You are on page 1of 35

MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PRAJABATAN GOLONGAN I DAN II

Prof. Dr. Juni Pranoto, M.Pd


Dra. Wahyu Suprapti, MM

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia


2006

Hak Cipta Pada: Lembaga Administrasi Negara


Edisi Tahun 2006

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Jl. Veteran No. 10 Jakarta 10110
Telp. (62 21) 3868201-06 Ext. 193, 197
Fax. (62 21) 3800188

Membangun Kerjasama Tim


(Team Building)

Jakarta LAN 2006


66 hlm: 15 x 21 cm
ISBN: 979-3625-01-5

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Rencana


Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional 2005 2009 telah
menetapkan bahwa visi pembangunan nasional adalah: (1)
terwujudnya kehidupan masyarakat yang aman, bersatu, rukun dan
damai; (2) terwujudnya masyarakat, bangsa, dan negara yang
menjunjung tinggi hukum, kesetaraan dan hak asasi manusia; serta
(3) terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan
kesempatan kerja dan penghidupan yang layak serta memberikan
pondasi yang kokoh bagi pembangunan yang berkelanjutan. Untuk
mewujudkan visi ini, mutlak diperlukan peningkatan kompetensi
Pegawai Negeri Sipil (PNS), khususnya para Calon Pegawai Negeri
Sipil (CPNS) yang akan menjadi PNS. PNS memainkan peran dan
tanggungjawabnya yang sangat strategis dalam mendorong dan
mempercepat perwujudan visi tersebut.
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang
Pendidikan dan Pelatihan Jabatan PNS mengamanatkan bahwa
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Prajabatan dilaksanakan untuk
memberikan pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan
kebangsaan, kepribadian dan etika PNS, disamping pengetahuan
dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang
tugas, dan budaya organisasi agar mampu melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya sebagai pelayan masyarakat. Untuk mewujudkan PNS
yang memiliki kompetensi sesuai dengan amanat PP 101 Tahun 2000
maka seorang CPNS harus mengikuti dan lulus Diklat Prajabatan
sebagai syarat untuk dapat diangkat menjadi PNS.
iii

iv

Untuk mempercepat upaya meningkatkan kompetensi


tersebut, Lembaga Administrasi Negara (LAN) telah menetapkan
kebijakan desentralisasi dengan pengendalian kualitas dengan standar
tertentu dalam penyelenggaraan Diklat Prajabatan. Dengan kebijakan
ini, jumlah penyelenggaraan dapat lebih menyebar disamping jumlah
alumni yang berkualitas dapat meningkat pula. Standarisasi meliputi
keseluruhan aspek penyelenggaraan Diklat, mulai dari aspek
kurikulum yang meliputi rumusan kompetensi, mata Diklat dan
strukturnya, metode dan skenario pembelajaran dan lain-lain sampai
pada aspek administrasi seperti persyaratan peserta, administrasi
penyelenggaraan, dan sebagainya. Dengan standarisasi ini, maka
kualitas penyelenggaraan dan alumni diharapkan dapat lebih
terjamin.
Salah satu unsur Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan yang
mengalami penyempurnaan antara lain modul atau bahan ajar untuk
para peserta. Oleh karena itu, kami menyambut baik penerbitan
modul yang telah disempurnakan ini, sebagai antisipasi dari
perubahan lingkungan stratejik yang cepat dan luas diberbagai sektor.
Dengan kehadiran modul ini, kami mengharapkan agar peserta Diklat
dapat memanfaatkannya secara optimal, bahkan dapat menggali
keluasan dan kedalaman substansinya bersama melalui diskusi
sesama dan antar peserta dengan fasilitator para Widyaiswara dalam
proses kegiatan pembelajaran selama Diklat berlangsung.
Kepada penulis dan seluruh anggota Tim yang telah
berpartisipasi, kami haturkan terima kasih. Semoga buku hasil
perbaikan ini dapat dipergunakan sebaik-baiknya.
Jakarta,

2006

KEPALA
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
REPUBLIK INDONESIA

SUNARNO

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................... 1
A. Deskripsi Singkat ................................................. 1
B. Tujuan Pembelajaran ............................................ 2
C. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan.............. 2
BAB II KONSEPSI DASAR MEMBANGUN TIM
EFEKTIF ..................................................................... 4
A. Pengertian Tim Efektif ........................................ 4
B. Hakekat dan Ciri Organisasi Sebagai Tim ........... 8
C. Manfaat Membangun Tim yang Efektif ............. 10
D. Latihan................................................................ 13
E. Rangkuman......................................................... 14
F. Evaluasi .............................................................. 16
BAB III KERJASAMA DALAM MEMBANGUN TIM
EFEKTIF .................................................................. 17
A. Pengertian dan Unsur-Unsur Tim Yang
Dinamis.............................................................. 17
B. Manfaat Membangun Tim Dinamis ................... 18
C. Tahapan Perkembangan Tim.............................. 21
D. Membangun Rasa Kebersamaan Tim................. 22
E. Membangun Kebanggaan Tim ........................... 25
F. Latihan................................................................ 26
G. Rangkuman......................................................... 27
H. Evaluasi .............................................................. 27
BAB IV PEMECAHAN MASALAH SECARA WINWIN SOLUTION....................................................... 29
A. Pengertian dan Respon Terhadap Konflik.......... 29
B. Langkah-Langkah Penyelesaian Konflik .......... 34
C. Gaya Tanggapan Konflik ................................... 37
D. Latihan................................................................ 39
E. Rangkuman......................................................... 39
v

vi

vii
F. Evaluasi ..............................................................41

BAB VI PENUTUP.................................................................42
A. Evaluasi...............................................................42
B. Tindak Lanjut Pengembangan ............................43
DAFTAR PUSTAKA...............................................................44
PANDUAN BAGI FASILITATOR .........................................45

BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah unsur Aparatur Negara dan
Abdi Negara yang selalu menjunjung tinggi harkat dan martabat
bangsa. Untuk itu maka seorang PNS perlu memiliki kompetensikompetensi yang disyaratkan agar mampu mengemban tugas
dan fungsinya dengan baik. Salah satu kompetensi yang harus
dimiliki oleh PNS adalah kemampuan bekerja dalam suatu Tim.
Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam Diklat Prajabatan
Golongan I dan II diberikan muatan mata Diklat Membangun
Kerjasama TIM (TEAM BUILDING).
Mata Diklat ini dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi
Calon PNS dalam hal penerapan konsepsi Team Building secara
efektif dan efisien. Hal-hal yang dibahas meliputi: (1) Konsepsi
dasar membangun tim yang efektif dengan sub bahasan
Pengertian dan Manfaat Membangun Tim yang efektif
(Pengertian Tim yang efektif; Perbedaan kelompok dan Tim;
Hakikat dan ciri organisasi sebagai Tim; Manfaat membangun
Tim yang efektif. (2) Kerjasama Dalam Membangun Tim yang
efektif dengan sub bahasan meliputi: Pengertian dan unsur-unsur
Tim yang dinamis; Manfaat membangun Tim dinamis; Tahapan
perkembangan Tim; Membangun rasa kebersamaan Tim;
Membangun kebanggaan Tim. (3) Pemecahan Masalah Secara
Win-win Solution dengan sub bahasan meliputi: Pengertian dan
1

Membangun Kerjasama Tim

respon terhadap konflik, langkah-langkah penyelesaian konflik,


gaya tanggapan konflik.

B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah selesai proses pembelajaran peserta diharapkan
mampu menerapkan Konsep Team Building secara efektif
dan efisien dalam pelaksanaan Diklat .
2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Setelah selesai pembelajaran peserta dapat:
a. Menjelaskan Konsepsi Dasar Membangun Tim yang
efektif;
b. Mempraktikkan Kerjasama Dalam Membangun Tim
yang efektif;
c. Menjelaskan Teknik Pemecahan Masalah secara Win-win
Solution.

C. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan


1. Konsepsi Dasar Membangun Tim yang efektif
a. Pengertian Tim yang efektif;
b. Perbedaan kelompok dan Tim;
c. Hakikat dan ciri organisasi sebagai Tim;
d. Manfaat membangun Tim yang efektif.
2. Kerjasama Dalam Membangun Tim yang efektif
a. Pengertian dan unsur-unsur Tim yang dinamis;
b. Manfaat membangun Tim dinamis;
c. Tahapan perkembangan Tim;
d. Membangun rasa kebersamaan Tim;

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

e. Membangun kebanggaan Tim.


3. Pemecahan Masalah Secara Win-win Solution
a. Pengertian dan respon terhadap konflik;
b. Langkah-langkah penyelesaian konflik;
c. Gaya tanggapan konflik.

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

BAB II
KONSEPSI DASAR MEMBANGUN TIM
EFEKTIF
Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah selesai pembelajaran peserta dapat menjelaskan
Konsepsi Dasar Membangun Tim Yang Efektif.

A. Pengertian Tim Efektif


TIM?

KELOMPOK?

Berikut ini akan dikutip beberapa pengertian kelompok sebagai


berikut:
1. W. H. Y. Sprott memberikan pengertian kelompok sebagai
beberapa orang yang bergaul satu dengan yang lain;
2. Kurt Lewin berpendapat bahwa The essence of a group is not
the similarity or dissimilarity of its members but their
interdepence;
3. H. Smith menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan kelompok
adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang
mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya
dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi.
4. Kelompok adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang satu
sama lain saling berinteraksi dalam mencapai tujuan bersama.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan Kelompok adalah suatu unit yang merupakan
sekelompok/sekumpulan dua orang atau lebih yang satu sama lain
berinteraksi dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan
secara bersama-sama dalam suatu wadah tertentu. Dari pengertian
itu, maka kelompok yang dibahas dalam modul ini adalah kelompok
formal, yaitu suatu kelompok yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Dalam pembelajaran ini Saudara akan diajak untuk mencermati


apakah Tim sama dengan kelompok.
4

Membangun Kerjasama Tim

 Memiliki keberadaan untuk melaksanakan tugas-tugas


organisasi atau pekerjaan-pekerjaan yang tidak berkaitan;
 Orang-orang yang ditunjuk oleh organisasi yang
bersangkutan untuk menjalankan peran resmi tertentu,
misalnya sebagai Kepala Bagian, Kepala Seksi dan lain
sebagainya;
 Memiliki struktur, hubungan tugas dan hirarkis yang telah
digariskan secara jelas.
(Achieving goals through team work, dialih bahasakan oleh Wandi S. Brata
dan rekan dalam buku Mencapai Sasaran melalui Kerjasama Tim).

