You are on page 1of 32

A P P EN D IS ITIS

DISUSUN OLEH:
FITRI ALMADANIA
NEKY YULIA SASTRI
DARA MAULIZA
PUTRI MELISA
ESEPTO MURZANI

D EFIN ISI
APENDISITIS peradangan pada

apendiks vermivormis atau


peradangan infeksi pada usus buntu
(apendiks) yang terletak di perut
kuadran kanan bawah.
Dpt terjadi pd semua usia,>> pd
remaja dan dewasa muda.
Mortalitas terutama sblm era
antibiotik

AN ATO M I
Apendiks organ bbentuk tabung dengan

p=
10 cm, dan berpangkal di sekum.
Pertama kali tampak pada perkembangan
embriologi minggu ke8 yaitu bag.ujung dari
protuberans sekum.
Pada bayi < 1th apendiks bbentuk segitiga
X orang dewasa
Pada appendiks terdapat tiga tanea coli
yang menyatu dipersambungan sekum dan
berguna
untuk
mendeteksi
posisi
appendiks.

Posisi appendiks :

Retrocaecal (di belakangsekum)


65,28%, pelvic (panggul) 31,01%,
subcaecal (di bawah sekum) 2,26%,
preileal (di depan usus halus) 1%,
dan postileal (di belakang usus
halus) 0,4%

parasimpatis cabang
nervus vagus yang mengikuti arteri
mesenterika superior dari arteri
appendikularis , sedangkan persarafan
simpatis dari nervus torakalis X.
Appendiks diperdarahi oleh arteri
apendikularis yang merupakan cabang
dari bagian bawah arteri ileocolica.
Arteri appendiks termasukendarteri.
Bila terjadi penyumbatan pada arteri
ini,
maka
appendiks
mengalami
ganggren.
Persarafan

FISIO LO G I
Apendiks menghasilkan lendir 1-2

ml/hari
N= lendirlumen sekum (akibat
pbedaan tekanan)
N= tek.lumen apendiks 15-25
cmH2O mngkat 30-50 cmH2O (waktu
kontraksi)
N= tek.lumen sekum 3-4 cmH2O
Hambatan lendir di muara apendiks
pathogenesis apendiks

Imunoglobulin

sekretoar
yang
dihasilkan oleh Gut Associated
LymphoidTissue
(GALT)
yang
terdapat disepanjang saluran cerna
termasuk appendiks Imunoglobulin
A (Ig-A).
IgA
efektif
sebagai
pelindung
terhadap infeksi mengontrol
proliferasi bakteri, netralisasi virus,
serta
mencegah
penetrasi
enterotoksin dan antigen intestinal
lainnya.

EPID EM IO LO G I
Semua usia >> dewasa muda hiperplasia

jar.limfoid yg mencapai puncak pada pubertas


Pria >> wanita
Faktor urbanisasi

ETIO LO G I
Sumbatan lumen apendiks
Hiperplasia jaringan limpe
Fekalith
Benda asing, mis cacing askaris
Tumor
Erosi mukosa apendik, mis oleh E.hystolitica
Kebiasaan makan makanan yang rendah serat
Striktur karena fibrosis akibat peradangan

sebelumnya

PATO FISIO LO G I

KLASIFIKASIAPEN D ISITIS
Apendisitis
App

Apendisitis Infiltrat peradangan yang

dibatasi o/ omentum, usus halus, kolon,


dan sekum flegmon yg saling
melekat erat 1 sama lain
Apendisitis Abces massa lokal yg
terbentuk berisi nanah
Apendisitis perforasi
pecahnya
appendiks yang sudah ganggren yang
menyebabkan pus masuk ke dalam
rongga
perut
sehingga
terjadi
peritonitis
umum.
Pada
dinding
appendiks tampak daerah perforasi
dikelilingi oleh jaringannekrotik.

Apendisitis Kronis lanjutan appendicitis

akut supuratif sebagai proses radang yang


persisten akibat infeksi mikroorganisme
dengan
virulensi
rendah,khususnya
obstruksi parsial terhadap lumen.
Diagnosa appendicitis kronik :
dapatditegakkan jika adariwayat serangan
nyeri berulangdi perut kanan bawah
> dua minggu.
Secara histologis: fibrosis menyeluruh
dinding apendiks, jaringan parut dan ulkus
pd mukosa, infiltrasi sel inflamasi kronik.

Rekurent apendiks
yang pernah meradang tdk akan bisa
sembuh
sempurna
jaringan
fibrotikterjadi
perlengketan
jar.sekitarnya serangan berulang
pada perut kanan bawah

Apendisitis

M AN IFESTASIKLIN IS
Rasa

sakit
di
daerah
epigastrum,
daerah
periumbilikus, di seluruh abdomen atau di kuadran
kanan bawah merupakan gejala-gejala pertama.
Anoreksia, mual, dan muntah yang timbul selang
beberapa jam danmerupakan kelanjutan dari rasa
sakit yang timbul permulaan.
Demam tidak tinggi (kurang dari 380C), Kekakuan
otot, dan konstipasi
Nyeri tekan didaerah kuadran kanan bawah. Nyeri
tekan di daerah panggul sebelah kanan jika
appendiks terletakretrocaecal. Rasa nyeri rektum
pada pemeriksaan rektum apabila posisi appendiks
dipelvic.
Letak appendiks mempengaruhi letak rasa nyeri

