Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Hematokolpos berasal dari kata Yunani Hemato dan colpos yang artinya darah
dan vagina. Hematokolpos adalah suatu gejala klinis yang di sebabkan karena kondisi
obstruksi pada aliran darah mestruasi pada vagina yang di karenankan oleh himen
imperforata.
Hematokolpos yaitu terdapatnya kumpulan darah menstruasi akibat kegagalan
pembentukan lubang pada himen ketika masa embrional. Dalam masa pembentukan alat-alat
kelamin dapat mengalami beberapa gangguan. Kegagalan dalam pertumbuhan dan
perkembangan alat kelamin pada umumnya dan kelamin wanita pada khususnya dapat
mengalami berbagai bentuk kelainan bawaan, di antaranya tidak terdapatnya bibir kemaluan
(bibir besar dan kecil menyatu), hymen (selaput dara) dan tidak sagama (vagina), septum
vagina melintang, liang senggama dupleks (ganda).
Pengobatan pada pasien dengan selaput dara tidak berlubang tidak di lakukan bila di
ketahui pada masa sebelum menstruasi. Kadang tidak di sadari oleh orang tua, anak
mengeluhkan tidak pernah menstruasi, padahal teman sebayanya sudah mengalami
menstruasi secara teratur. Keluhan yang di ungkapkan oleh wanita adalah tidak pernah
menstruasi umur 17-18 tahun, di sertai nyeri perut setiap bulan. Untuk mengatasi keadaan ini
dokter melakukan insisi (sayatan) silang sehingga darah yang tertimbun dapat keluar dengan
sendirinya.
BABII
PEMBAHASAN
2.1 Embriologi Sistem Reproduksi Wanita
Dalam perkembangan embrio, pada hari kedua puluh satu setelah konsepsi akan
terbentuk genital ridge yang berasal dari proliferasi intermediate mesoderm. Genital
ridge ini terbentang dari kranial ke kaudal dari embrio yang merupakan asal dari
seluruh alat genital, kecuali vulva,uretra dan vagina bagian bawah.
Pada minggu ke-5 dan ke-6, terbentuk saluran Muller (Muller duct) atau saluran
paramesonefros yang berjalan kanan kiri yang berasal dari but Coelomic epithelium.
Pada minggu ke-7 dan 8 sampai minggu ke-12 terjadi penggabungan (fusi) dari kedua
saluran Muller pada bagian distalnya, sedangkan pada bagian proksimal masih tetap
terpisah. Bagian distal setelah berfusi, kemudian akan terjadi rekanalisasi sehingga
terbentuklah vagina dan uterus. Sedangkan bagian proksimal saluran Muller yang tidak
mengadakan fusi akan membentuk tuba fallopii. Vagina bagian bawah atau distal
dibentuk dari sinus urogenitalis. Pada tingkat permulaan sekali, kloaca akan terbagi dua
menjadi hindgut dan sinus urogenitalis karena terbentuknya septum urorektal yang
berasal dari mesoderm yang tumbuh ke bawah.
Pada waktu saluran Muller berfusi, ujung distalnya bersentuhan dengan sinus
urogenitalis, sehingga terjadi suatu invaginasi dari sinus urogenitalis dan disebut
Mullerian Tubercle. Dari daerah ini terjadi proliferasi dari sinus urogenitalis sehingga
terbentuk bilateral sino-vaginal bulbs. Kanalisasi dari sino-vaginal bulbs ini akan
membentuk vagina bagian bawah. Proses ini berlangsung sampai minggu ke 21. Bagian
sino-vaginal bulb yang pecah tidak sempurna akan menjadi selaput hymenalis.
Sedangkan bagian sinus urogenitalis yang berada di atas tuberkel akan menyempit
membentuk uretra, dan vestibulum vulva di mana uretra dan vagina bermuara (terbuka).
Beberapa penelitian terakhir mengatakan bahwa saluran vagina sebenarnya sudah
terbuka dan berhubungan pada uterus dan tuba bahkan pada kehidupan embrional awal.
