Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Nama
NIM
Kelompok
Asisten
I.
PENDAHULUAN
hematologi
merupakan
pengukuran
yang
meliputi
1.2 Tujuan
Percobaan ini dilakukan dengan tujuan memberikan keterampilan pada
mahasiswa tentang cara pengambilan darah hewan, mengetahui perbedaan
bentuk sel darah pada bebagai hewan, serta cara melakukan perhitungan sel
daraah merah, sel darah putih, dan kadar hemoglobin.
mm
x L
(E1+E2+E3+E4+E5)
= 5000 x E
2.2.3 Menghitung kadar Hb dengan metode sahli
1. Kedalam tabung sahli diteteskan 0,1 N larutan HCl hingga batas 10
2. Bersihkan jari hingga kering kemudian tusuk dengan lancet sampai
darahnya keluar .
III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Hasil perhitungan hematologi
Kadar
Kelompok
1
2
3
4
5
Uji darah
Hb
Ikan Nilem
Ikan Nilem
Ikan Nilem
Katak
Katak
(gr/dl)
3
4,1
4,5
2,2
3,8
leukosit
eritosit
(sel/mm3)
(sel/mm3)
71.575
6.075
4.750
18.800
22.675
1.130.000
460.000
2.530.000
1.355.000
142.000
Perhitungan kelompok 1
Leukosit
L1 = 1241
L2 = 533
L3 = 486
L4 = 603
L = L1+L2+L3+L4
= 1241+533+486+603
= 2863
L = 25 x L
= 71.575 sel/mm3
Eritosit
E1 = 36
E2 = 47
E3 = 53
E4 = 43
E5 = 47
E = E1+E2+E3+E4+E5
= 36+47+53+43+47
= 226
E = 5000 x L
= 5000 x 226
= 1.130.000 sel/mm3
Kadar Hemoglobin (Hb) pada ikan = 3 gr/dL
Hematokrit = 9%
3.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan, jumlah eritrosit dari sampel darah ikan
nilem (Osteochilus hasseti) diperoleh jumlah leukosit 71.575 sel/mm3 dan
pada
ikan
nilem
(Osteochilus
hasseti)
jumlah
eritrositnya
adalah 1.130.000 sel/mm3. Jumlah sel eritrosit pada tiap-tiap spesies adalah
berbeda satu sama lain (Legler, 1997). Kadar Hemoglobin ikan nilem adalah
3 gr/dL. Hal ini sesuai dengan pustaka karena menurut (Oslon, 1973), jumlah
eritrosit pada ikan adalah 50.000 3.000.000 sel/mm 3, jumlah leukosit pasa
sel darah ikan 20.000 150.000 sel/mm 3. Sedangkan kadar Hb berdasarkan
pustaka adalah pada betina 1.12 gram/dL dan pada jantan 1,13 gram/dL
(Heumann et al., 1983). Hal ini tidak sesuai dengan hasil praktikum yang
telah dilakukan.
Hasil pengamatan yang diperoleh sesuai dengan pustaka untuk jumlah
leukosit dan eritrosit, namun untuk hasil hemoglobin tidak sesuai. Hal in
disebabkan karena keterbatasan ketelitian penglihatan dalam menghitung.
Berdasarkan hasil pengamatan ternyata ada yang sesuai dan ada yang tidak
sesuai dengan pernyataan tersebut. Hal ini disebabkan beberapa faktor
diantaranya perbedaan umur, ukuran, dan jenis kelamin masing-masing
spesies, fluktuasi dalam jumlah leukosit pada tiap individu cukup besar pada
kondisi tertentu, misalnya stress, aktifitas fisiologis, gizi, umur, dan lain-lain
(Hadikastowo, 1982).
Hematology berasal dari bahasa Romawi hemat yang berarti darah yang
berarti darah dan ology yang berarti belajar atau mempelajari. Hematology
adalah ilmu yang mempelajari aspek anatomi, fisiologi dan patologi darah.
