You are on page 1of 15

Tinjauan Pustaka

Hambatan Pertumbuhan dan Perkembangan


Letidebora Enjuvina Tambawan
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510
Nim: 102012300
Letidebora@yahoo.co.id

Pendahuluan
Setiap anak, setelah lahir akan mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan adalah suatu peningkatan jumlah dan ukuran, sedangkan perkembangan adalah
suatu perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang
paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran. Pertumbuhan dan
perkembangan tersebut dapat berlangsung cepat dan juga lambat tergantung perawatan yang
didapat oleh anak tersebut. Sehingga dengan begitu dapat dinilai pertumbuhan dan
perkembangan anak dari beberapa pemeriksaan. Dari pemeriksaan-pemeriksaan ini, akan
berguna dikemudian hari karena sudah menjadi suatu rekam medik anak tersebut. Rekam
medik sebagai bukti perkembangan dan pertumbuhan anak di masa lalu dan hal-hal yang
mempengaruhi hasil dari rekam medik.

Allo Anamnesis
1.
2.
3.
4.
5.

Apakah Anak lahir normal atau prematur? Indikasi prematur?


Riwayat imunisasi
Perkerjaan orang tua
Asupan gizi anak
Pola asuh anak

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik merupakan indikator yang penting untuk menilai pertumbuhan dan
perkembangan anak dan menunjukan kondisi kesehatan anak.2 Perubahan pada ukuran fisik
serta penampakan merupakan manifestasi perubahan morfologik, bikimiawi, dan fisiolgik
yang rumit dan kasat mata, yang berlangsung selama masa kanak-kanak.3
Pemeriksaan dapat dilakukan pada bayi yang baru lahir dengan tiga tujuan

utama:
1. Mendeteksi masalah medis penting sedini mungkin sehingga dapat diobati
secara tepat
2. Mempermudah adaptasi pada kehidupan ekstrauterus
3. Melindungi bayi baru lahir dari proses bahaya seperti hipotermia atau infeksi
Berikut pemeriksaan pada bayi yang baru lahir:
A. Ukuran dan usia getasi
Pemeriksaan sangat

penting

untuk memperkirakan usia getasi janin dan

membandingkan ukuran tubuh bayi dengan rentang normal untuk usia getasi. Usia getasi
dapat diperkirakan dengan berbagai cara, namun dapat salah jika Ibu mempunyai pola
menstruasi yang tidak teratur. Gestasi juga dapat dinilai dari gambaran fisik bayi, yaitu kulit,
genitalia, eksterna, telinga, payudara, serta dari perilaku neuromuskular. Bayi dengan usia
gestasi kurang dari 38 minggu dianggap preterm (atau prematur), dan bayi dengan usia
gestasi 38-42 minggu, dan bayi dengan usia gestasi lebih dari 42 minggu disebut postrerm
(postmatur).
Berat, lingkar kepala, dan panjang kepla ke tumit hendak dintentukan dan dicatat.
Lingkar kepala diukur pada diameter oksipital ke frontal terbesar. Panjang diukur dari puncak
kepala (verteks) sampai lutut dengan tungkai bayi dalam keadaan ektensi penuh. Bayi yang
berada padan +/-2 diviasi standar (SD) pada grafil ini biasanya dianggap sesuai untuk usia
gestasi (AGA, appropiate for gestational age). Bayi kurang dari 2 SD dibawah mean adalah
kecil untuk usia gestasi (SGA, small for gestational age), dan mereka yang lebih dari 2 SD di
atas mean adalah besar untuk usia gestasi (LGA, large for gestational age).
B. Inspeksi umum
Pada saat lahir, kebanyakan bayi baru lahir akan menangis dengan keras, lalu
cenderung tetap terjaga selama setengah jam atau lebih dan sangat aktif selama waktu
tersebut. Bila bayi menangis, tangisannya keras. Tangisan yang lemah atau lembut adalah
abnormal, juga tangisan yang bernada tinggi atau menjerit, ini menandakan suatu masalah
neurologik. Tangisan yang parau mengesankan paralisis pita suara, hipotirodisme, atau
trauma pada hipofaring. Bayi mungkin menyeringgai, menangis singkat, atau mendadak
melakukan gerakan fleksi dan ekstensi berulang pada lengan atau tungkai mereka. Aktivitas
ini berlangsung terus menerus atau diselingi periode diam, yang selama waktu tersebut mata
mereka terbuka. Bayi sering kali berbaring dalam posisi yang serupa dengan posisinya di

