You are on page 1of 11

Dr. Hj. Rahayu Suharmadji Sp.

A
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas ABDURRAB.
Pekanbaru Prop. RIAU

A.

EMBRIOGENESIS JANTUNG
Proses embriogenesis jantung merupakan serangkaian peristiwa yang kompleks.
Proses yang rumit tersebut disederhanakan menjadi 4 tahapan, yaitu : (1) TUBUNG,
yaitu tahapan ketika bakal jantung masih merupakan tabung sederhana, (2) LOOP
ING, yaitu suatu peristiwa kompleks berupa perputaran bagian-bagian bakal jantung
dan arteri besar (aorta dan arteri pulmonalis ), (3) SEPTASI, yakni proses pemisahan
bagian-bagian bakal jantung serta arteri besar dengan pembentukan pelbagai ruang
jantung dan (4) MIGRASI yakni pergeseran bagian-bagian jantung sebelum mencapai
bentuk akhirnya . Perlu diingat bahwa ke-empat tahapan tersebut benar-benar merupa
kan tahapan yang terpisah namun merupakan rangkaian proses yang saling tumpang
tindih.
1 TUBING
Pada awalnya jantung hanya merupakan sebuah tabung lurus yang berasal dari fungsi
se pasang primordia yang simetris. Pada tabung tersebut terdapat beberapa delatasi,
yaitu atrium primitif, komponen ventrikel dan trunkus arteriosus yang kelak menjadi
aorta dan arteri pulmonalis.

Setelah terjadi reorganisasi sistem vena ini, maka darah seluruhnya akan mengalir
akan masuk kebagian kanan sinus venosus melalui vena cava superior
( vena kardinalis kanan ) dan vena cava inferior (vena vitelina kanan).Sebuah saluran
vena baru yaitu vena pulmonalis primer, tumbuh dari bagian kiri atrium primitif.

2. LOOPING
Yaitu proses looping antara atrium dengan inlet ventrikel, dan antara inlet dan outlet
ventrikel. Sinus venosus yag tertanan kuat pada septum transversum, menjadi bagian
dari ujung tabung yang terfiksasi. Selanjutnya atrium primitif bergeser kearah sinus
venosus, hingga terbentuk lengkungan ke kanan antara atrium dan segmen inlet ventri
kel. Pada komponen inlet dan outlet ventrikel juga terbentuk lengkung dengan sudut
180 sehingga trunkus berada di depan dan kanan kanalis atrioventrikularis. Proses
looping ini biasanya terjadi kearah kanan dan disebut sebagai dextro ventriculer loop
ing ( lihat gambar 8- 1................ )

3. SEPTASI
Selanjutnya adalah segmen septasi pada atrium, ventrikel dan trunkus arteriosus.
Perubahan segmen atrium sangat tergantung pada reorganisasi sistem vena. Sistem
vena yang simetris mengalami lateralisasi, dengan anastomosis dari kiri ke kanan di
daerah kepala dan abdomen.

4..MIGRASI
Terjadi pergeseran ( migrasi) segmen inlet ventrikel sehingga orifisium atrioventriku
ler kanan berhubungan dengan trabekular ventrikel kanan. . Sehingga ventrikel kanan
mempunyai inlet dan out let sedangkan ventrikel kiri hanya mempunyai inlet.

SIRKULASI JANIN
Pada janin, darah dengan oksigen relatif cukup (P02 30 mmHg) mengalir dari plasen
ta melalui vena umbilikalis. Separuh jumlah darah itu mengalir melalui hati, sedang
kan sisanya melintas hati melalui duktus venosus ke vena cava inferior, yang juga me
nerima darah dari hati. (melalui vena hepatika) serta tubuh bagian bawah. Sebagian
besar darah dari vena cava inferior mengalir ke dalam atrium kiri, aorta ascenden dan
sirkulasi koroner. Sebagian kecil darah dari vena cava inferior memasuki ventrikel ka
nan mel;alui katup trikuspid.
Ada janin normal, ventrikel kanan memompa 60% seluruh curah jantung, sisanya
dipompa oleh ventrikel kiri.
PEREDARAN SIRKULASI JANIN & KEADAAN PASCA LAHIR
Terdapat perbedaan yang mendasar antara sirkulasi pada janin dan pada bayi sesuai
dengan fungsinya. Perbedaan ini dapat diringkas sebagai berikut :
1. Pada janin terdapat pirai kardiak ( foramen ovale) dan pirau ekstrakardial (duktus
arteriosus Botalli, duktus venosus Arantii) yang efektif. Arah pirau dari kanan ke
kiri yaitu atrium kanan ke kiri melalui foramen ovale dan dari A. pulmonalis
menuju aorta melalui duktus arteriosus.
Pada sirkulasi pasca lahir, pirau intra maupun ektra kardial tersebut tidak ada.
2. Pada janin, ventrikel kiri dan kanan bekerja serentak, sedangkan pada keadaan
pasca lahir ventrikel kiri berkontraksi sedikit lebih awal dari pada ventrikel kanan.
3. Pada janin, ventrikel kanan darah ketempat dengan tahanan yang lebih tinggi,
yakni tahanan sistemik, sedangkan ventrikel kiri melawan tahanan yang rendah
yakni plasenta. Pada keadaan pasca lahir, ventrikel kanan akan melawan tahanan
paru, yang lebih rendah dari pada tahanan sistemik yang dilawan ventrikel kiri.
4. Pada janin, darah yang dipompa ventrikel kanan sebagian besar menuju ke aorta
melalui duktus arteriosus dan hanya sebagian kecil yang menuju ke paru. Pada
keadaan pasca lahir, darah dari ventrikel kanan seluruhnya ke paru.
5. Pada janin, paru memperoleh oksigen dari darah yang mengambilnya dari plasenta.
Pada pasca lahir paru memberi oksigen kepada darah.

