You are on page 1of 25

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO A BLOK 22

Disusun oleh : Kelompok 1


Farida Chandradewi

04111001006

Nurul Hayatun Nupus

04111001

M. Agung Wijaksana

04111001009

Maulia Wisda Era Chresia

04111001010

Rizky Permata Sari

04111001013

Melinda Rachmadianty

04111001014

Fitri Hidayati

04111001015

Meylinda

04111001028

Restya Fitriani

04111001033

Vindy Cesariana

04111001037

Rahman Ardiansyah

04111001055

Dwi Jaya Sari

04111001056

Neni Septria Ningsih

04111001058

Feddy Febriyanto Manurung

04111001128

Randa Deka Putra

04111001141

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2013

PESERTA DISKUSI

Moderator

: Fatty Maulidira

Sekretaris

: Restya Fitriani

Anggota

: Chandra H P
Imam Zahid
Hajrini Andwiarmi A
Lidya Kartika
Rahman Ardiansyah
Firman Oktavianus
Fitri Nurrahmi
Dimas Swarahanura
Lina Wahyuni HRP
Auliya Bella O
Randina Dwi Megasari
Moza Guyanto
Feddy Febriyanto Manurung
Randa Deka Putra

DAFTAR ISI
2

Halaman judul

Daftar Isi

Kata Pengantar

Hasil Tutorial dan Belajar Mandiri


1. Skenario.................................................................................................................

2. Klarifikasi Istilah...................................................................................................

3. Identifikasi Masalah..............................................................................................

4. Analisis Masalah....................................................................................................

5. Sintesis...................................................................................................................

37

6. Restrukturisasi Masalah dan Penyusunan Kerangka Konsep................................

38

Kesimpulan

50

Daftar Pustaka

51

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun haturkan kepada Allah SWT karena atas ridho dan karunia-Nya
laporan tutorial blok 18 ini dapat terselesaikan dengan baik.

Laporan ini bertujuan untuk memaparkan hasil yang didapat dari proses belajar
tutorial, yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya.
Penyusun tak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak- pihak yang terlibat
dalam pembuatan laporan ini, mulai dari tutor pembimbing, anggota kelompok 4 tutorial, dan
juga teman- teman lain yang sudah ikut membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Tak ada gading yang tak retak. Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan laporan
ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik akan sangat bermanfaat bagi
revisi yang senantiasa akan penyusun lakukan.

Palembang, 28 Juni 2013

Penyusun

Skenario A Blok 22 Tahun 2013

Mrs. Zainab, a 50-year-old woman, came to Moh. Hoesin hospital with chief complain of
weakness. She also had palpitation and nausea sometimes. She had history of eight times
4

spontaneous labor. She had been suffering from hematoschezia frequently since 1 year ago
and her doctor said that she had haemorhoid. She seldom ate vegetables and fruits.

Physical examination :
Weight : 50kg, height : 155 cm
General appearance : pale, fatique
Vital sign : HR : 114 X/minute, RR : 30 x/minute, temp : 36,6oC, BP : 100/70 mmHg
Head : cheilitis positive, tongue : papil atrophy
No lympadenopathy
Abdomen : no epigastric pain, liver and spleen non palpable
Extremitas : koilonychia negative

Laboratory :
Hb 4,8 g/dL, Ht 15 vol%, RBC 2.500.000/mm3 WBC 7.000/mm3, trombosit 480.000/mm3,
RDW 20%
Faeces: hookworms eggs negatif

Additional examination:
Serum Iron is 16 g/dL
Total Iron-binding capacity is 420 g/dL
Ferritin is 8 ng/ml

I.

Klarifikasi istilah
a. Palpitation : perasaan berdebar
b. Nausea : sensasi tidak menyenangkan yang samar pada epigastrium dan abdomen
dengan kecenderungan untuk muntah
c. Hematoschezia : defekasi feses berdarah
5

d. Weakness : kelemahan
e. Haemorhoid : prolaps bantalan anus menyebabkan perdarahan dan pembengkakan
f.
g.
h.
i.

yang nyeri pada kanalis analis


Cheilitis : peradangan pada bibir
Koilonychia : kuku sendok
Papil atrophy : mengecilnya papil lidah
Anisocytosis : adanya eritrosit yang menunjukkan berbagai macam ukuran di dalam

darah
j. RDW (red cell distribution width) : perbedaan ukuran atau luas eritrosit
k. Hypocrome microcyter
l. Poikilocytosis : adanya eritrosit dengan keragaman bentuk yang abnormal di dalam
darah
m. Lymphadenopathy : penyakit pada kelenjar limfe, biasanya ditandai dengan
pembengkakan
n. Serum iron : fe dalam plasma atau fe yang diikat oleh transferrin
o. TIBC : jumlah dari penambahan serum iron dengan UIBC (kemampuan transferin
untuk mengikat fe yang ada dalam serum)
p. Ferritin : kompleks besi atau ferritin yang merupakan bentuk utama penyimpanan besi
di dalam tubuh
q. Spontaneous labor : persalinan normal

II.