dalam rahim. Jika pemeriksa dengan lembut memfleksikan bahu, lutut, dan lipat paha,
ekstremitas bayi cenderung melipat ke posisi yang nyaman yang meniru posisi intraukterus.
C. Suhu
Bayi normal berwarna merah muda dan terasa hangat. Oleh karena terpajan pada
lingkungan yang dingin, tangan, kaki bayi dapat menjadi dingin dan tampak sianotik. Suhu
aksila yang normal antara 36,5 dan 37,4. Alasan yang paling sering untuk suhu yang rendah
atau tinggi adalah pemajana pada lingkungan yang dingin atau terlalu hangat. Akan tetapi,
suhu abnormal yang menetap dalam suhu lingkungan normal menunjukan keadaan patogik.
Sepsis dapat ditemukan pada demam atau hiportemia. Penyebab lain hipotermia adalah
hipoglikemia, hipoksia atau hipotirodisme. Hipertemia dapat terjadi pada penghentian obat
dan pendarahan intrakranial atau adrenal.
D. Ruam
Bayi baru lahir normal sering kali memiliki suatu bentuk ruam kulit jinak tertentu.
E. Kepala
Rambut kulit kepala teraba halus dan seperti sutera. Bentuk kepala akan berbeda pada
bayi yang terletak dalam posisi puncak kepala atau bokong.
Pengukuran Antropometri, meliputi :4
1. Berat dan tinggi badan, dimana digunakan untuk menghitung indeks massa tubuh pada
orang dewasa ( berat/ tinggi ), dan sebagai indikator tubuh kurus (wasting) dan tubuh pendek
(stunting) pada anak.
Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagai pertimbangan:
Parameter yang baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat
Memberi gambaran status gizi sekarang dan gambaran yang baik tentang
pertumbuhan
Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan luas.
Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh ketrampilan pengukur
Alat yang digunakan di lapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan:
Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat lain
Mudah diperoleh dan relatif murah harganya
Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg

Skala mudah dibaca


Cukup aman untuk menimbang anak balita.
Tinggi Badan
Mengukur tinggi badan dilakukan pada anak yang berusia lebih dari 2 tahun atau anak
tersebut dapat berdiri dengan sempurna. Pengukuran panjang badan dilakukan pada bayi atau
anak di bawah umur 2 tahun.
2. Lingkar bagian tubuh, dimana lingkar lengan atas dapat menunjukkan gizi kurang pada
anak; rasio pinggang dan rasio panggul merupakan indicator adipositas sentral pada orang
dewasa.
Cara mengukur lingkar lengan adalah:
Menentukan titik tengah lengan atas
Setelah ditentukan, lengan diturunkan hingga tergantung bebas di samping tubuh dengan
telapak tangan menghadap paha
Pita pengukur titempatkan di sekitar lengan atas kiri atau kanan setinggi titik tengah.
Ambil ukuran dengan ketelitian mendekati 1 mm.
3. Ketebalan lipatan kulit, merupakan ukuran jaringan adipose subkutan, dan jika diukur pada
tempat yang sesuai ( dipertengahan biseps, di pertengahan triseps, subskapula, dan
suprailiaka) dapat digunakan untuk menghitung persentase lemak tubuh.

Frekuensi denyut jantung.


Frekuensi deyut jantung normal saat lahir antara lahir 120 dan 160 denyut per menit.
Denyutan di atas 100 per menit biasanya menunjukan asfuksua dan penuaan curah jantung.
Upaya pernapasan.
Bayi normal akan mengap-mengap saat lahir, menciptakan upaya pernapasan dalam
30 detik, dan mencapai pernapasan yang menetap pada frekuensi 30-60 kali per menit pada
usia 2 sampai 3 menit. Apnea dan pernapasan yang lambat atau tidak teratur terjadi oleh
berbagai sebab, termasuk asidosis berat, asfiksia, infeksi janin, kerusakan sisterm saraf pusat,
atau pemberian obat pada Ibu (barbiturat, narkotik, dan trankuolizer).
Tonus Otot.

