Professional Documents
Culture Documents
(PUERPERIUM)
A.
PENGERTIAN
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alatalat kandungankembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kirakira 6 minggu (Abdul Bari,2000). Masa nifas (Puerperium) adalah masa pulih
kembali, mulai dari persalinan sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas ini yaitu : 6 8 minggu minggu (Mochtar, 2001).
Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai beberapa jam sesudah
lahirnya plasentasampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003).
Wanita yang melalui periode puerperium disebut puerpura.
Puerperium (masa nifas) adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan
untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Kejadian yang
terpenting dalam nifas adalah involusi dan laktasi ( Saifuddin, 2006 ).
Periode postpartum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu
kembali pada keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya
anggota keluarga baru (Mitayani, 2009)
Batasan waktu nifas yang paling singkat (minimum) tidak ada batas waktunya,
bahkan bisa jadi dalam waktu yang relative pendek darah sudah tidak keluar,
sedangkan batasan maksimumnya adalah 40 hari. Jadi masa nifas (puerperium)
adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat alat reproduksi pulih seperti
sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau
40 hari.
B.
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis
baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan
terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam
pertama. Masa neonatus merupakan masa kritis bagi kehidupan bayi, 2/3
kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian bbl
terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir. Dengan pemantauan dan asuhan pada
ibu dan bayi pada masa nifas dapat mencegah kematian dini.
Asuhan keperawatan pada masa postpartum dibagi atas tiga periode, yaitu:
(Mitayani, 2009)
1.
2.
3.
Late Postpartum, adalah masa pada minggu kedua sampai dengan minggu
keenam postpartum
C.
Dalam masa nifas ini penderita memerlukan perawatan dan pengawasan yang
dilakukan selama ibu tinggal di rumah sakit maupun setelah nanti keluar dari
rumah sakit.
Adapun tujuan dari perawatan masa nifas adalah:
Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologi.
Melaksanakan skrining yang komprehrnsif, mendeteksi masalah, mengobati atau
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi pada bayi dan perawatan
bayi sehat.
Untuk mendapatkan kesehatan emosi. (Bari Abdul, 2000)
D.
Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empat kali
melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan untuk :
Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan
adanya gangguankesehatan ibu nifas dan bayinya.
Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan
ibu nifasmaupun bayinya.
E.
Peurperium Dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan
Peurperium Intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lamanya 6-8 minggu
Remote peurperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi ( bisa dalam berminggu-minggu, berbulan-bulan dan bertahun-tahun )
Dalam masa nifas, alat-alat genitalia intena maupun eksterna akan berangsurangsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat
genetalia ini dalam keseluruhannya involusio. Perubahan-perubahan yang lain
yang penting yakni hemokonsentrasi dan timbulnya laktasi. Yang terakhir ini
karena pengaruh hormon laktogenik dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjarkelenjar mamma.
F.
Selama menjalani masa nifas, ibu mengalami perubahan yang bersifat fisiologis
yang meliputi perubahan fisik dan psikologik, yaitu:
Perubahan fisik
a.
Involusi
dan
Perubahan uterus setelah melahirkan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel Perubahan Uterus Setelah melahirkan
Involusi
TFU
Setelah plasenta
lahir
Sepusat
1 minggu
Pertengahan
pusat symphisis
Berat
Uterus
Diameter Bekas
Melekat Plasenta
Keadaan Cervix
1000
gr
12,5
Lembik
7,5 cm
Dapat dilalui 2
jari
500 gr
Tak teraba
2 minggu
6 minggu
5 cm
350 gr
Sebesar hamil 2
minggu
Dapat dimasuki
1 jari
2,5 cm
50 gr
Normal
8 minggu
30 gr
Beberapa hari setelah persalinan ostium eksternum dapat dilalui oleh 2 jari, pada
akhir minggu pertama dapat dilalui oleh 1 jari saja. Karena hiperplasi ini dan
karena karena retraksi dari cervix, robekan cervix jadi sembuh. Vagina yang
sangat diregang waktu persalinan, lambat laun mencapai ukuran yang normal.