Identifikasi masalah
1. Mrs. Zainab, a 50-year-old woman, came to Moh. Hoesin hospital with chief
complain of weakness
2. She also had palpitation and nausea sometimes
3. She had history of eight times spontaneous labor and She had been suffering from
hematoschezia frequently since 1 year ago and her doctor said that she had
haemorhoid. She seldom ate vegetables and fruits.
4. Physical examination
5. Laboratory
6. Additional

III.

Analisis masalah
a. Mrs. Zainab, a 50-year-old woman, came to Moh. Hoesin hospital with chief
complain of weakness
6

i. Etiologi weakness secara umum TYA,MEY


Penyebab umum:
1. Anemia dari berbagai penyebab
2. Hipotiroidisme
3. Gangguan Paru-paru atau Jantung yang menyebabkan Hipoxia jaringan
4. Penyakit DM (jangka panjang)
Penyebab lelah dalam kasus ini adalah anemia
ii. Mekanisme weakness (sesuai skenario)
Hematoschezia + riwayat partus spontan delapan kali + jarang makan sayur dan
buah banyak kehilangan darah/ perdarahan kronis menurunnya cadangan
besi gangguan pembentukan HB saturasi oksigen menurun pembakaran
gula dan lemak menjadi energi menurun ( oksigen dibutuhkan untuk pembakaran
makanan menjadi energi) energi menurun lelah ( weakness)
Energi menurun aktivasi reaksi aneorobic penumpukan asam laktat lelah

b. She also had palpitation and nausea sometimes


i. Etiologi palpitasi secara umum
1. Memiliki gangguan emosional, misalnya kecemasan tinggi. Hal ini
terjadi sebagai reaksi tubuh terhadap peningkatan hormone kortisol
yang dilepaskan oleh kelenjar adrenal saat tubuh mengalami stress.
2. Anemia. Gangguan oksigenasi jaringan membuat tubuh berkompensasi
untuk meningkatkan frekuensi jantung untuk memenuhi oksigen dan
nutrisi.
3. Kelainan-kelainan pada jantung yang menyebabkan aritmia, misalnya
ada gangguan pada katup katup jantung atau pembuluh darah yang
memperdarahi jantung.
4. Obat-obatan. Beberapa suplemen herbal memiliki efek samping yang
menyebabkan peningkatan frekuensi jantung .
5. Gangguan hormon, contoh pada kasus hipertiroid
6. Caffein
7. Hypoglicaemia
ii. Mekanisme palpitasi (sesuai skenario)
Dalam melakukan aktivitas seluler tubuh kita membutuhkan oksigen yang
akan dipasok oleh hemoglobin dalam darah. Pada kasus anemia didapatkan
kadar Hb (pengangkut SDM) yang rendah. Keadaan ini dapat memacu
terjadinya hipoksia pada tingkatan sel dan jaringan. Mekanisme
homeostasis tubuh untuk menanggulanginya dengan cara meningkatkan
7

jumlah darah yang beredar yaitu meningkatkan kerja jantung. Bila hal ini
berlangsung terus menerus dalam jangka waktu yang lama maka jantung
kita akan mengalami perubahan bentuk berupa pembesaran otot jantung
(hipertrofi) karena dipakai berlebihan. Namun sayangnya hal ini berakibat
buruk pada jantung kita, masa kompensasi ini juga ada waktunya sampai
di mana jantung kita tidak dapat lagi berkompensasi dan mengalami yang
kita sebut gagal jantung.
Pada kasus ini palpitasi merupakan kompensasi dari terjadinya anemia.
iii. Etiologi nausea secara umum
- Kehamilan
- Keracunan makanan
- Efek samping obat seperti antibiotic
- Gangguan psikologis
- Trauma kepala dan peningkatan tekanan intracranial.
- Penyakit hati
- Pancreatitis
- Anemia
- Acute myocardial infacrtion
iv. Mekanisme nausea (sesuai skenario)
Keadaan anemia defisiensi besi yang dipacu oleh timbulnya perdarahan
terus-menerus (kronik) akibat adanya internal hemorrhoid pada Mrs.
Zainab, otomatis menyebabkannya mengalami deplesi cadangan besi serta
mengganggu eritropoiesis defisiensi besi sintesis Heme menurun Hb
yang mengikat oksigen pun menurun sangat mempengaruhi oksigenasi
ke organ-organ vital seperti halnya gaster yang lama-kelamaan memicu
timbulnya hipoksia pada gaster skaligus juga terjadi hipomotility pada
gaster sehingga makanan lebih lama dan berdampak timbulnya mual atau
nausea
c. She had history of eight times spontaneous labor and She had been suffering from
hematoschezia frequently since 1 year ago and her doctor said that she had
haemorhoid. She seldom ate vegetables and fruits.
i. Dampak delapan kali partus spontan , hubungkan dengan anemia dan
hemoroid pada kasus ini?
Hemoroid merupakan distensi vena di daerah anus. Hal yang
menyebabkan hemoroid post partum adalah:
o Makin besarnya uterus seorang wanita hamil akan menekan vena pelvis dan
vena cava inferior yang merupakan vena terbesar pada bagian tubuh sebelah
8

