You are on page 1of 27

Pembagian Mineral

Makromineral adalah mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah >100 mg/hari

Contoh: Ca, P, Na, K, Cl, Mg

Mikromineral (unsur renik) adalah mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah <100
mg/hari

Contoh: Cr, Co, Cu, I, Fe, Mn, Mo, Se, Si, Zn, F

Calsium (Ca)

Fungsi: pembentuk tulang, gigi, pengaturan fungsi saraf dan otot

Metabolisme: absorpsi perlu protein pengikat-Ca; diatur oleh vit.D, hormon paratiroid
dan kalsitonin

Defisiensi: rakitis, osteomalasia, osteoporosis

Toksik: nausea, diare, iritabilitas

Sumber: susu, kacang-kacangan, sayuran

Phosphor (P)

Fungsi: pembentuk tulang, gigi, ATP, asam nukleat

Metabolisme: kadar dalam serum diatur oleh reabsorbsi ginjal

Defisiensi: riketsia, osteomalasia (dewasa)

Toksik: hipertiroidisme, osteoporosis

Sumber: Zat aditif yang mengandung fosfat

Natrium (Na)

Fungsi: kation utama CES, mengatur volume plasma, keseimbangan asam basa,
fungsi saraf dan otot, Na/K-ATP-ase

Metabolisme: diatur oleh Aldosteron

Defisiensi: tidak dikenal dalam diet

Toksik: hipertensi

Sumber: garam dapur

Kalium (K)

Fungsi: kation utama CIS, fungsi saraf otot, Na/K-ATP-ase

Metabolisme: diatur aldosteron

Defisiensi: akibat diuretik, kelemahan otot, paralisis, kekacauan mental

Toksik: henti jantung, ulkus usus halus

Sumber: sayuran, buah, kacang-kacangan

Clorida (Cl)

Fungsi: keseimbangan cairan dan elektrolit, getah lambung, transport HCO3 dalam
eritrosit

Defisiensi: akibat vomitus, diuretik, penyakit ginjal

Sumber: garam meja

Magnesium (Mg)

Fungsi: Pembentuk tulang, gigi, cofaktor enzim

Defisiensi: akibat malabsorbsi, diare, pemabuk

Toksik: reflek tendon menurun, penurunan respirasi

Sumber: sayuran hijau

Chromium (Cr)

Fungsi: membentuk insulin

Defisiensi: gangguan toleransi glukose

Sumber: daging, hati, ragi, padi-padian, kacang-kacangan, keju

Cobalt (Co)

Fungsi: konstituen vit.B12

Defisiensi: sama seperti defisiensi vit.B12 menyebabkan Asiduria metilmalonat,


anemia megaloblastik

Sumber: makanan yang berasal dari hewan

Tembaga (Cu)

Fungsi: konstituen enzim oksidase, sitokrom oksidase, berperan dalam absorbsi besi

Metabolisme: diangkut oleh albumin, terikat dengan serulo plasmin

Defisiensi: anemia (hipokromik-mikrositer)

Toksik: penyakit Wilson

Sumber : hati

Iodium (I)

Fungsi: konstituen tiroksin, trijodotironin

Metabolisme: disimpan dalam tiroid berupa tiroglobulin

Defisiensi: kretinisme, goiter, hipotiroid, miksedemia

Toksik: tirotoksikosis, goiter

Sumber: garam berjodium, ikan laut

Besi (Fe)

Fungsi: konstituen heme, Hb, sitokrom

Metabolisme: diangkut sebagai transferin, disimpan sebagai feritin/hemosiderin,


hilang lewat perdarahan

Defisiensi: anemia (hipokromik mikrositer)

Toksik: siderosis, hemokromatosis herediter

Sumber: daging, hati, telur, alat masak dari besi

Mangan (Mn)

Fungsi: co-factor enzim hidrolase, dekarboksilase, transferase, sintesis glikoprotein,


proteoglikan

Toksik: inhalasi benda beracun menyebabkan psikotik dan parkinsonisme

Molibdenium (Mo)

Fungsi: konstituen enzim oksidase (xantin oksidase) yaitu enzim yang diperlukan
dalam metabolisme purin menjadi asam urat

Penyakit, sumber: tidak ada ada

Selenium (Se)

Fungsi: konstituen glutation peroksidase

Metabolisme: antioksidan sinergistik dengan vit.E

Defiensi: terjadi jika kandungan dalam tanah rendah

Toksik: rambut rontok, dermatitis, irtabilitas

Sumber: tumbuhan

Silicon (Si)

Fungsi: kalsifikasi tulang, metabolisme glukose-minoglikan pada kartilago dan


jaringan ikat

Defisiensi: gangguan pertumbuhan

Toksik: silikosis

Sumber: tumbuhan

Zenk (Zn)

Fungsi: co-factor enzim laktat dehidrogenase, alkalin fosfatase, karbonik anhidrase

Defisiensi: hipogonadisme, kegagalan pertumbuhan, kegagalan penyembuhan luka,


penurunan kemampuan mengecap dan mencium

Toksik: iritasi gastrointestinal, muntah

Fluorida (F)

