You are on page 1of 19

BAB 1

TINJAUAN TEORI
ANC (ANTENATAL CARE)

1.1. TINJAUAN MEDIS


1.1.1

Pengertian

ANC (Antenatal Care) adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan


pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Guttmacher, 2007)

1.1.2

Tujuan

1)
Pengawasan : Kesehatan. Ibu, Deteksi dini penyakit penyerta & komplikasi
kehamilan, menetapkan resiko kehamilan (tinggi, meragukan dan rendah)
2)

Menyiapkan persalinan well born baby dan well health mother

3)

Mempersiapkan pemeliharaan bayi & laktasi

4)

Mengantarkan pulihnya kesehatan ibu secara optimal

1.1.3

Bukti Kehamilan

1.1.3

Presumtif (Bukti Subjektif)

1)

Amenorea

2)

Perubahan payudara

3)

Mual & muntah (morning sickness)

4)

Frekuensi berkemih

5)

Leukorea

6)

Tanda Chadwieks

7)

Quickening

1.1.3.2 Probabilitas (Bukti Objektif)

1)

Pertumbuhan & perubahan uterus

Uterus akan mengalami perubahan pada ukuran, bentuk, dan konsistensi. Uterus
berubah menjadi lunak, bentuknya globular.
(1) Tanda Hegars
Tanda Hegar diketahui melalui pemeriksaan bimanual pada usia kehamilan 6-8
minggu. Pada pemeriksaan ini akan didapatkan konsistensi rahim, terutama pada
bagian isthmus uteri teraba lunak.

(2) Ballotement
Ukuran janin yang lebih kecil dibandingkan banyaknya air ketuban pada bulan
keempat dan kelima, maka jika rahim didorong dengan sekonyong-konyong atau
digoyangkan, janin akan melenting di dalam rahim.
(3) Braxton hicks
Adanya kontraksi selama kehamilan
(4) Piscaseck
Terjadinya pertumbuhan yang asimetris pada bagian uterus yang dekat dengan
implantasi plasenta.
(5) Goodells
Tanda Goodells diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Pada pemeriksaan ini
serviks akan terasa lebih lunak. Penggunaan kontrasepsi oral juga dapat
memberikan dampak ini.
(6) Chadwick
Pada pemeriksaan ini didapatkan warna selaput lendir vulva dan vagina terlihat
menjadi ungu karena hipervaskularisasi.
(7) McDonald
Fundus uteri dan serviks bisa dengan mudah difleksikan satu sama lain dan
bergantung pada lunak atau tidaknya jaringan isthmus.
2)

Perubahan Abdomen

(1) Pembesaran abdomen


(2) Striae Gravidarum

(3) Pigmentasi pada linea nigra


3)

Pemeriksaan tes biologis kehamilan

Walaupun pada pemeriksaan ini hasilnya positif, kemungkinan positif palsu tetap
ada.

1.1.3.3 Absolut (Bukti Positif)


Indikator pasti kehamilan adalah penemuan-penemuan keberadaan janin secara
jelas dan hal-hal ini tidak dapat dijelaskan dengan kondisi kesehatan yang lain.
1)
Teraba bagian-bagian janin. Palpasi yang dilakukan sudah dapat diraba
bagian-bagian dari janin.
2)
Mengidentifikasi posisi janin, pemeriksa yang berpengalaman juga bisa
membedakan antara pergerakan tangan dan kaki.
3)

Terlihat atau teraba gerakan janin

4)
DJJ (denyut jantung janin) sudah dapat didengar. DJJ dapat didengar dengan
stetoskop Laenac, kardiotokografi, dan Doppler. Teknik auskultasi yang dilakukan
dengan benar dapat mengidentifikasi bunyi-bunyi seperti bising tali pusat, bising
uterus, dan nadi ibu.
5)

Pemeriksaan dengan USG terlihat kerangka janin.

