Professional Documents
Culture Documents
excursive mandibula
Meminimalkan deviasi mandibula
Menghilangkan nyeri
Menghindari internal derangement
Menghindari komplikasi
Prinsip :
1. Evaluasi general dan menjaga statu fisik pasien
a. Airway maintenance
b. Control hemmorrhage
c. Management of damage to any other organ system
2. Diagnosis
a. Pemeriksaan klinis
b. Pemeriksaan radiograf
3. Tata laksana terhadap cedera gigi selama penanganan terhadap fraktur
4. Membuat oklusi
5. Saat terdapat fraktur fasial yang multipel, fraktur mandibula harus ditangani
lebih dahulu.
6. Waktu fiksasi intermaksila tergantung pada tipe, lokasi, tingkat keparahan
fraktur mandibula dan keadaan umum pasien dan umur serta metode untuk
reduksi dan stabilisasi.
7. Antibiotik profilakssi diperlukan saat penyembuhan awal
8. Nutrisi yang seimbang untuk membantuk penyembuhan fraktur
Bridle wire
anastesi lokal
needle holder
Prosedur:
1. anastesi yang adekuat
2. reduksi ke dua segmen
3. lewatkan kawat pada leher gigi dan dekatkan rahang fraktur yang
longgar
4. saat stabilisasi fraktur, operator dapat mendapatkan reduksi lebih
jauh, dengan menguatkan kawat dengan arah berlawanan jarum jam
*Pada gigi dengan keadaan goyang, decayed, atau avulsi, dapat
menggunakan gigi stabil terdekat.
https://www.youtube.com/watch?v=lJN5RlIA_n4
Ivy loops
Ivy loops merupakan cara yang cepat dan mudah untuk melakukan
fiksasi maxillomandibular. Loop terbuat dari kawat 24 gauge dan dapat
melewati interproximal gigi yang stabil.
Prosedur:
1. Bawa ujung kawat ke sisi mesial dan distal gigi
2. Kawat pada sisi distal dibawa ke bawah loop dan dikencangkan pada
kawat mesial dalam arah apikal
3. Loop kemudian dikencangkan untuk adaptasi ruang interproximal.
https://www.youtube.com/watch?v=ppbLfuOBXkE
http://www.youtube.com/watch?v=Pnqp9lqgY68
Arch bar
Pemasangan arch bar merupakan prosedur yang sulit.
Equipment:
-
Anastesi lokal
Arch bar
Needle holder
Prosedur:
1. Mengukur arch bar, biasanya 2 gigi proximal dari fraktur pada setiap
sisi
2. Bar diletakan dari titik distal molar pertama ke titik distal molar
pertama pada sisi yang berlawanan
3. Penggunaan kawat dengan cara circumdental pada gigi premolar2
4. Letakan bar yang sudah diukur dalam loop kawat
5. Oklusikan maksila dan mandibula dengan baik
6. Kencangkan dengan arah dari midline ke posterior
Risdon wire
Risdon wire jarang digunakan, namun baik digunakan pada gigi
permanen atau pada ealy mixed dentition. Pada keadaan anatomi pada
periode ini, arch bar tidak dapat digunakan. Sehingga digunakan risdon
wire.
Metode:
1) kabel secara kontinyu digunakan pada seluruh rahang
2) kabel-kabel yang terpisah yang disatukan pada midline rahang
Aplikasi mudah
Equipment:
-
anastesi lokal
kawat 24 gauge
IMF screw
Screwdriver
Needle driver
Prosedur:
1. anastesi lokal, pada mukosa regio medial hingga canine, di maxilla
dan mandibula
2. self tap IMF screw (panjang: 8-12 mm), kemudian masukan ke dalam
tulang secara transmucosa, atau slternstifnya insisi mukosa pada
area tersebut dan bur tulang untuk membantu insersi.
3. IMF diperoleh dengan menggunakan kawat 24 gauge
Screw dapat diaambil dengan anastesi lokal di dental office. Biasanya
mukosa di sekitar screw akan tumbuh.
b. Partially edentulous
Apabila protesa tidak ada, cetak rahang pasien kemudian buatkan basis
akrilik dengan menghilangkan area insisiv untuk intake makanan.
2. Open reduction
a. Surgical approach
Submandibula approach
Pendekatan mandibula merupakan prosedur untuk mereduksi anatomis
fragmen fraktur mandibula dan penempatan apliance yang sesuai.
Prosedur:
1. Anastesi, tanpa mencapai platysma.
2. Insisi kulit dengan panjang 4-5 cm, di 2cm di bawah angulus
mandibula.
Harus
dilakukan
menyembunyikan scar.
pada
lokasi
yang
pas
untuk
Retromandibular approach
Pendekatan retromandibular menyediakan exposure yang sangat baik ke
ramus,
meliputi
region
subkondilar.
Tahap
awal
sama
dengan
Preauricular approach
Pendekatan preauricular dapat memperlihatkan TMJ dan dapat dengan
mudah diperluas untuk melihat anatomi temporal.
Endaural approach
Insisi endaural dimulai pada lipatan kulit antara tulang rawan heliks
anterior dan jaringan, berlanjut ke bawah ke celah antara tragus dan
heliks, lalu lanjut ke dalam sepanjang 5mm sepanjang atap kanal auditori
melewati tulang rawan tragal. Setelah tulang rawan tragal dibebadkan,
insisi diperdalam sepanjang tulang rawan auticular.
diseksi
subperiosteal
mengidentifikasi
berlapis-lapis.
dilakukan
dengan
saraf mentalis.Penutupan
Saraf
mentalis
seksama
diselesaikan
digantungkan
kembali
untuk
secara
dengan
model
interrupted
atau
continous.Pressure
dressing
dapat
digunakan
pada
ujung
koronoid
sebagai
melanggar
periosteal
envelope.Penutupan
diselesaikan
Wire osteosintesis
-
b. Rigid fixation
Merupakan fiksasi dengan bone screw dan compression plate. Biasanya
terbuat dari titanium dan bioabsorbable osteosynthesis system.
Tujuan:
-
Reduksi anatomi
compression
splints
digunakan
untuk
memperbaiki
badan
REFERENSI
1. Fonseca, Marciani,Turvey. Oral and Maxillofacial Surgery 3.Saunders
2. Hupp JR. Ellis E. Tucker MR. Cotemporary oral and maxillofacial surgery.
5thed. mosby elsevier. 2008
3. Petersons Principles of Oral and Maxillofacial Surgery 2nd Ed. BC
Becker.2004