siap saji dapat memberikan dampak negatif bagi
kesehatan tubuh kita. Berikut ini akan diuraikan apa saja dampak negatif dari zat-zat yang ada
dalam makanan siap saji jika masuk ke dalam tubuh kita.
Zat adiktif yang biasa terkandung dalam pegawet maupun pewarna makanan jika dikonsumsi
secara terus menerus ternyata bisa mengakibatkan kerusakan hati baik sorosis hingga kanker
hati. Celakanya, dampak yang bisa ditimbulkan zat berbahaya ini sifatnya jangka panjang dan
akan menyerang manusia akibat rusaknya fungsi hati. Hati merupakan organ yang berguna
menetralisir racun yang masuk ke dalam tubuh termasuk zat adiktif dalam pengawet makanan,
pewarna, pemanis buatan maupun zat kimia lainnya. Jika jumlah racun tersebut semakin banyak
dan bertumpuk secara otomatis akan mempengaruhi kinerja hati sehinnga mengakibatkan
kerusakan.
Dampak dari penggunaan MSG menurut laporan Federation of the American Society for
Experimental Biologi adalah rasa terbakar di bagian leher, mati rasa di bagian belakang leher,
stress dan tegang pada kulit wajah, dada terasa sakit, sakit kepala, detak jantung yang cepat, rasa
lemah/cepat lelah dan lain-lain. Memang kita tidak langsung merasakan dampak ini ketika
mengkonsumsi makanan cepat saji yang menggunakan MSG. Tapi, pada ambang batas tertentu
karena tubuh tidak sanggup lagi menahan zat ini maka dampak diatas akan menyerang kita. 12
gram MSG per hari dapat menimbulkan gangguan lambung, gangguan tidur dan mual-mual.
Bahkan beberapa orang ada yang mengalami reaksi alergi berupa gatal, mual dan panas. Tidak
hanya itu saja MSG juga dapat memicu hipertensi, asma, kanker serta diabetes, kelumpuhan serta
penurunan kecerdasan.
Kemudian BHA. BHA, anti oksidan di dalam makanan diberikan agar kandungan di dalam
makanan tersebut tidak cepat hilang seperti vitamin, penyedap. Ini sering digunakan pada lemak
dan minyak. Ini akan menimbulkan efek ketagihan bagi yang mengkonsumsinya.
Protein hewaninya yang cukup kaya bisa menyebabkan terhambatnya penyerapan kalsium di
dalam tubuh. Jika penyerapan kalsium terjadi maka kondisi ini dapat merangsang cepatnya
terjadi osteoporosis.
Kandungan kolesterol dan kalori yang cukup tinggi juga dapat menyebabkan kegemukan dan
berbagai gangguan metabolisme dan jantung. Kolesterol sendiri didapat dengan dua cara, yaitu
oleh tubuh sendiri dan ada juga yang berasal dari produk hewan yang kita makan. Ada banyak
kolesterol dalam daging, ikan ayam,, telur, mentega, susu, dan keju. Jika dikonsumsi berlebihan,
dapat menutup pembuluh darah dari oksigen yang seharusnya mengalir ke seluruh tubuh.
Tingginya jumlah lemak penjenuhan akan menyebabkan kanker, terutama kanker usus dan
kanker payudara. Kolesterol dapat masuk kedalam darah dan menyumbat pembuluh darah. Salah
satu pembuluh darah yang dapat disumbat adalah pembuluh darah arteri koroner pada jantung.
Jika arteri ini tersumbat maka dapat menyebabkan penyakit jantung koroner.
Natrium berlebihan. Hal ini dapat menebabkan penurunan fungsi otot jantung dan melambatnya
proses penghantaran impuls oleh saraf. Dengan menurunnya fungsi otot jantung resiko seranagan
jantung pun meningkat. Lambat dalam menanggapi rangsangan dan lambat dalam berpikir dapat
terjadi karena melambatnya penghantaran rangsangan saraf.
Menurut para pakar biologi, makan makanan siap saji berlebih dapat memicu terjadinya
perubahan psikologis yang bisa menghentikan kerja hormon-hormon dalam mengirim sinyal
kenyang. Karena itu, kita akan terus makan tanpa sadar bahwa kita sudah kenyang. Dalam
kondisi normal, hormon-hormon ini mengontrol proses makan dan berat badan. Leptin misalnya,
akan secara terus-menerus dikeluarkan oleh sel-sel lemak. Kadar leptin dalam darah

mengindikasikan status persediaan lemak tubuh. Sinyal ini selanjutnya akan dibaca oleh area di
otak yang mengatur mengenai kebiasaan makan yaitu hypothalamus, dan menjadikan ini sebagai
panduan dalam menjaga kestabilan persediaan.
Menurut endocrinologist dari University of Washington di Seattle Michael Schwartz, masalah
akan timbul pada mereka yang kelebihan berat badan. Mereka yang obesitas, menurut Schwartz,
akan kebal terhadap leptin. Otak akan kehilangan kemampuan dalam merespon hormon-hormon
ini jika lemak tubuh meningkat, seperti dikutip situs womenfitness. Hypatalamus akan semakin
tidak sensitif seiring dengan semakin banyaknya lemak yang terdapat dalam tubuh. Pada
akhirnya, jumlah lemak yang berlebih akan dianggap normal oleh hypothalamus.