Semua bayi normal menggerak0gerakan semua anggota tubuhnya secara aktif segera
setelah lahir. Bayi yang tidak dapat melakukan hal tersebut atau bayi dengan onus otot yang
lemah biasanya asfiiksia, mengalami depresi akibat obat, atau menderita kerusakan sistem
saraf pusat.
Kepekaan refleks.
Respon normal pada pemasukan kateter ke dalam faring posterior melalui lubang
hidung adalah menyeringgai, batuk, atau bersin.
Warna kulit.
Hampir semua bayi berwarna biru saat lahir. Mereka berubah menjadi merah setelah
tercapai ventilasi yang efektif. Hampir semua bayi memili tubuh serta bibir yang berwarna
merah muda, tetapi sianotik pada tangan serta kakinya (akrosianosis) 90detik setelah lahir.
Sianosis menyeluruh stelah 90 detik terjadi pada curah jantung kongenital jenis sianotik,
methemoglobinemia, polisitemia, penyakit jantung kongenital jenis sianotik, perdarahan
intrakranial, obstruksi jalan napas, paru-paru hipoplastik, hernia diafragmatica dan hipertensi
pulmonal persisten.

Tes Denver
Denver development screening test (DDST) adalah sebuah metode pengkajian yang
digunakan secara luas untuk menilai kemajuan perkembangan anak usia 0-6 tahun. Tes ini
bermanfaat dalam mendeteksi masalah perkembangan yang berat. Akan tetapi, DDST telah
dikritik tidak reliabel dalam memprediksikan masalah-masalah yang kurang berat dan
spesifik. Kritik tersebut diberikan terhadap versi DDST yang telah direvisi yaitu, Denver II.
Tujuan dari denver yaitu: 5
1. Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan usianya
2. Menilai tingkat perkembangan anak yang tampak sehat
3. Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukan gejala, kemungkinan adanya
kelainan perkembangan
4. Memastikan anak yang diduga mengelami kelaian perkembangan
5. Memantau anak yang berisiko mengalami kelainan perkembangan
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada Tes denver II:

1. Denver II bukan merupakan tes IQ dan bukan alat peramal kemampuan adaptif atau
intelektual (perkembangan) pada masa yang akan datang.
2. Denver II tidak digunakan untuk menetapkan diagnosis, seperti kesukaran belajar,
gangguan bahasa, gangguan emosional dan sebagainya.
3. Denver II diarahkan untuk membandingkan kemampuan perkembangan anak dengan anak
lain yang seusia, buka sebagai pengganti evaluasi diagnostik atau pemeriksaan fisik.
Denver II terdiri atas 125 item tugas perkembangan yang sesuai dengan usia anak, mulai dari
usia 0-6 tahun. Item-item tersebut tersusun dalam formulir khusus dan terbagi menjadi 4
sektor, yaitu:
1. Sektor personal-sosial, yaitu penyesuaian diri di masyarakat dan kebutuhan pribadi
2. Sektor motorik halus-adaptif, yaitu koordinasi mata-tangan, kemampuan memainkan dan
menggunakan benda-benda kecil, serta pemecahan masalah.
3. Sektor Bahasa, yaitu mendengar, mengerti, dan menggunakan bahasa
4. Sektor Motorik Kasar, yaitu duduk, berjalan, dan melakukan gerakan umum otot besar
lainya.
Setelah menyelesaikan tes Denver II, kita perlu melakukan tes perilaku untuk:
1. Membantu pemeriksa menilai seluruh perliaku anak secara subjektif, dan
2. Memperoleh taksiran kasar bagaimana seorang anak menggunakan kemampuannya.
Cara menghitung usia anak:
1. Tulis tanggal, bulan, dan tahun dilaksanakannya tes.
2. Kurangi dengan cara bersusun dengan tanggal, bulan dan tahun kelahilaran anak.
3. Jika jumlah hari yang dikurangi lebih besar, ambil hari yang sesuai dari angka bulan di
depannya (mis, Agustus: 31 Agustus hari, September: 30hari)
4. Hasilnya adalah usia anak dalam tahun, bulan, dan hari (contoh 1).
5. Ubah usia anak ke dalam satuan bulan jika perlu
6. Jika pada saat pemeriksaan usia anak dibawah 2 tahun, anak lahir kurang 2 minggu, atau
lebih HPL, lakukan penyesuaian prematuritas dengan cara mengurang umur anak dengan
jumlah minggu tersebut.
Rekam medik
Menurut WHO, persalinan dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau berat
bayi kurang dari 2500g. Dengan demikian, persalinan prematur dapat terdiri dari:6