Sebagian besar peneliti menyatakan bahwa vagina berkembang di bawah pengaruh
saluran Muller dan stimulasi estrogen. Secara umun disepakati bahwa vagina terbentuk
sebagian dari saluran Muller dan sebagian lagi dari sinus urogenital.
Gambar
2. Potongan sagital skematik yang memperlihatkan pembentukan uterus dan vagina
pada berbagai tingkat perkembangan
Gambar
3.
Gambar skematik yang memeperlihatkan pembentukan uterus dan vagina (A) Pada 9
minggu, (B) Pada akhir bulan ke-3, (C) Baru lahir
Jadi, bagian vagina atas (tiga perempat bagian) terbentuk dari saluran Muller dan
bagian distal dari sinus urogenital. Terjadinya gangguan dalam perkembangan kedua
jaringan (saluran) embrional ini akan menyebabkan timbulnya kelainan vagina, uterus
dan tuba follopii.
Genitalia eksterna
penyebaran metastasis kanker dari satu sisi vulva ke kelenjar inguinal di sisi
yang berlawanan serta sisi yang terkena.
b
Labia mayora
Berupa dua buah lipatan jaringan lemak, berbentuk lonjong dan
menonjol yang berasal dari mons veneris dan berjalan kebawah dan ke
belakang yang mengelilingi labia minora. Homolog embriologik dengan
skrotum pada pria. Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia
mayora.
Terdiri dari 2 permukaan, yaitu bagian luar yang menyerupai kulit biasa
dan
ditumbuhi rambut,
dan
banyak
bagian dalam
kelenjar sebacea.
menyerupai
selaput
Kelenjar
sebasea
berhubungan dan bermuara ke dalam folikel rambut. Namun, pada labia minor
yang tidak berambut, kelenjar sebasea bermuara ke permukaan. Pada saat
pubertas, kelenjar ini menghasilkan cairan berminyak dengan sedikit berbau.
Cairan ini melumasi dan melindungi kulit dari iritasi oleh sekret vagina.
Labia mayora kiri dan kanan bersatu di bagian belakang dan batas depan
dari perinium disebut Commisura posterior/frenulum.
Dari korpus perineum, labia mayor kemudian meluas ke anterior
mengelilingi labia minor dan bergabung dengan mons pubis. Labia normalnya
tertutup pada wanita nulipara tetapi kemudian semakin lama akan semakin
terbuka karena persalinan per vaginam dan menjadi tipis serta atrofi dengan
rambut yang jarang pada usia lanjut.
Kelenjar keringat subkutan terdapat di seluruh tubuh kecuali dibawah
labia minor atau batas labia berwarna merah terang. Normalnya, sekresi cairan
kelenjar keringat kecil yang bergelung (ekrin) yang tidak mempunyai rambut,
tidak berbau. Kelenjar keringat besar yang bergelung (apokrin) yang bermuara
ke dalam folikel rambut ditemukan di seluruh mons, labia mayor dan perineum
serta aksila. Kelenjar ini yang mulai mengeluarkan cairan berbau pada saat
Labia minora
Lipatan kulit yang memanjang, yang kecil, dan sempit, antara labia
mayor dan introitus vagina. Labia minor berasal dari lipatan kulit dibawah
klitoris yang berkembang. Pada nulipara, labia minor normalnya merapat,
menutupi introitus. Di posterior, labia minor menyatu pada fourchette. Labia
terpisah dari himen, suatu selaput yang menandai jalan masuk ke vagina atau
introitus. Di anterior, setiap labia bergabung di garis median dan bersatu
berbentuk frenulum klitoris, suatu lipatan posterior yang menjadi prepusium
klitoris. Labia minor tidak mempunyai folikel rambut ataupun kelenjar
keringat tetapi kaya akan kelenjar sebasea.
Ukurannya dapat membesar dengan stimulasi hormon dari ovarium.