D. Upaya meminimalisasi dampak negatif Fast Food


Untuk mengurangi dan meminimalisasi dampak negatif zat aditif makanan cepat saji (fast food)
dapat di upayakan dengan beberapa cara antara lain :
1. Secara Internal
Mengurangi konsumsi makanan siap saji, meningkatkan konsumsi sayur dan buah-buahan serta
mengkonsumsi vitamin. Beberapa vitamin diduga mengandung zat antikarsinogen diantaranya
adalah Vitamin A, C, E banyak terdapat dalam sayur dan buah; asam folat terdapat dalam
brokoli, bayam dan asparagus: Betakaroten, Vitamin B3 (niasin), vitamin D dalam bentuk aktif
(1.25-hidroksi) terdapat pada mentega, susu, kuning telur, hati, beras dan ikan.
Memberi pengertian pada keluarga tentang bahaya zat aditif, mengawasi, mengontrol pemberian
dan penggunaan uang jajan dan membiasakan membawa bekal makanan sehat dari rumah.
2. Secara Eksternal
Produsen diperlukan kesadaran dan tanggung jawab produsen terhadap penggunaan zat aditif
pada bahan pangan yang diproduksikan, memberikan informasi yang jelas komposisi makanan
termasuk zat aditif yang ditambahkan. Pemerintah melakukan pengawasan dan menindak tegas
produsen yang melanggar aturan yang berlaku. Meneruskan kegiatan PMT-AS (Program
Makanan Tambahan-Anak Sekolah) dengan memanfaatkan sumber makanan lokal. Nonpemerintah (LSM) memfasilitasi terbentuknya kelompok konsumen, mendorong peran serta
masyarakat sebagai pengawas kebijakan publik, mengantisipasi kebijakan global yang
berdampak pada konsumen, melakukan pengawasan dan bertindak sebagai pembela konsumen.
Tepat jika disadari pula, bahwa makanan bukan satu-satunya faktor pencetus kondisi-kondisi
gangguan kesehatan tersebut. Kegemukan secara garis besar terjadi karena asupan kalori lebih
banyak dari jumlah kalori yang dibakar, guna keperluan tubuh menjalankan fungsinya dan
beraktivitas. Akibatnya, kelebihan kalori yang tidak dibakar tersebut akan menumpuk di tubuh,
dalam bentuk lemak. Sehingga berat badan dan kandungan lemak dalam tubuh, termasuk
kolesterol darah, dapat cenderung meningkat. Untuk itu, kita perlu lebih selektif dalam memilih
makanan, serta dikombinasikan dengan kebiasaan hidup sehat lainnya. Misalnya, berolahraga
secara teratur.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan makanan cepat saji (fast food) merupakan makanan
siap saji sebagai makanan yang dapat disiapkan dan dikonsumsi dalam waktu yang singkat.
Pada umumnya menu makanan cepat saji mengandung kalori, garam dan lemak termasuk

kolesterol dalam jumlah yang besar.


Zat-zat yang terkandung dalam makanan siap saji dapat memberikan dampak negatif bagi
kesehatan tubuh kita meliputi zat adatif, MSG, BHA, protein hewani, kolesterol, kalori, natrium
berlebihan. Zat tersebut yang nantinya menyebabkan penyakit yang dapat ditimbulkan tapi juga
ganguan fungsi persarafan yang dapat menyebabkan kita lambat dalam berpikir ataupun
bertindak. Tidak hanya itu, perubahan psikologis juga dapat terjadi karena berlebihan
mengonsumsi makanan cepat saji. Penyakit, gangguan, ataupun perubahan psikologis tidak akan
langsung kita rasakan saat kita mengonsumsi makanan cepat saji. Tapi itu semua akan terjadi bila
kita sering mengonsumsinya.
DAFTAR PUSTAKA
Apriadji, Wied Harry. 2007. Healthy Fast Food. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Anggota IKAPI
Silahkan download disini: https://ayuva.files.wordpress.com/2014/11/karyailmiahfastfood.docx

You might also like