1. Persalinan prematur dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan
janin sama untuk masa kehamilan (SMK).
2. Persalinan prematur dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat dan kecil
untuk masa kehamilan (KMK)
Nama lain dari golongan ini adalah:
a. Small for gestational age (SGA)
b. Intrauteri growth retadardation (IUG Rad)
c. Intrauteri growth restriction (IUG Rst)
WHO membagi umur kehamilan menjadi tiga kelompok sebagai berikut:
1. Preterm, yaitu kurang dari 37 minggu (259hari)
2. Term, yaitu mulai 37 minggu sampai 42 minggu atau umur antara 259-293 hari.
3. Postterm, yaitu lebih dsri 42 minggu (294hari).
Faktor yang dapat menimbulkan persalinan prematur adalah:
1. Faktor yang berasal dari martenal:
a. Penyakit maternal:
- Ginjal
- Hipertensi
- Penyakit diabetes melitus
- Penyakit Hati
- Kelainan uterus
b. Faktor gaya hidup wanita
2. Pertumbuhan janin yang kurang selaras dan serasi:
a. Pertumbuhan janin terlambat dan menimbulkan kecil untuk masa kehamilan
(KMK).
- Akibat gangguan sirkulasi retroplasenter
- Kekurangan nutrisi / gizi menurun
b. Terdapat pemicu persalinan prematur :
- Terjadi solusio plasenta
- Terdapat plasenta previa
- Terjadi infeksi yang menimbulkan koriamnionitis tanpa disertai ketuban
pecah
- Pada persalinan hamil ganda

c. Terdapat faktor inkompatibilitas darah:


- Faktor rhesus inkompatibilitas
- Faktor inkompatibilitas darah : AB/O
3. Faktor khusus: seriviks inkompenten
a. Dapat dijumpai pada abortus/ persalinan prematur berulang
b. Overdistensi uterus
c. Kehamilan ganda
d. Kehamilan dengan hidraamnion
Selain itu, bayi tersebut mempunyai berat badan yang rendah. Definisi berat badan
lahir rendah (BBLR) adalah bila berat badannya kurang dari 2.500gr. Dapat dilihat dari
penampilan bayi prematur, selain fungsi alat vitallnya yang masih rendah, dapat dikemukakan
sebagai berikut:
1. Ukuran fisik
a. Usia kehamilan kurang dari 37 minggu
b. Berat bdan bayi kurang dari 2500 gram
c. Panjang badan kurang atau sekitar 45 cm.
d. Linkar kepala 33 cm, sedangkan lingkar pert 30cm, sehingga kepala tampak lebih
besar, tetapi tulang kepala masih tipis.
2. Gambaran fisik
a. Kepala besar
b. Kulit tipis dan trasparan, sehinnga gerakan periastaltik usus dapat terlihat
c. Rambut lanugo banyak, sedangkan lapisan lemak kurang
d. Otot masih lemah sehinga:
- Napas lemah
- Tangisannya masih lemah- merintih
- Kemampuan emngisa masih kurang

Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesesuatu kedalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit tersebut. Imunisasi
ini diberikan kepada anak-anak sampai lanjut usia tergantung dengan jenis imunisasinya.