Komponen darah terdiri plasma dan unsur-unsur pembentuk darah yaitu
eritrosit, leukosit dan trombosit (Nurcholis et al., 2013). Darah merupakan
sistem transpor yang berfungsi antara lain membawa zat makanan dari
saluran
pencernaan
menuju
jaringan,
membawa
produk
akhir
metabolisme dari sel ke organ ekskresi, serta membawa oksigen dari paruparu ke jaringan yang mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun
yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit, sebagai alat
pertahanan mikro organisme yang masuk ke dalam tubuh (Handayani et al,
secara
umum
oval,
kecuali
pada
mamalia,
dalam
bergantung
pada
faktor
pertukaran
oksigen
dan
masing-masing
(Sutrisno,
1999).
Leukosit
pada
hewan
vertebrata memiliki beberapa tipe yang semuanya berasal dari sel precursor
yang sama. Sel darah putih dapat dibedakan menjadi dua yaitu yang memiliki
sitoplasma granular (granulosit) dan yang memiliki sitoplasma non granuler
(agranulosit). Granulosit terdiri dari monosit dan limposit. Leukosit ini
berperan dalam pertahanan seluler dan hormonal organisme serta melindungi
tubuh dengan menimbulkan peradangan di tempat-tempat yang terkena
infeksi, memfagositasi mikroba, merusak toksin dan merusak antibody
(Ville at al., 1988).
Praktikum kali ini banyak menggunakan alat-alat yang memang khusus
digunakan untuk perlakuan terhadap darah. Haemositometer fungsinya untuk
menghitung
sel
darah,
baik
sel
darah
putih
maupun
sel
darah
maupun
kualitas
hasil
pemeriksaan.
Lamanya
penundaan
KESIMPULAN
DAFTAR REFERENSI
Apsari, Ida A. P dan I. M. D. Arta. 2010. Gambaran Darah Ayam buras yang
terinfeksi Leucocytozon. Jurnal Veteriner 11(2) : 114-118.
Aulia, D. 1988. Pengaruh lamanya Penyimpanan Darah dengan Antikoagulan
Tripotassium Ethylene Diamine Tetracetic Acid (K3Edta) dalam Tabung
Vacuette terhadap beberapa Parameter Hematologi. Perpustakaan Pusat UI,
Jakarta.
Bavelender, G. A. dan A. R. Judith. 1979. Dasar-dasar Histologi Edisi 8. Erlangga,
Jakarta.
Bryon, A. S and Doroth. 1973. Text Book of Physiology. St Burst The Moshy Co
Toppon Co Ltd, Japan.
Dukes, H. H. 1995. The Phisiology of Domestic Animals. Constock Publishing
Associates, New York.
Esti, Handayani. 2013. Kandidat Vaksin Potensial Streptococcus agalactiae untuk
Pencegahan penyakit Streptococcus pada Ikan Nila (Oreochromis
niloticus). Jurnal Veteriner (4): 408-416
Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. UGM Press, Yogyakarta.
Hadikastowo. 1982. Zoologi Umum. Alumni, Bandung.
Handayani, L., Irianti, N dan Yuwono, E. Pengaruh Pemberian Minyak Ikan
Lemuru terhadap Kadar Eritrosit dan Trombosit pada Ayam
Kampung. Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1) : 39-46.
Hoffbrand, A. V. dan J. E. Pettit. 1987. Haematologi. Penerbit ECG. Jakarta.
Kimball, J. W. 1991. Biologi Jilid 2. Erlangga, Jakarta.
Lagler, K. F. 1997. Ichthyology. Jhn Willey and Sons, Canada.
Moyle, P. B and J. J Cech. 2001. Fisher and Introduction to Ichtyology 4th.
Prentice, Inc. London.
Nurcholis, A., Aziz, M. dan Muftuch. 2013. Ekstrasi Fitur Roudness untuk
Menghitung Jumlah Eritrosit dalam Citra Sel Darah Ikan.Jurnal
EECIS 7(1).