Professional Documents
Culture Documents
MATERI
Kalibrasi adalah suatu upaya untuk membandingkan antara
parameter parameter, yaitu parameter yang sudah di setting pada
display pada pesawat rontgen sesuai dengan parameter yang dihasilkan
oleh pesawat rontgen.
Pelaksanaan kalibrasi dilakukan pada saat :
1. Pesawat di produksi yaitu kalibrasi yang dilaksanakan di pabrik
pada saat pesawat di buat.
2. Kalibrasi pada saat pesawat rontgen selesai di pasang.
3. Kalibrasi pada saat pesawat rontgen selesai di perbaiki.
4. Kalibrasi pada saat pesawat rontgen sudah lama tidak di pakai.
5. Dan dilakukan pada saat parameter parameter pesawat rontgen
sudah tidak menunjukkan nilai yang sebenarnya.
JENIS JENIS PELAKSANAAN KALIBRASI
CARA KERJA :
Pertama, pesawat rontgen di hidupkan kemudian tegangan
dimasukkan. Dan kemudian jarak antara kedua bola besi diatur sehingga
menimbulkan loncatan api.
Setelah menimbulkan loncatan bunga api maka pengaturan di
hentikan, kemudian kita lihat di skala. Untuk bola besi yang berdiameter 5
cm pada jarak 1,7 cm maka tegangan yang di hasilkan adalah 50 KV.
Setelah loncatan bunga api pertama maka pemberian tegangan
masukan di atur pada kondisi lebih tinggi dari semula. Kemudian kita atur
jarak kedua bola hingga menimbulkan loncatan bunga api. Kemudian kita
lihat di skala dimana pada jarak 2,7 cm tegangan yang di hasilkan sebesar
70 KV.
Kemudian di atur kembali seperti di atas, dan lihat skala sampai
menunjukkan jarak 3,9 cm tegangan yang dihasilkan 90 KV. Setiap 3 kali
pengukuran perubahan KV antara 2 bola besi ( S1 dan S2 ) tersebut di atur
ke posisi awal setiap pengukurannya.
I/
V
R
o
m
DIV
I/
V
R/
D
R
o
m
CARA KERJA :
Pada saat setelah KV, mA dan timer di atur, SWE ditekan maka arus
akan mengalir ke HTT kemudian masuk ke penyearah diode bridge.
Misalnya kita ingin melakukan kalibrasi pada TUBE I maka TUBE tersebut
diganti dan dilepas dan dipasang dengan oscilloscope dan TUBE II tetap
dipasang , dan jika ingin mengkalibrasi TUBE II maka TUBE tersebut
diganti dan dilepas dan dipasang dengan oscilloscope dan TUBE I tetap
dipasang.
Kemudian pilih change over switch untuk memilih TUBE I atau TUBE
II yang akan di kalibrasi. Over switch TUBE I dan TUBE II di jumper. Maka
arus mengalir ke Ry 1 energize atau bekerja sehingga menyebabkan
menutupnya contactor yang tadi normally open menjadi close ( Pb1 dan
Pb2 ), karena over switch TUBE I dan TUBE II di jumper maka Ry 2 juga
energize atau bekerja sehingga menyebabkan menutupnya contactor
yang tadi normally open menjadi close ( Pb3 dan Pb4 ) sehingga arus
mengalir secara bersamaan.
Arus yang keluar dari HTT mengalir ke penyearah diode brige yang
akan disearahkan menjadi DC full wave. Sehingga arus DC positif ( + )
tersebut mengalir memberikan polaritas positif ke anoda melalui Pb 1, dan
juga mengalir memberikan polaritas positif ke voltage deveider ( VD )
melalui Pb 3. Dan arus DC negatif ( - ) tersebut mengalir memberikan
polaritas negatif ke katoda melalui Pb 2, dan juga mengalir memberikan
polaritas negatif ke voltage deveider ( VD ) melalui Pb 4. Perbandingan
Voltage deveider ( VD ) yaitu 1 : 10.000. Jadi jika mensetting KV sebesar
10 KV maka tegangan output pada voltage deveider harus menunjukkan
+ 1 volt ( untuk oscilloscop + ) dan 1 volt ( untuk oscilloscop - ). Karena
oscilloscop tidak dapat menerima tegangan tinggi maka tegangan yang
keluar harus di bandingankan oleh voltage deveider ( VD ).