Namun, karena daya tahan tubuh orang dewasa lebih baik dari pada anak-anak, maka
imunisasi lebih difokuskan kepada anak-anak. Imunisasi dibagi menjadi dua yaitu:7
1. Imunisasi aktif, yaitu pemberian satu atau lebih antigen agen yang infeksius pada
seseorang individu untuk merangsang sistem imun untuk memproduksi antibodi yang akan
mencegah infeksi. Antibodi dapat timbul secara alami, tetapi paling sering sengaja diberikan.
Antibodi dapat memberi perlindungan seumur hidup atau perlindungan sementara waktu.
Beberapa vaksin perlu diulangi pemberianya pada interval tertentu.
2. Imunisasi pasif, yaitu perpindahan antibodi yang telah dibentuk yang dihasilkan oleh host
lain. Antibodi ini dapat timbul secara alami atau sengaja diberikan. Keberhasilan pemberian
imunisasi berkaitan dengan faktor kualitas dan kuantitas vaksin karena vaksin yang baik
dapat mengaktifasi antigen presenting cell (APC). Pengaktifan antigen presenting cell (APC)
berguna untuk mempresentasikan antigen dan memproduksi interleukin, mengaktifasi sel T
dan sel B untuk membentuk sel memori mengaktifasi sel T dan sel Tc terhadap beberapa
epitop untuk mengatasi variasi respon imun karena adanya polimorfisme Major
Histocomptability (MHC) yang berhubungan dengan faktor genetik, sehingga memberi
antigen yang persisten untuk merangsang sel B setiap saat menjadi sel plasma yang berfungsi
membentuk antibodi atau daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh pada anak akan menjadi
maksimal jika diberikan imunisasi secara lengkap dan bertahap. Imunisasi dasar yang harus
di berikan kepada anak yaitu sebagai berikut:7
1. Vaksin Bacillus Calmette Guerine (BCG)
Vaksinasi BCG ditunjukan untuk mengurangi resiko tuberculosis berat dan sebaiknya
diberikan kepada anak yang berusia kurang dari 2 bulan. Efek proteksi yang timbul setelah 812 minggu pasca penyutikan, bervariasi antara 0-80%. Lokasi Penyuntikan: Lengan kanan
atas, sesuai anjuran WHO. Meski ada juga petugas medis yang melakukan penyuntikan di
paha.
2. Vaksin Difteria-pertusis-tetanus (DPT)
Vaksinasi DPT diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan dengan interval 4-6 minggu.
Ulangan DPT4 diberikan 1 tahun setelah DPT3 yaitu pada usia 18-24 bulan dan pada anak
sekolah diberikan DT5 pada BIAS dan DT6 atau TT diberikan pada usia 12 tahun. Reaksi
kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) bersifat sementara seperti lemas, demam, bengkak
dan kemerahan ditempat suntikan, deman tinggi dan iritabel. Kontradiksi terutama pada anak
yang bereaksi berlebihan pada suntikan pertama, riwayat kejang demam.
3. Vaksin Polio