kanan yang menerima darah dari ekstremitas bawah. Hal ini menyebabkan
peningkatan tekanan vena di bawah uterus yaitu sekitar anus sehingga vena
melebar.
o Pada masa kehamilan, hormone progesterone meningkat yang dapat
menyebabkan vena relaksasi yang sangat rentan untuk membengkak dan
melebar
Hormone progesterone juga dapat merangsang adanya konstipasi dengan
memperlambat laju saluran pencernaan
o Pada proses persalinan, wanita hamil sering mengejan yang dapat
menyebabkan peningkatan pembuluh darah vena sehingga terjadi distensi
vena.
Dari keadaan diatas, ditambah lagi dengan riwayat partus nyonya Zainab
sebanyak 8 kali, dapat disimpulkan bahwa pasien menderita hemorrhoid
postpartum. Hemorrhoid ini menyebabkan adanya pendarahan terus menerus
yang keluar dari anus yang dalam kasus ini ditandai dengan adanya
hematoschezia (feses berdarah merah segar). Pendarahan terus menerus dalam
jangka waktu yang lama mengakibatkan pasien anemia defisiensi besi.
Selain itu, Perempuan kehilangan jumlah yang bervariasi darah selama
persalinan, namun 1 dari 20 wanita justru kehilangan lebih dari 1.000 mL darah
(berpotensi lebih dari 20% dari darah dalam tubuhnya). Kehilangan darah dari
1.000 mL menghitung dengan kerugian besi diperkirakan 500 mg. Hal ini
umumnya diperkirakan bahwa setengah dari kasus anemia pada kehamilan
terkait dengan kekurangan zat besi. Setelah melahirkan akan terjadi kekurangan
zat besi karena dengan kehilangan darah. Jika hamil lagi dalam waktu satu
tahun, maka kehamilan terjadi pada tingkat zat besi yang rendah, dan yang
sangat dapat meningkatkan risiko anemia defisiensi besi.

ii. Dampak jarang makan sayur dan buah dengan anemia dan hemoroid pada
kasus ini ?
Kebiasaan jarang makan buah dan sayur merupakan faktor resiko
terjadinya hemorrhoid. Kandungan serat yang minim menyebabkan proses
BAB menjadi sulit, lebih banyak mengejan , tekanan intra abdomen
meningkat. Bila hal ini terjadi lama,dapat menyebabkan hemorrhoid yang

kemudian berlanjut pada perdarahan.Perdarahan umumnya merupakan


tanda pertama dari hemoroid interna akibat trauma oleh faeces yang keras.
Yang lebih sering terjadi adalah perdarahan kronis dan apabila berulang
dapat menyebabkan anemia karena jumlah eritrosit yang diproduksi tidak
bisa mengimbangi jumlah yang keluar.
iii. Etiologi hematoschezia secara umum?
- Adanya luka atau pendarahan di lambung atau usus.
- Tukak lambung .
- Wasir / Hemoroid
- Disentri.
- Minuman beralkohol
iv. Mekanisme hematoschezia (sesuai skenario)
Patofisiologi hematoschezia pada hemoroid adalah akibat dari kongesti
vena yang disebabkan oleh gangguan venous rektum dan vena
hemoroidalis. Hemoroid timbul karena dilatasi, pembengkakan atau
inflamasi vena hemoroidalis yang disebabkan oleh faktor-faktor risiko/
pencetus dan gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis. Faktor risiko
hemoroid antara lain factor mengedan pada buang air besar yang sulit, pola
buang air besar yang salah (lebih banyak memakai jamban duduk, terlalu
lama duduk di jamban sambil membaca, merokok), peningkatan tekanan
intra abdomen karena tumor (tumor usus, tumor abdomen), kehamilan
(disebabkan tekanan janin pada abdomen dan perubahan hormonal), usia
tua, konstipasi kronik,diare kronik atau diare akut yang berlebihan,
hubungan seks peranal, kurang minum air, kurang makan makanan
berserat (sayur dan buah), kurang olahraga/imobilisasi.
Hemoroid internal tidak selalu menimbulkan nyeri sampai hemoroid ini
membesar dan menimbulkan perdarahan atau prolaps. Perdarahan
umumnya merupakan tanda pertama hemoroid intern akibat trauma oleh
feses yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak
tercampur dengan feses, dapat hanya berupa garis pada feses atau kertas
pembersih sampai pada perdarahan yang terlihat menetes atau mewarnai
air toilet menjadi merah. Kadang perdarahan hemoroid yang berulang
dapat berakibat timbulnya anemia berat
v. Hubungan hematoschezia satu tahun yang lalu dengan keluhan pada
kasus?
10