Fungsi: meningkatkan kekerasan tulang dan gigi

Defisiensi: karies dentis, osteoporosis

Toksis: fluorosis dentis

Sumber: air minum

Konsep Pengkajian Nutrisi dan Cairan


AKPER PPNI SOLO, 6.11.2009
KONSEP NUTRISI
1. PENGERTIAN
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit,
termasuk keseluruhan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh manusia
yang bertujuan menghasilkan energi yang nantinya akan digunakan untuk aktivitas tubuh
serta mengeluarkan zat sisanya (hasil metabolisme). Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu
tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan
yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.
2. STATUS NUTRISI
Pemecahan makanan, pencernaan, absorpsi, dan asupan makanan merupakan factor penting
dalam menentukan status nutrisi.
1. Keseimbangan Energi
Energi adalah kekuatan untuk kerja. Manusia membutuhkan energi untuk terus-menerus
berhubungan dengan lingkungannya.
Keseimbangan Energi = Pemasukan Energi + Pengeluaran atau
Pemasukan Energi = Total Pengeluaran Energi ( Panas + kerja
+ energi simpanan)
a) Pemasukan Energi
Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi makanan. Makanan
merupakan sumber utama energi manusia. Dari makanan yang dimakan kemudian dipecah
secara kimiawi menjadi protein, lemak, dan karbohidrat. Besarnya energi yang dihasilkan
dengan satuan kalori. Satu kalori juga disebut satu kalori besar (K) atau Kkal adalah jumlah
panas yang dibutuhkan untuk menaikan suhu 1 kg air sebesar 1 derajat celcius. Satu kkal = 1

K atau sama dengan 1.000 kalori.


Ketika makanan tidak tersedia maka akan terjadi pemecahan glikogen yang merupakan
cadangan karbohidrat yang disimpan dalam hati dan jaringan otot.
b) Pengeluaran Energi
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk men-support jaringan dan
fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk senyawa fosfat seperti adenosin
triphosfat (ATP).
Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh Basal Metabolisme Rate (BMR) dan aktifitas
fisik. Kebutuhan energi tiap hari ditentukan dengan rumus = (BMR + 24) + (0.1 X Konsumsi
kkal setiap hari + energi untuk aktivitas ).
Energi untuk aktivitas misalnya : Istirahat = 30 kal/jam , duduk = 40 kal/jam, Berdiri = 60
kal/jam, Menjahit = 70 kal/jam, Mencuci piring = 130 s/d 176 kal/jam, Melukis 400 kal/jam.
Jika nilai pemasukan energi lebih kecil dari pengeluaran energi maka akan terjadi
keseimbangan negative (-) sehingga cadangan makanan dikeluarkan, hal ini akan berakibat
pada penurunan berat badan. Sebaliknya, jiak pemasukan lebih banyak dari pengeluaran
energi maka akan terjadi keseimbangan positif (+), kelebihan energi akan disimpan dalam
tubuh sehingga terjadi peningkatan berat badan.
c) Basal Metabolisme Rate
Bsal Metabolisme Rate adalah energi yang digunakan tubuh pada saat istirahat yaitu untuk
kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung, pernapasan, peristaltic usus, kegiatan
kelenjar-kelenjar tubuh. Kebutuhan kalori basal dipengaruhi oleh :
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Tinggi dan Berat Badan
4. Kalainan endokrin
5. Suhu Lingkungan
6. Keadaan Sakit
2. Karakteristik Status Nutrisi
Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMI) dan Ideal
Body Weight (IBW).
a) Body Mass Index (BMI)
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI
dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan
berat badan (over weight) dan obesitas.
Rumus BMI diperhitungkan :
BB (kg) atau BB (pon) X 704,5
TB (m) TB (inci)2
b) Ideal Body Weight (IBW)
Merupakan perhitungan barat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan
ideal adalah jumlah tinggi dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10% dari
jumlah itu.
Kegiatan yang membutuhkan energi, antara lain :
1. Vital kehidupan, pernafasan, sirkulasi darah, suhu tubuh dan lain-lain
2. Kegiatan mekanik oleh otot
3. Aktivitas otot dan syaraf
4. Energi kimia untuk membangun jaringan, enzim, dan hormone
5. Sekresi cairan pencernaan
6. Absorpsi zat-zat gizi di saluran pencernaan
7. Pengeluaran hasil sisa metabolisme

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan energi :


1. Peningkatan Basal Metabolisme Rate
2. Aktivitas tubuh
3. Faktor usia
4. Suhu Lingkungan
5. Penyakit atau status kesehatan
3. SISTEM PENCERNAAAN
Sistem pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan,
penelanan, pencampuran) dengan enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut
sampai anus. Sistem pencernaan makanan terdiri atas : Saluran Pencernaan dan Organ-organ
Asesoris (tambahan).
4. NUTRIEN (ZAT-ZAT GIZI)
Elemen Nutrien / Zat Gizi
1. Karbohidrat
2. Protein
3. Lemak
4. Vitamin
5. Mineral
6. Air
Karbohidrat, lemak dan protein disebut energi nutrein karena merupakan sumber energi dari
makanan , sedangakn vitamin, mineral dan air merupakan substansi penting untuk
membangun, mempertahankan dan mengatur metabolisme jaringan.
Fungsi zat gizi yaitu :
1. Sebagai penghasil energi bagi fungsi organ, garakan dan kerja fisik
2. Sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan
3. Sebagai pelindung dan pengatur
KARBOHIDRAT
Karbohidrat merupakan sumber energi utama.. Hampir 80% energi dihasilkan dari
karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kkal. Karbohidrat yang disimpan
dalam hati dan otot berbentuk glikogen dengan jumlah yang sangat sedikit. Glikogen adalah
sintesis dari glukosa, pemecahan energi selama masa istirahat/puasa. Kelebihan energi
karbohidrat berbentuk asam lemak.
1. Jenis Karbohidrat
Berdasarkan susunan kimianya karbohidrat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu :
Monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
a. Monosakarida
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang paling sederhana dan merupakan molekul
yang paling kecil. Dalam bentuk ini molekul dapat langsung diserap oleh pembuluh darah.
Jenis dari Monosakarida adalah glukosa dektrosa yang banyak terdapat pada buah-buahan
dan sayuran, fruktosa banyak terdapat pada buah, sayuran, madu, dan glukosa yang berasal
dari pecahan disakarida.
b. Disakarida
Jenis disakarida adalah sukrora, maltosa, dan laktosa. Sukrosa dan maltosa banyak pada
makanan nabati, sedangkan laktosa merupakan jenis gula dalam air susu baik susu ibu