Dari pengertian di atas muncul dalam benak kita apakah


kelompok sama dengan Tim? Kelompok belum tentu merupakan
Tim, namun Tim pasti merupakan suatu kelompok. Ini berarti
bahwa kelompok akan menikmati keberhasilan yang luar biasa
jika menjadi satu kesatuan yang lebih produktif yang disebut
dengan Tim. Tim adalah kumpulan orang-orang yang memiliki
kebutuhan tertentu.
Lalu apakah perbedaan antara kelompok dengan Tim? Robert B.
Maddux dalam bukunya Team Building membedakan
keduanya adalah sebagai berikut:

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

Anggota menganggap pengelompokan mereka semata-mata


untuk kepentingan Administratif. Individu bekerja secara
mandiri, kadang-kadang berbeda tujuan dengan individu
yang lainnya;

Anggota cenderung memperhatikan dirinya sendiri karena


tidak dilibatkan dalam penetapan sasaran. Kadang-kadang
pendekatannya hanya sebagai tenaga bayaran;

Anggota diperintah untuk mengerjakan pekerjaan, bukan


diminta saran untuk mencapai sasaran yang terbaik;

Anggota tidak percaya pada motif rekan-rekan kerjanya


karena tidak memahami peran anggota lainnya. Menyatakan
pendapat atau menyampaikan kritik dianggap sebagai upaya
memecah belah;

Anggota kelompok sangat berhati-hati dalam menyampaikan


pendapatnya, karena kurang saling toleransi;

Apabila

menerima

Diklat

yang

memadai

dalam

penerapannya sangat dibatasi oleh pimpinan;

Anggota berada dalam suatu konflik tanpa mengetahui sebab


dan cara pemecahan masalahnya;

Anggota tidak didorong untuk ikut ambil bagian dalam


pengambilan keputusan.

Tim Efektif

Anggota menyadari ketergantungan diantara mereka dan


memahami bahwa sasaran pribadi maupun Tim paling baik
dicapai dengan cara saling mendukung. Waktu akan sangat
efektif karena masing-masing sangat memahami dan tidak
mencari keuntungan diatas anggota Tim yang lain;

Kelompok

Anggota Tim ikut merasa memiliki pekerjaan dan


organisasinya karena mereka memiliki komitmen terhadap
sasaran yang akan dicapai;

Membangun Kerjasama Tim

Anggota

memiliki

kontribusi

terhadap

keberhasilan

organisasi;

Anggota bekerja dalam suasana saling percaya dan didorong


untuk mengungkapkan ide, pendapat, ketidaksetujuan serta
mencetuskan perasaan secara terbuka. Pertanyaan yang
muncul akan disambut dengan baik;

Anggota menjalankan komunikasi dengan tulus. Mereka


saling memahami sudut pandang masing-masing;

Para anggota didorong untuk menambah keterampilan dan


menerapkannya dalam Tim, mereka menerima dukungan
penuh dari Tim;

Mereka menyadari bahwa konflik dalam Tim merupakan hal


yang wajar, karena dengan konflik merupakan kesempatan
untuk mengembangkan ide dan kreativitas. Apabila terjadi
suatu konflik akan diselesaikan secara konstruktif;

Anggota berpartipasi aktif dalam pengambilan keputusan


yang mempengaruhi Tim. Meskipun mereka menyadari
bahwa keputusan tetap ditangan pemimpin apabila Tim
menemui jalan buntu. Tujuannya adalah memperoleh hasil
yang positif.

B. Hakekat Dan Ciri Organisasi Sebagai Tim


Dalam uraian di atas telah diuraikan pengertian tentang Tim. Tim
dapat disimpulkan sebagai suatu kelompok yang memiliki
keikatan dan intereaksi yang harmonis memacu terjadinya
perubahan, pertumbuhan dan perkembangan pribadi maupun
organisasi. Keikatan dan intereaksi yang harmonis tersebut akan

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

muncul dalam bentuk keterpaduan pola pikir (way of Thinking),


pola emosi dan motivasi (way of feeling) dan pola tindak (way of
Action) (Prajudi Atmosoedirdjo: 1989). Adanya keterpaduan pola
pikir, pola emosi, motivasi dan persepsi serta pola tindak,
memudahkan terjadinya titik temu berbagai keinginan dan
interest ke dalam tujuan bersama (Common Goal). Masalah
paling rawan dalam organisasi adalah apabila keinginan dan
interes
individu
dalam
organisasi
saling
berhadap
Menangkalah yaitu munculnya banyak vested-interest.
Demikian pula dalam organisasi penyelenggaraan Diklat apabila
sudah terjadi hal yang demikian misalnya antara panitia
penyelenggara dengan peserta Diklat atau Widyaiswara, maka
organisasi tidak akan berjalan dengan efektif. Akibatnya tujuan
Diklat secara umum tidak akan tercapai. Steven Covey (1997)
menemukan tujuh resep habits yang perlu dimiliki oleh individu
yang ingin memiliki keefektifan yang tinggi yaitu: (1) Proaktif,
(2) Mendahulukan yang utama, (3) Selalu memulai dengan
tujuan akhir, (4) Pendekatan menang-menang, (5) Berusaha
mengerti orang lain sebelum dimengerti oleh orang-orang lain,
(6) Selalu menciptakan sinergi, keterpaduan dan kebersamaan
serta, (7) Selalu mengasah dan mengembangkan diri baik fisik,
sosial maupun nilai-nilai. Dari ketujuh habits tersebut yang
menonjolkan adanya Tim adalah pendekatan menang-menang,
mengerti orang lain dan selalu bersinergi.
Tidak ada manusia yang sempurna, oleh karena itu manusia perlu
melaksanakan kegiatan bersama secara efektif sehingga
pekerjaan akan berjalan dengan efektif, oleh karena itu

10

Membangun Kerjasama Tim

diperlukan sebuah Tim yang efektif. Tipe yang bagaimanakah


anda ? Silahkan anda meluangkan waktu sejenak untuk menggali
potensi diri anda dalam membangun Tim yang efektif. Apakah
Tim akan efektif apabila telah didukung oleh anggota Tim yang
mampu berperan dengan baik? Belbin: 1991 mengatakan bahwa
ciri atau kondisi organisasi juga merupakan faktor dominan.
Adapun ciri-ciri atau kondisi organisasi sebagai Tim tidak akan
berhasil apabila:
1. Desain visi, misi dan strategi organisasi yang kurang
imaginable, feasible, communicable;
2. Moral atau semangat Tim rendah;
3. Konflik of interest pribadi merebak;
4. Kemampuan mental (Intelegensia, Kreativitas) rendah;
5. Seleksi kurang berhasil;
6. Kepribadian yang dominan introvet atau ekstrovet;
7. Komposisi susunan Tim yang kurang efektif;
8. Ketidakjelasan peran Tim dan anggota-anggotanya;
9. Tertutup untuk dievaluasikan;
10. Pemberdayaan kurang efektif.

C. Manfaat Membangun Tim Yang Efektif


Apakah manfaat membangun Tim yang efektif? Robert B.
Maddux dalam bukunya Team Building mengatakan bahwa
manfaat membangun Tim yang efektif adalah sebagai berikut:
1. Dengan adanya Tim, maka sasaran yang realistis ditentukan,
dan dapat dicapai secara optimal;
2. Anggota Tim dan Pemimpin Tim memiliki komitmen untuk
saling mendukung satu sama lain agar Tim berhasil;

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

11

3. Anggota Tim memahami prioritas anggota lainnya, dan dapat


saling membantu satu sama lain;
4. Komunikasi bersifat terbuka, diskusi cara kerja baru atau
memperbaiki kinerja lebih berjalan secara baik, karena
anggota Tim terdorong untuk lebih memikirkan
permasalahannya;
5. Pemecahan masalah lebih efektif karena kemampuan Tim
lebih memadai;
6. Umpan balik kinerja lebih memadai karena anggota Tim
mengetahui apa yang diharapkan dan dapat membandingkan
kinerja mereka terhadap sasaran Tim;
7. Konflik diterima sebagai hal yang wajar, dan dianggap
sebagai kesempatan untuk menyelesaikan masalah. Melalui
diskusi tersebut konflik bisa diselesaikan secara maksimal;
8. Keseimbangan tercapainya produktivitas Tim dengan
pemenuhan kebutuhan pribadi;
9. Tim dihargai atas hasil yang sangat baik, dan setiap anggota
dipuji atas kontribusi pribadinya;
10. Anggota kelompok termotivasi untuk mengeluarkan ideidenya
dan
mengujinya
serta
menularkan
dan
mengembangkan potensi dirinya secara maksimal;
11. Anggota kelompok menyadari pentingnya disiplin sebagai
kebiasaan kerja dan menyesuaikan perilakunya untuk
mencapai standar kelompok;
12. Anggota kelompok lebih berprestasi dalam bekerja sama
dengan Tim dan Tim lainnya.

12

Membangun Kerjasama Tim

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa banyak keuntungan


bekerja dalam Tim dibandingkan dengan kerja individu, oleh
karena itu sangat disarankan untuk bekerja dalam Tim agar
hasilnya lebih maksimal. Mengingat betapa pentingnya Tim
dalam mewujudkan kinerja organisasi sehingga dalam
kehidupan sehari-hari banyak dibentuk Tim. Terlepas apakah
Tim tersebut efektif maupun kurang efektif. Lalu apakah
sebenarnya ciri-ciri Tim yang efektif tersebut? Berikut ini
disajikan ciri-ciri Tim yang efektif menurut Wandi. S. Barata dan
Pius M. Sumaktoyo yang diambil dari buku Mencapai Sasaran
Melalui Kerja Sama Tim yang merupakan hasil alih bahasa dari
buku Achieving goals through team work sebagai berikut:
1. Tim merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja sama
dengan tujuan tertentu, demi mencapai sasaran-sasaran yang
jelas dengan diketahui oleh semua anggota Tim dalam
suasana saling mempercayai dan penuh percaya diri serta
mengutamakan untuk kerja.
2. Dalam suatu Tim yang efektif anggota kelompok bersedia
menerima berbagai perbedaan dan sumbangan pemikiran
serta masing-masing individu memiliki peran yang berbedabeda.
3. Pemecahan masalah dilaksanakan secara positif tanpa
melibatkan kebencian individu;
4. Para anggota dan Pimpinan Tim bersedia berbagi ilmu,
pengetahuan, informasi dan keterampilan agar seluruh Tim
memiliki kemampuan yang sama. Dalam hal ini tidak terjadi
penonjolan pribadi;

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

13

5. Apabila terjadi perbedaan pendapat mereka akan duduk


bersama dan memecahkan permasalahan yang ada dengan
kepala dingin dan memecahkan masalah secara terbuka.
6. Pembagian dan pendelegasian tanggung jawab dengan orangorang yang bekerja secara mandiri tetapi tetap dalam
kerangka kerjasama;
7. Berbagai saran untuk memperbaiki kinerja organisasi
diterima dengan baik, walaupun berasal dari anggota Tim
yang lain.
8. Seluruh anggota Tim tidak ragu-ragu mengambil inisiatif dan
tindakan yang diperlukan, tanpa merasa cemas akan suara
yang menentang.

