Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN TEORI
ANC (ANTENATAL CARE)
Pengertian
1.1.2
Tujuan
1)
Pengawasan : Kesehatan. Ibu, Deteksi dini penyakit penyerta & komplikasi
kehamilan, menetapkan resiko kehamilan (tinggi, meragukan dan rendah)
2)
3)
4)
1.1.3
Bukti Kehamilan
1.1.3
1)
Amenorea
2)
Perubahan payudara
3)
4)
Frekuensi berkemih
5)
Leukorea
6)
Tanda Chadwieks
7)
Quickening
1)
Uterus akan mengalami perubahan pada ukuran, bentuk, dan konsistensi. Uterus
berubah menjadi lunak, bentuknya globular.
(1) Tanda Hegars
Tanda Hegar diketahui melalui pemeriksaan bimanual pada usia kehamilan 6-8
minggu. Pada pemeriksaan ini akan didapatkan konsistensi rahim, terutama pada
bagian isthmus uteri teraba lunak.
(2) Ballotement
Ukuran janin yang lebih kecil dibandingkan banyaknya air ketuban pada bulan
keempat dan kelima, maka jika rahim didorong dengan sekonyong-konyong atau
digoyangkan, janin akan melenting di dalam rahim.
(3) Braxton hicks
Adanya kontraksi selama kehamilan
(4) Piscaseck
Terjadinya pertumbuhan yang asimetris pada bagian uterus yang dekat dengan
implantasi plasenta.
(5) Goodells
Tanda Goodells diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Pada pemeriksaan ini
serviks akan terasa lebih lunak. Penggunaan kontrasepsi oral juga dapat
memberikan dampak ini.
(6) Chadwick
Pada pemeriksaan ini didapatkan warna selaput lendir vulva dan vagina terlihat
menjadi ungu karena hipervaskularisasi.
(7) McDonald
Fundus uteri dan serviks bisa dengan mudah difleksikan satu sama lain dan
bergantung pada lunak atau tidaknya jaringan isthmus.
2)
Perubahan Abdomen
Walaupun pada pemeriksaan ini hasilnya positif, kemungkinan positif palsu tetap
ada.
4)
DJJ (denyut jantung janin) sudah dapat didengar. DJJ dapat didengar dengan
stetoskop Laenac, kardiotokografi, dan Doppler. Teknik auskultasi yang dilakukan
dengan benar dapat mengidentifikasi bunyi-bunyi seperti bising tali pusat, bising
uterus, dan nadi ibu.
5)
1.1.4.2 USG
1)
Jenis kelamin
2)
1.1.5
Pemeriksaan Kehamilan
2)
3)
4)
5)
Quickening 20 mgg
6)
USG
Hari + 7
2)
Bulan (1-3) + 9,
B (4-12) 3
3)
Tahun (1-3) + 0,
T (4-12) + 1
2)
1.1.6 PATOFISIOLOGI
Pergerakan janin
masuk ke panggul
Janin
membesar
Implantasi / nidasi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur dari indung telur, kemudian
terjadi peningkatan hormon estrogen sehingga selaput lendir mulai menebal dan
terjadi proses ovulasi (keluarnya sel telur dari indung telur). Kehamilan terjadi bila
senggama (koitus) dilakukan pada sekitar saat ovulasi (14 hari atau 2 minggu
setelah haid). Apabila tidak terjadi pembuahan, maka sel telur akan berdegenerasi
dan sel telur akan keluar bersama-sama dengan darah haid. Apabila terjadi
pembuahan (bertemunya sel telur dan sel sperma), terjadi penyatuan kedua
pronuklei yang disebut dengan zigot, kemudian akan mengalami pembelahan
(mitosis).
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
Blastula diselubungi oleh suatu simpai, disebut trofoblas, yang mampu
menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga rahim,
jaringan endometrium berada dalam masa sekresi (blastolisis). Kemudian terbentuk
plasenta pada bagian luar, dan membentuk embrio yang kemudian menjadi janin
pada bagian dalam. Pembentukan plasenta menyebabkan peningkatan hormon
estrogen dan progesteron yang dapat menyebabkan banyak perubahan fisik pada
ibu sehingga ibu mengalami ketidaknyamanan dan terjadi perubahan pola
seksualitas. Selain itu, juga mempengaruhi sistem urinarius, sistem pernapasan,
sistem pencernaan dan sistem kardiovaskuler.