Hematoschezia merupakan defekasi feses berdarah. Hal ini bisa


menyebabkan perdarahan yang menahun yang mengakibatkan kehilangan
besi sehingga cadangan besi makin menurun. Jika cadangan besi menurun,
keadaan ini disebut iron depleted state atau negative iron balance.
Keadaan ini ditandai oleh penurunan kadar feritin serum, peningkatan
absorbs besi dalam usus, serta pengecatan besi dalam sumsum tulang
negative. Apabila jumlah besi menurun terus makan eritropoesis semakin
terganggu sehingga kadar hemoglobin mulai menurun, akibatnya timbul
anemia hipokromik mikrositer. Pada saat itu juga apabila kadar
hemoglobin turun di bawah 7-8 g/dl dapat timbul gejala berupa badan
lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang, dsb
vi. Etiologi dan mekanisme hemoroid
Etiologi
Penyebab terjadinya hemoroid antara lain:
1. Terlalu banyak duduk
2. Diare menahun/kronis
3. Kehamilan: disebabkan oleh karena perubahan hormon
4. Keturunan penderita wasir
5. Hubungan seks tidak lazim (perianal)
6. Penyakit yang membuat penderita mengejan
7. Sembelit/ konstipasi/ obstipasi menahun
8. Penekanan kembali aliran darah vena
9. Melahirkan
10. Obesitas
11. Usia lanjut
12. Batuk berat
13. Mengangkat beban berat
14. Tumor di abdomen/usus proksimal
Mekanisme:
Faktor penyebab faktor-faktor hemoroid adalah mengedan saat defekasi,
konstipasi menahun, kehamilan dan obesitas. Keempat hal diatas
menyebabkan peningkatan tekanan intra abdominal lalu di transmisikan ke
derah

anorektal

dan

elevasi

yang

tekanna

yang

berulang-ulang

mengakibatkan vena hemoroidalis mengalami prolaps. Hasil di atas


menimbulkan gejala gatal atau priritus anus akibat iritasi hemoroid dengan
feses, perdarahan akibat tekanan yang terlalu kuat dan feses yang keras
menimbulkan perdarahan, dan ada udema dan peradangan akibat infeksi
yang terjadi saat ada luka akibat perdarahan. Proses di atas menimbulkan

11

diagnosa gangguan intregritas kulit, nyeri, kekurangan volume cairan, dan


kelemahan .
d. Physical examination
i. Interpretasi dan mekanisme abnormal:
(1. Weights, height, pale, fatique
IMT = BB/Tb2(m) = 50/1.552(m) = 20.82 (normal)
Pale = akibat dari anemia maka tubuh akan mengkompensasi
dengan cara pembuluh darah perifer akan vasokontriksi untuk tetap
mempertahankan suplai darah ke oragan vital.
Fatique = berkurangnya jumlah hemoglobin akan menurunkan
suplai oksigen ke kejaringan dan membuat kebutuhan oksigen dan
karbohidrat tidak adekuat sehingga pada pasien tampak lelah.
(2. Vital sign (HR,RR,Temp,BP)

HR
RR
Temperature
BP

Parameter

Data

Normal

Kasus

60-100

114

x/minute
16-24

x/minute

x/minute
36,5-37.2 0C
120/80

mmHg
Mekanisme abnormal
Takikardi : anemia

pada

Interpretasi
Takikardi

30 x/minute

Takipneu

36,6 0C
100/70

Normal
Normal

mmHg

(Rendah)

konsentrasi

O2

terdeteksi

kemoreseptor kompensasi peningkatan denyut jantung


Takipneu : anemia konsentrasi O2 terdeteksi
kemoreseptor stimulasi pusat pernapasan di medula
peningkatan kecepatan & kedalaman pernapasan
BP : Jika terjadi anemia maka tubuh tidak bisa memproduksi sel
darah merah yang cukup sehingga menyebabkan tekanan darah
menjadi rendah atau menurun
(3. Head, tongue
Head : cheilitis positive,
Interpretasi :

12

(Abnormal) Angular cheilitis yaitu adanya keradangan pada sudut


mulut sehingga tampak sebagai bercak berwarna pucat keputihan.
Gejala khas pada Anemia Defisiensi Besi.
Mekanisme :
Keadaan defisiensi besi menyebabkan keutuhan jaringan epitel
berkurang. Mukokutan junction merupakan daerah peralihan antara
kulit dan mukosa mulut dengan epitel mukosa yang lebih tipis
dibanding epitel kulit sehingga menyebabkan area ini rentan
terhadap terjadinya angular cheilitis. Proses terjadi angular cheilitis
pada awalnya, jaringan mukokutan di sudut - sudut mulut menjadi
merah, lunak dan berulserasi. Selanjutnya, fisura fisura
eritematosa menjadi dalam dan melebar beberapa dari sudut mulut
ke kulit sekitar bibir atau berulserasi dan mengenai mukosa bibir
dan pipi dalam bentuk abrasi linear.

tongue : papil atrophy


Interpretasi :
(Abnormal) Atrofi papil lidah yaitu permukaan lidah menjadi licin
dan mengkilap karena papil lidah menghilang. Gejala khas pada
Anemia Defisiensi Besi
Mekanisme :
Lidah merupakan organ tubuh yang paling peka terhadap perubahan
yang terjadi di dalam tubuh Papila filiformis adalah bagian yang
paling peka terhadap rangsangan dan perubahan sistemik, karena
vaskularisasi mikro papila filiformis yang berbentuk loop, sehingga
jika terdapat gangguan pada sistem vaskularisasi akan berpengaruh
juga terhadap papilanya. Pada ADB, terjadi defisiensi besi yang
menyebabkan aliran darah berkurang ke organ dan jaringan
termasuk jaringan-jaringan dilidah sehingga menyebabkan atrofi.
(4. Abdomen, ekstremitas
no epigastric pain, liver and spleen non palpable
Untuk liver dan spleen yang tidak teraba berarti tidak ada aktivitas
yang berlebihan dari liver dan spleen untuk membentuk eritrosit
dan penghancuran eritrosit ( bukan anemia hemolitik). Tidak ada
epigastric pain menandakan tidak ada kerusakan organ dalam( liver,
13