maupun susuhewan.
c. Polisakarida
Merupakan gabungan dari beberapa molekul monosakarida. Jenis polisakarida adalah zat
pati, glikogen dan selulosa.
2. Fungsi Karbohidrat
a. Sumber energi yang murah
b. Sumber energi utama bagi otak dan syaraf
c. Membuat cadangan tenga tubuh
d. Pengaturan metabolisme tubuh
e. Untuk efesiensi penggunaan protein
f. Memberikan rasa kenyang
3. Sumber Karbohidrat
Sumber karbohidrat umunya adalah makanan pokok, umumnya berasal dari tumbuhtumbuhan seperti beras, jagung, kacang, sagu, singkong, dan lain-lain. Sedangkan pada
karbohidrat hewani berbentuk glikogen.
4. Metabolisme Karbohidrat
Proses dari makanan sampai dapat digunakan oleh tubuh melalui pencernaan, absorpsi, dan
metabolisme.
Metabolisme Karbohidrat berbentuk monosakarida dan disakarida diserap melalui mukusa
usus. Setelah proses penyerapan (dalam pembuluh darah) semua berbentuk monosakarida.
Monosakarida (Fruktosa, Galaktosa, Glukosa) yang masuk bersama-sama darah dibawa ke
hati. Di dalam hati Monosakarida diubah menjadi glukosa dan dialirkan melaui pembuluh
darah ke otot. Di dalam otot glukosa dibakar membentuk glikogen melalui Proses
Glikoneogenesis.
PROTEIN
Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan dan mengganti jaringan tubuh.
Setiap 1 gram protein menghasilkan 4 kkal. Bentuk sederhana dari protein adalah asam
amino. Asam amino disimpan didalam jaringan dalam bentuk hormon dan enzim. Asam
amino esensial tidak dapat disintesis didalam tubuh tetapi harus didapatkan dari makanan.
Jenis asam amino esensial diantaranya lisin, triptofan, fenilanin, leusin.
Berdasarkan susunan kimianya, protein dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu :
1. Protein sederhana
Jenis ini tidak berikatan dengan zat lain, misalnya abumin,dan globulin.
2. Protein bersenyawa
Protein ini dapat membentuk ikatan dengan zat seperti dengan glikogen membentuk
glikoprotein, dengan hemoglobin membentuk kromoprotein.
3. Turunan atau devirat dari protein
Termasuk dalam turunan protein adalah albuminosa, pepton, dan gelatin.
Fungsi Protein
1. Untuk keseimbangan cairan yaitu dengan meningkatkan tekanan osmotic koloid,
keseimbangan asam.
2. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan
3. Pengaturan metabolisme
4. Sumber energi di samping karbohidrat dan lemak

5. Dalam bentuk kromosom, proein berperan sebagai tempat menyimpan dan meneruskan
sifat-sifat keturunan dalam bentuk genes.
Sumber protein
1. Protein hawani yaitu protein yang berasal dari hewan seperti susu, daging, telur, hati,
udang, ikan, kerang, ayam dan sebagainya.
2. Protein nabati yaitu protein yang berasal dari tumbuhan seperti jagung, kedelai, kacang
hijau, terigu, dan sebagainya.
Metabolisme Protein
Jika makanan yang sudah berada dalam lambung, maka akan dikeluarkan enzim protease
yaitu pepsin. Pepsin mengubah protein menjadi albuminosa dan pepton. Albuminosa dan
pepton di dalam usus halus diubah menjadi asam-asam amino dengan bantuan enzim tripsin
dari pancreas dan selanjutnya diserap atau berdifusi ke aliran darah yang menuju ke
hati.Asam-asam amino disebar oleh hati ke jaringan tubuh untuk menganti sel-sel yang rusak
dan sebagian digunakan untuk membuat protein darah. Karean protein dapat larut dalam air
sehingga umumnya dapat dicerna secara sempurna dan hampir tidak tersisa protein makanan
dalam feses.
Asam amino yang tidak dapat digunakan ditranspor kembali ke hati kemudian dilepaskan
ikatan nitrogennya sehingga terpecah menjadi dua macam zat yaitu asam organic dan
amoniak. Amoniak dibuang melalui ginjal, sedangkan asam organic dimanfaatkan sebagai
sumber energi.
LEMAK
Lamak atau lipid merupakan sumber energi paling besar. Berdasarkan ikatan kimianya lemak
dibedakan menjadi :
1. Lemak murni yaitu lemak yang terdiri atas asam lemak dan gliserol
2. Zat-zat yang mengandung lemak misalnya fosfolipid, yaitu ikatan lemak dengan garam
fosfor, glikolipid yaitu ikatan lemak dengan glikogen.
Fungsi Lemak
1. Memberikan kalori, dimana setiap 1 gram lemak dalam peristiwa oksidasi akan
memberikan kalori sebanyak 9 kkal.
2. Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh dinding usus.
3. Memberikan asam-asam esensial
Sumber Lemak
Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan hewani. Lemak nabati mengandung lebih
banyak asam lemak tak jenuh seperti terdapat pada kacang-kacangan, kelapa dan lainlainnya. Sedangkan Lemak hewani banyak mengandung asam lemak jenuh dengan rantai
panjang seperti pada daging sapi, kambing dan lainnya.
Metabolisme Lemak
Lemak diserap melalui proses secara pasif dalam bentuk gliserol asam lemak karena
giserol larut dalam air. Gliserol asam lemak masuk dalam pembuluh darah dan dibawa ke
hati. Kemudian didalam hati dengan proses kimiawi Gliserol diubah menjadi Glikogen.
Bersama metabolisme Hidarat Arang gliserol akan menghasilkan tenaga. Lemak yang dibakar
mempunyai hasil sampingan yang disebut Colesterol.
MINERAL