Pada minggu ke 3 post partum ruggae mulai nampak kembali.
b. After pains/ Rasa sakit (meriang atau mules-mules)
Lochia
Lochia adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa
nifas. Lochia bersifat alkalis, jumlahnya lebih banyak dari darah menstruasi.
Lochia ini berbau anyir dalam keadaan normal, tetapi tidak busuk.
Pengeluaran lochia dapat dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya yaitu lokia
rubra berwarna merah dan hitam terdiri dari sel desidua, verniks kaseosa,
rambut lanugo, sisa mekonium, sisa darah dan keluar mulai hari pertama sampai
hari ketiga.
1) Lochea rubra (cruenta)
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, vernik caseosa,
lanugo, mekonium. Selama 2 hari pasca persalinan.
2) Lochea sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari 37 pasca persalinan.
3) Lochea serosa
Berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi. Pada hari ke 24 pasca persalinan.
4) Lochea alba
Cairan putih setelah 2 minggu.
5) Lochea purulenta
Terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah, berbau busuk.
6) Lacheostatis
Lochea tidak lancar keluarnya.
d. Dinding perut dan peritonium
Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu lama, biasanya
akan pulih dalam 6 minggu. Ligamen fascia dan diafragma pelvis yang meregang
pada waktu partus setelah bayi lahir berangsur angsur mengecil dan pulih
kembali.Tidak jarang uterus jatuh ke belakang menjadi retrofleksi karena
ligamentum rotundum jadi kendor. Untuk memulihkan kembali sebaiknya dengan
latihan-latihan pasca persalinan.( Rustam M, 1998: 130)
e.
Sistim Kardiovasculer
Ginjal
Aktifitas ginjal bertambah pada masa nifas karena reduksi dari volume darah dan
ekskresi produk sampah dari autolysis. Puncak dari aktifitas ini terjadi pada hari
pertama post partum.( V Ruth B, 1996: 230)
g.
1)
System Hormonal
Oxytoxin
Oxytoxin disekresi oleh kelenjar hipofise posterior dan bereaksi pada otot uterus
dan jaringan payudara. Selama kala tiga persalinan aksi oxytoxin menyebabkan
pelepasan plasenta. Setelah itu oxytoxin beraksi untuk kestabilan kontraksi
uterus, memperkecil bekas tempat perlekatan plasenta dan mencegah
perdarahan. Pada wanita yang memilih untuk menyusui bayinya, isapan bayi
menstimulasi ekskresi oxytoxin diamna keadaan ini membantu kelanjutan
involusi uterus dan pengeluaran susu. Setelah placenta lahir, sirkulasi HCG,
estrogen, progesteron dan hormon laktogen placenta menurun cepat, keadaan
ini menyebabkan perubahan fisiologis pada ibu nifas.
2)
Prolaktin
Laktasi
Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu. Air
susu ibu ini merupakan makanan pokok , makanan yang terbaik dan bersifat
alamiah bagi bayi yang disediakan oleh ibu yamg baru saja melahirkan bayi akan
tersedia makanan bagi bayinya dan ibunya sendiri.
Selama kehamilan hormon estrogen dan progestron merangsang pertumbuhan
kelenjar susu sedangkan progesteron merangsang pertumbuhan saluran kelenjar
, kedua hormon ini mengerem LTH. Setelah plasenta lahir maka LTH dengan
bebas dapat merangsang laktasi.
Penemuan normal
Penemuan abnormal
Tanda-tanda
vital
1)
a)
Suhu :
b)
Nadi :
60 80 x/mnt
c)
Tekanan darah :
TD meningkat karena upaya keletihan dan persalinan, hal ini akan normal
kembali dalam waktu 1 jam
2)
a)
Temperatur :
Nadi :
Nadi panjang dengan stroke volume dan cardiacc output. Nadi naik pada jam
pertama. Dalam 8 10 minggu setelah kelahiran anak, harus turun ke rata-rata
sebelum hamil.
c)
Pernapasan :
Tekanan darah :
Perubahan Psikologi
Perubahan psikologi masa nifas menurut Reva- Rubin terbagi menjadi dalam 3
tahap yaitu:
a.