gastro, pankreas) misalnya seperti gastro, jika terdapat gangguan


pada gastrointestinal maka akan terjadi gangguan pada gastroferitin
yang berfungsi untuk mengikat Fe dan menyalurkannya ke dalam
usus. Pada pasien ini tidak terdapat kerusakan pada mekanisme
tersebut.
Kuku : no koinilicia
Kuku sendok karena defisiensi besi, sehingga deposit Fe untuk
pembentukan kuku berkurang. Pada pasien ini belum saja
bermanifestasi ke daerah kuku. Karena biasanya manifestasi ini
muncuk sekitar 5 10 tahun berikutnya
e. Laboratory
i. Interpretasi dan mekanisme abnormal:
(1. Hb, Ht, RBC, WBC, Trombosit, RDW
Pemeriksaan Lab

Kasus

Normal

Interpretasi

Hb

4,8 mg/dl

12-14 mg/dl

Anemia

Ht

15 vol %

35-45 vol %

Menurun

RBC

2.500.000/mm3

4,5-5,5

Rendah

juta/mm3
WBC

7.000/mm3

5.00010.000/mm

Trombosit

480.000/mm3

Normal
3

250.000-

Meningkat

400.000/mm3
RDW

20%

11-15%

Meningkat

Mekanisme abnormal:

Hematoschezia sejak 1 tahun lalu dan grand multipara (faktor risiko)


pengeluaran besi dalam tubuh Cadangan besi tubuh bahan untuk
pembentukan Hb , Ht Hb , Ht

Hematoschezia sejak 1 tahun lalu banyaknya darah yang keluar


tubuh melakukan kompensasi dengan meningkatkan trombosit.

14

Hematoschezia sejak 1 tahun lalu dan grand multipara (faktor risiko)

pengeluaran besi dalam tubuh Cadangan besi tubuh bahan untuk


pembentukan Hb Hb stabilitas membrane RBC terganggu RBC
saat terdesak melewati kapiler bentuk dan ukurannya menjadi bermacammacam anisositosis (RDW ) dan poikilositosis.

(2. Blood smear


Anisocytosis: Adanya eritrosit pada darah yang menunjukan variasi
ukuran yang besar sekali.
Mekanisme abnormal:
Anisocytosis merupakan tanda awal defisiensi besi. Peningkatan
anisocytosis ditandai oleh peningkatan RDW (red cell distribution
width). Proses terjadinya anisocytosis itu pula sejalan dengan
poikilocytosis.
Poikilocytosis: Adanya eritrosit dengan keragaman bentuk eritrosit
yang abnormal dalam darah.
Mekanisme abnormal:
Adanya anemia defisiensi

besi

menyebabkan

kecepatan

pembentukan RBC dalam proses eritropoesis meningkat karena


kebutuhan tubuh sehingga dihasilkanlah RBC yang bentuk dan
keragaman yang abnormal dengan ukuran yang bervariasi
(anisopoikilocytosis).
Hypochrome microcyter: Penurunan hemoglobin dalam eritrosit
sehingga warnanya jadi pucat dan berukuran kecil serta abnormal.
Mekanisme abnormal:
Hemoroid hematoschezia perdarahan kronis kehilangan
besi kronis deplesi cadangan besi eritropoesis defisiensi besi
sintesis heme Hb menurun sehingga sel darah merah yang
terbentuk menjadi kecil dan pucat anemia hipokrom mikrositik
MCV, MCH dan MCHC menurun
(3. Faeces
hookworms eggs negatif
interpretasi : Normal, keterangan mungkin untuk menyingkirkan
etiologi bukan karena infeksi cacing tambang.
15

ii. Gambaran morfologi dari blood smear

Normositik Normokrom

Mikrositik Hipokrom = SDM yang kecil


dan pucat, sel tampak sebagai sebuah
cincin

Makrositik

Perhatikan 3S :
size (ukuran)
Apabila kekurangan besi berlanjut terus maka cadangan besi menjadi kosong sama
sekali, penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang sehingga menimbulkan
gangguan pada bentuk eritrosit
shape (bentuk)
staining (warna eritrosit).

iii. Indikasi pemeriksaan dari blood smear dan faeces


INDIKASI PEMERIKSAAN APUSAN DARAH TEPI:
menilai berbagai unsur sel darah tepi seperti eritosit, leukosit, dan
trombosit dan mencari adanya parasit seperti malaria, tripanasoma,

16

microfilaria dan lain sebagainya. Sediaan apus yang dibuat dan dipulas
dengan baik merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil yang baik
-

INDIKASI PEMERIKSAAN FESES :