Tanpa stimulasi estrogen labia nyaris tidak tampak. Persarafan labia minor
melalui nervus ilioinguinal, pudendus, dan hemoroidalis. Aliran darahnya
berasal dari arteri pudenda interna dan eksterna.
Clitoris
Berukuran 2-3 cm, ditemukan pada garis tengah, sedikit anterior meatus
uretra. Tersusun atas dua korpus kecil yang erektil, masing-masing melekat ke
periosteum simfisis pubis dan sebuah struktur yang lebih kecil (glans
klitoridis) yang banyak sekali mendapat persarafan sensoris. Glans sebagian
ditutupi oleh labia minor dan lebih sensitif dari pada badannya
Jumlah
pembuluh
darah dan
persyarafan yang
banyak
suhu, sentuhan
membuat
dan sensasi
meningkatkan kereganganseksual.
e
Vestibulum
Merupakan rongga dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet,
batas
lateral
labia
minora.
Berasal
dari
sinus
urogenital.
Ostium Uretra
Walaupun
bukan
merupakan
sistem
reproduksi
Hymen
Berupa selaput tipis yang cukup elastis yang biasanya menutupi sebagian
kanalis vaginalis tetapi jarang menutupinya secara total. Persarafan dilalui oleh
nervus pudenda dan suplai darah dari vena pudenda dan hemoroidalis inferior.
Biasanya
pada
Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot
diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis
(m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra).Perineal body
adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina.
Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi)
untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
Genitalia interna
a
Vagina
Vagina
adalah
liang
atau
saluran
muskulomembranosa
yang
menghubungkan vulva dengan rahim, berbentuk tabung mulai dari tepi cervix
uteri di bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral yang
terletak di antara kandung kencing dan rectum.
Ukuran panjang dinding depan vagina (= 9 cm) lebih pendek dari
belakang (= 11 cm). Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan yang berjalan
sirkuler dan disebut: rugae, terutama pada bagian bawah vagina. Setelah
Uterus
Sebagian besar korpus uteri terdiri dari otot, tetapi tidak demikian halnya
dengan serviks. Permukaan dalsm dinding anterior dan posterior uterus
hamper bersentuhan, rongga di antaranya hanya merupakan celah sempit. Pada
penampang frontal, rongga korpus berbentuk segitiga. Kanalis servikalis
berbentuk fusiformis dengan lubang kecil pada kedua ujungnya, yaitu os
interna dan os eksterna. Pada wanita yang pernah melahirkan, tepi uterus
menjadi cekung bukannya cembung, dan karenanya bentuk segitiga rongga
uterus menjadi tidak jelas terlihat lagi.
Setelah menopause, ukuran uterus berkurang sebagai konsekuensi dari
atrofi miometrium dan endometrium. Anomali congenital pada fusi mullerian
Lapisan luar:
Lapisan seperti kap melengkung melalui funduns menuju ke arah ligament.
Lapisan dalam:
Merupakan serabut-serabut otot yang berfungsi sebagai sphincter terletak
pada ostium internum tubae da orificium uteri internum.
Lapisan tengah:
Terletak antara ke dua lapisan di atas, merupakan anyaman serabut otot
yang tebal ditembus oleh pembuluh-pembuluh darah, jadi dinding uterus
terutama dibentuk oleh lapisan tengah ini.Masing-masing serabut
mempunyai 2 lengkungan hingga keseluruhannya berbentuk angka 8,
dengan struktur seperti ini setelah persalinan serabut-serabut ini
Ligamen-ligamen Uterus:
1
Terdapat di bagian atas lateral dari uterus, caudal dari insertie tuba,
keuda ligament ini melalui canalis inguinalis inguinalis ke bagian cranial
lab.majus.Terdiri dari jaringan otot polos (identik dengan myometrium) dan
jaringan ikat dan menahan uterus dalam anteflexie.Pada waktu kehamilan
mengalami hypertrophied an dapat diraba dengan pemeriksaan luar.
