You are on page 1of 4

AERASI

1.1

Pengertian
Aerasi adalah suatu proses penambahan udara/oksigen dalam air dengan
membawa air dan udara ke dalam kontak yang dekat, dengan cara menyemprotkan air
ke udara (air ke dalam udara) atau dengan memberikan gelembung-gelembung halus
udara dan membiarkannya naik melalui air (udara ke dalam air). Dalam melakukan
proses Aerasi ini perlu menggunakan alat yang dinamakan aerator. Prinsip kerja alat
ini adalah untuk menambahkan oksigen terlarut di dalam air tersebut. Kemudian yang
menjadi tugas utama dari aerator ini adalah memperbesar permukaan kontak antara air
dan udara.
Proses aerasi merupakan peristiwa terlarutnya oksigen di dalam air. Efektifitas
dari aerasi tergantung dari seberapa luas dari permukaan air yang bersinggungan
langsung dengan udara. Fungsi utama aerasi adalah melarutkan oksigen ke dalam air
untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam air dan melepaskan kandunngan
gas-gas yang terlarut dalam air, serta membantu pengadukan air. Aerasi dapat
dipergunakan untuk menghilangkan kandungan gas terlarut, oksidasi besi dan mangan
dalam air.
Dalam proses aerasi ini yang perlu dilakukan adalah ketika Air baku diolah
dari inlet sumur dalam yang berada di sekitar kantor PDAM dengan memakai pompa
submersible yang mengalir ke inlet aerator melalui pipa, kemudian air tersebut
disemprotkan melalui pipa utama dengan pipa belah. Pada saat itu air jatuh melalui
tray-tray (nampan) yang berlubang yang bertujuan untuk menambah oksigen dalam
air baku dan mengendapkan besi yang ada dalam air. Setelah itu air yang melewati
tray selanjutnya air turun melalui pipa outlet aerator dan masuk ke dalam bak filter
dan selanjutnya dapat didistribusikan.

1.2

Proses Aerasi

Proses penambahan oksigen ke dalam air, sehingga oksigen terlarut di dalam air akan
semakin tinggi sehingga mengakibatkan:
1. Zat-zat mudah menguap seperti hydrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi
rasa dan bau dapat dihilangkan.
2. Kandungan karbondioksida air akan berkurang.
3. Mineral larut seperti besi dan mangan akan teroksidasi membentuk endapan yang
dapat dihilangkan dengan proses pemisahan.
Faktor faktor yang mempengaruhi perpindahan oksigen adalah :
a.
Suhu.
b.
Kejenuhan oksigen.
c.
Karakteristik air.
d.
Derajat turbulensi.

a.

Pengaruh suhu
Koefisien penyerapan oksigen KLa meningkat seiring dengan kenaikan suhu, karena
suhu dalam air akan mempengaruhi tingkat difusi, tegangan permukaan dan kekentalan air.
Kemampuan difusi oksigen meningkat dengan peningkatan suhu, sedangkan tegangan
permukaan dan kekentalan menurun seiring dengan kenaikan suhu. Pengaruh suhu pada
berbagai faktor tersebut dirangkum dalam persamaan dengan koefisien empiris (f) sbb :
(KL.a)20 = ( KLa)Tf(20-T)
b.

Kejenuhan Oksigen
Konsentrasi jenuh oksigen (Cs) dalam air tergantung pada suhu dan tekanan parsial
oksigen yang berkontak dengan air. Secara teoritis konsentrasi oksigen terlarut dalam
air pada tekanan 760 mmHg dapat diketahui melalui Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Konsentrasi Oksigen Terlarut
Jenuh pada Tekanan 760 mmHg
Suhu
23
24
25
26
27
28
29
30

DO
8,6
8
8,5
3
8,3
8
8,2
2
8,0
7
7,9
2
7,7
7
7,6
3

Sumber : Bennefield, 1980

Dan nilai Cs pada tekanan barometrik dapat ditentukan dengan persamaan berikut
(Benefield, 1980):

CS= (CS)760

..(3)

P menyatakan tekanan barometrik dalam mmHg dan p menyatakan tekanan jenuh


uap air pada suhu air yang diaerasi. Tekanan jenuh uap air pada berbagai suhu
disampaikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Tekanan Uap Air yang Berkontak dengan Udara

Suhu
0
( C)

0
5
10
15
20
25
30

Tekanan Uap
Jenuh /(mmHg)
4
6
9
12
17
23
31

Sumber: Benefield, 1980

c.

Karakteristik Air
Dalam praktek ada perbedaan nilai KLA untuk air bersih dengan KLA air limbah yang
mengandung materi tersuspensi, surfactant (detergent) dalam larutan dan perbedaan
temperatur. Faktor faktor ini juga mempengaruhi nilai Cs. Pengaruh faktor ini, dikoreksi
dengan menggunakan koefisien empiric () untuk pengaruh padatan tersuspensi dan
surfaktan dan () untuk pengaruh perbedaan temperatur.
d.

Derajat turbulensi
Derajat turbulensi dalam tangki aerasi akan mempengaruhi nilai sebagai berikut :
1. Turbulensi akan menurunkan derajat tahanan liquid film.
2. Turbulensi akan meningkatkan laju perpindahan masa oksigen karena terjadi
percepatan laju pergantian permukaan bidang kontak, yang berakibat pada defisit
oksigen (driving force, C) tetap terjaga konstan.
3. Turbulensi secara langsung akan meningkatkan nilai koefisien perpindahan oksigen
(KLA).
Pengertian lain dari aerasi yaitu mengontakkan udara dengan air baku agar kandungan
zat besi dan mangan yang ada dalam air baku bereaksi dengan oksigen yang ada dalam udara
membentuk senyawa besi dan senyawa mangan yang dapat diendapkan. Disamping itu proses
aerasi juga berfungsi untuk menghilangkan gas-gas beracun yang tak diinginkan misalnya gas
H2S, Methan, Carbon Dioksida dan gas-gas racun lainnya. Reaksi oksidasi Besi dan Mangan
oleh udara dapat ditulis sebagai berikut:
4 Fe2+ + O2 + 10 H2O ====> 4 Fe(OH)3+ 8 H+
tak larut
2+
Mn + O2 + H2O ====> MnO2 + 2 H+
tak larut
Dari persamaan reaksi antara besi dengan oksigen tersebut, maka secara teoritis dapat
dihitung bahwa untuk 1 ppm (part per million) oksigen dapat mengoksidasi 6.98 ppm ion
Besi. Reaksi oksidasi ini dapat dipengaruhi antara lain : jumlah Oksigen yang bereaksi ,
dalam hal ini dipengaruhi oleh jumlah udara yang dikontakkan dengan air serta luas kontak
antara gelembung udara dengan permukaan air . Jadi makin merata dan makin kecil
gelembung udara yang dihembuskan kedalam air bakunya , maka oksigen yang bereaksi
makin besar. Faktor lain yang sangat mempengaruhi reaksi oksidasi besi dengan oksigen dari
udara adalah pH air. Reaksi oksidasi ini sangat efektif pada pH air lebih besar 7(tujuh). Oleh

karena itu sebelum aerasi dilakukan, maka pH air baku harus dinaikkan sampai mencapai pH
8. Hal ini dimaksudkan agar pH air tidak menyimpang dari pH standart untuk air minum
yaitu pH 6,5 - pH 8,5.

You might also like