Adanya diare dan konstipasi
Adanya ikterus
Adanya gangguan pencernaan
Adanya lendir dalam tinja
Kecurigaan penyakit gastrointestinal
Adanya darah dalam tinja

iv. cara pemeriksaan lab yang lain yang mendukung penegakan diagnosis
(MCV,MCH,MCHC) dicari nilai normalnya
Pemeriksaan lab yang dapat membantu diagnosa ialah pemeriksaan
apusan darah atau blood smear, dimana kita juga menghitung nilai dari
MCV, MCH dan MCHC:
MCV (Mean Corpuscular Volume) atau Volume Eritrosit Rata-rata (VER)
nilai normal 80-95 fL
MCV = Ht x 10 = 15 x 10 = 60 fl
E
2,5
Interpretasi : Mikrositer
MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) atau Hemogobin Eritrosit Ratarata (HER)
nilai normal 27-34 pg
MCH = Hb x 10 = 4,8 x 10 = 19,2 pg
E
2,5
Interpretasi : Hipokrom
MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) atau Konsentrasi
Hemoglobin Eritrosit Rata-rata (KHER)
nilai normal 32-36%
MCHC = Hb x 100% = 4,8 x 100% = 32%
Ht
15
Interpretasi : Anemia Hipokrom Mikrositer
f. Additional examination
i. Interpretasi dan mekanisme abnormal dari serum Iron, total Iron-binding
capacity, feritin

Iron serum

Parameter

Data pada

Normal

Kasus

50 - 150 16g/dl

Interpretasi

Keterangan

Menurun

Pada anemia defisiensi


17

zat
g/dl

besi

akibat

turunnya kadar besi


dalam tubuh
Meningkat,
menandakan
terjadinya

Total

iron- 250 to 370

binding

g/dl

420 g/dl

meningkat

capacity

defisiensi

anemia
zat

besi.

Dimana pengikat besi


menumpuk

akibat

tidak adanya besi yang


dapat diikat.
Ferritin

20-200
ng/l

8 ng/ml

Menurun

g. Additional
i. Penegakan diagnosis dan pemeriksaan penunjang
Untuk menegakkan diagnosis anemia defisiensi besi harus dilakukan
anamnesis dan pemeriksaan fisis yang teliti disertai pemeriksaan
laboratorium yang tepat. Terdapat tiga tahap diagnosis ADB. Tahap pertama
adalah menentukan adanya anemia dengan mengukur kadar hemoglobin
atau hematokrit. Cut off point anemia tergantung kriteria yang dipilih,
apakah kriteria WHO atau kriteria klinik. Tahap kedua adalah memastikan
adanya defisiensi besi, sedangkan tahap ketiga adalah menentukkan
penyebab dari defisiensi besi yang terjadi.
Secara laboratoris untuk menegakkan diagnosis anemia defisiensi besi
dapat dipakai kriteria diagnosis anemia defisiensi besi sebagai berikut:
Anemia hipokromik mikrositer pada hapusan darah tepi, atau MCV <80fl
dan MCHC <31% dengan salah satu dari a,b,c, atau d.
a.
Dua dari tiga parameter dibawah ini:
Besi serum <50 mg/dl
TIBC >350 mg/dl
Saturasi transferin: <15%, atau
b.
Feritin serum <20 mg/l, atau
c.
Pengecatan sumsum tulang dengan biru prusia (Perls stain)
menunjukkan cadangan besi (butir-butir hemosiderin) negatif, atau

18

d.

Dengan pemberian sulfas ferosus 3 x 200 mg/hari (atau preparat besi

yang lain setara) selama 4 minggu disertai kenaikan kadar hemoglobin lebih
dari 2 g/dl.
Pada tahap ketiga ditentukan penyakit dasar yang menjadi penyebab
defisiensi besi. Tahap ini sering merupakan proses yang rumit yang
memerlukan berbagai jenis pemeriksaan tetapi merupakan tahap yang
sangat penting untuk mencegah kekambuhan defisiensi besi serta
kemungkinan

untuk

dapat

menemukan

sumber

perdarahan

yang

membahayakan. Meskipun dengan pemeriksaan yang baik sekitar 20%


kasus ADB tidak diketahui penyebabnya.
Untuk pasien dewasa, fokus utama adalah mencari sumber perdarahan.
Dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis yang teliti. Pada perempuan
masa reproduksi anamnesis tentang menstruasi sangat penting, kalau perlu
dilakukan pemeriksaan ginekologi. Untuk laki-laki dewasa di Indonesia
dilakukan feses untuk mencari telur cacing tambang. Jika ditemukan infeksi
ringan tidaklah serta merta dianggap sebagai penyabab utama ADB, harus
dicari penyebab lainnya. Titik kritis cacing tambang sebagai penyebab
utama jika ditemukan telur per gram feses (TPG) > 2000 pada perempuan
dan > 4000 pada laki-laki, tetapi hubungan ini lebih lemah pada perempuan.
Anemia akibat cacing tambang sering disertai pembengkakan parotis
dan warna kuning pada telapak tangan. Pada pemeriksaan laboratorium,
disamping tanda-tanda defisiensi besi yang disertai adanya eosinofilia.
Jika tidak ditemukan perdarahan yang nyata, dapat dilakukan tes darah
samar (occult blood test) pada feses. Dan jika terdapat indikasi, dilakukan
endoskopi saluran pencernaan atas dan bawah
ii. DD dan WD
Kasus

II.