Perubahan pada sistem urinarius, terjadi dilatasi, pemanjangan dan penekukan
ureter. Penumpukan urin dalam ureter bagian bawah dan penurunan tonus kandung
kemih menyebabkan pengosongan kandung kemih tidak tuntas dapat
menyebabkan resiko tinggi infeksi traktus urinarius. Semakin bertambahnya usia
kehamilan, maka besar uterus juga dapat menyebabkan penekanan pada traktus
urinarius sehingga bladder tidak dapat menampung urine secara maksimal dan
frekuensi BAK menjadi lebih sering.
Pada sistem pernapasan, terjadi pergeseran diafragma karena paru-paru terdesak
oleh pembesaran uterus. Hal ini menyebabkan sesak napas sehingga terjadi
ketidakefektifan pola napas.
Pada sistem pencernaan, terjadi penurunan peristaltik usus dan penekanan uterus
sehingga menyebabkan konstipasi. Selain itu, terjadi perubahan hormon-hormon
dalam tubuh yang menyebabkan mual dan/atau muntah. Keadaan ini dapat
mempengaruhi status nutrisi menjadi berkurang dari kebutuhan tubuh dan beresiko
defisit volume cairan dan elektrolit.
1.2
1.2.1
1)
-
LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi yang
kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak dengan BBLR.
(5) Tanda-tanda vital
-
Tekanan darah
TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resiko dalam kehamilan.
Penanganan yang kurang tepat, TD sistolik 30 mmHg atau lebih, dan/atau diastolik
15 mmHg atau lebih dapat berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi.
-
Denyut nadi
Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5oC dikatakan demam, hal ini kemungkinan ada
infeksi dalam kehamilan.
-
Pernapasan
Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit. Bila ibu mengalami
peningkatan frekuensi napas, ibu akan mudah lelah atau kemungkinan dicurigai
mempunyai penyakit jantung.
(6) Kepala dan Leher
-
(8) Abdomen
-
Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia kehamilan > 12
minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan
> 22 minggu
Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan penurunan
kepala janin kalau lebih dari 36 minggu
Pemeriksaan Leopold :
Leopold I
Konsistensi uterus
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
-
Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah
masuk PAP
Tinggi fundus uteri berdasarkan minggu kehamilan :
Prosesus xypoideus
shympisis
Pusat
Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari
Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo atau hiper
(10)
Pemeriksaan panggul
a.
Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra, introitus vagina
untuk melihat adanya tukak atau luka, varises, cairan yang ada (warna, konsistensi,
jumlah, bau)
Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui adanya
pembengkakan masa atau cairan kista
b.
3)
Dari Janin :
-
Dari ibu
Bising rahim
Bising aorta
Peristaltik usus
4)
Pemeriksaan Dalam
(1)
(2)
Dapat dinilai :
-
1.2.2
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.2.2.1 Risti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perubahan napsu makan, mual dan muntah
1) Tujuan :
Nutrisi terpenuhi secara adekuat
2) Kriteria Hasil :
(1) Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal
(2) Mengikuti diet yg dianjurkan
(3) Mengkonsumsi Zat besi/ vitamin
(4) Menunjukkan BB ( min 1,5 kg pd TM I )
2)
Intervensi :
1.2.2.2 Risti defisit volume cairan berhubungan dengan perubahan napsu makan,
mual dan muntah
1) Tujuan :
Cairan terpenuhi secara adekuat
2)
Kriteria Hasil :
Intervensi :
Kriteria Hasil :
Intervensi :
2)
Kriteria Hasil :
Intervensi :
Tujuan
Kriteria Hasil :
Intervensi :
1.2.2.6
uterus
1)
Tujuan :
Kriteria Hasil :
3)
Intervensi :
(1) Tentukan kebiasaan eliminasi sebelum hamil & perhatikan perubahan selama
hamil
R/ Mengidentifikasi adakah perubahan eliminasi BAB sebelum dan selama hamil
(2) Kaji adanya haemoroid
R/ Konstipasi dapat menyebabkan adanya haemoroid
(3) Informasikan diet : buah, sayur, serat & intake cairan adekuat
R/ Diet tinggi serat dapat memperlancar BAB dan menjadikan feses lebih lunak
(4) Anjurkan latihan ringan
R/ Latihan dapat membantu pergerakan peristaltik usus lebih cepat dan membantu
merangsang terjadai BAB
(5) Kolaborasi : berikan pelunak feces bila diet tak efektif
R/ Mencegah terjadi konstipasi berlanjut
1.2.3
EVALUASI
1)
2)
3)
4)
5)
6)
BAB lancar