D. Latihan
Sebelum proses pembelajaran, Widyaiswara hendaknya
menekankan pada pendekatan andragogi dengan menekankan
pada metode simulasi dalam mata sajian ini. Dalam hal ini sangat
dimungkinkan Widyaiswara menjelaskan konsep pembelajaran
dengan pendekatan AKOSA yaitu Alami, Kemukakan, Olah,
Simpulkan dan Aplikasikan. Oleh karena itu dalam latihan ini
akan dipandu oleh widyaiswara.
Adapun tahapannya adalah sebagai berikut:
1. Apabila jumlah peserta pelatihan lebih dari 40 (empat puluh)
orang maka pelaksanaan main peran dilakukan secara: single
roleplay, dimana hanya satu kelompok yang memainkan
peran di depan kelas, sedangkan kelompok yang lain menjadi
pengamat. Adapun obyek pengamatannya adalah seperti
yang terlampir dalam lembar kerja satu.

14

Membangun Kerjasama Tim

2. Apabila jumlah peserta kurang dari empat puluh maka


seluruh peserta melaksanakan kegiatan multiple role-play
dengan dibagi ke dalam 4 (empat) kelompok, dimana setiap
kelompok ada yang berperan sebagai pengamat (lembar
pengamatan seperti yang tercantum dalam lampiran
pertama).
3. Widyaiswara memberikan penugasan ke dalam kelompok
dengan mengacu pada salah satu topik diskusi yang sedang
ngetop. Evaluasilah pelaksanaan diskusi tersebut apakah
dilaksanakan secara sistematis atau tidak. Arahkan pada
pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
a. Kelompok manakah yang paling efektif dalam
berdiskusi? mengapa mereka dapat berdiskusi dengan
baik?
b. Mengapa ada kelompok yang tidak dapat berdiskusi
dengan baik?
c. Hambatan-hambatan apakah yang terjadi dalam
pelaksanaan diskusi tersebut?
d. Saran-saran apakah yang diberikan peserta agar diskusi
berjalan dengan baik?
e. Apakah kelompok yang berdiskusi dengan baik telah
memenuhi kriteria Tim yang efektif?
4. Tuliskan jawaban peserta di flip chart dan berikan penjelasan
tentang pokok bahasan pertama.
5. Sebelum membahas tentang perbedaan perbedaan antara
kelompok dan Tim, maka peserta diminta untuk mengisi
lembar kerja 2, setelah selesai dalam analisanya dipandu oleh
Widyaiswara.

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

15

E. Rangkuman
Dalam organisasi moderen sangat dikenal adanya cara kerja
secara Tim, samakah Tim dengan kelompok ? Dari uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang jelas antara
Tim dengan kelompok. Kelompok adalah sekumpulan dua orang
atau lebih yang satu sama lain interaksi dalam mencapai tujuan
bersama. Sedangkan yang dimaksud dengan Tim adalah
kumpulan orang-orang yang tergabung dalam suatu kelompok
yang memiliki tujuan yang sama, anggotanya saling tergantung
antara yang satu dengan yang lain, dan bekerja dalam suasana
saling percaya, saling memotivasi dan apabila terdapat
permasalahan diselesaikan secara terbuka dengan pendekatan
win-win solutions.
Ada kecenderungan setiap individu lebih senang bekerja dalam
Tim yang efektif, mengingat lebih banyak manfaatnya dari pada
kelemahannya. Beberapa manfaat bekerja secara Tim antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Tujuan dan sasaran individu dan Tim akan tercapai secara
maksimal.
2. Tercipta rasa saling menghargai satu sama lain dan apabila

3.
4.
5.
6.

terjadi perbedaan-perbedaan diselesaikan secara terbuka


dengan prinsip win-win solution;
Masing-masing anggota mau berbagi;
Bebas mengemukakan ide dan gagasannya secara kreatif;
Pembagian tugas secara musyawarah dengan asas
profesionalisme;
Terhindar dari stress karena masing-masing pihak bebas

Membangun Kerjasama Tim

16
mengutarakan pendapatnya.

Dengan adanya keuntungan bekerja dalam Tim tersebut


individu akan semakin sadar untuk bergabung ke dalam suatu
Tim kerja yang dinamis. Apakah yang dimaksud dengan Tim
yang dinamis? Apakah unsur-unsurnya dan bagaimanakah
tahapan membangun Tim yang dinamis? Akan dibahas
dalam pokok bahasan selanjutnya.

F. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan secara langsung dengan dipandu oleh
Widyaiswara, mengacu pada hal-hal sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan Kelompok?
2. Apakah kelompok sama dengan Tim?
3. Mengapa dalam organisasi perlu bekerja di dalam Tim?
4. Apakah manfaat bekerja dalam Tim?
5. Apakah ciri-ciri organisasi disebut sebagai suatu Tim?

BAB III
KERJASAMA DALAM MEMBANGUN
TIM EFEKTIF
Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah selesai pembelajaran peserta dapat menerapkan kerjasama
dalam membangun Tim yang efektif
Dalam pokok bahasan ini Saudara akan dipandu untuk membahas
hal-hal yang berkaitan dengan (1) Pengertian dan Unsur-unsur Tim
Yang Dinamis, (2) Tahapan Perkembangan Tim, (3) Membangun
Rasa Kebersamaan Tim serta (4) Membangun Tim Yang Dinamis.

A. Pengertian
Dinamis

dan

Unsur-Unsur

Tim

Yang

Mengapa ada Tim yang mampu bertahan lama dan ada yang
tidak dapat bertahan lama? Apabila berbicara tentang Tim, maka
ada Tim yang dapat mencapai suatu prestasi yang tinggi, namun
juga ada yang hanya bertahan beberapa hari saja. Untuk itu maka
diperlukan suatu usaha maksimal akan mampu berperan sebaga
Tim yang dinamis. Tim Dinamis adalah Tim yang memiliki
kinerja yang sangat tinggi, Tim yang dapat memanfaatkan segala
energi yang ada dalam Tim tersebut untuk menghasilkan sesuatu.
Tim dinamis merupakan Tim yang penuh dengan rasa percaya
diri, Tim yang para anggotanya menyadari kekuatan dan
kelemahannya untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan
bersama.
17

18

Membangun Kerjasama Tim

B. Manfaat Membangun Tim Dinamis


Apakah manfaat membangun Tim dinamis? Tim dinamis
memiliki unsur-unsur yang tidak jauh berbeda dengan tim pada
umumnya. Adapun unsur-unsur tersebut menurut Richard Y.
Chang adalah sebagai berikut:
1. Menyatakan secara jelas misi dan tujuannya
Visi adalah gambaran akan datang yang merupakan cita-cita,
dan selanjutnya visi ini dijelaskan keadaan dalam bentuk
misi. Suatu organisasi atau Tim yang dinamis harus mampu
menjelaskan misi tersebut ke dalam tujuan-tujuan Tim baik
tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Tanpa
memiliki tujuan yang jelas Tim tidak akan mengetahui
kearah mana akan melangkah, sehingga akan terombangambing oleh bertiupnya angin. Tujuan dan sasaran ini harus
dipahami oleh seluruh anggota Tim sebab hal ini akan
meningkatkan komitmen diantara mereka. Pemimpin yang
dinamis harus mampu memastikan bahwa semua anggota
kelompok terlibat dalam perumusan tujuan Tim.
2. Beroperasi secara kreatif
Dalam pelaksanaan kerja Tim sangat kreatif dan dinamis
dengan memperhitungkan resiko yang ada dan selalu
mencoba cara berbeda dalam melakukan sesuatu. Mereka
tidak takut menghadapi kegagalan-kegagalan dan selalu
mencari-cari peluang untuk mengimplementasikan teknik
yang baru. Mereka bersikap luwes dan kreatif dalam
memecahkan masalah-masalah.

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

19

3. Memfokuskan pada hasil


Tim yang dinamis mampu menghasilkan melampaui
kemampuan jumlah individu yang menjadi anggotanya. Para
anggota Tim secara terus menerus memenuhi komitmen waktu,
anggaran, produktivitas, dan mutu Produktivitas Optimum
merupakan tujuan bersama.
4. Memperjelas peran dan tanggung jawab
Peran dan tanggung jawab anggota Tim jelas. Setiap anggota
Tim mengetahui dengan jelas apa yang diharapkan dari dirinya,
dan mengetahui dengan jelas peran temannya dalam Tim. Tim
yang dinamis selalu memperbaharui peran dan tanggung jawab
anggotanya sesuai dengan perubahan tuntutan, sasaran dan
teknologi.
5. Diorganisasikan dengan baik
Tim dinamis menjalankan fungsi-fungsi management dengan
baik, menetapkan prosedur secara jelas serta kebijakan dengan
jelas, Tim juga menginventarisir jenis keterampilan yang dimiliki
oleh para anggota Timnya.
6. Dibangun diatas kekuatan individu
Kompetensi individu sangat diperhatikan, sehingga pimpinan
Tim memahami betul kekuatan dan kelemahan anggota Timnya.
Oleh karena itu program Pembinaan sangat diharapkan.
Pimpinan Tim sangat memperhatikan pemberdayaan Timnya
sehingga dalam pemberdayaan disesuaikan dengan kompetensi
anggota Tim.
7. Saling mendukung kepemimpinan anggota yang lain
Dalam Tim yang dinamis kepemimpinan dibagi diantara para
anggotanya. Dalam hal ini tidak ada pimpinan yang mutlak.

20

8.

9.

10.

11.

12.