Periode Taking In
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan.Dalam masa ini terjadi
interaksi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi. Hal ini dapat
dikatakan sebagai psikis honey moon yang tidak memerlukan hal-hal yang
romantis, masing-masing saling memperhatikan bayinya dan menciptakan
hubungan yang baru.
b.
Periode Letting Go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu mengambil tanggung
jawab terhadap bayi.( Persis Mary H, 1995:
)
Sedangkan stres emosional pada ibu nifas kadang-kadang dikarenakan
kekecewaan yang berkaitan dengan mudah tersinggung dan terluka sehingga
nafsu makan dan pola tidur terganggu. Manifestasi ini disebut dengan post
partum blues dimana terjadi pada hari ke 3-5 post partum
G.
KOMPLIKASI
2.
Infeksi
Gangguan psikologis
a.
b.
c.
4.
H.
Kjgn
Waktu
Tujuan
6-8 jam
post
partum
hipotermia.
Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus
tinggal dengan ibu dan BBL untuk 2 jam pertama setelah
kelahiran/ sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil
2
6 hari
post
partum
I.
2 minggu
post
partum
6 minggu
post
partum
1. Kebersihan
diri
2.Istirahat
3.Latihan
Berdiri dengan tungkai dirapatkan, kencangkan otototot pantat dan pinggul tahan sampai hitungan 5, kendurkan
dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.
4. Gizi
Untuk menghilangkan nyeri minum Paracetamol 1 tablet
setiap 4 6 jam.
7.Keluarga
Berencana
Efek samping
J.
1.Kebersihan
2.Menyusui
3.Tidur
4.Ujung Tali
Pusat
5.Imunisasi
K.
Fisik
b. Fundus uteri
c.
Payudara
d. Patrun lochia
alba
e. Luka jahitan episiotomi : Apakah baik atau terbuka, apakah ada tanda-tanda
infeksi.
5. Nasehat Yang Perlu diberikan saat pulang adalah:
a.
Diit
Pakaian
Pakaian agak longgar terutama didaerah dada sehingga payudara tidak tertekan.
Daerah perut tidak perlu diikat terlalu kencang karena tidak akan mempengaruhi
involusi. Pakaian dalam sebaiknya yang menyerap, sehingga lochia tidak
menimbulkan iritasi pada daerah sekitarnya. Kasa pembalut sebaiknya dibuang
setiap saat terasa penuh dengan lochia,saat buang air kecil ataupun setiap
buang air besar.
c.
Perawatan vulva
Pada tiap klien masa nifas dilakukan perawatan vulva dengan tujuan untuk
mencegah terjadinya inveksi di daerah vulva, perineum maupun didalam uterus.
Perawatan vulva dilakukan pada pagi dan sore hari sebelum mandi, sesudah
buang air kemih atau buang air besar dan bila klien merasa tidak nyaman karena
lochia berbau atau ada keluhan rasa nyeri. Cara perawatan vulva adalah cuci
tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan luka, setelah BAK cebok ke
arah depan dan setelah BAB cebok kearah belakang, ganti pembalut stiap kali
basah atau setelah BAB atau BAK , setiap kali cebok memakai sabun dan luka
bisa diberi betadin
d. Miksi
Kencing secara spontan sudah harus dapat dilakukan dalam 8 jam post partum.
Kadang kadang wanita sulit kencing, karena spincter uretra mengalami tekanan
oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi musculus spincter ani selama
persalinan. Bila kandung kemih penuh dan wanita sulit kencing sebaiknya
dilakukan kateterisasi.( Persis H, 1995: 288)
e.
Defekasi
Buang air besar harus terjadi pada 2-3 hari post partum. Bila belum terjadi dapat
mengakibatkan obstipasi maka dapat diberikan obat laksans per oral atau
perektal atau bila belum berhasil lakukan klisma.( Persis H,1995: 288)
f.