1.1.4 Pemeriksaan Penunjang


1.1.4.1 Laboratorium
1) Darah (Hb, Golongan darah, Glukosa, VDRL)
2) Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis)
4)

Pemeriksaan Swab (Lendir vagina dan servik)

1.1.4.2 USG
1)

Jenis kelamin

2)

Taksiran kelahiran, taksiran berat janin, jumlah cairan amnion

1.1.5

Pemeriksaan Kehamilan

Bila HPHT tidak diketahui, usia kehamilan ditentukan dengan cara :


1)

TFU (Cm x 7/8 = Usia dalam minggu)

2)

Terabanya ballotement di simpisis 12 mgg

3)

DJJ (+) dg Dopller 10-12 mgg

4)

DJJ (+) dg fetoscop 20 mgg

5)

Quickening 20 mgg

6)

USG

1.1.5.1 Perhitungan Taksiran Partus (Naegle)


1)

Hari + 7

2)

Bulan (1-3) + 9,

B (4-12) 3

3)

Tahun (1-3) + 0,

T (4-12) + 1

1.1.5.2 Perhitungan Taksiran Berat Janin


1)

TFU (11 belum masuk PAP) X 155 = .gr

2)

TFU (13 sudah masuk PAP) X 155 = .gr

1.1.5.3 Frekuensi Kunjungan


1)

Kunjungan I (12-24 minggu)

Anamnesis lengkap, pemeriksaan fisik & obstetri, pemeriksaan laboratorium,


antopometri, penilaian resiko kehamilan, KIE
2)

Kunjungan II (28-32 minggu)

Anamnesis, USG, penilaian resiko kehamilan, nasehat perawatan payudara dan


senam hamil), vaksin TT I
3)

Kunjungan III (34 mgg)

Anamnesis, pemeriksaan ulang laboratorium, vaksin TT II


4)

Kunjungan IV, V, VII & VIII ( 36-42 mgg)

Anamnesis , perawatan payudara dan persiapan persalinan

2 minggu setelah haid

1.1.6 PATOFISIOLOGI

Pergerakan janin
masuk ke panggul

Janin
membesar

Implantasi / nidasi

Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur dari indung telur, kemudian
terjadi peningkatan hormon estrogen sehingga selaput lendir mulai menebal dan
terjadi proses ovulasi (keluarnya sel telur dari indung telur). Kehamilan terjadi bila
senggama (koitus) dilakukan pada sekitar saat ovulasi (14 hari atau 2 minggu
setelah haid). Apabila tidak terjadi pembuahan, maka sel telur akan berdegenerasi
dan sel telur akan keluar bersama-sama dengan darah haid. Apabila terjadi
pembuahan (bertemunya sel telur dan sel sperma), terjadi penyatuan kedua
pronuklei yang disebut dengan zigot, kemudian akan mengalami pembelahan
(mitosis).
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
Blastula diselubungi oleh suatu simpai, disebut trofoblas, yang mampu
menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga rahim,
jaringan endometrium berada dalam masa sekresi (blastolisis). Kemudian terbentuk
plasenta pada bagian luar, dan membentuk embrio yang kemudian menjadi janin
pada bagian dalam. Pembentukan plasenta menyebabkan peningkatan hormon
estrogen dan progesteron yang dapat menyebabkan banyak perubahan fisik pada
ibu sehingga ibu mengalami ketidaknyamanan dan terjadi perubahan pola
seksualitas. Selain itu, juga mempengaruhi sistem urinarius, sistem pernapasan,
sistem pencernaan dan sistem kardiovaskuler.
Perubahan pada sistem urinarius, terjadi dilatasi, pemanjangan dan penekukan
ureter. Penumpukan urin dalam ureter bagian bawah dan penurunan tonus kandung
kemih menyebabkan pengosongan kandung kemih tidak tuntas dapat
menyebabkan resiko tinggi infeksi traktus urinarius. Semakin bertambahnya usia
kehamilan, maka besar uterus juga dapat menyebabkan penekanan pada traktus
urinarius sehingga bladder tidak dapat menampung urine secara maksimal dan
frekuensi BAK menjadi lebih sering.
Pada sistem pernapasan, terjadi pergeseran diafragma karena paru-paru terdesak
oleh pembesaran uterus. Hal ini menyebabkan sesak napas sehingga terjadi
ketidakefektifan pola napas.
Pada sistem pencernaan, terjadi penurunan peristaltik usus dan penekanan uterus
sehingga menyebabkan konstipasi. Selain itu, terjadi perubahan hormon-hormon
dalam tubuh yang menyebabkan mual dan/atau muntah. Keadaan ini dapat
mempengaruhi status nutrisi menjadi berkurang dari kebutuhan tubuh dan beresiko
defisit volume cairan dan elektrolit.