Membangun Kerjasama Tim

Setiap anggota Tim memiliki kesempatan yang sama untuk


menjadi Pimpinan Tim. Meskipun demikian peran supervisor
masih dianggap perlu ada. Dalam Tim dinamis menghargai
keunikan setiap individu.
Mengembangkan iklim Tim
Tim yang berkinerja tinggi memiliki anggota yang secara
antusias bekerja bersama dengan tingkat keterlibatan dan energi
kelompok yang tinggi (bersinergi).
Menyelesaikan ketidaksepakatan
Perbedaan persepsi dan ketidaksepakatan akan terjadi dalam
setiap Tim. Tim dinamis menganggap bahwa konflik merupakan
suatu wahana untuk hal-hal yang lebih positif. Segala konflik
akan diselesaikan dengan pendekatan secara terbuka dengan
teknik kolaborasi.
Berkomunikasi secara terbuka
Pembicaraannya secara asersi yakni bicara yang lugas, jujur
tetapi tidak melukai pihak lain. Masing-masing anggota
kelompok saling memberi dan menerima saran dari anggota
kelompok yang lain, komunikasi dilakukan secara timbal balik
dan untuk kepentingan bersama.
Membuat keputusan secara obyektif
Dalam pemecahan masalah menggunakan pendekatan yang
mantap dan proaktif. Keputusan dicapai melalui konsensus.
Setiap anggota kelompok bersedia dan mendukung keputusan
tersebut. Anggota kelompok bebas mengutarakan pendapat dan
ide-idenya dan mendukung rencana yang telah ditetapkan.
Mengevaluasi efektifitasnya sendiri
Evaluasi dilaksanakan secara terus menerus dengan tujuan untuk

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

21

melihat bagaimanakah pelaksanaan rencana selama ini.


Penyempurnaan dilaksanakan secara berkelanjutan dan
manajemen proaktif. Apabila muncul masalah kinerja, mereka
bisa segera memecahkannya sebelum menjadi permasalahan
yang serius.

C. Tahapan Perkembangan Tim


Apakah tahapan perkembangan Tim? Guna mewujudkan Tim
dinamis tidak semudah membalikan tangan kita, tetapi merupakan
rangkaian perkembangan setahap demi setahap. Tahapan tersebut
dalam bahan ajar ini akan dijabarkan mengacu pada pendapat
Richard Y. Chang yang dimuat dalam bukunya Membangun Tim
yang Dinamis. Adapun tahapan perkembangan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Menetapkan arah (Drive)
Dalam tahap ini Tim harus memfokuskan pada misinya dan
membuat garis besar strategi yang akan ditempuh serta
menetapkan tujuan, prioritas dan prosedur kerja serta peraturan
bagi Tim anda.
2. Bergerak (Strive)
Dalam tahap ini peran dan tanggung jawab anggota Tim
ditetapkan dengan jelas. Dalam tahap ini beberapa kendala akan
dihadapi dengan penuh bijaksana bersama dengan seluruh
anggota Tim, sehingga seluruh permasalahan dapat dihadapi
dengan arif dan bijaksana.
3. Mempercepat gerak (Thrive)
Fase ini dimungkinkan untuk meningkatkan produktifitas secara

22

Membangun Kerjasama Tim

maksimal. Dalam memecahkan masalah menggunakan umpan


balik dari sesama anggota, manajemen konflik, kerjasama dan
pembuatan keputusan yang efektif. Penguasaan terhadap wilayah
secara cepat dan efektif dengan daya tahan yang tangguh.
4. Sampai (Arrive)
Dengan kerja sama Tim yang kompak Tim akan mencapai
puncak dengan mengatasi semua kendala-kendala yang ada,
akhirnya mencapai prestasi yang luar biasa. Namun apabila
dalam fase ini belum mencapai puncak idealnya adalah meninjau
kembali Tim anda dengan melaksanakan konsolidasi upaya
misalnya berkoordinasi secara maksimal. Di samping itu perlu
meninjau kembali sasaran-sasaran yang telah ada, masih relevan
atau tidak.

D. Membangun Rasa Kebersamaan Tim


Adakah manfaat membangun rasa kebersamaan dalam sebuah
Tim? Tahapan-tahapan dalam membangun Tim yang dinamis
tersebut akan berjalan dengan seksama, apabila anggota-anggota
Tim mampu membangun rasa kebersamaan secara efektif. Untuk
membangun rasa kebersamaan di dalam suatu Tim, maka setiap
anggota kelompok harus mampu untuk menerima keragaman
anggota Tim. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan setiap Tim
terdiri dari berbagai individu yang memiliki latar belakang,
perilaku, pengalaman yang berbeda-beda. Tidak ada seorang
manusiapun yang diciptakan sama termasuk orang yang kembar
sekalipun. Oleh karena itu Tim akan efektif apabila dibangun
berdasarkan kebersamaan, tidak memandang pangkat, suku dan

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

23

golongan, menunjukkan rasa saling percaya, saling menghargai


dan dilandasi oleh keterbukaan. Oleh karena itu dalam suatu Tim
harus memiliki anggota yang memiliki karakteristik yang
berorientasi pada opini, berorientasi pada persamaan serta
berorientasi pada tujuan. Adapun penjabaran karakteristik
tersebut adalah sebagai berikut:
Berorientasi pada Opini
1. Berlawanan dengan orang yang bersifat dogmatis, akan
mengarahkan pada tindakan tidak mengutuk orang lain;
2. Memperkenalkan gagasannya tanpa mengusulkan atau
bahkan mengisyaratkan agar orang lain memberi posisi
istimewa pada gagasannya;
3. Saling meminta ide dari anggota kelompok yang lain,
bukan berorientasi pada gagasan perorangan;
4. Tidak hanya memfokuskan pada idenya sendiri, tetapi
menginvestigasi pendapat orang lain.

24

Membangun Kerjasama Tim

Berorientasi pada Persamaan


1. Anggota Tim yang berorientasi pada persamaan melihat
keragaman sebagai suatu keunggulan. Perbedaan yang
dimiliki dapat dipakai untuk mengecek setiap sisi, sudut,
puncak dan dasar suatu masalah;
2. Mengandalkan pada semua anggota;
3. Kepercayaan kepada anggota Tim
meningkatkan
produktifitas.

Berorientasi pada Tujuan


1. Anggota kelompok yang berorientasi pada tujuan kelompok
kecil kemungkinan akan konflik disebabkan oleh keunikan
masing-masing kelompok;
2. Keseluruhan anggota Tim berorientasi pada tujuan yang
sama;
3. Anggota Tim mengakui bahwa masing-masing anggota Tim
memiliki tujuan, dan kemungkinan tujuan tersebut
bertentangan dengan tujuan Tim;
4. Keunikan anggota kelompok yang muncul segera dapat
diatasi, tidak dibiarkan melahirkan masalah baru.
(Sukses Melalui Kerjasama Tim, Richart Chang, PT Pustaka
Binaman Pressindo)
Hal apakah yang akan saudara perhatikan? Dalam rangka
membangun kerjasama Tim perlu juga memperhatikan hal-hal
sebagai berikut: meningkatkan umpan balik sesama anggota Tim,
memiliki komitmen untuk menyelesaikan konflik, bekerja sama

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

25

untuk meningkatkan kreativitas dan menangani dalam pembuatan


keputusan.

E. Membangun Kebanggaan Tim


Perlukah membangangun kebanggaan Tim? Tim dinamis akan
senantiasa mempertahankan prestasinya secara maksimal. Oleh
karena itu mempertahankan kinerja Tim sangat diharapkan. Ini
berarti bahwa perlu ada suatu usaha untuk memotivasi Tim
secara efektif agar mampu membangun kebanggaan Tim. Faktorfaktor yang harus di perhatikan dalam pemeliharaan Tim agar
anggota Tim mampu membangun kebanggaanya adalah sebagai
berikut:
1. Memotivasi Anggota Tim untuk berkomitmen;
Dalam memotivasi ini terlebih dahulu tentukan faktor-faktor
apakah yang dapat mempengaruhi orang tersebut termotivasi
dengan baik. Tanpa mengetahui hal ini proyek besarpun
belum tentu merupakan faktor stimulus.
Setiap individu memiliki motif yang berbeda-beda, misalnya
ada orang timbul harga dirinya dengan menghargai
kinerjanya, tetapi orang lain belum tentu demikian.
2. Memotivasi anggota Tim yang tidak termotivasi;
Tidak setiap anggota Tim memiliki motivasi yang sama. Ada
anggota Tim yang produktif, ada pula yang enggan
berpartisipasi secara aktif. Untuk itu diperlukan beberapa
strategi yang jitu. Strategi tersebut antara lain (1) dapatkan
nasihat dari mereka, (2) jadikan mereka guru (3) libatkan
mereka dalam presentasi dan (delegasikan kepada mereka
proyek bintang).

Membangun Kerjasama Tim

26

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam membangun kerjasama


Tim adalah perlunya meningkatkan kerja sama Tim yang efektif.
Kunci utamanya adalah adanya komunikasi yang efektif (akan
dibahas dalam mata sajian komunikasi yang efektif),
mendengarkan secara aktif, mampu memotivasi anggota Tim
serta menyelesaikan konflik secara efektif. Teknik penanganan
konflik akan dibahas dalam pokok bahasan berikutnya.

F. Latihan
1. Sebelum membahas Bab III Widyaiswara memandu peserta
Diklat dengan membagi peserta ke dalam 4 (empat)
kelompok, masing-masing kelompok mendapat tugas untuk
membuat rumah dengan media yang telah disediakan.
Sebelum melaksanakan kegiatan peserta diminta untuk
berdiskusi dalam menentukan strategi kerjasama;
2. Selama peserta bekerja, Widyaiswara mengamati perilaku
peserta sebagai bahan proses;
3. Setelah seluruh tugas selesai dilaksanakan pembahasan
sebagai berikut:
4. Mengapa kelompok A berhasil dan kelompok B kurang
berhasil?
5. Hal-hal apakah yang membuat Tim bisa berhasil?
6. Bagaimanakah peran anggota Tim agar Timnya berhasil?
7. Akhiri sesi ini dengan menggunakan ceramah seperti yang
tertuang di dalam Bab III.