Vaksinasi polio diberikan untuk mencegah kecacatan pada anak. Vaksinasi polio ini
dibagi menjadi 2 yaitu polio hidup melalui mulut (OPV) dan polio mati yang disuntikan. Oral
polio vaccine (OPV) diberikan pada bayi baru lahir (BBL), kemudian diteruskan pada usia 23 bulan sesuai jadwal imunisasi rutin. Secara bersamaan dapat diberikan bersama DPT dan
HiB. Bila dalam 10 menit setelah pemberian OPV dimuntahkan maka vaksin harus diberikan
kembali. Indikasi kontra yaitu panas tinggi, muntah diare. Untuk Inactive polio-myelitis
vaccine (IPV) diberikan 3 kali berturut-turut setiap 2 bulan. Lokasi: Bisa lewat suntikan
(Inactivated Poliomyelitis Vaccine/IPV), atau lewat mulut (Oral Poliomyelitis Vaccine/OPV).
Di tanah air, yang digunakan adalah OPV.
4. Vaksin Campak atau MMR (Measles-Mumps-Rubella)
Mencegah penyakit campak, gondong, dan campak jerman. Umur pemberian yaitu
15-24bulan atau lebih. Vaksin campak ada 2 macam yaitu vaksin hidup yang dilemahkan
(tipe Edmonston B) dan vaksin yang mati. Vaksinasi campak dianjurkan diberiki kepada anak
usia 6 bulan atau pada anak usia 6bulan, ulang setelah usia 15bulan atau pada usia masuk
sekolah (6-7 tahun) pada kelas 1SD. Vaksinasi jangan diberikan pada mereka yang sedang
menderita panas tinggi, mendapat terapi imunosupresi, wanita hamil, riwayat alergi pada
pemberian vaksin sebelumnya atau pada komponen vaksin.
5. Vaksin Hepatitis B
Ada 3 jenis vaksin hepatitis B yaitu plasma, rokombinan dan vaksin polipeptida.
Suntikan pertama dapat diberikan sejak bayi. Suntikan kedua 1-2bulan stelah suntikan
pertama dan suntikan ketiga diberikan 5bulan setelah suntikan kedua atau bulan setelah
suntikan pertama. Reaksi KIPI yang mugkin ditemukan adalah nyeri setempat, bengkak,
panas, nyeri sendi atau otot, reaksi anafilaksis, syndroma Guillian Barre. Lokasi: Pada anak
di lengan dengan cara intramuskuler. Sedangkan pada bayi di paha lewat anterolateral (antero
= otot-otot di bagian depan; lateral = otot bagian luar). Penyuntikan di bokong tak dianjurkan
karena bisa mengurangi efektivitas vaksin.
6. TIPA
Mencegah penyakit demam tifoid dan demam paratifoid. Umur pemberian yaitu saat
umur 21bulan, 2tahun, dan 5tahun.
7. Varicella (Cacar air)
Mencegah infeksi varisela. Umur pemberian yaitu lebih dari satu tahun dan ulangan
umur 18 tahun.

Faktor-faktor pertumbuhan dan perkembangan


A. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
adalah lingkungan pranatal, lingkungan ekternal dan lingkungan internal anak.1
1. Lingkungan pranatal
Lingkungan di dalam uterus sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan fetus,
terutama karena ada selaput yang meliputi dan melingdungi fetus dari lingkungan luar.
Beberapa kondisi lingkungan dalam uterus yang dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan janin adalah gangguan nutrisi karena ibu kurang mendapat gizi adekuat baik
secara kualitas maupun kuantitas, gangguan endokrin pada ibu seperti menderita diabetes
melitus, ibu mendapat terapi sitostatika atau mengalami infekso rubela, toxoplasmosis, sifilis,
dan herpes. Intinya, apa yang dialami oleh ibu akan berdampak pada kondis pertumbuhan dan
perkembangan fetus.
2. Pengaruh budaya lingkungan
Budaya keluarga atau masyarakat akan mempengaruhi bagaimana mereka
memersepsikan dan memahami kesehatan serta berperilaku hidup sehat. Pola perilaku ibu
yang sedang hamil dipengaruhi oleh budaya yang dianutnya, misalnya adalah beberapa
larangan untuk makanan tertentu padahal zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan
janin. Bergitu juga keyakinan untuk melahirkan dengan meminta pertolongan petugas
kesehatan di sarana kesehatan atau tetap memilih dukun beranak, dilandaisi oleh nilai budaya
yang dimiliki. Setelah anak lahir, dia dibesarkan dengan pola asuh keluarga yang juga
dilandasi oleh nilai budaya yang ada di masyarakat. Anak yang dibesarkan di lingkungan
petani di pedesaan akan mempunyai pola kebiasaan atau norma perilaku yang berbeda
dengan mereka yang dibesarkan di kota besar seperti metropolitan Jakarta.
3. Status sosial dan ekonomi keluarga
Anak yang berada dan didasarkan dalam lingkungan keluarga yang sosial ekonominya
rendah, bahkan keterbatasan untuk memberi makanan bergizi, membayar biaya pendidikan,
dan memenuhi kebutuhan primer lainnya, tentunya keluarganya akan mendapat kesulitan
untuk membantu anak mencapai tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal
sesuai dengan tahapan usianya. Keluarga dengan latar belakang pendidikan rendah juga
sering kali tidak dapat, tidak mau, atau tidak meyakini pentingnya penggunaan fasilitas
kesehatan yang dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan anaknya, misalnya
pentingnya imunisasi untuk anak atau penggunaan sarana kesehatan secara tradisional, yaitu