Perawatan Payudara
Perawatan payudara telah mulai sejak wanita hamil supaya puting susu lemas,
tidak keras dan kering, sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Dianjurkan
sekali supaya ibu mau menyusui bayinya karena sangat berguna untuk
kesehatan bayi.Dan segera setelah lahir ibu sebaiknya menyusui bayinya karena
dapat membantu proses involusi serta colostrum mengandung zat antibody
yang berguna untuk kekebalan tubuh bayi. ( Mac. Donald, 1991: 430)
g.
Bagi wanita pekerja menurut undang-undang berhak mengambil cuti hamil dan
bersalin selama 3 bulan yaitu 1 bulan sebelum bersalin dan 2 bulan setelah
melahirkan.
i.
PENATALAKSANAAN
Pada post partum normal dengan bayi normal tidak ada penatalaksanaan
khusus. Pemberian obat obatan hanya diberikan pada ibu yang melahirkan
dengan penyulit, terutama pada ibu anemia dan resiko infeksi dengan pemberian
anti biotic dan obat-obat roboransia seperti suplemen vitamin, demikian juga
pada bayi obat-obatan biasanya diberikan untuk tindakan profolatif, misalnya vit
K untuk mencegah perdarahan, anti biotic untuk mencegah infeksi.
Pemeriksaan Diagnostik
Hasil:
3. Pengeluaran lochea.
4. Kandung kemih: distensi bladder.
5. Tanda-tanda vital: Suhu 1 jam pertama
setelah partus, TD dan Nadi terhadap
penyimpangan cardiovaskuler.
Diagnosa Keperawatan:
1.
Nyeri akut b/d agen injuri fisik (trauma jalan lahir, epiostomi)
2.
Perubahan pola eleminasi BAK (disuria) b/d trauma perineum dan saluran
kemih.
3.
Perubahan pola eleminasi BAB (konstipasi) b/d kurangnya mobilisasi; diet
yang tidak seimbang; trauma persalinan.
4.
Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d peregangan perineum; luka episiotomi;
involusi uteri; hemoroid; pembengkakan payudara.
5.
6.
Resiko defisit volume cairan b/d pengeluaran yang berlebihan; perdarahan;
diuresis; keringat berlebihan.
7.
8.
Resiko gangguan proses parenting b/d kurangnya pengetahuan tentang
cara merawat bayi.
9.
Resiko infeksi b.d. episiotomi, laserasi jalan lahir, bantuan pertolongan
persalinan
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan
Rencana Intervensi
NOC :
Pain Management
v Pain Level,
v Pain control,
v Comfort level
Setelah dilakukan askep
selama x 24 jam,
diharapkan nyeri berkurang
Kriteria Hasil :
v Mampu mengontrol nyeri
(tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri, mencari
bantuan)
v Melaporkan bahwa nyeri
berkurang dengan
menggunakan manajemen
nyeri
v Mampu mengenali nyeri
(skala, intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri)
v Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
v Tanda vital dalam rentang
normal
TD : 120-140 /80 90 mmHg
RR : 16 24 x/mnt
N : 80- 100 x mnt
T
: 36,5o C 37,5 o C
v Fluid balance
Fluid management
v Hydration
Lakukan terapi IV
Berikan cairan
Perubahan pola
eleminasi BAK (disuria)
b/d trauma perineum
dan saluran kemih.
ambulasi dini.
Perubahan pola
eleminasi BAB
(konstipasi) b/d
kurangnya mobilisasi;
diet yang tidak
seimbang; trauma
persalinan.
Gangguan pemenuhan
ADL b/d immobilisasi;
kelemahan.
berkurang.
- Kebutuhan ADL terpenuhi
secara mandiri atau dengan
bantuan.
- frekuensi jantung/irama
dan Td dalam batas normal.
Dorong memajukan
aktifitas/toleransi perawatan diri.