Ligamentum cardinal
Kiri kanan dari serviks setinggi ostium uteri internum ke dinding
panggul.
Menghalangi
pergerakan
kiri
atau
ke
kanan.
belakang
ke
sacrum
kanan
dari
serviks
mengelilingirectum.
ke
sebelah
a.uterine:
Berasal dari arteri hypogastrica (cabang utama arteria Iliaca Interna) yang
masuk uterus melalui ligamentum latum kira-kira setinggi ostium uteri
internum dan memberi darah pada uterus dan bagian atas vagina dan
mengadakan anastomose dengan a.ovarica. Uterina terbagi menjadi dua,
sebagian kecil menjadi arteria servicovaginalis kearah bawah, dan sebagian
besar berjalan kearah atas melalui dinding lateral uterus.
a.ovarica:
dari
Frankenhauser
yang
terletak
di
pangkal
lig.sacro
Ovarium
Ovarium merupakan bangunan oval di dan kiri uterus berukuran kirakra 5x3x1,5 cm pada masa reproduksi. Ovarium terletak di fossa ovarica
( fossa Waldeyer), yaitu suatu cekungan pada percabangan a. Iliaca ekserna
dan a. Hipogastrika. Vaskularisasi berasal dari a. Ovarica dan a.Uterina.
Ovarium diikat oleh dua ligamenta yaitu ligamentum ovarii proprium
yang menggantungkan ke uterus dan ligamentum suspensorium ovarii
(infundibulo-pelvicum) yang menggantungkan ke dinding lateral panggul.
Selain fungsi utama sebagai temat pematangan sel-sel germinal, ovarium
juga berfungsi sebagi sumber produksi hormon- hormon.
Pada ovarium dibedakan :
Ujung atas yang berdekatan dengan tuba dan ujung bawah yang lebih dekat
dengan uterus (ekstremitas tubaria dan ekstremitas uterine).
Fungsi Seksual
Alat yang berperan adalah vulva dan vagina. Kelenjar pada vulva yang dapat
mengeluarkan cairan, berguna sebagai pelumas pada saat sanggama. Selain itu vulva
dan vagina juga berfungsi sebagai jalan lahir.
Fungsi Hormonal
Yang disebut fungsi hormonal ialah peran indung telur dan rahim didalam
mempertahankan ciri kewanitaan dan pengaturan haid. Perubahan-perubahan fisik
dan psikis yang terjadi sepanjang kehidupan seorang wanita erat hubungannya
dengan fungsi indung telur yang menghasilkan hormon-harmon wanita yaitu
estrogen dan progesteron.
Dalam masa kanak-kanak indung telur belum menunaikan fungsinya dengan
baik. ketika indung telur mulai berfungsi, yaitu kurang lebih pada usia 9 tahun,
mulailah ia secara produktif menghasilkan GCan hormonh wanita. Hormon-hormon
ini mengadakan interaksi dengan hormon-hormon yang dihasilkan kelenjar-kelenjar
di otak. Akibatnya terjadilah perubahan-perubahan fisik pada Wanda. terjadi
pertumbuhan payudara, kemudian terjadi pertumbuhan rambut kemaluan disusul
rambut-rambut di ketiak. Selanjutnya terjadilah haid yang pertama kali, disebut
menarche, yaitu sekitar usia 10-16 tahun.
Fungsi reproduksi
Tugas reproduksi dilakukan oleh indung telur, saluran telur dan rahim. Sel
telur yang setiap bulannya dikeluarkan dari kantung telur pada saat masa subur akan
masuk kedalam saluran telur untuk kemudian bertemu dan menyatu dengan sel
benih pria ( spermatozoa ) membentuk organisme baru yang disebut Zygote, pada
saat inilah ditentukan jenis kelamin janin dan sifat -sifat genetiknya. Selanjutnya
zygote akan terus berjalan sepanjang saluran telur dan masuk kedalam rahim.
