You are on page 1of 3

Hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG) banyak digunakan oleh mansyarakat.

Beberapa contoh pengunaan hormon Human Chorionic Gonadotropin pada masyarakat yaitu
dengan menginduksi hormon HCG pada beberapa hewan. Contoh pengunaan hormon HCG
pada vertebrata Ikan dan mamalia. Pengunaan Hormon HCG pada ikan digunakan untuk
mempercepat pemijahan. Salah satu contohnya pada

ikan lele jumbo, Lele dumbo

(C.gariepinus.B) memiliki pola pemijahan musiman, sama halnya dengan ikan patin siam
yaitu setahun sekali yang berlangsung pada bulan Oktober sampai April (Kurnia, 1995).
Cara mempercepat pemijahan dengan bantuan hormon HGC hormon Ovaprim. yaitu
pertama memilih hewan betina yang telah matang berarti bahwa pertumbuhan oosit telah
tercapai dan pematangan akhir oosit serta ovulasi bisa dilakukan melalui stimulasi hormon
yang memadai. Dilakukan dua kali injeksi (Slembrouck, 2005).
1. Injeksi pertama dengan pemberian hCG (human chorionic gonadotropin) dengan
dosis 500 IU (international unit) per kg bobot tubuh ikan betina. Untuk
mempersiapkan terjadinya ovulasi pada injeksi berikutnya. Pemberian pada injeksi
2.

pertama belum memicu ke arah terjadinya ovulasi;


Injeksi kedua dengan Ovaprim (campuran GnRh dan Domperidone)1 yang diberikan
24 jam setelah pemberian hCG, dengan dosis 0,6 mL.kg-1, untuk memicu ovulasi.

Sejauh i ni, belum ada perbandingan ilmiah yang memperlihatkan ovulasi atau peneluran
yang lebih baik ketika ikan diinjeksi secara intramuskular atau antara rongga peritoneum.
Yang terpenting adalah bahwa jumlah hormon yang diinjeksikan mencapai gonad, melalui
aliran darah, untuk memacu proses ovulasi. Cairan bisa masuk ke dalam jaringan otot, tunggu
beberapa saat dan kemudian tarik jarum injeksi secara perlahan. Setelah memastikan tidak
ada cairan hormon yang keluar dari lubang injeksi, ikan bisa dilepas kembali ke dalam
tempat pemeliharaannya (Slembrouck, 2005).
Tujuan injeksi pertama (hCG) adalah untuk mempersiapkan gonad, meningkatkan
kepekaan oosit pada tahap kedua pemberian hormon. Injeksi pertama ini biasanya
mengakibatkan sedikit peningkatan pada diameter oosit sementara inti sel telur dari oosit
tetap dalam posisi tengah. Proses pematangan akhir oosit dan kemudian ovulasi dipicu secara
keseluruhan oleh injeksi kedua (Ovaprim). Setelah injeksi Ovaprim, proses pematangan oosit
mencakup migrasi inti sel telur ke ujung atau tepi oosit dan pecahnya inti sel telur . Setelah
itu oosit menjadi matang dan siap untuk keluar dari folikel (ovulasi); kemudian oosit tersebut
menjadi sel telur (ovum), siap untuk pembuahan. Pengecekan dimulai 11 sampai 12 jam
setelah injeksi Ovaprim untuk mengambil sel telur pada waktu yang tepat. Pengecekan harus

diulangi satu sampai tiga kali dengan selang waktu 2 jam apabila betina belum berovulasi
(Slembrouck, 2005).
Pada mamalia contoh pengunaan hormon HCG yaitu pada kerbau. Pada kerbau
pengunan HCG untuk melakukan superovulasi. Hormon human chorionic gonadotrophin
(hCG) dilaporkan dapat berfungsi seperti LH untuk meningkatkan ovulasi pada ternak sapi.
Pemberian 250-500 IU hCG pada puncak birahi meningkatkan total embrio yang tertampung
dari sapi donor yang telah terlebih dahulu disuperovulasi menggunakan hormon PMSG
maupun FSH (Situmorang, 2005).
Salah satu penelitian menyebutkan bahwa cara melakukan super ovulasi pada kerbau
yaitu

pertama memilih kerbau yang mempunyai siklus birahi yang normal. Setelah

pengamatan siklus birahi seluruh kerbau kemudian perlakuan superovulasi dilakukan dengan
pemberian hormon FSH (Folltropin) sebanyak 12 ml yang disuntikkan intra-muskular
sebanyak 2 kali penyuntikan dalam satu hari dengan jarak penyuntikan 12 jam selama 4 hari.
Kemudian Prostaglandin disuntikkan 2 hari setelah penyuntikan pertama Folltropin dan
kemudian diikuti pemberian 500 IU hCG 2 hari setelah penyuntikan prostaglandin. Setelah
itu diamati berapa diameter dari corpus lutteum sapi tersebut. Hasil dari penetilian ini yaitu
pemberian hormon HCG maka diametter dari ovarium kerbau serta dapat meningkatkan
presentase kehamilan (Situmorang, 2005).
Superovulasi biasanya digunakan preparat Gonadotrophin Releazing Hormone
(GnRH), yaitu Follicle Stimulating Hormone (FSH), dan Luteinizing Hormone (LH), dengan
merk dagang, antara lain pluset dan follotrophin. Pregnant Mares Serum Gonadotrophin
(PMSG), Human Chorionic Gonadotrophin (HCG) dengan merk dagang foligon, chorulon,
pregnecol. Superovulasi akan memberikan respon terhadap jumlah ovum, corpus luteum,
embrio yang dikoleksi dan jumlah embrio yang layak ditransfer. Embrio yang layak ditransfer
dalam program transfer embrio (TE) merupakan tolok ukur dari keberhasilan superovulasi.
Penyuntikan hormon FSH diharapkan akan meningkatkan jumlah ova yang diovulasikan,
sehingga ova yang dibuahi akan menjadi bertambah dan jumlah anak per kelahiran dapat
meningkat, sedangkan pemberian Hormon human chorionic gonadotrophin (hCG) dilaporkan
dapat berfungsi seperti LH untuk meningkatkan ovulasi pada hewan mamalia (Putro, 1996).

Daftar pustaka

Kurnia Panca Dewi, 1995. Pengaruh HCG dan ekstrak Hipofisa terhadap Proses
Pemijahan Lele Dumbo (Clarias garipienus). Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA
UNY Yogyakarta.
Putro, P.P. 1996. Teknik superovulasi untuk transfer embrio pada sapi. Bull. FKH UGM
XIV(1):1-20.
Slembrouck, 2005. Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Patin Indonesia, Pangasius djambal.
Jakarta :BRPBAT
Situmorang, P. 2005. Effect the administration of human chorionic gonadotrophin (hCG)
hormone following superovulation treatment in buffalo. JITV 10(4): 286-292.

You might also like