Mineral adalah elemen anorganik untuk tubuh karena perannya sebagai katalis dalam reaksi
biokimia. Mineral dapat diklasifikasikan menjadi makromineral yaitu jika kebutuhan tubuh
100 mg atau lebih dan mikromineral jika kebutuhan tubuh kurang dari 100 mg. Termasuk
dalam makromineral adalah kalsium, magnesium fosfat sedangkan yang temasuk dalam
mikromineral adalah klorida, yodium, iron,zinc. Secara umum fungsi dari mineral adalah :
1. Membangun jarigan tulang
2. Mengatur tekanan osmotik dalam tubuh
3. Memberikan elektemb elektrolit untuk keperluan otot-otot dan saraf
4. Membuat berbagai enzim
VITAMIN
Vitamin adalah substansi organik, keberadaannya sangat sedikit pada makanan dan tidak
dapat dibuat di dalam tubuh. Vitamin sangat berperan dalam proses metabolisme karena
fungsinya sebagai katalisator. Vitamin dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Vitamin yang larut air : Vitamin B kompleks, B1, B2, B3, B12, folic acid, serta vitamin c.
2. Vitamin yang larut dalam lemak : A , D , E , K
Fungsi utama vitamin adalah untuk pertumbuhan, perkembangan, dan pemeliharaan
kesehatan.

AIR
Air merupakan zat makanan paling dasar yang dibutuhkan oleh manusia. Tubuh manusia
terdiri atas 50-70% air. Bayi memiliki proporsi air yang lebih besar dibandingkan dengan
orang dewasa. Semakin tua umur seseorang, maka proporsi air dalam tubuh akan semakin
berkurang. Pada oang dewasa asupan air antara 120-1500 cc per hari, namun dianjurkan 1900
cc untuk optimal. Selain itu, air yang masuk ke dalam tutbuh melalui makanan 500-900 cc
per hari.
Kebutuhan air akan meningkat jika terjadi pengeluran air, misalnya
- Melalui keringat berlebih
- Muntah
- Diare
- Gejala Dehidrasi
5. MASALAH-MASALAH KEBUTUHAN NUTRISI
Secara umum, gangguan nutrisi terdiri dari :
1. Kekurangan Nutrisi
2. Kelebihan Nutrisi
3. Obesitas
4. Malnutrisi
5. Diabetes Melitus
6. Hipertensi
7. Jantung Koroner
8. Anoreksia
6. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN NUTRISI
1. Pengetahuan
2. Prasangka
3. Kebiasaan

4. Kesukaan
5. Ekonomi

Kebutuhan Dasar Ibu Nifas: Nutrisi dan Cairan


Nov 30, 2010 No Comments by lusa

Ibu nifas memerlukan nutrisi dan cairan untuk pemulihan kondisi kesehatan setelah
melahirkan, cadangan tenaga serta untuk memenuhi produksi air susu. Ibu nifas dianjurkan
untuk memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut:
1. Mengkonsumsi makanan tambahan, kurang lebih 500 kalori tiap hari
2. Makan dengan diet gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral
3. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari
4. Mengkonsumsi tablet besi selama 40 hari post partum
5. Mengkonsumsi vitamin A 200.000 intra unit

Zat-zat yang dibutuhkan ibu pasca persalinan antara lain:


1. Kalori
2. Protein
3. Kalsium dan vitamin D
4. Magnesium
5. Sayuran hijau dan buah
6. Karbohidrat kompleks
7. Lemak
8. Garam
9. Cairan
10.Vitamin
11.Zinc
12.DHA

Kalori
Kebutuhan kalori pada masa menyusui sekitar 400-500 kalori. Wanita dewasa memerlukan
1800 kalori per hari. Sebaiknya ibu nifas jangan mengurangi kebutuhan kalori, karena akan
mengganggu proses metabolisme tubuh dan menyebabkan ASI rusak.
Protein
Kebutuhan protein yang dibutuhkan adalah 3 porsi per hari. Satu protein setara dengan tiga
gelas susu, dua butir telur, lima putih telur, 120 gram keju, 1 gelas yoghurt, 120-140 gram
ikan/daging/unggas, 200-240 gram tahu atau 5-6 sendok selai kacang.
Kalsium dan vitamin D
Kalsium dan vitamin D berguna untuk pembentukan tulang dan gigi. Kebutuhan kalsium dan
vitamin D didapat dari minum susu rendah kalori atau berjemur di pagi hari. Konsumsi
kalsium pada masa menyusui meningkat menjadi 5 porsi per hari. Satu setara dengan 50-60
gram keju, satu cangkir susu krim, 160 gram ikan salmon, 120 gram ikan sarden, atau 280
gram tahu kalsium.
Magnesium

Magnesium dibutuhkan sel tubuh untuk membantu gerak otot, fungsi syaraf dan memperkuat
tulang. Kebutuhan megnesium didapat pada gandum dan kacang-kacangan.
Sayuran hijau dan buah
Kebutuhan yang diperlukan sedikitnya tiga porsi sehari. satu porsi setara dengan 1/8
semangka, 1/4 mangga, cangkir brokoli, wortel, -1/2 cangkir sayuran hijau yang telah
dimasak, satu tomat.
Karbohidrat kompleks
Selama menyusui, kebutuhan karbohidrat kompleks diperlukan enam porsi per hari. Satu
porsi setara dengan cangkir nasi, cangkir jagung pipil, satu porsi sereal atau oat, satu iris
roti dari bijian utuh, kue muffin dari bijian utuh, 2-6 biskuit kering atau crackers,
cangkir kacang-kacangan, 2/3 cangkir kacang koro, atau 40 gram mi/pasta dari bijian utuh.
Lemak
Rata-rata kebutuhan lemak dewasa adalah 41/2 porsi lemak (14 gram perporsi) perharinya.
Satu porsi lemak sama dengan 80 gram keju, tiga sendok makan kacang tanah atau kenari,
empat sendok makan krim, secangkir es krim, buah alpukat, dua sendok makan selai
kacang, 120-140 gram daging tanpa lemak, sembilan kentang goreng, dua iris cake, satu
sendok makan mayones atau mentega, atau dua sendok makan saus salad.
Garam
Selama periode nifas, hindari konsumsi garam berlebihan. Hindari makanan asin seperti
kacang asin, keripik kentang atau acar.
Cairan
Konsumsi cairan sebanyak 8 gelas per hari. Minum sedikitnya 3 liter tiap hari. Kebutuhan
akan cairan diperoleh dari air putih, sari buah, susu dan sup.
Vitamin
Kebutuhan vitamin selama menyusui sangat dibutuhkan. Vitamin yang diperlukan antara lain:
1. Vitamin A yang berguna bagi kesehatan kulit, kelenjar serta mata. Vitamin
A terdapat dalam telur, hati dan keju. Jumlah yang dibutuhkan adalah
1,300 mcg.
2. Vitamin B6 membantu penyerapan protein dan meningkatkan fungsi
syaraf. Asupan vitamin B6 sebanyak 2,0 mg per hari. Vitamin B6 dapat
ditemui di daging, hati, padi-padian, kacang polong dan kentang.

3. Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan, meningkatkan stamina dan daya


tahan tubuh. Terdapat dalam makanan berserat, kacang-kacangan,
minyak nabati dan gandum.

Zinc (Seng)
Berfungsi untuk kekebalan tubuh, penyembuhan luka dan pertumbuhan. Kebutuhan Zinc
didapat dalam daging, telur dan gandum. Enzim dalam pencernaan dan metabolisme
memerlukan seng. Kebutuhan seng setiap hari sekitar 12 mg. Sumber seng terdapat pada
seafood, hati dan daging.
DHA
DHA penting untuk perkembangan daya lihat dan mental bayi. Asupan DHA berpengaruh
langsung pada kandungan dalam ASI. Sumber DHA ada pada telur, otak, hati dan ikan.
Referensi
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 97-115).
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 71-76).
Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 101-118).
blogs.unpad.ac.id/lidyasuhana/files/2010/04/Kebutuhan-dasar-ibu-nifas-PTM-6.pdf diunduh
tgl 21 okt.2010,10.11 AM
bidankusholihah.blogspot.com/2009/04/kebutuhan-dasar-ibu-nifas-dan-menyusui.html
diunduh tgl 21 okt.2010,10.13 AM
tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/kebutuhan-dasar-ibu-nifas.html diunduh tgl 21
okt.2010,10.14 AM

Proses Mekanisme Produksi ASI dan Faktor Yang


Mempengaruhi Produksinya
Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayiatau anak kecil dengan air susu ibu
(ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan
menelan susu.Bukti eksperimental menyimpulkan bahwa air susu ibu adalah gizi terbaik
untuk bayi. Para pakar masih memperdebatkan seberapa lama periode menyusui yg paling
baik dan seberapa jauh risiko penggunaan susu formula

Seorang bayi dapat disusui oleh ibunya sendiri atau oleh wanita lain. ASI juga dapat diperah
dan diberikan melalui alat menyusui lain seperti botol susu, cangkir, sendok, atau pipet. Susu
formula juga tersedia untuk para ibu yang tidak bisa atau memilih untuk tidak menyusui,
namun para ahli sepakat bahwa kualitas susu formula tidaklah sebaik ASI . Di banyak negara,
pemberian susu formula terkait dengan tingkat kematian bayi akibat diare , tetapi apabila

pembuatannya dilakukan dengan hati-hati menggunakan air bersih, pemberian susu formula
cukup aman.
Pemerintah dan organisasi internasional sepakat untuk mempromosikan menyusui sebagai
metode terbaik untuk pemberian gizi bayi setidaknya tahun pertama dan bahkan lebih lama
lagi, antara lain WHO, American Academy of Pediatrics, dan Departemen Kesehatan.

Laktasi
Ketika bayi menghisap payudara, hormon yang bernama oksitosin membuat ASI
mengalir dari dalam alveoli, melalui saluran susu (ducts/milk canals) menuju
reservoir susu {sacs} yang berlokasi di belakang areola, lalu ke dalam mulut
bayi. Proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI dinamakan laktasi.
Pengaruh Hormonal

Mulai dari bulan ketiga kehamilan, tubuh wanita memproduksi hormon yang menstimulasi
munculnya ASI dalam sistem payudara:

Progesteron: mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat


progesteron dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini
menstimulasi produksi secara besar-besaran

Estrogen: menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Tingkat


estrogen menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa
bulan selama tetap menyusui Karena itu, sebaiknya ibu menyusui
menghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen, karena dapat
mengurangi jumlah produksi ASI.

Follicle stimulating hormone (FSH)

Luteinizing hormone (LH)

Prolaktin: berperan dalam membesarnya alveoil dalam kehamilan.

Oksitosin: mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan


dan setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Setelah melahirkan,
oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras
ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu
let-down / milk ejection reflex.

Human placental lactogen (HPL): Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta


mengeluarkan banyak HPL, yang berperan dalam pertumbuhan payudara,
puting, dan areola sebelum melahirkan.

Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI. Namun,
ASI bisa juga diproduksi tanpa kehamilan (induced lactation).
Laktogenesis I

Pada fase terakhir kehamilan, payudara wanita memasuki fase Laktogenesis I. Saat itu
payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan kental yang kekuningan. Pada saat itu,
tingkat progesteron yang tinggi mencegah produksi ASI sebenarnya. Tetapi bukan merupakan
masalah medis apabila ibu hamil mengeluarkan (bocor) kolostrum sebelum lahirnya bayi,
dan hal ini juga bukan indikasi sedikit atau banyaknya produksi ASI sebenarnya nanti.
Laktogenesis II

Saat melahirkan, keluarnya plasenta menyebabkan turunnya tingkat hormon progesteron,


estrogen, dan HPL secara tiba-tiba, namun hormon prolaktin tetap tinggi. Hal ini
menyebabkan produksi ASI besar-besaran yang dikenal dengan fase Laktogenesis II.
Apabila payudara dirangsang, level prolaktin dalam darah meningkat, memuncak dalam
periode 45 menit, dan kemudian kembali ke level sebelum rangsangan tiga jam kemudian.
Keluarnya hormon prolaktin menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan
hormon ini juga keluar dalam ASI itu sendiri. Penelitian mengindikasikan bahwa level
prolaktin dalam susu lebih tinggi apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu sekitar pukul 2
pagi hingga 6 pagi, namun level prolaktin rendah saat payudara terasa penuh.
Hormon lainnya, seperti insulin, tiroksin, dan kortisol, juga terdapat dalam proses ini, namun
peran hormon tersebut belum diketahui. Penanda biokimiawi mengindikasikan bahwa proses
laktogenesis II dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru

merasakan payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan. Artinya, memang
produksi ASI sebenarnya tidak langsung setelah melahirkan.
Kolostrum dikonsumsi bayi sebelum ASI sebenarnya. Kolostrum mengandung sel darah putih
dan antibodi yang tinggi daripada ASI sebenarnya, khususnya tinggi dalam level
immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan
mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga mencegah alergi makanan. Dalam dua minggu
pertama setelah melahirkan, kolostrum pelan pelan hilang dan tergantikan oleh ASI
sebenarnya.
Laktogeneses III

Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan beberapa hari
pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol autokrin
dimulai. Fase ini dinamakan Laktogenesis III.
Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI dengan
banyak pula. Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan secara
menyeluruh juga akan meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi ASI
sangat dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan juga seberapa
sering payudara dikosongkan.
Produksi ASI yang rendah adalah akibat dari:

Kurang sering menyusui atau memerah payudara

Apabila bayi tidak bisa menghisap ASI secara efektif, antara lain akibat:
o

Struktur mulut dan rahang yang kurang baik

Teknik perlekatan yang salah

Kelainan endokrin ibu (jarang terjadi)

Jaringan payudara hipoplastik

Kelainan metabolisme atau pencernaan bayi, sehingga tidak dapat


mencerna ASI

Kurangnya gizi ibu

Menyusui setiap dua-tiga jam akan menjaga produksi ASI tetap tinggi. Untuk wanita pada
umumnya, menyusui atau memerah ASI delapan kali dalam 24 jam akan menjaga produksi
ASI tetap tinggi pada masa-masa awal menyusui, khususnya empat bulan pertama. Bukanlah
hal yang aneh apabila bayi yang baru lahir menyusui lebih sering dari itu, karena rata-ratanya
adalah 10-12 kali menyusui tiap 24 jam, atau bahkan 18 kali. Menyusui on-demand adalah
menyusui kapanpun bayi meminta (artinya akan lebih banyak dari rata-rata) adalah cara
terbaik untuk menjaga produksi ASI tetap tinggi dan bayi tetap kenyang . Tetapi perlu diingat,

bahwa sebaiknya menyusui dengan durasi yang cukup lama setiap kalinya dan tidak terlalu
sebentar, sehingga bayi menerima asupan foremilk dan hindmilk secara seimbang
let-down reflex

Keluarnya hormon oksitosin menstimulasi turunnya susu (milk ejection / let-down reflex).
Oksitosin menstimulasi otot di sekitar payudara untuk memeras ASI keluar. Para ibu
mendeskripsikan sensasi turunnya susu dengan berbeda-beda, beberapa merasakan geli di
payudara dan ada juga yang merasakan sakit sedikit, tetapi ada juga yang tidak merasakan
apa-apa. Refleks turunnya susu tidak selalu konsisten khususnya pada masa-masa awal.
Tetapi refleks ini bisa juga distimulasi dengan hanya memikirkan tentang bayi, atau
mendengar suara bayi, sehingga terjadi kebocoran. Sering pula terjadi, payudara yang tidak
menyusui bayi mengeluarkan ASI pada saat bayi menghisap payudara yang satunya lagi.
Lama kelamaan, biasanya setelah dua minggu, refleks turunnya susu menjadi lebih stabil.
Refleks turunnya susu ini penting dalam menjaga kestabilan produksi ASI, tetapi dapat
terhalangi apabila ibu mengalami stres. Oleh karena itu sebaiknya ibu tidak mengalami stres.
Refleks turunnya susu yang kurang baik adalah akibat dari puting lecet, terpisah dari bayi,
pembedahan payudara sebelum melahirkan, atau kerusakan jaringan payudara. Apabila ibu
mengalami kesulitan menyusui akibat kurangnya refleks ini, dapat dibantu dengan pemijatan
payudara, penghangatan payudara dengan mandi air hangat, atau menyusui dalam situasi
yang tenang.
Supported by

INDONESIAN BEASTFEEDING NETWORKING We All Support Breastfeeding

Fisiologi Laktasi
Sep 26, 2009 6 Comments by lusa

Laktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian, yaitu produksi ASI (prolaktin) dan
pengeluaran ASI (oksitosin).
Produksi ASI (Prolaktin)
Pembentukan payudara dimulai sejak embrio berusia 18-19 minggu, dan berakhir ketika
mulai menstruasi. Hormon yang berperan adalah hormon esterogen dan progesteron yang
membantu maturasi alveoli. Sedangkan hormon prolaktin berfungsi untuk produksi ASI.