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

27

G. Rangkuman
Dalam rangka menerapkan kerjasama dalam membangun sebuah Tim
yang dinamis perlu mengacu pada pengertian Tim dinamis. Tim
dinamis adalah Tim yang berkinerja tinggi,Tim yang memanfaatkan
energinya secara maksimal untuk menghasilkan sesuatu. Tim yang
penuh percaya diri, Tim yang saling tergantung satu sama lain.
Adapun unsur-unsur Tim yang dinamis antara lain adalah
menyatakan secara jelas misi dan tujuannya, beroperasi secara
kreatif, memfokuskan pada hasil, memperjelas peran dan tanggung
jawab, diorganisir secara baik, dibangun diatas kekuatan individu,
saling
mendukung
kepemimpinan
anggota
yang
lain,
mengembangkan iklim Tim, menyelesaikan ketidaksepakatan,
berkomunikasi secara terbuka, membuat keputusan secara obyektif,
mengevaluasi efektifitasnya sendiri. Untuk mencapai Tim yang
dinamis tentu saja mengacu pada perkembangan Tim dan perlunya
membangun rasa kebersamaan dan mampu menumbuhkan
kebanggaan Tim.

H. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan secara lisan dengan panduan sebagai berikut:
1 Bagikan sebuah kertas kecil kepada masing-masing peserta
Diklat dengan ukuran 15 x 20 cm
2 Berikan penugasan Tuliskan hal-hal apakah yang sudah Saudara
peroleh selama hari ini Waktu 5 menit.
3 Berikan kesempatan untuk mengerjakannya. Setelah selesai
peserta dikelompokan untuk menuliskannya dikertas HVS.

28
4
5

Membangun Kerjasama Tim

Masing-masing kelompok menyajikan di papan tulis.


Widyaiswara menyimpulkan sesuai dengan hasil peserta Diklat
dan mengkaitkannya dengan pokok bahasan yang telah dibahas.

BAB IV
PEMECAHAN MASALAH SECARA
WIN-WIN SOLUTION
Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah selesai pembelajaran peserta dapat menjelaskan Teknik
pemecahan masalah secara win-win solution.

A. Pengertian dan Respon Terhadap Konflik

Dalam suatu Tim yang berinteraksi satu sama lain dalam


mencapai tujuannya selalu mengalami perbedaan pendapat.
Perbedaan Pendapat yang berlarut-larut akan menyebabkan
konflik. Anggota Tim perlu memahami bahwa konflik atau
ketidaksepakatan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindarkan dan
tidak memiliki sifat baik atau buruk (konflik bersifat netral).
Konflik akan menghancurkan kemajuan Tim jika dibiarkan tidak
29

30

Membangun Kerjasama Tim

terkelola, tetapi juga dapat mengarah pada pengambilan


keputusan yang mantap jika dikelola secara efektif. Hasil dari
suatu konflik sangat tergantung pada bagaimana Tim
mengelolanya. Lalu apa sebanarnya yang dimaksud dengan
konflik? Isyarat apakah yang merupakan gejala konflik dalam
suatu Tim? Bagaimana konflik merebak dan bagaimanakah
respon terhadap konflik? Dalam pokok bahasan inilah akan
dibahas hal tersebut.
Sebelum Saudara membaca pokok bahasan ini silahkan Saudara
merenungkan terlebih dahulu hakekat tentang konflik menurut
pikiran saudara.
Apabila Saudara mendengar kata konflik apa yang
terpikirkan dalam benak Saudara dan bagaimanakah
perasaan Saudara?
Dari jawaban saudara tersebut silahkan diidentifikasi mana
perasaan yang cenderung positif dan mana yang cenderung
negatif. Kecenderungan dari kita adalah konflik berkonotasi
negatif.
Kata konflik menimbulkan kesan tidak menyenangkan. Reaksi
kita pada umumnya adalah negatif. Pada umumnya merupakan
bahaya dan menyakiti perasaan orang lain. Kita cenderung
menghubungkan konflik dengan kekerasan, krisis, perkelahian,
perang, kalah, menang, kehilangan kendali dan lain sebagainya.
Kebanyakan dari kata-kata ini memberikan gambaran adanya

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

31

kerusakan besar, merasa disakiti, dan hubungan menjadi rusak.


Haruskah demikian?
Lalu apa sebenarnya konflik tersebut?
Konflik selalu melibatkan dua orang atau lebih (perorangan atau
kelompok) yang terjadi apabila salah satu pihak merasa
kepentingannya dihalang-halangi atau akan dihalang-halangi
(Modul Leadership Laboratory, Lembaga Administrasi Negara).
Selanjutnya Hanmer dan Hogan dalam bukunya How to Manage
Conflik mengatakan bahwa yang dimaksud dengan konflik
adalah segala macam bentuk pertikaian yang terjadi dalam
organisasi, baik antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok maupun kelompok yang bersifat antagonis.
Dari pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
konflik terkait dengan persepsi pihak yang bersangkutan yang
merasa kepentingannya dihalang-halangi atau akan dihalanghalangi, terlepas dari atau tidak ada halangan tersebut. Apabila
konflik ini kita biarkan maka akan menghancurkan kemajuan
Tim, namun juga dapat mengarahkan pada pengambilan
keputusan yang mantap bila dikelola dengan baik. Hasil dari
suatu konflik tergantung pada bagaimana mengelolanya. Untuk
itu perlu mengenali konflik secara dini. Isyarat adanya konflik
antara lain:

Membangun Kerjasama Tim

32

 Anggota kelompok memberikan komentar dan saran dengan


penuh emosi
 Anggota Tim menyerang gagasan orang lain sebelum gagasan
tersebut diselesaikan
 Anggota Tim saling menuduh bahwa mereka tidak memahami
masalah yang sebenarnya,Anggota Tim selalu beroperasi dan
menolak untuk berkompromi dan
 anggota Tim saling menyerang secara langsung pada pribadinya.

(Sukses Melalui Kerjasama Tim, Richart Chang, PT Pustaka


Binaman Pressindo), Hal. 30.
Konflik akan tambah merebak apabila:
Tindakan bermusuhan;
 Anggota Tim memasuki permainan menang kalah;
 Mereka lebih senang memenangkan kemenangan pribadi
daripada memecahkan masalah.
Memegang posisinya dengan kuat;
Anggota Tim tidak melihat perlunya mencapai tujuan yang
menguntungkan,
mereka
memegang
teguh
posisinya,
mempersempit komunikasi dan membatasi keterlibatannya satu
sama lain.
Keterlibatan emosional
Anggota Tim mempertahankan posisinya secara emosional.

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

33

Tidak setiap orang merespon terhadap konflik dengan cara yang


sama, respon tersebut antara lain (1) konfrontasi agresif, (2)
melakukan manuver negatif, (3) penundaan terus menerus serta (4)
bertempur secara pasif. Namun ada pula anggota Tim merespon dari
segi positif. Apabila hal ini yang terjadi maka pemecahan konflik
mengarah ke hal yang positif. Respon tersebut adalah mengarahkan
energi secara sehat dan langsung untuk memecahkan masalah atau
tidak ada reaksi secara emosional, melakukan upaya dan
menanggapinya dengan cara rasional. Respon yang tepat ini akan
memperkuat Tim kerja dan melancarkan jalan untuk mengatasi
konflik.
Untuk itu maka perlu melihat konflik tidak selalu mengandung
resiko, tetapi juga merupakan kesempatan-kesempatan yang bersifat
petualangan, tantangan, kegembiraan dan kesempatan-kesempatan.
Menurut Bolton dalam bukunya Manajemen konflik sumber-sumber
konflik adalah sebagai berikut:
1. Menghalangi pencapaian sasaran perorangan;
2. Kehilangan status;
3. Kehilangan otonomi atau kekuasaan;
4. Kehilangan Sumber-sumber;
5. Merasa diperlakukan tidak adil;
6. Mengancam nilai dan norma;
7. Perbedaan persepsi dan lain sebagainya

34

Membangun Kerjasama Tim

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

35

B. Langkah-Langkah Penyelesaian Konflik


Tim dinamis konflik tidak dibiarkan berlarut-larut tetapi
diselesaikan secara terbuka. Adapun beberapa langkah dalam
penyelesaian konflik tersebut secara skematis menurut Richard
Y. Chang adalah sebagai berikut:

Langkah 1: Mengakui adanya konflik.


Langkah ini merupakan langkah awal untuk penyelesaian konflik,
tanpa anda mengakui adanya suatu konflik maka masalah tidak akan
terpecahkan. Tim yang dinamis akan membahas konflik secara dini
sehingga tidak merupakan penghalang bagi keberhasilan suatu Tim
yang dinamis. Kearifan dari semua pihak sangat diperlukan dalam hal
ini. Bacalah dan analisa dialog antara pimpinan Tim dan anggota Tim
berikut ini:
Irawan adalah pimpinan bagian penjualan, akhir-akhir ini target penjualan
menurun dengan tajam. Beliau mengumpulkan seluruh anggota Tim untuk
membahas masalah tersebut. Beliau memberikan kesempatan anggota Tim untuk
mengemukakan ide-idenya. Santi dengan suara lantang dan penuh emosi
mengatakan bahwa Adilah penyebab seluruh penurunan target penjualan
tersebut, karena dalam promosinya kurang menggigit. Santi mendapat dukungan
dari dua anggota Tim yang lain. Namun Santo salah satu anggota Tim yang lain
mengatakan bahwa kesalahan ini tidak bisa dilimpahkan pada Adi saja karena
banyak variable yang mempengaruhi terhadap penurunan target tersebut antara
lain adanya krismon, mutu produk, pesaing dan lain sebagainya. Adi menahan
emosi atas semua itu. Dengan penuh emosi Santi meningalkan ruang pertemuan
tersebut diikuti oleh beberapa anggota Tim yang lain.

(Sukses Melalui Kerjasama Tim, Richart Chang, PT Pustaka


Binaman Pressindo), Hal. 30.
Dari kasus di atas adakah konflik yang terjadi? Konflik apa yang
dapat Saudara identifikasi?

(Sumber: Sukses melalui kerjasama Tim, Richard Y. Chang, PT


Pustaka Binaman Pressindo, halaman 35).

Langkah 2: Mengidentifikasi konflik secara sebenarnya.