pergi ke dukun yang praktik pertolongannya belum dapat dibuktikan hasilnya secara ilmiah
untuk mempertahankan kesehatan anak.
4. Nutrisi
Telah disebutkan bahwa untuk bertumbuh dan berkembang, anak membutuhkan zat
gizi yang esensial mencakup protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin dan air yang harus
dikonsumsi secara seimbang, dengan jumlah yang sesuai kebutuhan pada tahapan usianya.
Khusus selama periode pertumbuhan dan perkembangan yang cepat seperti masa pranatal,
usia bayi, atau remaja akan membutuhkan lebih banyak kalori dan protein. Anak dapat
mengalami hambatan pertumbuhan dan perkembangan hanya karena kurang adekuatnya
asupan zat gizi tersebut. Asupan nutris yang berlebihan juga dapat menimbulkan dapak yang
buruk pula bagi kesehatan anak, misalnya terjadii penumpukan kadar lemak yang berlebihan
dalam sel atau jaringan, bahkan pada pembuluh darah sehingga bila anak sakit, pertumbuhan
dan perkembangan juga terganggu.
Penyebab status nutrisi kurang pada anak:
1. Asupan nutrisi yang tidak adekuat baik secara kuantitatif maupun kualitatif
2. Hiperaktivitas fisik atau istirahat yang kurang adekuat
3. Adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrisi
4. Stres emosi yang dapat menurunkan nafsu makan atau absorpsi makanan yang
tidak adekuat.
5. Iklim dan cuaca
Iklim tertentu dapat mempengaruhi status kesehatan anak, seperti pada musim
penghujan yang dapat menimbulkan bahaya banjir pada daerah tertentu, akan menyebabkan
suslitnya transportasi sehingga sulit mendapatkan bahan makanan, bahkan timbul berbegai
penyakit menular, seperti diare dan penyakit kulit yang dapat mengancam semua orang
termasuk bayi dan anak-anak. Terlebih lagi pada bayi dan anak-anak yang sangat rentan
terhadap penyakit menular, apabila daya tahan tubuh sedang menurun yang juga akibat tidak
adekuatnya status nutrisi, mereka akan mudah terjangkit penyakit menular tersebut.
6. Olahraga atau latihan fisik
Olahraga atau latihan fisik berdampak pada pertumbuhan fisik maupun perkembangan
psikososial anak. Secara fisik, manfaat olahraga atau latihan yang teratur dapat meningkatkan
sirkulasi darah sehingga akan meningkatkan suplai oksigen ke seluruh tubuh. Selain itu,
olahraga akan meningkatkan aktivitas fisik dan menstimulasi perkembangan otot dan
pertumbuhan sel. Pada saat olahraga, anak juga akan berinteraksi dengan teman sepermainan
dan mengenal aturan yang berlaku serta belajar menaatinya untuk tujuan bersama, misalnya