Biasanya pada bagian atas rahim zygote akan menanamkan diri dan berkembang
menjadi mudigah. Mudigah selanjutnya tumbuh dan berkembang sebagai Janin yang
kemudlan akan lahir pada umur kehamilan cukup bulan. Masa subur pada siklus
haid 28 hari, terjadi sekitar hari ke empatbelas dari hari pertama haid. Umur sel telur
sejak dikeluarkan dari indung telur hanya benumur 24 jam, sedangkan sel benih pria
berumur kurang lebih 3 hari.
HEMATOKOLPOS
Definisi
Hematokolpos berasal dari kata Yunani Hemato dan colpos yang artinya darah
dan vagina. Hematokolpos adalah suatu kondisi obstruksi pada aliran darah mestruasi pada
vagina yang di sebabkan oleh Himen Imperforata.
Hematokolpos merupakan suatu keadaan dimana darah terkumpul di dalam vagina
dan berangsur-angsur dapat bertambah banyak membentuk gumpalan yang mirip kista dan
biasanya di temukan pada penderita dengan Himen Imperforata yang merupakan kelainan
kongenital akibat atresia himen, yaitu selaput dara tanpa adanya hiatus himen.
Etiologi
Himen imperforata merupakan suatu malformasi kongenital. Himen Imperforata tanpa
mukokolpos yang berasal dari jaringan fibrous dan jaringan lunak antara labium minora sulit
di bedakan dengan tidak adanya vagina. Aplasia dan atresia vagina terjadi karena kegagalan
perkembangan duktus mullerian, sehingga vagina tidak terbentuk dan lubang vagina hanya
berupa lekukan kloaka.
Kelainan kongenital Himen Imperforata secara pasti belum jelas, akan tetapi beberapa
peneliti, ada yang menganggap karenaadanya gangguan pada gen autosomal resesif,
gangguan pada transmited sex-linked autosomal dominan. Penyebab lainnya mungkin
berhubungan dengan kegagalan apoptosis atau berkaitan dengan gangguan hormonal seperti
kurangnya reseptor esterogen, selain itu bisa pengaruh keluarga dan bahan teratogenik.
Patofisiologi
Darah menstruasi dari satu siklus menstruasi pertama atau kedua yang terkumpul di
vagina belum menyebabkan peregangan vagina dan belum menimbulkan gejala. Darah yang
terkumpul di dalam vagina (hematokolpos) menyebabkan himen tampak kebiruan dan
menonjol (himen buldging) akibat meregangnya mukosa himen.
Bila keadaan ini di biarkan berlanjut maka darah haid akan mengakibatkan over
distensi vagina dan kanalis serviks, sehingga terjadi dilatasi dan darah haid akan mengisi
kavum uteri (Hematometra). Tekanan intrauterin mengakibatkan darah dari kavum uteri juga
dapat memasuki tuba falopi dan menyebabkan hematosalping karena terbedntuknya adhesi
(perlekatan) pada fimbriae dan ujung tuba, sehingga darah tidak masuk atau hanya sedikit
yang dapat masuk ke kavum peritoneum membentuk hematoperitoneum bahkan dapat terjadi
iritasi yang dapat menyebabkan peritonitis.
Gambaran klinis
Tanda dan gejala dari kelainan ini sering di jumpai pada usia 11-15 tahun saat anak
perempuan tersebut sudah mulai mengalami menarke. Adanya bendungan darah pada cavum
vagina dan cavum uteri ini menyebabkan rasa nyeri yang hebat pada bagian bawah abdomen
yng di sebut juga molmina mestrualia.
Penderita dengan Hematokolpos menunjukan gejala amenorea. Gadis yang
bersangkutan mengalami keluhan nyeri berkala yang kurang jelas dan kadang di sertai sakit
perut menetap. Pada amenorea primer dengan keluhan yang tidak jelas, harus di pikirkan
kemungkinan atresia himen.