6. Pada janin, plasenta merupakan tempat yang utama untuk pertukaran gas, makanan
dan ekskresi. Pada keadaan pasca lahir organ-organ lain mengambil alih berbagai
fungsi tersebut.
7. Pada janin, terjamin berjalannya sairkuit bertahanan rendah oleh karena terdapat
nya plasenta. Pada keadaan pasca lahir keadaan ini tidak ada.

PERUBAHAN SIRKULASI NORMAL SETELAH BAYI LAHIR


Perubahan paling penting dalam sirkulasi setelah bayi lahir terjadi karena putusnya
hubungan plasenta dari sirkulasi sistemik dan paru yang mulai berkembang. Perubahan perubahan yang terjadi adalah :
1. Tekanan vaskuler pulmonal turun dan aliran darah pulmonal meningkat
2. Tahanan vaskuler sistemik meningkat
3. Foramen ovale menutup
4. Duktus arteriosus menutup
5. Duktus venosus menutup.

Penurunan tahanan paru akibat ekspansi mekanik paru-paru, peningkatan saturasi oksigen
arteri pulmonalis dan P02 alveoler.Dengan penurunan tahanan arteri pulmonalis, aliran
darah pulmonal meningkat. Dan pada usia bayi 10-14 hari tahanan arteria pulmonalis
sudah seperti kondisi orang dewasa.
Tekanan darah sistemik tidak segera meningkat pada pernapasan pertama namun
berangsur-angsur bahkan menurun dahulu dalam 24 jam pertama baru mulai meningkat.
Pengaruh hipoksia fisiologis yang terjadi pada menit-menit pertama pasca lahir terhadap
tekanan darah sistemik agaknya tidak bermakna, namun asfiksia yang berlangsung lama
dapat mengakibatkan perubahan tekanan sistemik.
Penutupan foramen ovale
Penutupan foramen ovale dapat terjadi secara fungsional saat bayi lahir. Namun secara
anatomis tidak akan menutup pada semua bayi sewgera setelah lahir. Dalam jam-jam
pertama pasca lahir masih dapat di deteksi terdapatnya pirau dari atrium kanan ke atrium
kiri melalui foramen ovale.
Penutupan duktus arteriosus.
Duktus arteriosus akan menutup secara fungsional pada 10-15 jam pertama setelah lahir.
Penutupan permanen terjadi pada usia 2-3 minggu.
SIRKULASI JANIN PADA PENYAKIT JANTUNG BAWAAN
Sebagian besar kelainan struktur jantung tidak menimbulkan masalah pada kehidupan
intra-uterin, karena ke 2 ventrikel bekerja secara paralel. Kelainan seperti defect septum
ventrikel (VSD), defect septum atrium (ASD) tetralogi Fallot atau transposisi arteri besar
tidak menggangu kehidupan intra-uterina.
PERUBAHAN SIRKULASI PASCA LAHIR PADA PENYAKIT JANTUNG BAWAAN.
Penyakit jantung bawaan(PJB) bukan merupakan keadaan yang statis, perubahan akan
berlangsung terus selama kehidupan pasien, tetapi perubahan yang paling penting terjadi
pada saat bayi lahir.

1. lesi antara sirkulasi pulmonal & sistemik

Volume sirkulasi paru yang besarserta adanya hubungan sirkulasi paru dengan sir
kulasi sistemik mengurangi kecepatan involusi pembuluh darah pulmonal.
sehingga dapat mencegah gagal jantung dini, seperti halnya pada bayi dengan
VSD besar dan duktus arteriosus persisten (PDA) besar tidak mengalami gagal
jantung dalam minggu-minggu pertama pasca lahir.
2. duktus arteriosus persisten
Terjadi bila oksigenasi darah arteri pasca lahir tidak memadai. Pada bayi prema
tur, penutupan ductus arteriosus tertunda dan 50% dari bayi <1500 gram mempu
nyai ductus yang tetap terbuka.
3. obstruksi aliran ventrikel kiri dan kanan
Obstruksi aliran darah dari ventrikel kiri ini menyebabkan tekanan darah dalam
ventrikel kiri meningtkat dan atrium kiri meningkat. Seperti pada atresia mitral,
atresia aorta, koartasio-aorta. Pada obstruksi atrium kanan, ventrikel kanan tidak
dapat mengalirkan darah ke arteri pulmonalis, satu-satunya jalan untuk dapat men
capai jantung kiri melalui foramen ovale, sehingga foramen ovale tetap terbuka.