Tanda-Tanda
Nyeri rangsangan peritoneum

tidak langsung
Rovsing sign: Nyeri kanan
bawah pada tekanan kiri
Blumberg sign: Nyeri
kanan bawah bila tekanan
kiri dilepaskan
Nyeri kanan bawah bila
peritoneum bergerak
seperti nafas dalam,
berjalan, batuk, mengedan

Pemeriksaan Fisik
Rovsings sign
Obturator sign
Psoas sign

Pemeriksaan Fisik
Colok dubur

Pemeriksaan Penunjang
Lab
Leukosit rata-rata 10.000-

18.000/mm3,>20.000/mm mungkin
menunjukan perforasi
Shift to the left, dominan PMN
LED (infilrat)
Pencitraan
- RadiografiBerguna untuk mencari gejala
komplikasi
- Memperlihatkanbayangan batu radioopak
didaerah tersebut

USG dilatasi lumen, dinding tebal

Apendiktogram

merupakan pemeriksaan berupa foto


barium usus buntu yang dapat
membantu melihat terjadinya sumbatan
atau adanya kotoran (skibala) di dalam
lumen usus buntu.

Indikasi

dilakukannya
pemeriksaan
appendicogram adalah apendisitis kronis atau
akut.
Sedangkan
kontraindikasi
dilakukan
pemeriksaan
appendicogram
adalah
pasien
dengan kehamilan trimester I atau pasien yang
dicurigai adanya perforasi.

Gambaran apendiktogram

Appendicogram dengan non-filling apendiks


(negatif appendicogram) merupakan apendisitis
akut. Appendicogram dengan partial filling (parsial
appendicogram) diduga sebagai apendisitis dan
appendicogram dengan kontras yang mengisi
apendiks secara total (positif appendicogram)
merupakan apendiks yang normal

G b.Apendiks norm alpd apendiktogram

ALVARADO SCORE
SYMPTOM :
Migrate point pain :1
ANOREXIA :1
NAUSEA/VOMIT :1
SIGN
RLQ tenderness :2
Rebound :1
Temperature :1
Lab
Leukositosis :2
Left shift :1

Nilai 7: appendisitis akut


yang perlu pembedahan
dini
Nilai 5-6: possible
appendisitis tidak perlu
pembedahan. antibiotik
Nilai 1-4:
dipertimbangkan
appendisitis akut.
observasi

DIAGNOSIS BANDING
Gastroenteritis
Limfadenitis Mesenterika
Demam dengue
Infeksi Panggul atau salpingitis akut kanan
Gangguan alat reproduksi perempuan,
Kehamilan ektopik
Divertikulosis Meckel
Ulkus peptikum perforasi
Batu ureter

KO M PLIKASI
Abses peradangan appendiks yang

berisi pus. Teraba massa lunak di


kuadran kanan bawah atau daerah
pelvis. Massa ini mula-mula berupa
flegmon dan berkembang menjadi
rongga yang mengandung pus. Hal
ini terjadi bila appendicitis gangren
atau mikroperforasi ditutupi oleh
omentum.

Perforasi pecahnya appendiks yang berisi pus

sehingga bakteri menyebar ke rongga perut.


Perforasi jarang terjadi dalam 12 jam pertama sejak
awal sakit, tetapi meningkat tajam sesudah 24 jam.
Peritonitis peradangan peritoneum, Merupakan

komplikasi berbahaya yang dapat terjadi dalam


bentuk akut maupun kronis. Bila infeksi tersebar
luas pada permukaan peritoneum menyebabkan
timbulnya peritonitis umum. Aktivitas peristaltik
berkurang sampai timbul ileus paralitik, usus
meregang,
dan
hilangnya
cairan
elektrolit
mengakibatkan dehidrasi, syok, gangguan sirkulasi,
dan oligouria. Peritonitis disertai rasa sakit perut
yang
semakin
hebat,
muntah,
nyeri
abdomen,demam, dan leukositosis.

PEN ATALAKSAN AAN


Terapi pilihan satu-satunya adalah :

Pembedahan yaitu tindakan Apendektomi yg dapat dilakukan scr


terbuka ataupun dgn cara laparoskopi
Operasi tergantung waktu
Apendisitis akut, segera dilakukan persiapan operasi
Apendisitis perforasi (cito)
Local atau umum, segera lakukan laparotomi
Perbaikan KU dengan infus, pemberian antibiotic untuk gram

(-) dan (+) sertta kuman anaerob dan pemasangan NGT


dilakukan sebelum operasi
Apendisitis abses (cito)
Dilakukan insisi dan drainage saja dengan cara lokal anastesi
dan bila mungkin extra peritoneal.
Apendektomi dilakukan setelah 6-8 minggu kemudian
.

PRO G N O SIS
Mortalitas:
0,1% pada appendicitis akut
3% bila ruptur
15% bila ruptur pada geriatri.
Penyebab kematian: sepsis tidak terkontrol,

emboli paru, aspirasi.


Komplikasi yang mungkin terjadi:
Akut: infeksi luka operasi.
Kronis: perlengketan, ileus obstruksi, hernia.

THANK YOU

You might also like