Langkah ini dalam kegiatan penelitian sering disebut dengan
identifikasi masalah. Kegiatan ini sangat diperlukan dan memerlukan
keahlian khusus. Mengapa demikian? Konflik dapat muncul dari akar
masalah, tetapi juga karena masalah emosi. Kasus di atas setelah

36

Membangun Kerjasama Tim

diidentifikasi ternyata lebih banyak dipengaruhi oleh dendam pribadi


antara kelompok Santi dengan Adi, karena akhir-akhir ini Adi dan
teman-temannya sering mendapat penghargaan pimpinan atas
prestasinya. Oleh karena itu perlu memilah antara masalah inti
dengan masalah emosional. Masalah inti adalah masalah yang
mendasari suatu konflik (misalnya ketidak sepakatan adanya tugas)
sedangkan isu emosional merupakan masalah yang akan memperumit
masalah tersebut. Misalnya salah satu anggota Tim mendapat tugas
yang sangat penting (masalah inti), orang lain merasa tersinggung
(masalah emosional). Untuk hal ini maka hendaknya Saudara
mengatasi masalah yang inti terlebih dahulu. Setelah langkah ini
terselesaikan maka langkah selanjutnya adalah:
Langkah 3: Dengar semua pendapat.
Lakukan kegiatan sumbang saran. Libatkan mereka yang terlibat
konflik untuk megungkapkan pendapatnya, hindarilah pendapat
benar dan salah. Bahas juga mengenai dampak konflik terhadap Tim
serta kinerja Tim. Fokuskan pembicaraan pada fakta dan perilaku
bukan pada perasaan atau unsur pribadi. Hindari mencari-cari
kesalahan orang lain, tetapi temukan mana yang terbaik jika
dipandang dari sisi positif.
Langkah 4: Bersama-sama mencari cara untuk menyelesaikan
konflik.
Dalam kegiatan ini diskusi terbuka sangat diharapkan. Karena
dengan diskusi terbuka bisa memperluas informasi dan alternatif
serta bisa mengarahkan pada rasa percaya dan hubungan yang sehat
diantara yang terlibat. Dalam Tim yang efektif tidak seluruh anggota

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

37

kelompok menyukai satu sama lain, tetapi yang utama adalah mampu
bekerja sama secara efektif.
Langkah 5:
Mendapatkan kesepakatan dan tanggung-jawab
untuk menemukan solusi.
Memaksakan kesepakatan akan berakibat fatal. Oleh karena itu
doronglah mereka untuk bekerjasama memecahkan permasalahan
secara jitu. Buatlah semua anggota Tim senang terhadap solusi yang
dihasilkan. Oleh karena itu solusi harus diusahakan secara bersamasama. Salah satu cara yang disarankan agar orang lain mau menerima
saran yang diajukan adalah memposisikan dirinya pada peran orang
lain, masing-masing anggota Tim mempresentasikan pandangan
orang lain.
Langkah 6: Menjadwal sesi tindak lanjut untuk mengkaji solusi.
Pemberian tanggung jawab untuk melaksanakan komitmen sangat
dihargai oleh anggota Tim. Mengkaji resolusi sangat diperlukan
untuk mengetahui tingkat keefektifan resolusi yang telah diberikan.

C. Gaya Tanggapan Konflik


Konflik apabila dihindari maka akan berdampak terhadap keefektifan
suatu Tim sehingga produktivitas Tim akan menurun. Sebaliknya
konflik akan menjadi sehat apabila pihak-pihak yang terlibat mau
menjajaki ide-ide baru, menguji posisi dan keyakinan mereka serta
memperluas wawasan emajinasi mereka. Konflik yang ditangani
secara konstruktif akan merangsang anggota Tim lebih kreatif
sehingga akan memperoleh hasil yang terbaik.

Membangun Kerjasama Tim

38

Oleh karena itu setiap anggota Tim dalam menghadapi suatu konflik
menurut Robert B. Maddux dalam bukunya Team Building
mengklasifikasikan ke dalam 5 (lima) gaya tanggapan seperti yang
tertuang dalam gaya tanggapan sebagai berikut: (buka hal.57, Tim
Building).
Sebelum membahas lebih lanjut tentang gaya tanggapan tersebut
silahkan saudara mengisi lembar kerja 5 (lima). Tandailah jawaban
saudara dan bandingkan dengan uraian berikut ini.
GAYA
Menghindar

CIRI PERILAKU
Tidak
mau
berkonfrontasi.
Mengabaikan atau melewatkan
pokok permasalahan. Menyangkal
bahwa hal tersebut merupakan
masalah.

Mengakomodasi

Bersikap menyetujui, tidak agresif.


Kooperatif
bahkan
dengan
mengorbankan keinginan pribadi.

Menang/Kalah

Konfrontatif,
menuntut
dan
agresif. Harus menang dengan cara
apapun.

Kompromi

Mementingkan
penca
paian
sasaran utama semua pihak serta
memelihara
hubungan
baik.
Agresif namun kooperatif.

Penyelesaan
masalah (Kolaborasi
win-win)

Kebutuhan kedua belah pihak


adalah
sah
dan
penting.
Penghargaan yang tinggi terhadap
sikap saling mendukung. Tegas
dan kooperatif.

ALASAN PENYESUAIAN
Perbedaan yang ada terlalu
kecil atau terlalu besar untuk
diselesaikan.
Usaha
penyelesaian
mungkin
mengakibatkan
rusaknya
hubungan atau menciptakan
masalah yang lebih kompleks.
Tidak sepadan jika mengambil
resiko yang akan merusak
hubungan dan menimbulkan
ketidakselarasan
secara
keseluruhan.
Yang kuat menang. Harus
membuktikan
superioritas.
Paling benar secara etis dan
profesi.
Tidak ada ide perorangan yang
sempurna. Seharusnya ada
lebih dari satu cara yang baik
dalam melakukan sesuatu.
Anda harus berkorban untuk
dapat menerima.
Ketika
pihak-pihak
yang
terlibat mau membicarakan
secara
tebuka
pokok
permasalahan, solusi yang
saling menguntungkan dapat
ditemukan tanpa satu pihak
pun dirugikan.

Sumber: Robert. B. Maddux, Team Building, halaman 56).

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

39

Bagaimana cara anda menyelesaikan konflik secara win-win


solutions. Tentu saja dengan menggunakan gaya tanggapan
penyelesaian masalah atau kolaborasi.

D. Latihan
Sebelum Saudara melanjutkan membaca pokok bahasan III
hendaknya Saudara menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh
Widyaiswara tentang pikiran dan perasaan dalam menghadapi
konflik. Untuk analisanya Saudara akan dipandu oleh Widyaiswara.
Dari hasil analisa inilah kita akan megetahui kecenderungan setiap
individu dalam menghadapi suatu konflik.
Lengkapi pertanyaan berikut:
1. Apabila saya mendengar kata Konflik, maka saya berpikir:
a.
b.
c.
d.
e.
2.

Apabila saya mendengar kata Konflik, maka saya merasa:


a.
b.
c.

E. Rangkuman
Konflik terjadi pada setiap individu dan sulit dihindarkan.
Penanganan konflik secara dini akan membantu Tim dalam

40

Membangun Kerjasama Tim

meningkatkan kinerjanya. Konflik selalu melibatkan dua orang atau


lebih yang terjadi apabila salah satu pihak merasa kepentingannya
dihalang-halangi atau akan dihalang-halangi. Sumber-sumber konflik
antara lain adalah (1) Menghalang-halangi sasaran perorangan, (2)
Kehilangan status, (3) Perbedaan sudut pandang, (4) Kehilangan
otonomi atau kekuasaan, (5) Kehilangan sumber-sumber apalagi
sumber yang langka, (6) Ketidakadilan, (7) mengancam nilai-nilai
dan lain sebagainya. Konflik yang Timbul tidak bisa dihindari
karena:

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

41

F. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan secara lisan dengan dilakukan tanya jawab
dengan mengacu pada hal-hal sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan konflik?
2. Hal-hal apakah yang menjadi sumber konflik?
3. Apakah yang dimaksud dengan gaya tanggapan konflik?
4. Bagaimanakah langkah-langkah penyelesaian konflik ?

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

BAB VI
PENUTUP
A. Evaluasi
Dalam organisasi modern sangat dikenal adanya cara kerja secara
Tim. Apakah perbedaan antara Tim dengan Kelompok?
Kelompok adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang satu
sama lain interaksi dalam mencapai tujuan bersama. Sedangkan
yang dimaksud dengan Tim adalah kumpulan orang-orang yang
tergabung dalam suatu kelompok yang memiliki tujuan yang
sama, anggotanya saling tergantung antara yang satu dengan
yang lain, dan bekerja dalam suasana saling percaya, saling
memotivasi dan apabila terdapat permasalahan diselesaikan
secara terbuka dengan pendekatan win-win solutions.

43

Dengan adanya keuntungan bekerja dalam Tim tersebut individu


akan semakin sadar untuk bergabung ke dalam suatu Tim kerja
yang dinamis. Dengan demikian akan terhindar dari konflik
Karena pada dasarnya konflik adalah: Konflik selalu melibatkan
dua orang atau lebih (perorangan atau kelompok) yang terjadi
apabila salah satu pihak merasa kepentingannya dihalanghalangi atau akan dihalang-halangi. Untuk itu maka diperlukan
langkah-langkah untuk mengelola konflik secara efektif agar
kerjasama kelompok akan efektif.

B. Tindak Lanjut Pengembangan

Manfaat kerjasama dalam Tim adalah:


Tujuan dan sasaran individu dan Tim akan tercapai secara
maksimal;
Tercipta rasa saling menghargai satu sama lain dan apabila
terjadi perbedaan-perbedaan diselesaikan secara terbuka
dengan prinsip win-win solution;
Masing-masing anggota mau berbagi;
Bebas mengemukakan ide dan gagasannya secara kreatif;
Pembagian tugas secara musyawarah dengan asas
profesionalisme;
Terhindar dari stress karena masing-masing pihak bebas
mengutarakan pendapatnya.

42

Untuk memperdalam pengertian Saudara tentang materi


dimaksud hendaknya mampu menerapkan dalam kerjasama Tim
yang efektif. Sebagai bahan pengayaan silahkan membaca
literatur seperti yang tertuang dalam daftar pustaka.

DAFTAR PUSTAKA
Dendy Sugono, Berbahasa Indonesia Dengan Benar, Edisi Revisi, PT
Puspa Swara, Jakarta, 1999.
Jane Ballback dan Jan Slater, Membuka Potensi Karier, Seri
Pengembangan Diri, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta,
1999.
John Davis, Dkk, Successful Team Building, Alih Bahasa Kristiadi,
PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1997.
Juni Pranoto dan Wahyu Suprapti, Pengembangan Potensi Diri,
Modul SPAMA, Lembaga Administrasi Negara, 2000.
Management Action Guides, Mencapai kerjasama melalui Kerja
sama Tim, dialih bahasakan oleh Wandi S. Brata dan Pius M.
Sumaktoyo, PT.Gramedia, Jakarta,1995.
Modul Leadershiep Laboratory, Bahan Ajar Diklat SPAMA,
Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Richard Y. Chang, Membangun Tim yang Dinamis, Seri Panduan
Praktis No: 8, PT. Gramedia, Jakarta, 1999.
Richard Y. Chang, Sukses melalui Kerja Sama TIM, Seri Panduan
Praktis, PT. Pustaka Binaman Presindo, PT. Gramedia, Jakarta,
1999.
Robert B. Maddux, Team Building, Terampil Membangun Tim
Handal, Edisi ke dua, Dialih Bahasakan oleh Kristiyabudi P.
Hananto, S.Psi.,M.M., PT. Erlangga, Surabaya, 2001.