Anemia

Anemia

Defisiensi Besi

Chronic

Thalasemia

Disease
Lemah
Pale

and +

fatigue
Hepar dan lien

Non
palpable

19

Cheilitis

Koilonychia

Hb

Hipokrom

MCV

MCH

Besi Serum

N/

N/

TIBC

mikrositer

Working diagnosis

Ny. Zainab, 50 tahun menderita Anemia defisiensi besi et causa pendarahan


kronis hemoroid.

i. Epidemiologi
30% penduduk dunia menderita anemia, dan lebih dari setengahnya
adalah anemia defisiensi besi. Prevalensi anemia defisiensi besi di
Indonesia belum ada data yang pasti, Martoatmojo et al memperkirakan
ADB pada laki-laki 16-50% dan 25-84% pada perempuan tidak hamil
serta 46-92% pada wanita hamil. Sedangkan angka kejadian anemia di
Indonesia berdasarkan SKRT 1995 pada anak usia kurang dari 5 tahun
adalah 40,5 %, dan 47,2% pada usia 5-9 tahun serta 10-14 tahun.
ii. Etiologi
Menurut Bakta (2006) anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh
karena rendahnya asupan besi, gangguan absorbsi, serta kehilangan besi
akibat perdarahan menahun:
1. Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun dapat berasal dari:
a. Saluran cerna: akibat dari tukak peptik, pemakaian salisilat atau NSAID,
kanker lambung, divertikulosis, hemoroid, dan infeksi cacing tambang.
b. Saluran genitalia (perempuan): menorrhagia.
c. Saluran kemih: hematuria.
d. Saluran nafas: hemoptisis.
20

2. Faktor nutrisi, yaitu akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan
(asupan yang kurang) atau kualitas besi (bioavailabilitas) besi yang
rendah.
3. Kebutuhan besi meningkat, seperti pada prematuritas, anak dalam masa
pertumbuhan, dan kehamilan.
4. Gangguan absorbsi besi, seperti pada gastrektomi dan kolitis kronik, atau
dikonsumsi bersama kandungan fosfat (sayuran), tanin (teh dan kopi),
polyphenol (coklat, teh, dan kopi), dan kalsium (susu dan produk susu).
5. Penurunan pengambilan besi
6. Makanan kaya gandum, rendah daging, Pica, Orang lanjut usia dan
orang miskin, Penggemar makanan tertentu, Malabsorpsi
iii. Patofisiologi
iv. Patofisiologi INNE,RAHMAN
Perdarahan menahun kehilangan besi cadangan besi menurun
Deplesi besi

Jika berlanjut :
ferritin
Cadangan besi menjadi kosong
serum
Penyediaan besi untuk eritropoiesis berkurang

absorbs besi

Eritropoiesis
defisiensi
besi
saturasi besi
TIBC

Gangguan pd bentuk eritrosit tetapi anemia secara


klinis belum terjadi
Eritropoiesis semakin terganggu
Kadar Hb mulai turun
Anemia defisiensi

Deplesi besi: cadangan besi menurun tapi penyediaan besi utk eritropoesis belumbesi

terganggu
hipokrom mikrositer
Eritropoesis def besi: cadangan besi kosong, penyediaan besi utk eritropoesis
terganggu, tp belum timbul anemia
Anemia def besi: cadangan besi kosong, disertai anemia

v. Manifestasi klinis
1.Gejala umum anemia
Anemia secara klinis dapat memberikan beberapa gambaran, yang disebut
sebagai sindroma anemia yakni badan lemah, letih, lesu, cepat lelah, mata
berkunang-kunang, telinga sering berdenging. Namun, biasanya, gejala
simptomatis ini ditemukan apabila kadar Hb < 7 g/dl.Pada pemeriksaan
fisik ditemukan anemis pada konjutiva dan jaringan bawah kuku.
21

2.Gejala khas defisiensi besi

Atrofi papil lidah ; permukaan lidah licin, mengkilap karena papil lidah
hilang

Stomatitis angularis ; radang pada sudut mulut

Disfagia akibat kerusakan epitel hipofaring

Koilonichya ; kuku sendok ( spoon nail ), kuku rapuh, bergaris-garis


vertical dan menjadi cekung sehingga mirip sendok

Atrofi mukosa gaster

Pica ; makan yang tidak lazim seperti tanah liat, es, lem dll

Sindrom Plummer atau sindrom Paterson Kely adalah kumpulan gejala


yang terdiri dari anemia hipokrom mikrositer,atrofi papil lidah dan
disfagia.

