You are on page 1of 3

Metoda Pemeriksaan Hba1c Dan Prinsipnya Pada BM6010/C

Pada tahun 1949, Pauling dkk memperkenalkan adanya heterogenitas pada molekul hemoglobin
berdasarkan kemampuan migrasi molekul hemoglobin secara elektris. Adanya teknologi migrasi ini
menyebabkan diperkenalkannya teknik ion-exchange chromatography sehingga pada tahun 1955
Kunkel dan Wallenius menggunakan teknik tersebut untuk mendapatkan komponen minor pada
hemoglobin orang dewasa sehat. Studi lebih lanjut didapat bahwa hemoglobin tersebut mampu
dipisahkan lagi menjadi beberapa subfraksi, di antaranya HbA1a, HbA1b,HbA1c,HbA1d, dan HbA1e
tergantung dari komponen yang ingin diekstraksi (eluted). Berdasarkan kecepatan ekstraksi tersebut,
ditemukan adanya komponen yang bermigrasi dengan cepat sehingga dinamakan sebagai fast
hemoglobin yang pada saat itu dinamakan sebagai HbA0. Namun pada tahun 1969, Rahbar dkk berhasil
memperlihatkan bahwa fast hemoglobin ini meningkat pada eritrosit penderita diabetik.
Pada tahun 1971, Trivelli dkk menyatakan adanya hubungan antara fast hemoglobin dengan komplikasi
penderita diabetik. Komponen fast hemoglobin ini dikenal sebagai nonglycated hemoglobin yang
kemudian pada akhirnya ditemukan adanya komponen glycated hemoglobin yang dikenal sebagai
HbA1c. Sejak tahun 1970-an, HbA1c sudah digunakan sebagai parameter untuk monitoring metabolisme
glukosa pada penderita diabetik. Kadar HbA1c selalu dilaporkan dalam bentuk rasio antara HbA1c
dengan hemoglobin total untuk meminimalisir variasi inter- dan intra-individual. 1
Glikohemoglobin (GHb) atau HbA1c merupakan petanda penting dalam mendiagnosis dan memantau
pengobatan pada penderita diabetik. Pada masa kini banyak metoda yang digunakan dalam
menentukan kadar HbA1c, yang utama adalah teknik High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
dan immunoassay. Metoda HPLC mampu mendeteksi hemoglobin abnormal dan memiliki
reprodusibilitas yang baik dengan CV < 1%, namun kelemahan metoda ini adalah memerlukan alat yang
khusus, tenaga yang ahli, dan waktu yang lama sehingga tidak bisa digunakan di rumah sakit dengan
sampel pemeriksaan HbA1c yang banyak. Sebaliknya metoda immunoassay dapat digunakan pada
instrument otomatik, tidak memerlukan tenaga ahli serta hemat waktu namun kekurangannya
pengukuran glikohemoglobin dan hemoglobin total mesti terpisah dan reprodusibilitas tidak sebaik
metoda HPLC dengan CV sekitar 3-5%. Selain itu kurva kalibrasi tidak stabil untuk 24 jam sehingga perlu
dikalibrasi lagi. Oleh sebab itu dikembangkan teknologi enzimatik.2
Metoda enzimatik berkembang sejak tahun 2000-an. PT Sysmex Indonesia memperkenalkan teknologi
enzimatik pemeriksaan HbA1c menggunakan instrument otomatik BM6010/C. Reaksi diawali dengan
pengukuran kadar hemoglobin total pada panjang gelombang 600 nm, dengan cara melisiskan eritrosit
kemudian rantai fruktosil dipeptida dillepaskan dari gugus amino N-terminal rantai beta HbA1c
menggunakan protease. Kadar hemoglobin total sebanding dengan kadar fruktosil dipeptida yang
dilepaskan. Pada reaksi kedua, mencari kadar glikoHb, maka fruktosil dipeptida akan bereaksi dengan
fruktosil peptida oksidase menghasilkan hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida akan menyebabkan
garam natrium fenotiazin 10-(carboxymethylaminocarbonyl)-3 dan 7-bis (dimethylamino) membentuk
substansi warna. Adanya enzim peroksidase akan bereaksi dengan substansi warna tersebut sehingga
menyebabkan kompleks warna yang diukur serapannya pada panjang gelombang 700 nm. 4

Skema pemeriksaan HbA1c

Gambar 1. Skema pemeriksaan HbA1c

Teknologi enzimatik BM6010/C memiliki korelasi yang sangat baik dibandingkan teknik HPLC dengan
koefisien korelasi sebesar 0,98 dan memiliki CV < 1% dalam menentukan kadar HbA1c (Gambar 2).

Gambar 2. Korelasi teknologi enzimatik BM6010/C dengan teknik HPLC

Pada panduan WHO 2011 tentang Use of Glycated Haemoglobin (HbA1c) in the Diagnosis of Diabetes
Mellitus beberapa pernyataan yang dapat dijalankan, di antaranya adalah:
-

Kadar HbA1c harus diukur menggunakan sampel darah vena


Pemeriksaan point of care testing (POCT) pemeriksaan HbA1c tidak boleh digunakan untuk
mendiagnosis Diabetes Melitus (DM) kecuali terbukti bahwa kualitas kontrol internal maupun
eksternal sesuai dengan metoda standar
Pemakaian POCT mesti dikonfirmasi dengan pemeriksaan darah vena. 3

Oleh sebab itu teknologi pemeriksaan HbA1c dengan metoda enzimatik dianggap mampu menjawab
permasalahan di atas dengan adanya instrument BM6010/C.

Referensi
1. Weykamp C, John WG, Mosca A. A Review of the Challenge in Measuring Hemoglobin A1c. J Diabet
Sci Technol. 2009;3(3):439-45
2. Sakurabayashi I, Watano T, Yonehara S, Ishimaru K, et al. New Enzymatic Assay for
Glycohemoglobin. Clin Chemis. 2003;49(2):269-74
3. World Health Organization. Use of Glycated Haemoglobin (HbA1c) in the Diagnosis of Diabetes
Mellitus. In Abbreviated Report of a WHO Consultation.2011; 1-25.
4. Sysmex Corporation. Clinical Chemistry Data Sheet BM6010/C HbA1c. 2011

You might also like