Professional Documents
Culture Documents
Binatang yang termasuk ke dalam golongan aves (burung) pada umumnya tubuhnya
ditutupi kulit dan berbulu, mempunyai paruh, serta kakinya bersisik. Anggota bagian depan
pada burung yang berupa sayap digunakan untuk terbang. Meskipun demikian, ada
golongan burung yang tidak bisa terbang, misalnya kasuari, kiwi, dan unta (Rukmana dan
Saputra, 1997). Menurut Harahap dan Tjahjono (1994) beberapa jenis burung/aves yang
berpotensi sebagai hama adalah sebagai berikut :
a. Burung pipit haji (Lonchura maja leucocephala Raffles)
Nama lainnya adalah bondol uban. Kepalanya berwarna putih keabu-abuan seperti
sorban haji. Bulu tubuhnya berwarna hitam kecoklatan. Warna leher putih dan secara
bertahap berubah warna menjadi coklat merah ke arah bagian dadanya. Matanya
berwarna coklat hitam. Ukurannya sebesar burung gelatik. Burung jantan dan betina
seukuran dan serupa. Burung pipit haji ini hidup berkelompok. Membuat sarang dari
alang-alang, batang padi atau rumput-rumputan lainnya. Dalam satu sarang terdapat
lima ekor burung. Kerusakan ditimbulkan oleh gerombolan burung pada saat padi
sedang menguning. Pada umumnya gerombolan burung ini terdiri atas kurang dari 50
ekor dan datang berkali-kali.
b. Pipit jawa (Lonchura leucogastroides Horsfield dan Moore)
Burung pipit ini berbentuk hampir sama dengan pipit haji, tetapi tanpa warna pada
kepala. Tubuh bagian atas dan sayapnya berwarna merah coklat, lehernya hitam, perut
putih, mata coklat, paruh hitam dan ekor kehitam-hitaman. Panjang tubuh sampai ke
ujung ekornya kurang lebih 9 10 cm. Burung jantan dan betina seukuran dan serupa.
Burung menyukai lingkungan yang bersemak-semak, hutan sekunder, persawahan, atau
pekarangan terutama yang berdekatan dengan pertanaman padi. Pada saat padi
menguning burung pipit ini datang bergerombol berkali-kali untuk makan padi yang
sudah masak. Di Jawa burung ini pernah menjadi hama padi yang sangat potensial.
Demikian pula di Nusa Tenggara Timur, burung pipit ini termasuk hama potensial pada
pertanaman padi.
c. Burung peking (Lonchura punctata punctata (Horsf dan Moore))
Panjang tubuh burung peking 10 11 cm. Warna punggung, dagu dan leher merah
coklat. Bulu dada dan perut berwarna putih dengan pinggir coklat hitam. Mata berwarna
coklat merah. Burung peking hidup bergerombol, bersarang pada pohon-pohon tinggi,
misalnya pada pohon-pohon aren. Pada satu pohon terdapat lebih dari satu sarang.
Sarang terbuat dari rumput-rumputan, kadang-kadang bersarang diantara buah pisang.
Di daerah Nusa Tenggara Timur, burung ini juga berpotensi sebagai hama pada
pertanaman padi.
(Harahap, I. S. dan B. Tjahjono. 1994. Pengendalian Hama Penyakit Padi. Penebar
Swadaya. Jakarta.)