Gambar 1. Proses produksi ASI/ refleks


prolaktin
Selama kehamilan hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI belum keluar karena
pengaruh hormon estrogen yang masih tinggi. Kadar estrogen dan progesteron akan menurun
pada saat hari kedua atau ketiga pasca persalinan, sehingga terjadi sekresi ASI. Pada proses
laktasi terdapat dua reflek yang berperan, yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran yang
timbul akibat perangsangan puting susu dikarenakan isapan bayi.
1. Refleks prolaktin
2. Refleks aliran (let down reflek)

Refleks Prolaktin
Akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum, tetapi
jumlah kolostrum terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan
progesteron yang masih tinggi. Pasca persalinan, yaitu saat lepasnya plasenta dan
berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen dan progesteron juga berkurang. Hisapan
bayi akan merangsang puting susu dan kalang payudara, karena ujung-ujung saraf sensoris
yang berfungsi sebagai reseptor mekanik.
Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus dan akan
menekan pengeluaran faktor penghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang
pengeluaran faktor pemacu sekresi prolaktin.
Faktor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior sehingga keluar prolaktin.
Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu.
Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai
penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walau ada
isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung.
Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2
3. Sedangkan pada ibu menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti: stress
atau pengaruh psikis, anastesi, operasi dan rangsangan puting susu
Refleks Aliran (Let Down Reflek)
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior, rangsangan yang berasal
dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofise posterior (neurohipofise) yang kemudian dikeluarkan

oksitosin. Melalui aliran darah, hormon ini menuju uterus sehingga menimbulkan kontraksi.
Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat, keluar dari alveoli dan masuk ke
sistem duktus dan selanjutnya mengalir melalui duktus lactiferus masuk ke mulut bayi.
Faktor-faktor yang meningkatkan let down adalah: melihat bayi, mendengarkan suara bayi,
mencium bayi, memikirkan untuk menyusui bayi.
Faktor-faktor yang menghambat reflek let down adalah stress, seperti: keadaan bingung/
pikiran kacau, takut dan cemas.
Refleks yang penting dalam mekanisme hisapan bayi
1. Refleks menangkap (rooting refleks)
2. Refleks menghisap
3. Refleks menelan

Refleks Menangkap (Rooting Refleks)


Timbul saat bayi baru lahir tersentuh pipinya, dan bayi akan menoleh ke arah sentuhan. Bibir
bayi dirangsang dengan papilla mamae, maka bayi akan membuka mulut dan berusaha
menangkap puting susu.
Refleks Menghisap (Sucking Refleks)
Refleks ini timbul apabila langit-langit mulut bayi tersentuh oleh puting. Agar puting
mencapai palatum, maka sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi. Dengan
demikian sinus laktiferus yang berada di bawah areola, tertekan antara gusi, lidah dan
palatum sehingga ASI keluar.
Refleks Menelan (Swallowing Refleks)
Refleks ini timbul apabila mulut bayi terisi oleh ASI, maka ia akan menelannya.
Pengeluaran ASI (Oksitosin)
Apabila bayi disusui, maka gerakan menghisap yang berirama akan menghasilkan
rangsangan saraf yang terdapat pada glandula pituitaria posterior, sehingga keluar hormon
oksitosin. Hal ini menyebabkan sel-sel miopitel di sekitar alveoli akan berkontraksi dan
mendorong ASI masuk dalam pembuluh ampula. Pengeluaran oksitosin selain dipengaruhi
oleh isapan bayi, juga oleh reseptor yang terletak pada duktus. Bila duktus melebar, maka
secara reflektoris oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis.

Gambar 2. Proses pengaliran ASI/ refleks


oksitosin
Referensi
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 10-11)
Arianto, 2004. Anatomi Payudara dan Fisiologi Payudara. Diunduh Ahad, 6 September
2009; pukul 10:55 WIB sobatbaru.blogspot.com/2009/02/anatomi-payudara-dan-fisiologilaktasi.html
botefilia.com/index.php/archives/2009/01/10/asi-laktasi/ diunduh Ahad, 6 September 2009;
pukul 10:50 WIB.
Program Manajemen Laktasi, 2004. Buku Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta. (hlm:3-5)
Roesli, U., 2005. Panduan Praktis Menyusui. Jakarta: Puspaswara. (hlm: 10-17)
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 11-18)

~ Buah Hati Bubu ~

About

KEHAMILAN

Pendidikan Anak

PERSALINAN

Seluk Beluk ASI

Just another WordPress.com site


Mekanisme Produksi ASI
Desember 5, 2010
Written by bubuk9

Tinggalkan komentar

Hormon Prolaktin
Ketika bayi menyusu, payudara mengirimkan rangsangan ke otak. Otak kemudian bereaksi
mengeluarkan hormon Prolaktin yang masuk ke dalam aliran darah menuju kembali ke
payudara. Hormon Prolaktin merangsang sel-sel pembuat susu untuk bekerja, memproduksi
susu.
Sel-sel pembuat susu sesungguhnya tidak langsung bekerja ketika bayi menyusu. Sebagian
besar hormon Prolaktin berada dalam darah selama kurang lebih 30 menit, setelah proses
menyusui. Jadi setelah proses menyusu selesai, barulah sebagian besar hormon Prolaktin
sampai di payudara dan merangsang sel-sel pembuat susu untuk bekerja. Jadi, hormon
Prolaktin bekerja untuk produksi susu berikutnya. Susu yang disedot/dihisap bayi saat ini,
sudah tersedia dalam payudara, pada muara saluran ASI.