Proses kehamilan juga berpengaruh pada sistem kardiovaskuler yaitu terjadi


hemodilusi yang mengakibatkan penurunan kadar Hemoglobin dalam darah ibu. Ibu
menjadi mudah lelah dan apabila tekanan darah juga ikut menurun, dapat
menyebabkan pingsan (hipotensi ortostatik) sehingga beresiko cidera dan dapat
mengganggu aktivitas.

1.2
1.2.1
1)
-

Tinjauan Asuhan Keperawatan


Pengkajian ANC
Anamnesa
Anamnesa identitas istri dan suami

Anamnesa umum : keluhan kehamilan (mual,muntah, sakit kepala, nyeri ulu


hati), nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan
Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik atau
kehamilan mola sebelumnya
2)

Pemeriksaan Fisik Diagnostik

(1) Keadaan umum


Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan panggul. Adanya
kesempitan atau kelainan panggul, dapat diduga bila terlihat jalannya ibu tidak
normal, misalnya pincang, ibu sangat pendek, adanya kelainan panggul (kifosis,
skoliosis), kelainan belah ketupat dari michealis (tidak simetris).
(2) Tinggi badan
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk ibu hamil atau ibu
bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm dimungkinkan sang ibu memiliki
panggul sempit.
(3) Berat badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu. Bila
dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat badan selama hamil muda 5 kg,
selanjutnya tiap trimester (II dan III) masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir
kehamilan, pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB yang
berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko bengkak, kehamilan kembar, hidroamnion,
dan anak besar.
(4) Lingkar lengan atas (LILA)

LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi yang
kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak dengan BBLR.
(5) Tanda-tanda vital
-

Tekanan darah

TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resiko dalam kehamilan.
Penanganan yang kurang tepat, TD sistolik 30 mmHg atau lebih, dan/atau diastolik
15 mmHg atau lebih dapat berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi.
-

Denyut nadi

Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.


-

Suhu

Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5oC dikatakan demam, hal ini kemungkinan ada
infeksi dalam kehamilan.
-

Pernapasan

Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit. Bila ibu mengalami
peningkatan frekuensi napas, ibu akan mudah lelah atau kemungkinan dicurigai
mempunyai penyakit jantung.
(6) Kepala dan Leher
-

Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah

Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat, berwarna


kuning/jaundice pada sklera
-

Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi

Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran kelenjar tiroid,


pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran vena jugularis
(7) Payudara
Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal melingkar,
agak simetris, dan dapat dideskripsikan kecil, sedang, dan besar
-

Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam

Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus

Retraksi akibat adanya lesi

Masa atau pembesaran pembuluh limfe

(8) Abdomen
-

Memeriksa apakah ada bekas luka operasi

Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia kehamilan > 12
minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan
> 22 minggu
Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan penurunan
kepala janin kalau lebih dari 36 minggu

Pemeriksaan Leopold :
Leopold I

Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil

Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus

Konsistensi uterus

Leopold II

Menentukan batas samping rahim kanan-kiri

Menentukan letak punggung janin

Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin

Leopold III

Menentukan bagian terbawah janin

Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih goyang

Leopold IV
-

Pemeriksa menghadap kea rah kaki ibu hamil

Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah
masuk PAP
Tinggi fundus uteri berdasarkan minggu kehamilan :
Prosesus xypoideus

shympisis

Pusat

(9) Tangan dan kaki


-

Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari

Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises

Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo atau hiper

(10)

Pemeriksaan panggul

a.

Panggul : genital luar

Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra, introitus vagina
untuk melihat adanya tukak atau luka, varises, cairan yang ada (warna, konsistensi,
jumlah, bau)
Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui adanya
pembengkakan masa atau cairan kista

b.

Panggul : menggunakan spekulum

Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah, luka/lesi, apakah


serviks sudah membuka atau belum
c.

Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan/darah dan luka


Panggul : pemeriksaan bimanual

Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui pembukaan


(dilatasi) dan rasa nyeri karena gerakan (nyeri tekan atau nyeri goyang)
Menggunakan dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua jari di dalam
vagina untuk palpasi uterus. Ukuran, bentuk dan posisi, mobilitas, rasa nyeri, serta
adanya masa.