DAFTAR PUSTAKA
1. Adams FH. Fetal and neonatal circulation. Dalam: Adams FH, Emmanouilides GC,
Penyunting. Mossheart disease in infants, chilfren. And adolescent; edisi ke-3.2.
Baltimore: Williams & Wilkins, 19873;11-7
2. Sastroasmoro S. Sirkulasi janin dan perubahan yang terjadi segera setelah lahir. Dalam
Markum AH et al, Penyunting Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid ke 1.Jakarta;
Balai Penerbit FKUI, 1990;546-8
3. Roebiono PS, Rahaju AU, SastroasmoroS. Embriogenesis Kardiovaskuler Dan
Sirkulasi Janin.Dalam : Sastroasmoro S et al. Buku Ajar Kardiologi Anak. IDAI Jakarta
1994173-190.

---RY---

A. ANATOMI JANTUNG
Jantung terdiri dari 4 bilik yaitu 2 atrium dan 2 ventrikel . Didalam jantung
terdapat aliran listrik / impuls dari sistem saraf pada Sino-Aurikuler ( NODUS - SA)
yang dipengaruhi oleh sistem saraf simpatik dan parasimpatik ( N. Vagus ). Dan AV
nodus yang terletak di bagian membranasea septum ventrikel.
Aliran impuls di mulai dari SA nodus (di Atrium) menuju ke AV nodus
(diventrikel ) bercabang menjadi 2 bagian kiri dan kanan dimana cabang kiri dan kanan
berakhir pada serat purkinya , yang kemudian menuju otot jantung.

gambar

A. MEKANISME HANTARAN JANTUNG NORMAL


Pada jantung normal, denyut jantung dimulai dengan depolarisasi sel secara spontan
dalam nodus sinoaurikularis (SA nodus) yang terletak pada sambungan vena kava
superior dan atrium kamnana, pada sulkus terminal. Kejadioan ini kemudian
mengaktifkan sel otot atrium yag berdekatan sehingga gelombang depolarisasi
mwenyebar keluar dari tempat tinggi atrium kanan kle bagian bawah atrium kanan dan
berakhir pada bagian lateral atrium kiri. Ketika bagioan depan gelombang aktivasi atrium
lewat melalui atrium kanan bawah, depolarisasi SA =nodus dimulai. Nodus AV terletak
pada daerah anatomi yang disebut sebagai segitiga KOICH,. Selanjutnya., lewat bagian
belakang nodus-AV, pacuan masuk ke berkas His komunis, membelah menuju cabang
berkas kanan dan kiri, dan akhirnya keluar dari ujung-ujung terminal serabut purkinye
untuk memulai aktivasi miosit ventrikel.

B. PEMERIKSAAN JANTUNG
1. INSPEKSI : perhatikan apakah ada penonjolan iktus cordis
2. PALPASI : Untuk memastikan iktus cordis, meraba denyut jantung, getaran jantung
(THRILL )

Gam,bar

3. PERKUSI : Pada bayi dan anak tidak memberikan informasi apa-apa karena dinding
dadanya tipis
4. AUSKULTASI :
Daerah auskultasi jantung ada 4 dareah auskultasi.

Gambar :

10

Frekuensi nadi ormal menurut Kelompok Umur ( SHINEBOURINE DAN ANDERSON,


1980 )
umur
0-24 jam
1-7 hari
8-30 hari
1-3 bulan
3-6 bulan
6-12 bulan
1-3 tahun
3-5 tahun
5-8 tahun
8-12 tahun
12-16 tahun

min
85
100
115
115
115
115
100
55
70
55
55

Denyut jantung / nadi permenit


5%
Mean
95%
94
119
145
100
133
175
115
163
190
124
154
190
111
140
179
112
40
177
98
126
163
65
98
132
70
96
115
55
79
107
55
75
102

Maks
145
175
190
205
205
175
190
145
145
115
115

NILAI NORMAL TEKANAN DARAH PADA BAYI & ANAK


Umur
Neonatus
1-12 bulan
1-3 tahun
4-8 tahun
9-15 tahun

sistolik
50-75
60-90
75-100
80-115
85-125

Diastolik
30-45
40-70
50-75
50-75
50-80

UKURAN MANSET SFIGMOMANOMETER


( Anthony dkk, 1979 )
Umur
0-1 tahun
1-5 tahun
5-12 tahun
12 tahun

Besar manset
2 inci (5cm)
3 inci (7,5cm)
4 inci (9,5 cm)
5 inci (12,5 cm)

11

You might also like