PANDUAN FASILITATOR
DIKLAT PRAJABATAN
GOLONGAN I dan II
Mata Diklat

Membangun
Building)

Tim Penulis

Prof. Dr. Juni Pranoto M.Pd dan Dra Hj


Wahyu Suprapti, MM

Waktu sessi

( 9 Jam Pelajaran )

Diskripsi Singkat Modul

Mata Diklat Membangun Kerjasama Tim


ini dimaksudkan untuk meningkat kan

TIM

(Team

pengetahuan, keterampilan dan sikap


CPNS mengenahi strategi kerja sama
dalam kelompok, kerjasama dalam
membangun tim yang sinergis dan
pemecahan masalah secara win-win
solutions. Hal-hal yang dibahas meliputi
Strategi kerjasama dalam kelompok,
Kerjasama dalam membangun tim yang
sinergis serta pemecahan masalah secara
Win-win solutions.
Tujuan
Pembelajaran
Umum (TPU)

Setelah selesai pembelajaran peserta


diharapkan mampu bekerjasama di dalam
kelompok secara efektif dan efisien.

Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK), Pokok Bahasan, metode, media dan


Waktu:

Wahyu Suprati, Membangun Kerjasama Tim, modul Prajabatan


Golongan III, LAN, Jakarta, 2001.
45
44

Kerjasama

Membangun Kerjasama Tim

46
Tujuan
Pembelajaran
Khusus (TPK)
Setelah mengikuti
mata Diklat ini
peserta dapat:
1. Mendemonstrasi
kan Strategi
kerjasama dalam
kelompok

2. Menerapkan
kerjasama dalam
membangun Tim
sesuai dengan
kaidah-kaidah
membangun tim
yang dinamis.

3. Menyelesaikan
masalah dengan
menggunakan
pendekatan winwin solutions.

Metode

Curah
pendapat,
Ceramah.
Tanya jawab,
diskusi
kelompok.

Kerja
Individual,
ceramah
singkat,
diskusi, tanya
jawab

Kerja
Individual,
ceramah
singkat,
diskusi, tanya
jawab

Pokok Bahasan/Sub Pokok


Bahasan

Strategi Kerjasama dlm


Kelompok:
 Pengertian & maksud
pembentukan
kelompok
 Tahapan Pembentukan
Kelompok
 Hakekat dan ciri
Organisasi sebagai
Tim
 Manfaat membangun
Tim yang efektif.
Kerjasama dalam mem
bangun Tim Dinamis:
 Pengertian & unsur
Tim dinamis
 Tahapan Pertumbuhan
Tim
 Tahapan Perkem
bangan Tim
 Membangun rasa
kebersamaan Tim
 Membangun
Kebanggaan Tim
Pemecahan Masalah Secara
Win-win Solutions:
 Pengertian & respon
terhadap konflik.
 Langkah-langkah
penyelesaian konflik.
 Pengisian instrumen
Gaya tanggapan
konflik.
 Ceramah gaya
tanggapan konflik

Media







OHT/OHP
LCD
Skenario
Kasus
Flip chart,
Marker dan
lakban.

 Lembar
kerja 2 (self
assesment
 Tugas
diskusi
(kasus)
 Lembar
pengamat.
 OHP/OHT
 LCD
 Flip Chart
dan marker
 White board
 Lembar
kerja 2 (self
assesment
 Tugas
diskusi
(kasus)
 Lembar
pengamat
 OHP/OHT
 LCD
 Flip Chart
dan marker
 White Board

Estimasi
Waktu

3 Jampel

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

47

1. Media Pembelajaran yang disediakan/direkomendasikan:


a. Lembar kerja (self assesment);
b. Tugas diskusi (kasus);
c. Lembar pengamat;
d. OHP/OHT;
e. LCD;
f. Flip Chart dan marker;
g. White board dan marker;
h. Lakban/selotip;
i. Copy OHT.

3 Jampel

2. Tahapan Pembelajaran:

3 Jampel

TAHAPAN KEGIATAN PBM

METODE

BAHAN DAN
MEDIA

KET.

Ceramah, tanya
jawab,
kerja
individual

Instrumen
Ice
Breaking, LCD,
OHT dan OHP

Lihat lampiran

Pendahuluan:
1. Perkenalan (30 menit)
2. Ice Breaking (dapat memilih salah
satu alternatif yang ditulis dalam
lampiran 1)
3. Menjelaskan Tujuan pembelajaran
Umum dan Khusus.
4. Menjelaskan manfaat mempelajari
modul Membangun Kerja sama
Tim dan mengkaitkan dengan tugas
sebagai seorang Calon Pegawai
Negeri Sipil.

Membangun Kerjasama Tim

48
Penyajian Esensi Modul:
1. Strategi Kerjasama dalam
kelompok:
a. Menjelaskan Tujuan
pembelajaran Khusus.
b. Meminta mendiskusikan
dengan teman disampingnya
pengertian kelompok dan
mengapa kelompok
diperlukan?
c. Menampung jawaban peserta,
dan menuliskan di White
board.
d. Menjelaskan pengertian &
manfaat pembentukan
kelompok.
e. Membagi kelompok dan
Peran.
f. Membagikan kasus yang akan
dibahas (kasus disesuaikan
dengan kondisi yang sedang
hangat: misi pemilihan
presiden, korupsi, penerimaan
pegawai, pengangguran, dsb).
g. Mempresentasikan hasil
kelompok.
h. Memberikan kesempatan
pengamat menyampaikan
hasil.
i. Mengkaitkan dengan teori
perbedaan kelompok dan tim
serta tahapan pembentukan
kelompok.
j. Menjelaskan hakekat dan ciri
organisasi sebagai tim dan
manfaat membangun tim
yang efektif.
2. Menerapkan Kerjasama dalam
membangun Tim Dinamis:
a.
Memberi penugasan kepada
masing-masing pasangan
untuk mendiskusikan
tentang unsur-unsur tim
dinamis.
b. Mengamati peserta
berdiskusi.
c.
Memberikan kesempatan

Ceramah
BUZZ Group

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

OHT& OHP
LCD, White Board
dan marker.

3.

Diskusi
Kelompok,
Ceramah singkat

BUZZ Group,
Tanya jawab,
ceramah

Kasus, lembar
pengamatan
(lampiran 2 modul)
OHT dan OHP
LCD
White Board dan
marker.

Pertanyaan
penugasan,
OHT dan OHP
LCD
White Board dan
marker.

pada masing-masing
pasangan untuk
mengemukakan hasilnya.
d. Menjelaskan dengan
memberikan contoh-contoh
tentang tim yang dinamis.
e.
Widyaiswara menekankan
perlunya pengambilan
keputusan secara win-sin
solutions dalam mengatasi
konflik.
Pemecahan Masalah secara Winwin solution:
a.
Memberikan ilustrasi
pendek tentang perilaku
manusia dan tidak ada
seorangpun yang memiliki
perilaku yang sama.
Perbedaan tersebut
menyebab kan konflik;
b. Membagi peserta dalam lima
kelompok dan
mendiskusikan jawaban
pribadinya.
c.
Presentasi peserta Diklat dan
tanggapan peserta.
d. Menyimpulkan dan
menjelaskan teori tentang
hakekat konflik serta
sumber-sumber konflik serta
sebab-sebab konflik.
e.
Membagikan lembar kerja 2
(dua) menjelaskan dan
memberikan penugasan.
f.
Memberikan kesempatan
pada peserta untuk
menjawab secara jujur.
g. Menjelaskan cara
menganalisis.
h. Menjelaskan arti masingmasing gaya dan
bagaimanakah
penerapannya.

Penutup:
1. Memberikan tanyajawab mengacu
pada Tujuan Pembelajaran Umum.

49

Diskusi
kelompok,
Ceramah, Tanya
jawab

Lembar
pengamatan, OHT
dan OHP, LCD
White Board dan
marker.

Ceramah, tanya
jawab, kerja
individual, diskusi
kelompok,
presentasi.

Lembar kerja 4
(empat), Flip chart,
Marker, OHT/OHP
dan LCD.

Kerja Individual,
ceramah, tanya
jawab.

Lembar kerja 5
(lima), Lembar
analisis, OHT/ OHP,
LCD, White Board
dan marker.

50

Membangun Kerjasama Tim

Merangkum seluruh materi.


Memberikan kesempatan pada
peserta untuk menanyakan apabila
ada kata-kata yang kurang jelas.
4. Mengkaitkan dengan materi yang
akan diberikan selanjutnya.
5. Memberikan himbauan untuk
mengaplikasikannya.
6. Ucapan terimakasih dan mohon
maaf.
Tanya Jawab: dilakukan dalam setiap
tahap, baik tahap pendahuluan, penyajian
maupun penutup.

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

2.
3.

3. Mekanisme dan Bahan Evaluasi Pembelajaran:


a. Bagikan lembar kertas HVS.
b. Berikan penugasan: Tuliskan hal-hal apakah yang sudah
saudara bahas pada materi membangun kerjasama tim.
c. Beri waktu 5 menit.
d. Meminta peserta untuk mengungkapkan satu persatu,
jawaban yang sudah sama tidak usah ditulis di papan tulis.
e. Ajak peserta untuk melihat jawaban seluruh peserta,
tanyakan apakah masih ada yang belum tertuliskan.
f. Ajak peserta untuk menyimpulkan dan berikan penghargaan
pada peserta yang telah berpartisipasi dalam kegiatan.
4. Daftar Referensi/Pustaka:
a. Gary Kroehnert, 102 Extra Training Games, McCraw-Hill
Book Company Australia Pty, Limitet, 4 Barcoo street,
Roseville NSW 2069, Australia.
b. Jane Ballback dan Jan Slater, Membuka Potensi Karier, Seri

c.
d.

e.

f.

