Professional Documents
Culture Documents
adalah kondisi
aktivitas elektrik tak
terkontrol pada otak
yang dapat
menghasilkan konvulsi
fisik, gejala fisik minor,
gangguan pemikiran,
atau kombinasi dari
bermacam gejala.
Gejalanya dapat
bermacam-macam
tergantung di mana
aktivitas abnormal
terjadi pada otak,
penyebabnya, serta
faktor-faktor seperti
usia pasien dan kondisi medis secara umum.
Sementara itu, epilepsi adala keadaan yang ditandai oleh bangkitan epilepsi
berulang berselang lebih dari 24 jam yang timbul tanpa provokasi. Bangkitan
epilepsi itu sendiri berarti manifestasi klinik yang disebabkan oleh aktivitas
listrik
otak yang abnormal dan berlebihan dari sekelompok neuron.
Kejang umumnya terjadi secara singkat sehingga pada saat berada di
tempat
dipatikan bahwa jalan napas pasien tidak terganggu. Dapat pula diberikan
oksigen.
Jika diperlukan resusitasi dapat dilakukan
Stadium II (1-60 menit)
Pada stadium ini, perlu dilakukan pemeriksaan status neurologis dan tanda
vital.
Selain itu, perlu juga dilakukan monitoring terhadap status metabolik, analisa
gas
darah dan status hematologi. Pemeriksaan EKG jika memungkinan juga perlu
dilakukan .
Selanjutnya dilakukan pemasangan infus dengan NaCl 0,9%. Bila
direncakanan
akan digunakan 2 macam obat anti epilepsi, dapat dipakai 2 jalur infus.
Darah
sebanyak 50-100 cc perlu diambil untuk pemeriksaan laboratorium (AGD,
glukosa,
fungsi ginjal dan hati, kalsium, magnesium, pemeriksaan lengkap
hematologi, waktu
pembekuan dan kadar AED).
Pemberian OAE emergensi berupa:
Diazepam 0,2 mg/kg dengan kecepatan pemberian 5 mg/menit IV >
evaluasi
kejang 5 menit> masih kejang (?) > ulangi pemberian diazepam.
hipoglikemi: berikan 50 cc glukosa 50%.
alkoholisme: berikan thiamin 250 mg IV
Asidosis > bikarbonat
Selama penanganan ini, etiologi penyebab kejang harus dipastikan.
Stadium III (0-60/90 menit)