3)

Auskultasi untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ) :

Dari Janin :
-

Djj pada bulan ke 4-5

Bising tali pusat

Gerakan dan tendangan janin

Dari ibu

Bising rahim

Bising aorta

Peristaltik usus

4)

Pemeriksaan Dalam

(1)

Vaginal Toucher (VT)

(2)

Rectal Toucher (RT)

Dapat dinilai :
-

Pembukaan serviks : berapa cm/ jari

Bagian anak paling bawah : kepala, bokong serta posisinya

Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge

1.2.2

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.2.2.1 Risti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perubahan napsu makan, mual dan muntah
1) Tujuan :
Nutrisi terpenuhi secara adekuat
2) Kriteria Hasil :
(1) Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal
(2) Mengikuti diet yg dianjurkan
(3) Mengkonsumsi Zat besi/ vitamin
(4) Menunjukkan BB ( min 1,5 kg pd TM I )
2)

Intervensi :

(1) Tentukan asupan nutrisi per 24 jam


R/ Memenuhi nutrisi ibu
(2) Kaji tentang pengetahuan kebutuhan diet
R/ Dasar memberi penyuluhan tentang diet yang diperlukan ibu
(3) Berikan informasi tertulis diet prenatal & suplemen
R/ Memudahkan ibu untuk mempraktekkan di rumah dan sebagai petunjuk
(4) Tanyakan keyakinan diet sesuai budaya
R/ Memastikan kebutuhan nutrisi ibu terpenuhi tanpa menentang budaya yang
dianut oleh ibu
(5) Timbang BB & kaji BB pregravida
R/ Ketidakadekuatan penambahan BB prenatal dan atau BB dibawah normal
meningkatkan risiko IUGR
(6) Berikan BB selama TM I yang optimal

R/ Mengantisipasi peningkatan atau penurunan BB yang terlalu tinggi atau rendah


(7) Tinjau tentang mual & muntah
R/ Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh ibu
(8) Ukur pembesaran uterus
R/ Mengidentifikasi perkembangan janin sesuai umur kehamilan
(9) Kolaborasi : program diet ibu hamil
R/ Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi

1.2.2.2 Risti defisit volume cairan berhubungan dengan perubahan napsu makan,
mual dan muntah
1) Tujuan :
Cairan terpenuhi secara adekuat
2)

Kriteria Hasil :

(1) Mengidentifikasi & melakukan kegiatan untuk menurunkan frekwensi &


keparahan mual/muntah
(2) Mengkonsumsi cairan sesuai kebutuhan
(3) Mengidentifikasi tanda & gejala dehidrasi
3)

Intervensi :

(1) Auskultasi DJJ


R/ Mengidentifikasi keadaan janin
(2) Tentukan beratnya mual/muntah
R/ Mengidentifikasi derajat dehidrasi
(3) Tinjau riwayat (gastritis, kolesistiasis)
R/ Menentukan tindakan intervensi untuk diet
(4) Anjurkan mempertahankan asupan cairan
R/ Memenuhi kebutuhan cairan
(5) Kaji suhu, turgor kulit, membran mukosa, TD, intake & output, Timbang BB

R/ Peningkatan suhu, penurunan turgor kulit, membran mukosa yang kering,


penurunan BB salah satu tanda dan gejala dehidrasi

1.2.2.3 Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran


diagfragma sekunder kehamilan
1) Tujuan :
Pola napas efektif
2)

Kriteria Hasil :

(1) Melaporkan penurunan keluhan sesak


(2) Mendemonstrasikan fungsi pernapasan baik
3)

Intervensi :

(1) Kaji status pernapasan


R/ Mengidentifikasi adanya keluhan sesak karena pergeseran diafragma
(2) Pantau riwayat medis (alergi, rinitis, asma, TBC)
R/ Memperberat adanya keluhan pernapasan
(3) Kaji kadar HB tekankan pentingnya vit.
R/ HB yang rendah menyebabkan suplai Oksigen dalam darah rendah, aliran darah
ke otak terlambat dan mempengaruhi sistem saraf pernapasan sehingga dapat
menyebabkan ibu merasa sesak
(4) Informasikan hubungan program latihan & kesullitan pernafasan
R/ Progran Latihan seperti senam hamil membantu ibu untuk mampu mengatur
pernapasan sehingga keluhan tentang kesulitan pernapasan dapat berkurang
(5) Anjurkan istirahat & latihan berimbang
R/ Mencegah kelelahan