3.Gejala penyakit dasar


Gejala klinis tergantung pada penyeakit dasar yang menyertai. Pada anemia
yang disebabkan oleh penyakit cacing tambang, ditemukan dyspepsia,
parotis membengkak, dan kulit telapak tangan kuning seperti jerami. Pada
anemia akibat perdarahan kronik akibat kanker kolon akan ditemukan
keluhan BAB .

vi. Tata laksana


Anemia :
- Terapi kausal : tergantung etiologi
- Iron therapy :
a. Terapi besi oral
Efektif, murah, aman
o Ferrous sulfate : 3x200mg absorbsi 50mg besi meningkatkan eritropoesis 23x normal
Diberikan 3-6 bulan setelah cadangan besi normal.
Diberikan saat perut kosong, dgn penambahan vit C
Efek samping: mual, muntah, konstipasi
o
o

Carbonyl iron : 1 tab PO tid, 3-6 mg/kg/d PO tid


Dextran-iron : 2 mL/d IV/IM, 5-10 kg : 1 mL
22

b. Terapi besi parenteral sangat efektif, tapi mahal, resiko besar sehingga
diberikan dengan indikasi tertentu.
Indikasi :
o Intoleransi terhadap pemberian besi oral
o Kepatuhan thd obat rendah
o Gangguan pencernaan seperti kolitis ulseratif yg kambuh bila diberi besi
o Penyerapan besi terganggu, misal gastrektomi
o Keadaan dimana kehilangan darah yang banyak, misal teleangiectasia
o Kebutuhan besi yg besar dlm waktu pendek : hamil trimester 3 & sbelum
operasi
o Defisiensi besi fungsional relatif akibat pemberian eritropoetin pada anemia
gagal ginjal kronik / akibat penyakit kronik
Preparat parenteral:
Tujuan: mengembalikan kadar Hb dan mengisi besi 500-1000mg, rumus:
Rumus kebutuhan besi =
(15-Hb sekarang) x BB x 2,4 + 500 atau 1000 mg
Tersedia:
Iron dextran complex (50mg/ml besi)
Iron sorbitol citric acid complex
Iron ferric gluconate & iron sukrose
Efek samping : fleblitis, hitam di tempat penyuntikan IM, sakit kepala,
flushing, mual, muntah, nyeri perut, sinkop, anafilaktik syok.
- Terapi lain :
o Transfusi packed RBC jika : Hb <8, atau jika perdarahan hebat, hipoxia hebat,
dan masalah kardiovaskular, kehamilan trimester akhir, preoperasi,Peny jantung
anemi dg ancaman payah jantung , Anemia Simptomatik yang sangat menyolok ,
Memerlukan peningkatan Hb yang cepat ,Jenis darah: PRC
o Diet : gizi tinggi dan tinggi protein hewani
Makan sumber besi : daging, hati, ikan
Hindari penghambat penyerapan besi : susu, alkohol
Minum asam ascorbat saat makan
Hemorroid :
1. Non farmakolgi terapi : serat
2. Farmakologi : anti hemoroid, obat laxatif
3. Konsultasi utk tindakan operasi
vii. Pencegahan
1. Pendidikan kesehatan:
a.Kesehatan lingkungan, misalnya tentang pemakaian jamban, perbaikan
lingkungan kerja, misalnya pemakainan alas kaki sehingga dapat
mencegah penyakit cacing tambang.
b.
Penyuluhan gizi untuk mendorong konsumsi makanan yang
membantu absorbsi besi.
2. Pemberantasan infeksi cacing tambang sebagai sumber dari perdarahan
kronik yang paling sering terjadi di daerah tropis.
23

3.

Suplementasi besi yaitu pemberian besi profiaksis pada segmen

penduduk yang rentan, seperti pada ibu hamil dan anak balita.
4. Fortifikasi bahan makanan dengan besi.
viii. Komplikasi
Insufisiensi koroner dan iskemik miokard
Squamous sel karsinoma
Atropic gastritis
Nyeri neurologis
Numbness
Pseudo tumor cerebri
IQ pada anak anemi lebih rendah dibanding anak yang tidak anemia
Infark miokardium
Dekompensatio cordis
Kerusakan struktur : koilonychia, stomatitis angularis
Perforasi ulkus lambung
ix. Prognosis
Ad vitam : Bonam
Ad fungsional : Bonam
x. KDU
4A

III.

Hipotesis :
Ny. Zainab menderita anemia defisiensi besi akibat hemoroid

IV.

Sintesis :
a. Anemia (hipokrom mikrositer) KIKI,DIJE,INNE
b. Anemia defisiensi besi HIDAY,EWIS,AGUNG
c. Metabolisme besi MELINDA,VINDY,MEY
d. Hemoroid RAHMAN,NENI , NURUL
e. Hematopoiesis FARIDA,TYA

MAAF YA KALO PEMBAGIAN SOALNYA GAK RATA


ATURAN MAIN :D

MOHON DATA DIKUMPUL DALAM BENTUK MS. WORD DENGAN

KEADAAN RAPI,TIMES NEW ROMAN 12, LINE SPACING 1,5 JUSTIFY


DAFTAR PUSTAKA JANGAN LUPA DICANTUMKAN
KUMPUL PALING LAMBAT HARI RABU JAM 5
24

YANG TIDAK KUMPUL ATAU TIDAK SESUAI ATURAN SIAP MENERIMA


HUKUMAN YANG AKAN DITENTUKAN DAN DISEPAKATI KELOMPOK
SAAT TUTORIAL KEDUA (CONTOH: BAYAR (FULL) PRINT-AN LAPORAN /
BUAT PPT / ATAU GANTIIN MEY JADI PRESENTAN )

25

You might also like