sepak bola dilakukan oleh kelompok anak sekolah. Aktivitas fisik dari sepak bila akan
membantu pertumbuhan sel, selain itu kepada anak juga ditanankan aturan permainan yang
harus diikuti bersama dan interaksi sosial yang dijalankan membantu mereka memiliki
kemampuan untuk berkomunikasi dengan sesama teman.
7. Posisi anak dalam keluarga
Posisi anak sebagi anak tunggal, anak sulung, anak tengaj, atau anak bungsu akan
mempengaruhi bagaimana pola anak tersebut diasuh dan dididik dalam keluarga. Anak
tunggal tidak mempunyai teman bicara dan beraktivitas kecuali dengan orang tuanya.
Perkembangan psikoseksual (Freud)
Freud mengemukakan bahwa perkembangan psikoseksual anak terdiri atau fase oral,
fase anak, fase falik, dan fase genital. Berikut ini akan diperjalaskan satu per satu:1
1. Fase oral ( 0 sampai 11 bulan)
Selama masa bayi, sumber kesenangan anak terbesar berpusah pada aktivitas oral, seperti
mengisap, menggigit, mengunyah dan mengucap. Hambatan atau ketidakpuasan dalam
pemenuhan kebutuhan oral akan mempengaruhi fase perkembangan berikutnya. Penanaman
identitas gender, pada bayi dimulai dengan adanya perlakuan ibu atau ayah yang berbeda,
misalnya bayi perempuan cenderung diajak berbicara lebih banyak daripada bayi laki-laki,
sementara ayah lebih banyak melakukan aktivitas motorik pada bayi laki-laki dari pada bayi
perempuan, misalnya dengan mengangkat dan menjunjung bayi ke atas.
2. Fase anal (1 sampai 3 tahun)
Selama, masa kedua, yaitu menginjak tahun pertama sampai tahun ketiga kehidupan anak
berpusah pada kesenangan anak, yaitu selama perkembangan otot sfinger. Anak senang
menahan feses, bahkan bermain-main dengan fesesnya sesuai dengan keinginannya. Dengan
demikian, toilet training adalah waktu yang tepat dilakukan pada periode ini.
3. Fase falik (3 sampai 6 tahun)
Selama fase ini, genitalia menjadi area yang menarik dan area tubh yang sensitif. Anak mulai
mempelajari adanya perbedaan jenis kelamin perempuan dan laki-laki dengan mengetahui
adanya perbedaan alat kelamin. Sering kali anak sangat penasaran dengan pertanyaan yang
diajukannya berkaitan dengan perbedaan ini. Orang tua harus bijak dalam memberi
penjelasan tentang hal ini sesuai dengan kemampuan perkembangan kognitifnya agar anak
mendapatkan pemahaman yang benar. Selain itu, untuk memahami identitas gender, anak
sering meniru ibu atau bapaknya, misalnya dengan menggunakan pakaian ayah dan ibunya.

Secara psikologis pada fase ini mulai berkembang superego, yaitu anak berkurang sifat
egosentrisnya.
4. Fase laten ( 6 sampai 12 tahun)
Selam periode laten, anak menggunakan energi fisik dan psikologis yang merupakan media
untuk mengeksporasi pengetahuan dan pengalamannya melalui aktivitas fisik maupun
sosialnya. Pada awal laten, anak perempuan menyukai teman dengan jenis kelamin
perempuan, begitu pula dengan laki-laki. Pertanyaan anak tentang seks makin banyak. Dalam
hal ini, orangtua harus bijaksana dalam merespom, yaitu menjawanya dengan jujur dan
hangat.
5. Fase Genital (12 sampai 18 tahun)
Tahapan akhir masa perkembangan menurut Freud adalah tahapan genital ketika anak mulai
masuk ke fase pubertas, yaitu dengan adanya proses kematangan organ reproduksi dan
produksi hormon seks.

Kesimpulan
Pertumbuhan dan perkembangan anak dimulai sejak dalam kandungan sampai anak
lahir, hal tersebut dipengaruhi antara lain oleh lingkungan, gizi, imunitas yang didapat, serta
pola asuh yang diterapkan pada anak. Tes antropometri dan tes denver dibutuhkan untuk
memantau pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai tahapan usianya serta untuk
mengetahui gangguan pada tumbuh kembang anak.

Daftar pustaka

1. Supartini Y. Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta: EGC; 2004.h.49.
2. Bikley LS, Szilagyi PG. Pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan. Edisi 8. Jakarta:
EGC.h.655.
3. Alpers A. Buku Ajar pediatri rudolph. Jakarta: EGC; 2006.h.3-275
4. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC; 2001.h.1-17.
5. Nugroho HSW. Denver development screening test: petunjuk praktis. Jakarta: EGC;
2009.h.3-17.
6. Manuaba IBD. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta: EGC; 2007.h.421-32.
7. Brahm U, Pendit, Hartawan B, Iqbal M, Yurita. Pedoman klinis pediatri. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC; 2005.
8. Nadesul H. Membesarkan bayi menjadi anak pintar. Jakarta: Buku Kompas; 2007.

You might also like