1.2.2.4 Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh


hormonal
1) Tujuan
Rasa nyaman terpenuhi

2)

Kriteria Hasil :

(1) Mengidentifikasi tindakan yang melegakan dan menghilangkan


ketidaknyamanan
(2) Melaporkan penatalaksanaan ketidaknyamanan
3)

Intervensi :

(1) Catat derajat rasa tidak nyaman minor


R/ Mengetahui penyebab rasa tidak nyaman yang dirasakan oleh klien
(2) Evaluasi derajat rasa tidak nyaman selama pemeriksaan lanjutan
R/ Mengetahui perkembangan perubahan rasa ketidaknyamanan
(3) Anjurkan pemakaian korset uterus
R/ Menambah kenyaman ibu
(4) Tekankan menghindari stimulasi puting
R/ Stimulasi puting dapat menimbulkan kontraksi pada rahim yang dapat
menyebabkan ibu merasa tidaknyaman
(5) Kaji adanya haemoroid
R/ Dapat menjadi penyebab ketidaknyamanan terutama pada saat duduk atau BAB
(6) Intruksikan penggunaan kompres dingin & intake tinggi serat pada haemoroid
R/ Mengurangi ketidaknyaman dan menghindari konstipasi yang akan menambah
keparahan hemoroid
R/ Memberikan kenyaman pada ibu
(7) Kaji tingkat kelelahan dengan aktifitas dalam keluarga
R/ Mengidentifikasi adanya aktifitas yang terlalu berat sehingga menyebabkan
kelelahan pada ibu

(8) Kolaborasi : suplemen kalsium


R/ Menambah pemenuhan kebutuhan kalsium dalam tubuh selam hamil

1.2.2.5 Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan perubahan struktur tubuh


dan ketidaknyamanan
1)

Tujuan

Seksualitas terpenuhi tanpa mengganggu kehamilan


2)

Kriteria Hasil :

(1) Mendiskusikan perubahan dalam hasrat seksual


(2) Identifikasi langkah mengatasi situasi
(3) Melaporkan adaptasi perubahan dan modifikasi situasi selama kehamilan
3)

Intervensi :

(1) Kaji pola aktivitas seksual pasangan


R/ Mengidentifikasi aktivitas seksual selama kehamilan
(2) Kaji dampak kehamilan terhadap Seksualitas
R/ Mengetahui perubahan seksualitas selama kehamilan
(3) Anjurkan pilihan posisi koitus selama kehamilan
R/ Menganjurkan pemilihan posisi yang nyaman dalam seksualitas selam hamil
yang tidak mengganggu kehamilan
(4) Informasikan tindakan yang dapat Meningkatkan kontraksi (stimulasi puting
susu, orgasme pd wanita, sperma)
R/ Pada TM I kontraksi uterus yang berlebihan dapat menyebabkan abortus

1.2.2.6
uterus
1)

Risti konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik, penekanan

Tujuan :

Konstipasi tidak terjadi


2)

Kriteria Hasil :

(1) Mempertahankan pola fungsi usus normal


(2) Mengidentifikasi perilaku beresiko
(3) Melaporkan tindakan untuk meningkatka eliminasi

3)

Intervensi :

(1) Tentukan kebiasaan eliminasi sebelum hamil & perhatikan perubahan selama
hamil
R/ Mengidentifikasi adakah perubahan eliminasi BAB sebelum dan selama hamil
(2) Kaji adanya haemoroid
R/ Konstipasi dapat menyebabkan adanya haemoroid
(3) Informasikan diet : buah, sayur, serat & intake cairan adekuat
R/ Diet tinggi serat dapat memperlancar BAB dan menjadikan feses lebih lunak
(4) Anjurkan latihan ringan
R/ Latihan dapat membantu pergerakan peristaltik usus lebih cepat dan membantu
merangsang terjadai BAB
(5) Kolaborasi : berikan pelunak feces bila diet tak efektif
R/ Mencegah terjadi konstipasi berlanjut

1.2.3

EVALUASI

1)

Nutrisi terpenuhi secara adekuat

2)

Cairan terpenuhi secara adekuat

3)

Pola napas efektif

4)

Rasa nyaman terpenuhi

5)

Seksualitas terpenuhi tanpa mengganggu kehamilan

6)

BAB lancar

You might also like