51

Pengembangan diri, PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta,


1990.
Jhon Davis, Dkk, Succesful team Building, Alih bahasa
Kristadi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, l997.
Management Action Guides, Mencapai Kerjasama melalui
Kerjasama Tim, dialih bahasakan oleh Wandi S. Brata dan
Pius M. Sumakto, PT Gramedia ,Jakarta,1995.
Robert B. Maddux, Team Building, Terampil Membangun
Kerjasama Tim Handal, Edisi ke dua, PT Airlangga, Surabaya,
2001.
Wahyu Suprapti, Aneka Games Pengembangan Potensi
Individu, Modul Pengembangan Individu, Jakarta, 2003

Membangun Kerjasama Tim

52

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

Optimalisasi Kinerja Perusahaan X


Oleh: Wahyu Suprapti
A. Profile Organisasi
Perusahaan X bergerak dalam bidang Transportasi Darat, dengan
jumlah armada sebanyak 500 armada. Visi Perusahaan
Menjadikan armada Transportasi darat yang ramah lingkungan
dengan Pelayanan Prima di Wilayah Jabotabek. Perusahaan ini
telah beroperasi selama 4 tahun. Angkutan ini menjadi andalan
bagi warga Jabotabek. Jumlah pengemudi sebanyak 500 orang.
Perusahaan ini dipimpin oleh seorang direktur utama dengan
dibantu oleh 3 orang direktur yakni direktur operasional, direktur
keuangan dan direktur pemasaran serta seorang Manajer
Sumberdaya Manusia. Jumlah Karyawan sebanyak 600 orang
dengan latar belakang yang berbeda-beda.

2.

3.

B. Identifikasi dan Analisis Masalah


1. Sistem seleksi, training dan pengembangan belum
dilaksanakan secara optimal, misalnya:
a. Seluruh direktur belum berpengalaman dalam bidang
transportasi, latar belakang pendidikan adalah
manajemen. Rekruitment Direktur belum mengacu pada
standard kompetensi.
b. Rekruitmen pengemudi belum memperhatikan standar
kompetensi pengemudi, akibatnya banyak komplain dari

4.

5.

53

pelanggan.
c. 80 orang personil belum berpengalaman dalam bidang
transportasi, latar belakang pendidikan tidak sesuai
dengan deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan
yang dibutuhkan.
d. Pelatihan yang sudah dilakukan Team Building dan
Pelayanan Prima, namun dalam merancang program
pelatihan belum mengacu pada Visi, Misi dan tujuan
organisasi serta belum dilakukannya analisis kebutuhan
pelatihan sebelumnya.
Belum adanya job deskripsi yang jelas bagi masing-masing
personil. Dampaknya adalah masih belum jelasnya tugas dan
wewenang masing-masing personil, sehingga dijumpai
konflik-konflik internal dan eksternal.
Belum adanya persamaan persepsi antara tenaga kerja yang
masih potensial dengan tenaga kerja angkatan tua (56 tahun
ke atas yang menduduki posisi direktur). Visi dan misi belum
dijabarkan dalam program kerja operasional.
Sistem Reward belum diterapkan secara optimal, hanya
mengandalkan sistem gaji dan transportasi. Sedangkan untuk
level Top Manager dan level Middle Manager ada
kompensasi bonus apabila perusahaan mengalami
keuntungan di atas 50%.
Information systems belum berjalan secara maksimal,
misalnya:
a. Belum dioperasionalkan sistem radio panggil secara

Membangun Kerjasama Tim

54

optimal sehingga pelanggan sering komplain dan order


menurun, petugas yang menerima order belum
menerapkan palayanan prima.
b. Visi dan misi perusahaan belum disosialisasikan kepada
segenap personil dalam perusahaan.
c. Feedback dari pelanggan, baik pelanggan internal maupun
eksternal belum disampaikan kepada personil yang
terlibat.
d. Rapat-rapat rutin sebagai media menyampaikan informasi
dan pembinaan belum dilaksanakan secara optimal.

C. Alternatif Pemecahan Masalah


1. Membuat Perencanaan Strategis Perusahaan Perencanaan
strategis dilaksanakan oleh para manajer, baik top manager,
middle manager serta lower manager, serta melibatkan
karyawan potensial. Perencanaan strategis ini mulai dari
perencanaan jangka panjang, menengah maupun jangka
pendek. Misi dan visi yang sudah ada perlu dijabarkan ke
dalam rencana operasional. Teknik yang digunakan adalah
analisis SWOT (Strength,Weakness, Opportunity dan Treath).
Hasil perencanaan strategis adalah merumuskan visi dan misi
perusahaan, membuat rencana strategis dan rencana
operasionalnya. Visi dan misi ini harus dikomunikasikan
kepada seluruh personil, baik level top manager, middle
manager maupun lower manager serta staf serta para
pengemudi.

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

55

2. Membuat Analisis Pekerjaan dan menentukan kompetensi yang


diharapkan untuk menduduki pekerjaan tersebut.
a. Analisis Pekerjaan adalah prosedur untuk menentukan
tanggung jawab dan persyaratan keterampilan dari sebuah
pekerjaan dan jenis orang yang harus dipekerjakan yang harus
dipekerjakan untuk pekerjaan tersebut. Analisis pekerjaan
memberikan informasi yang digunakan untuk membuat
deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan, sehingga dapat
menentukan karakteristik yang tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk pelaksanakan aktivitas pekerjaan tersebut. Berikut ini
disajikan kompetensi yang harus dimiliki oleh para Manager
sebagai berikut:

Membangun Kerjasama Tim

56

LEVEL MANAJER
Direktur Utama

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

KOMPETENSI IDEAL
Thinking Factor: Analisa, fleksibilitas, berpikir
kreatif dan inovatif serta mampu membuat
keputusan.
Leadership factor: Perencanaan, sharing
responsibity, change leadership.
Business factor: Enterpreneur spirit, Customer

Direktur Pemasaran

and Marker Fokus.


Communication factor.

Thinking Factor: Analisa, berpikir kreatif dan


inovatif serta mampu membuat keputusan

Thinking Factor: Analisa, fleksibilitas, berfikir


kreatif dan inovatif serta mampu membuat
keputusan.
Survei pasar.
Leadership factor: Perencanaan, sharing
responsibity, change leadership.
Business factor: Enterpreneur spirit,Customer
and Marker Fokus.
Communication factor.
Motivation factor; information seeking, result
seeking

Motivation factor; information seeking, result


seeking.
Direktur Operasional

57

Keuangan

Tehnical Skill
Business factor: Enterpreneur spirit, Customer
and Market Fokus

Thinking Factor: Analisa, tegas, sitimatis dan


mampu membuat keputusan
Mampu membuat laporan keuangan
Leadership factor: Perencanaan, sharing
responsibity, change leadership
Communication factor.

Communication factor.
Motivation factor; information seeking, result

Motivation factor; information seeking, result


seeking

Leadership factor: Perencanaan operasional,


change leadership.

seeking.

Manager HRM

Thinking

Factor:

Analisa,

logis,

analitis

fleksibilitas, berfikir kreatif dan inovatif serta


mampu membuat keputusan
Leadership factor: Perencanaan, sharing
responsibity, change leadership
Business factor: Enterpreneur spirit,Customer
and Marker Fokus
Communication factor.
Motivation factor; information seeking, result
seeking, guiding counselling
Manajemen Sumber Daya Manusia

58

Membangun Kerjasama Tim

b. Sedangkan untuk para driver diharapkan memiliki kompetensi


dalam tehnical skill, communications skill dan pelayanan
prima.

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

59

dimulai dengan melaksanakan identifikasi kebutuhan Training dan


Pengembangannya.
Menentukan
Tujuan
Training
dan
pengembangan, merencanakan program training, melaksanakan
program training dan evaluasi serta tindak lanjut. Demikian juga
dalam program juga pengembangan agar dapa mencapai visi
dan misi organisasi. Pelatihan dapat berupa magang, on the job
training maupun off the job training. Hal ini disesuaikan dengan
hasil analisis kebutuhan pelatihan. Sedangkan pengembangan
pegawai dapat dilakukan dengan mengikutkan program S2 sesuai
dengan bidang pekerjaan sehari-hari.

3. Perekrutan dan Penempatan


a. Rekruitment pegawai benar-benar sesuai dengan kebutuhan
organisasi, dengan mengacu pada man ower planning.
b. Perekrutan Pegawai.
Berdasarkan hasil analisis pekerjaan dilaksanakan proses
merencanakan pekerjaan/personil yakni proses penentuan
posisi apa yang harus diisi dalam perusahaan dan bagaimana
mengisinya. Langkah selanjutnya adalah rekruitment
pegawai. Rekruitment ini dapat berasal dari dalam organisasi
maupun diambil dari luar dengan mengacu pada deskripsi
pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan yang ada.
c. Penempatan dan penataan ulang. Berdasarkan hasil
rekruitment pegawai dilaksanakan penempatan/penataan
ulang pegawai. Untuk kasus di atas perlu dilakukan penataan
ulang melalui perencanaan penggantian. Dalam penataan
personil memperhatikan deskripsi pekerjaan dan spesiikasi
pekerjaan serta kemampuan personil yang ada. Perlu juga
dilaksanakan pelatihan-pelatihan dan pengembangan.

7. Penerapan learning organization secara maksimal dengan


controlling dan system reward yang jelas.

4. Pelatihan dan Pengembangan.


Pelatihan dan pengembangan personil dalam perusahaan ini

8. Membuat job diskripsi yang jelas.


Dari hasil analisis pekerjaan juga dapat dibuatkan job diskripsi

merupakan solusi yang tidak bisa ditawar lagi. Kegiatan ini

yang jelas di antara personil yang berada dalam organisasi. Hal ini

5. Sistem Reward: Selain gaji dan transportasi perlu diberikan bonus


bagi pengemudi yang mencapai standart yang telah ditentukan.
Sistem bonus ini berdasarkan presentasi.
6. Informations system: Dilakukan rapat rutin untuk menyampaikan
perkembangan perusahaan, system feedback ditegakkan serta
penggunaan radio panggil diaktifkan, promusi lewat media
elektronik dan media cetak perlu ditegakkan.

Membangun Kerjasama Tim

60

akan meminimalisasi konflik diantara karyawan. Di samping itu


juga perlu dibangun komitmen yang jelas di antara personil yang
berada dalam organisasi itu.

D. Referensi:
1. Gary Dessler, Human Resource Management, Prentice-Hall, Inc,
Florida International University, 2003.
2. Raymond A Noe, at all, Fundamentals of Human Resource
Management, MC Craw Hill, New York, 2004.

You might also like