NEW UPDATE:
Baru nemu beberapa gambar anatomi yang sudah direvisi:

Sederhananya, mekanisme produksi susu dalam payudara prinsipnya mirip dengan tanaman
teh atau tanaman kembang kertas. Jika kita memetik pucuk teh atau kembang kertas, maka
akan tumbuh dari bawah ketiak daun, dua buah cabang baru. Jadi semakin sering dipetik,
semakin banyak pucuk mudanya. Jika tidak dipetik, tidak akan ada cabang baru.
Begitu pula dengan ASI, semakin sering disedot bayi, semakin banyak ASI yang diproduksi.
Semakin jarang bayi menyusu, semakin sedikit ASI yang diproduksi. Jika bayi berhenti
menyusu, maka payudara juga akan berhenti memproduksi ASI.
Hormon Oksitosin
Setelah menerima rangsangan dari payudara, otak juga mengeluarkan hormon Oksitosin
selain hormon Prolaktin. Hormon Oksitosin diproduksi lebih cepat daripada Prolaktin.
Hormon ini juga masuk ke dalam aliran darah menuju payudara. Di payudara, hormon
Oksitosin ini merangsang sel-sel otot untuk berkontraksi. Kontraksi ini menyebabkan ASI
hasil produksi sel-sel pembuat susu terdorong mengalir melalui pembuluh menuju muara
saluran ASI. Kadang-kadang, bahkan ASI mengalir hingga keluar payudara ketika bayi
sedang tidak menyusu. Mengalirnya ASI ini disebut refleks pelepasan ASI.
Produksi Hormon Oksitosin bukan hanya dipengaruhi oleh rangsangan dari payudara.
Hormon oksitosin juga dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan ibu. Jadi ketika ibu mendengar
suara bayi, meskipun mungkin bukan bayinya, ASI dapat menetes keluar. Suara tangis bayi,
sentuhan bayi, atau ketika ibu berpikir akan menyusui bayinya, atau bahkan ketika ibu
memikirkan betapa sayangnya kepada sang bayi, ASI dapat menetes keluar.
Jika refleks pelepasan ASI ibu tidak bekerja dengan baik, maka bayi akan mengalami
kesulitan memperoleh ASI karena harus mengandalkan hanya pada kekuatan sedotan
menyusunya. Akibatnya, bayi akan kelelahan dan memperoleh sedikit ASI. Kadang-kadang
hal ini membuatnya frustasi, dan kemudian menangis. Peristiwa ini kelihatannya seperti
seolah-olah payudara berhenti memproduksi ASI, padahal tidak. Payudara tetap
memproduksi ASI, tetapi ASI tidak mengalir keluar. Jadi perkara refleks pelepasan ASI ini
sangat penting bagi bayi.
Zat Penghambat

Produksi ASI juga dikendalikan di dalam payudara itu sendiri. Bila dalam satu payudara ada
banyak ASI yang tertinggal, maka zat penghambat akan memerintahkan sel-sel pembuat susu
untuk berhenti bekerja. Penghentian ini diperlukan untuk mencegah payudara yang
bersangkutan mengalami efek kepenuhan.
<a href=">
Hal ini menjelaskan kepada kita mengapa jika bayi lebih banyak menyusu pada satu
payudara, maka payudara tersebut menghasilkan lebih banyak ASI dan ukurannya menjadi
lebih besar dari payudara lainnya. Agar satu payudara tetap menghasilkan ASI, maka ASI
yang ada di dalamnya harus dikeluarkan. Jadi, jika bayi tidak menyusu pada salah satu atau
kedua payudara, ASI SEBAIKNYA DIKELUARKAN DENGAN CARA DIPERAH.
Sumber: Breastfeeding Counseling: A Training Course. WHO/UNICEF.
Update:
Anatomi payudara baru-baru ini sudah diperbarui, karena ternyata ada temuan yang tidak
tepat mengenai Sinus Laktiferus. Dari alveoli ke puting hanya ada Saluran Susu, menuju
muara tempat bertemunya saluran-saluran itu, jadi tidak ada istilah Sinus Laktiferus. Posisi
Sinus seharusnya lebih dekat ke puting (Sinus=Muara) dan tidak ada yang berfungsi sebagai
Gudang Susu. Artikelnya ada disini, tapi sayangnya tidak ada gambar baru yang
ditunjukkan. Ada yang punya? *baru ketemu:D*

.Pengertian Teknik Menyusui Yang Benar


Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan
dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994).
2.Pembentukan dan Persiapan ASI
Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada kehamilan,
payudara semakin padat karena retensi air, lemak serta berkembangnya kelenjar-kelenjar
payudara yang dirasakan tegang dan
sakit. Bersamaan dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan untuk
memberikan ASI makin tampak. Payudara makin besar, puting susu makin menonjol,
pembuluh darah makin tampak, dan aerola mamae makin menghitam.
Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan :
1. Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak
menumpuk.
2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi.
3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi.
3.Posisi dan perlekatan menyusui
Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyususi yang tergolong biasa dilakukan
adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.
Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca operasi sesar. Bayi
diletakkan disamping kepala ibu dengan posisi kaki diatas. Menyusui bayi kembar dilakukan
dengan cara seperti memegang bola bila disusui bersamaan, dipayudara kiri dan kanan. Pada
ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit
menahan kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak tersedak.
4.Langkah-langkah menyusui yang benar
Cuci tangan yang bersih dengan sabun,
perah sedikit ASI dan oleskan disekitar putting,
duduk dan berbaring dengan santai.
Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan hanya
leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga
hidung bayi berhadapan dengan puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh
bibir bayi ke puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.
Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di
bawah puting susu.
Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut
bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar.

5.Cara pengamatan teknik menyusui yang benar


Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet,
ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan
menyusu. Apabila bayi telah menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda
sebagai berikut :
1. Bayi tampak tenang.
2. Badan bayi menempel pada perut ibu.
3. Mulut bayi terbuka lebar.
4. Dagu bayi menmpel pada payudara ibu.
5. Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang masuk.
6. Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
7. Puting susu tidak terasa nyeri.
8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
9. Kepala bayi agak menengadah.
6. Lama dan frekuensi menyusui
Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui bayi dilakukan
di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu
harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing,
kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui
bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI
dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki
pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1 2 minggu
kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh
pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan
bayi akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih
sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu
produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali menyusui
harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar berusaha menyusui sampai
payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai
dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu
menggunakan kutang (BH) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat.

You might also like