Keluhan khas, pada Himen Imperforata yaitu sekali sebulan selama beberapa hari
mengalami sakit perut. Biasanya gadis itu sendiri, ibunya, maupun dokter tidak memikirkan
kemungkinan haid bila belum pernah ada. Keluhan miksi mungkin berupa polakisuri
karena kapasitas buli-buli menjadi kecil, sedangkan keluhan defekasi umumnya tidak
menonjol.
Pada pemeriksaan perut, di dapatkan benjolan perut bagian bawah yang tidak jelas
asalnya,
yang
sebenarnya
merupakan
hematokolpos.
Kadang
hematometra,
atau
hematosalphing dapat di raba melalui palpasi perut. Pada ispeksi vulva, terlihat atresia himen
yang berwarna kebiruan dan biasanya menonjol. Pada pemeriksaan colok dubur dapat di
tentukan besar dan luasnya gumpalan darah di alat kelamin bawah. Hematometra sering sukar
di temukan pada pemeriksaan fisik karena kurang besar, demikian pula hematosalping.
Hematoperitoneum mungkin tidak bergejala.
Untuk menentukan ada dan luasnya perdarahan di uterus, tuba, dan rongga perut, di
lakukan pemeriksaan ultrasonografi.
Diagnosis Banding
Diagnosis banding atresia himen antara lain kehamilan, retensi urin, peritonitis
tuberkulosa, kista ovarium, dan aplasia vagina. Untuk memastikan diagnosis di lakukan
anamnesis untuk mendapatkan riwayat amenorea primer serta inspeksi dan colok dubur.
Pada neonatus atau gadis kecil, vagina mungkin terisi oleh cairan lendir. Keadaan ini di
sebut hirokolpos.
Diagnosa
Ada beberapa pemeriksaan yang dapat mendiagnosa Himen Imperforata yaitu :
A. Anamnesa dan pemeriksaan fisik
Pada anamnesa dapat di ketahui bahwa pasien merupakan wanita usia pubertas,
namun belum pernah menarke. Selain itu pasien mengeluh nyeri perut bagian bawah
setiap bulannya dan gangguan saat BAK dan BAB serta pasien tidak pernah di
diagnosa penyakit kista atau tumor. Pada pemeriksaan fisik dapat di jumpai adanya
hiatus himenalis, hematokolpos atau himen buldging serta hematometra yang di
tandai adanya masa yang teraba di suprapubik.
B. Pemeriksaan imaging
Pada USG dapat segera di diagnosa hematokolpos atau hematometra. Pada
hematometra terdapat gambaran hipoechoic di dalam cavum uteri. Sedangkan pada
hematokolpos dapat gambaran hipoechoic pada kanalis servikalis dan vagina. Apabila
dengan USG tidak jelas, di perlukan pemeriksaan MRI untuk mengetahui apakah ada
anomali kongenital traktus urinaria yang menyertai.
Tata laksana
Infertilitas
Nyeri pelvis
Endometriosis
Abses tuba ovarium
Prognosis
Prognosis secara klinis umumnya baik. Angka kesembuhan mencapai 90% kasus wanita
dengan himen imperforata dapat mengalami siklus menstruasi normal dan kehamilan seperti biasanya.
BAB III
KESIMPULAN
Jadi, hematokolpos merupakan suatu manifestasi klinis yang di timbulkan oleh
kelainan kongenital yang di sebabkan oleh Himen Imperforata. Definisi hematokolpos sendiri
merupakan adanya suatu kumpulan darah menstruasi pada vagina akibat tidak terdapatnya
saluran keluar atau tidak terbentuknya meatus himen ketika masa embrional. Hematokolpos
ini dapat menyebar sampai ke uterus atau yang di namakan hematometra dan bahkan sampai
ke tuba fallopi atau yang di sebut dengan hematosalping. Gejala klinis pada penderita dengan
adanya hematokolpos adalah terdapatnya nyeri yang periodik setiap bulannya dan himen juga
tampak kebiruan dan menonjol (Himen buldging).