Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
dr. Warih Andan Puspitosari, MSc, SpKJ
Lama kuliah : 1 jam pertemuan
Learning Objectif :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang aspek psikologi dalam kehamilan
2. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang factor-faktor yang mempengaruhi kondisi
psikologis dalam kehamilan dan persalinan
PSIKOLOGI KEHAMILAN
pemenuhan
kehidupan.
Psikologi ayah juga sangat dipengaruhi oleh kehamilan. Datangnya masa menjadi
orang tua memerlukan suatu sintesis masalah perkembangan tertentu seperti peran jenis
kelamin dan identitasnya, seksualitas, generativitas. Fantasi kehamilan pada seorang lakilaki dan mengharapkan kelahiran seorang anak laki-laki adalah identifikasi awal dengan
ibu dan harapan untuk menjadi kuat dan kreatif seperti yang ia rasakan seharusnya.
Bagi beberapa laki-laki, membuat seorang wanita menjadi hamil adalah bukti dari
potensinya, suatu dinamika yang memainkan peranan besar dalam menjadi ayah pada
masa remaja. Pada umumnya, psikodinamika kehamilan adalah didasarkan pada riwayat
perkembangan seseorang. Hal ini merupakan suatu peristiwa yang juga mempunyai
pengertian psikodinamika untuk orang yang berhubungan dengan wanita hamil, termasuk
orang tua, kakek-nenek, dan keluarga jauh, dan teman-teman.
Didalam kondisi yang ideal keinginan untuk menjadi orang tua dan mempunyai
anak harus merupakan suatu keputusan yang disetujui kedua pasangan untuk memenuhi
kebutuhan generatif untuk realisasi diri yang kreatif. Tetapi, kadang-kadang menjadi
orang tua, dirasionalisasi (dijadikan alasan) sebagai suatu cara untuk mencapai keintiman
dalam suatu konflik perkawinan atau untuk menghindari keharusan menghadapi masalah
lainnya dalam kehidupan.
Pada umumnya, perilaku terhadap wanita yang hamil mencerminkan berbagai
factor: inteligensia, temperamen, praktek kultural, dan cerita-cerita masyarakat dan
subkultur pada kedua orang tua yang akan mempunyai anak. Respon seorang laki-laki
yang menikah biasanya positif. Tetapi, bagi beberapa laki-laki reaksi adalah bervariasi
dari rasa kebanggaan yang salah tempat bahwa mereka mampu menyebabkan seorang
wanita menjadi hamil sampai rasa takut akan meningkatnya tanggung jawab dan
selanjutnya berhentinya hubungan. Anak kecil bereaksi terhadap kehamilan ibunya
dengan rasa ingin tahu tentang asal bayi, khususnya tentang di mana bayi akan keluar dan
bagaimana asalnya bayi berada dalam kandungan.
3. Pengalaman keguguran, bayi lahir mati, bayi lahir imatur, prematur, bayi lahir
cacat, pernah mengalami kondisi yang mengancam jiwa.
4. Adanya riwayat infertilitas disertai berbagai usaha sehingga berhasil hamil.
5. Pernah menderita penyakit jiwa.
Sesudah kehamilan mencapai puncaknya, pada tahap berikutnya terjadilah
persalinan dan kelahiran bayi. Kejadian yang normalnya kontinyu tersebut secara
keseluruhan merupakan kejadian fisiologis dalam kehidupan hampir setiap wanita.
Karakteristik pada fase kehamilan adalah timbulnya kecemasan dan kegelisahan yang
diikuti dengan timbulnya respons stres berupa peningkatan tekanan darah, spasme otot,
dan sebagainya. Sedangkan pada fase persalinan dan kelahiran bayi, karakteristiknya
berubah, disamping cemas dan gelisah yang intensitasnya jauh lebih berat dibanding pada
fase kehamilan, juga timbul nyeri yang intensitasnya makin lama makin berat seiring
dengan majunya proses persalinan. Dan akhirnya semua tanda dan gejala kecemasan dan
nyeri akan mencapai puncaknya pada saat bayi menjelang lahir, dan sesudah lahir semua
tanda dan gejala tersebut hilang.
Stres persalinan tidak hanya berakibat pada ibu, tetapi juga terhadap janin. Sebab
ibu yang mengalami stres, sinyalnya berjalan lewat aksis HPA (Hipotalamo-PituitariAdrenal) dapat menyebabkan lepasnya hormon stres antara lain ACTH, Kortisol,
Katekolamin, -Endorphin, GH, Prolaktin dan LH/FSH. Akibatnya terjadi vasokonstriksi
sistemik,
termasuk
diantaranya
konstriksi
vasa
utero
plasenta